Di Glory Auto, segala jenis mobil mahal dari berbagai macam merek ada. Orang yang datang ke sini biasanya kelas atas dan kelas tengah. Karena semua mobilnya mahal dan berkelas, tentu tidak sembarang orang bisa masuk ke siniElvin cukup kenal dengan Marvin karena dia merupakan teman akrab dari Russel Winston. Kedekatan antara Marvin dan Ethelyne, di mata Elvin, ibarat sebuah gundukan emas. Sebelum Elvin mendekat, tadi dari jauh dia memfoto dan merekam semua aktivitas mereka di sana.Sebagai sales pentolan di Glory Auto, dia akan memberikan pelayanan istimewa kepada dua orang istimewa. “Nona Wilmer, maafkan ulah para penjaga keamanan yang tolol seperti mereka. Jika menghadapi orang kaya dan canti seperti Anda, mereka memang kadang salah tingkah.”Mendengar pujian receh seperti itu, Ethelyne acuh tak acuh. Pandangannya meluas ke seisi gedung, malas dia melihat Elvin yang sok akrab. Dia tahu posisi Elvin dengan segenap tugas dan tanggung jawabnya, tapi dia jijik dengan pria lebay dan berle
Berbagai umpatan pun keluar dari mulut mereka.“Palingan kartu palsu....”“Mana mungkin teroris punya Kartu Vibra.....”“Musuh negara tidak pantas punya uang banyak....”“Bikin malu Keluarga Rock yang ada di seluruh dunia.....”Marvin tetap tenang dan tidak ada ekspresi risau sedikit pun di wajahnya.Ethelyne mendekat dan berkata heran, “Penggunaan Kartu Vibra adalah satu jam setelah aktivasi. Seharusnya sekarang sudah bisa digunakan karena lebih dari satu jam. Tuan Rock, silakan pakai kartuku dulu.”Menyaksikan hal demikian, semua orang pun kecewa terhadap Marvin Rock. Ternyata kartu yang dikeluarkan itu tidak berfungsi. Jelas mereka tidak percaya bahwa seorang Marvin punya Kartu Vibra berwarna hitam yang sangat fenomenal itu.Jika Marvin punya Kartu Black Diamond pun mereka sulit akan percaya, bagaimana dengan kartu sakti paling top itu? Bagi mereka, Marvin hanya mantan napi yang sok ingin dinilai hebat.Mereka pikir, dengan berjalan berdua bersama Ethelyne, membeli mobil mewah, dan
Setelah dari Bank Gloriston dan Glory Auto, Marvin mengurus beberapa pekerjaan di Rock Electra, lalu mengecek perkembangan pembangunan pabrik MR-25. Jadi, sejauh ini Keluarga Rock yang tinggal di Gloriston sudah mempunyai beberapa unit usaha, yakni Rock Electra, MR-25 Rock Company, dan Rockxill. Tidak lama lagi Marvin dan keluarganya akan segera mendirikan sebuah perusahaan besar yang akan mempayungi perusahaan-perusahaan tersebut.Dari sini sudah bisa terbayangkan betapa kayanya seorang Marvin Rock. Karena cerdas dan punya jiwa bisnis yang tinggi, Marvin sendiri yang akan meng-handle semuanya. Lagipula ayahnya sendiri sudah memberikan wasiat agar menjadi seorang penerus Keluarga Rock yang begitu dibanggakan.Ketika sedang menikmati pekerjaannya, tiba-tiba sore ini Marvin ditelepon oleh mertuanya untuk segera ke Villa Winston. Jika Marvin mendapat panggilan mendadak, biasanya akan ada urusan penting dan genting. Sekitar pukul lima sore, Audi terbaru miliknya sudah parkir di halaman Vil
Russel langsung berdiri di samping Marvin dan berkata panas. “Berita yang sungguh menghebohkan! Aku salut padamu, wahai adik ipar yang setia!” Dia menepuk-nepuk pundak Marvin lalu duduk di sampingnya.Marvin sangat kaget. Darimana semua orang bisa tahu?“Russel, kau jangan pernah salah paham! Biar aku jelaskan semuanya,” balas Marvin membela diri. Dengan tenang dia pun menguraikan alurnya dari A sampai Z.Namun, Russel malah apatis. “Apa kau punya media sosial? Silakan kau lihat apa yang sedang viral pada hari ini!” Kemudian Russel menyodorkan ponselnya ke Marvin dan memperlihatkan berita kedekatan antara Marvin dan Ethelyne.Mengetahui berita itu, Marvin tercengangkan. Benar, apa yang dia khawatirkan ternyata benar terjadi. Sebelumnya, dia memprediksi akan terjadi hal yang tidak-tidak. Dan terbukti benar.Secara seorang Ethelyne Wilmer merupakan wanita top di Chemisland. Hingga saat ini Ethelyne tidak pernah terkabar dekat dengan pria manapun, melainkan ada pemberitaan tentang dia men
Belum sempat Gennifer bicara, Derick langsung menyergah, “Marvin, kau sangat tega terhadap istrimu. Istrimu memang tidak punya uang sebanyak dua ratus ribu dollar, tapi apa yang telah kau lakukan terhadapnya sudah sangat keterlaluan.”Russel menyela, “Ayah, aku yakin dia sangat bangga bisa berjalan berdua dengan Putri Wilmer! Kau Marvin, kau belum menceritakannya secara gamblang. Bukankah kau sangat bahagia hari ini?” cecarnya sinis.Derick dan Russel sepakat bahwa semua pemberian dari Marvin kepada Gennifer, yakni Bunga Gloriest dan Red Diamond, sangat erat kaitannya dengan Ethelyne.Parahnya, Russel sampai menuduh, “Apa, jangan jangan kau adalah pria simpanannya, Marvin?”Derick menatap penuh curiga dan berkata, “Kau mendapatkan uang yang sangat banyak sampai jutaan dollar dalam waktu beberapa hari, apa semua uang itu dari Ethelyne? Jujur pada kami!”Meskipun terus digempur dengan berbagai tuduhan dan umpatan, Marvin Rock tetap tenang dan kalem. Sekilas dia seperti cuek. Tapi, bukan
Malam ini di Istana Wilmer Oxy yang sangat megah.Tuan Jaxton Wilmer yang belum terlalu tua menghembuskan asap cerutunya. Dari balkon, dia bisa menyaksikan sekitaran kebun indah di sekitar istananya. Ketika menghisap dan menghembuskan asap cerutunya, biasanya dia akan lebih enak dalam berpikir.Ethelyne Wilmer berdiri dan meluaskan pandangannya ke bawah, kemudian berkata, “Papa, aku tidak menemukan pria muda yang cerdas, tampan, kaya layaknya Marvin dari Keluarga Rock. Papa sudah tahu bahwa dia baru saja membeli Oxy Oil dengan uangnya sendiri dan lunas, tanpa mencicil dan mengambil pinjaman di bank.”Dia juga bilang bahwa bahkan pria sekelas Raymond Harvard juga belum tentu bisa mengeluarkan uang dua ratus milyar dollar dalam waktu satu hari. Kemudian, dia terus memberikan sanjungan terhadap Marvin. “Dia sangat layak masuk ke Keluarga Wilmer, Papa,” ujarnya sangat yakin.Tuan Jaxton Wilmer terus menikmati cerutunya, setelah itu dia bertanya, “Kau tidak peduli dengan statusnya sebagai
Mendapat hadiah yang sangat mahal itu, Marvin kaget dan terpana. “Terlalu berlebihan jika memberikan jam tangan ini pada saya, Nona Wilmer.”Ethelyne membusungkan dadanya dan berkata, “Bukankah Anda belum pernah bertemu dengan papaku Tuan Jaxton Wilmer? Papaku sangat senang jika Anda menerima hadiah dari Keluarga Wilmer, Tuan Rock.”“Ya saya belum pernah berjumpa secara langsung. Saya sangat menghormati beliau, jika saya menolak pemberian dari Keluarga Wilmer ini, bukan berarti saya tidak menghormati beliau.”“Kami harap Anda dengan senang hati menerimanya, Tuan Rock.”“Anda dan keluarga Anda sangat bermurah hati, tapi pemberian ini terlalu berlebihan.”“Bukankah kita rekan bisnis?” tanya Ethelyne lalu tersenyum manis dan manja. Dari tadi suara yang dia keluarkan memang terkesan penuh godaan. Belum lagi gestur dan mimik wajah darinya yang memancing nafsu. Jika Marvin tak bisa mengontrol diri, tenda ini pasti akan bergoyang.Marvin mengangguk pelan. Dia sebisa mungkin tidak menampilkan
Marvin membuang pandangannya ke tanah luas terbentang di sebelahnya. “Maaf, Nona Wilmer?”Ethelyne mengipasi wajahnya dengan tangannya dan mengeluh manja, “Cuaca pagi ini sangat cerah. Maaf, Tuan Rock, saya kegerahan.”Marvin pun berdiri lalu menghadapkan kipas angin menghadap Ethelyne. Sengaja dia tidak terlalu membesarkan level putarannya karena jika hembusan anginnya terlalu kencang, bisa-bisa kancing nomor tiga itu akan terbuka dengan sendirinya.Dengan logika berpikirnya yang jernih, Marvin memastikan bahwa sepertinya ada yang tidak beres. Dia pikir, ‘Kenapa Nona Wilmer bersikap beda dan berlebihan terhadapku?’Tidak ingin ada sesuatu yang bakal jauh lebih berbahaya, Marvin harus segera mengambil tindakan kalau tidak ingin isu kedekatan antara dirinya dengan Ethelyne kembali naik dan tranding.“Nona Wilmer, di lokasi ini semuanya pria, bukan maksud saya untuk .....”Ethelyne makin kegatalan. “Oh, Tuan Rock ingin mengajak saya berdiskusi di ruang kerja saja. Baiklah, saya tentu be
Hari ini merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi Marvin Rock. Pagi tadi, putra pertamanya telah lahir ke dunia. Marvin memberi nama : Brockley Leofric, persis Pangeran Terbuang. Marvin belum bisa move on dari sosok yang menjadi idolanya semenjak kecil. Pada akhirinya Marvin pun peka. Dalam cerita karangan Pangeran Terbuang, terkait Naga Glory menjadi sangat kaya lantaran menemukan harta karun terpendam, Marvin merasa apa betul itu dirinya? Tapi, Marvin tidak percaya ramalan, dan dia juga tidak percaya bahwa roh seseorang yang telah mati bisa merasuk ke tubuh orang lain. Marvin bukanlah karakter fiksi Naga Glory seolah-olah dia merupakan pria yang telah diramalkan, dan bukan pula karakter asli titisan Pangeran Terbuang. Namun, jika dikatakan sebuah kebetulan, bagaimana bisa semuanya bisa berjalan dengan sangat rapi? Sebuah teka-teki yang masih menyimpan misteri. Marvin memastikan diri bahwa dia merupakan keturunan Pangeran Terbuang sesuai hasil riset Fabrizio beserta pakar seja
“Ayah, maafkan aku karena aku pernah durhaka padamu. Aku merasakan dampak buruk setelah aku tidak berbakti dan berbuat baik padamu.” Werner Rockstone berdiri dari kursi sambil mengangkat tubuh Marvin. Dia menatap heran, “Ayah maafkan kesalahan kau, anakku. Dan ayah juga minta maaf, karena ayah tidak menaruh rasa empati yang lebih kepada mu.” Marvin mengerutkan kening. “Ayah, apa Tuan Arash menghubungi mu?” “Dia berbicara banyak hal denganku selama kau berada dalam perjalanan pulang. Dia sangat berterima kasih karena kau telah membuat anaknya menjadi sembuh dan sehat jiwanya.” “Hurmuz hanya butuh perhatian dan kebijakan dari ayahnya.” Marvin dan Werner berjalan di halaman samping, menjauh dari keramaian. Melihat sikap Marvin terhadap orang lain saja sudah luar biasa, bagaimana sikapnya dengan orang terdekat? “Ayah bangga punya anak seperti mu, Marvin.” Marvin malah membalikkan omongan. “Aku juga bangga pu
Setibanya di Gloriston, Marvin dan Gennifer langsung menuju rumah rumah baru mereka yang sangat megah dan baru beberapa waktu lalu rampung, di distrik Rockley. Rumah yang layak dikatakan sebuah istana kecil, setiap orang pasti ingin bisa memilikinya. Untuk merayakan kesembuhan Gennifer, maka diadakan acara makan besar antara dua keluarga besar, Keluarga Rock dan Keluarga Winston. Semua kerabat terdekat hadir dalam acara di malam hari ini. Tak kurang dari lima puluh orang pun hadir. Russel Winston memeluk Marvin dengan sangat erat dan hangat. “Saudara iparku, apa kau tahu sekarang Winsoil sudah sejajar dengan Harvard Oil? Kita tidak hanya butuh dengan mereka, bahkan kita bisa menyamai mereka.” Marvin senyum. “Bahkan kita akan melampaui mereka, Kakak ipar!” Impian besar Marvin sejak dulu adalah melepaskan ketergantungan dari pengaruh Harvard. Dan sekarang, Marvin telah melampaui impiannya tersebut, sebab Rock Electra dan Winsoil tidak hanya lepa
Selama Gennifer mendapatkan perawatan dan pengobatan di tempat pengobatan tabib Arash, Marvin cukup sering bercengkerama dengan Hurmuz. Ternyata, orang gila atau ODGJ, tidak boleh diacuhkan atau tidak patut untuk tidak dipedulikan, dengan kata lain mereka juga butuh perhatian. Ketika Marvin mengajaknya bicara, rupanya Hurmuz dapat merespons dengan cukup baik jika orang yang berbicara dengannya mau memberikan empati besar, jadi bukan sekadar perhatian semata, namun empati. Marvin berusaha melakukannya terhadap Hurmuz. Di Desa Abayaneh, tidak banyak orang yang paham tentang sejarah kerajaan dan militer zaman dulu. Alasannya karena mereka tidak berminat untuk tahu akan hal tersebut, semantara Hurmuz butuh teman mengobrol dan teman yang satu frekuesnsi dengan dia. Setiap hari Marvin pasti menceritakan sejarah kerajaan tempo dulu bersama Hurmuz, tentang raja-raja, peperangan besar, dan banyak hal. Hurmuz sangat senang ketika Marvin mau mendengarkan ceritanya
Harven menyelesaikan rapat karena Aleya tak kunjung mau berbicara. Dia segera menyuruh tiga rekannya untuk bekerja seperti biasa, sementara dia dan Aleya melanjutkan pembicaraan di ruangan CEO, tertutup. Setelah dipaksa secara terus-menerus, barulah Aleya mau bicara. “Aku tidak bisa mengatakan tidak karena semua yang dikatakan oleh mereka bertiga terbukti benar.” “Aleya, sabtu malam minggu itu aku melihat kau dengan mata kepalaku sendiri. Kau berduaan dengan Raymond. Minggu pagi, aku bersama Scott membuntutimu di hotel. Setelah itu, aku pergi ke rumah Fany, di sana aku menyaksikan apa saja yang telah dia bongkar. Aku mengumpulkan mereka hanya untuk menjadi saksi penguat. Aku sendiri adalah saksi utamanya.” “Maafkan aku, Tuan.” “Berapa Raymond membayar kau, Aleya?” Alasan kenapa Aleya mau menerima tugas berat dan berbahaya ini adalah karena ayahnya merupakan seorang buruh di One Tesla, pembangkit listrik milik Harvard. Sebenarnya, aya
Harven stop di depan salah satu tempat makan yang cukup jauh dari pusat kota Gloriston. Tapi mereka tetap berada di dalam mobil. Sengaja tidak turun karena hanya untuk memastikan siapa wanita di sana. “Aleya bersama Raymond?” gumam Harven lalu tersenyum getir. Tiga orang lainnya tak berkomentar. Sejurus kemudian, Harven menelepon Aleya. “Sedang di mana?” tanya Harven. “Di rumah. Sengaja tidak keluar karena jalanan pasti macet, kan ada pertandingan.” Mata Harven tak henti mengawasi Aleya dari kejauhan. “Ya, aku dan teman-teman baru saja selesai menonton pertandingan. Baguslah kalau kau berada di rumah. Jalanan kota memang macet. Tapi ada jalur lain yang tidak macet. Di sini tidak macet.” “Ya hati-hati di jalan.” KLIK! Harven bukan cemburu, tapi curiga. Apa hubungan antara Aleya dan Raymond Harvard? Malam ini dan minggu besok, empat pria itu sibuk dengan berbagai macam tugas.
GOAL! 1 – 3. Di menit ke delapan puluh, sang pelatih terus memutar otak agar timnya keluar dari lubang jarum kekalahan, namun upaya keras dari sang pelatih tak menuai hasil baik. Kata-kata kotor dan botol plastik pun mengarah ke dua bench pemain. Kesal sama tim sendiri dan muak melihat kemenangan tim lawan. Satu per satu penonton mulai meninggalkan stadion karena mereka yakin bahwa tim kesayangan mereka tidak bakal menang. Sungguh, hasil buruk dan mengecewakan. GOAL! 1 – 4. Ketika peluit panjang ditiupkan, saat itu pula kericuhan besar terjadi di dalam stadion maupun di luar stadion. Para penonton tidak terima atas hasil buruk pada pertandingan hari ini. Mereka mengamuk kepada tim sendiri dan juga kepada tim musuh. Jika pihak keamanan tidak sigap, pasti bakal ada korban jiwa dan banyak fasilitas stadion yang rusak. Harven mengawas ke atas, ‘Tiga bajingan itu sudah melarikan diri rupanya’. Ketik
Ini adalah pertandingan pembuka di musim yang baru dan kebetulan bermain di kandang, dan sangat kebetulan pula bertemu Iron United, musuh terberat yang selalu membayangi. Iron United menjadi tim tersukses selama lima tahun belakangan. Mereka memborong lima gelar juara liga secara beruntun dan total mereka tela mengoleksi sebanyak lima belas kali juara di Chemisland League One. Membaca data yang ada sekarang, di mana Gloriston FC sedang terpuruk dan juga Iron United sedang naik daun, dan meskipun bermain di kandang, Gloriston FC tidak dijagokan menang pada pertadingan kali ini. Banyak pengamat yang memberikan prediksi bahwa Iron United bakal menguasai permainan dan memenangkan laga walaupun dengan hasil yang tidak mencolok, menang tipis. Scott murka. “Sial!” umpatnya menyeringai. “Tiga pemain top kita dijual musim ini. Ketika ada mereka saja, klub tidak bisa juara, apalagi mereka tidak ada. Mereka merupakan pemain kunci, dua gelandang dan satu striker.”
Akhir pekan pun tiba. Sabtu sore, Harven menjemput satu per satu temannya dengan menggunakan Audi mewah berwarna hitam. Unik memang, seorang bos besar perusahaan mendatangi tempat tinggal anak buahnya dan melakukan penjemputan. Sebab biasanya, mana ada bos seperti Harven? Di dalam perjalanan, masih saja Harven, Jack, dan Fany memuntahkan sejumlah olokan dan tertawaan. Jack merangkul Scott lekat dan akrab sembari berkata, “Scott, aku kepinginnya pertandingan diundur sampai pekan depan karena aku masih belum puas mengolok kau. Hahaha.” Fany yang berada di samping Harven tak bisa untuk tidak tertawa. “Scott, selama empat hari belakangan aku tidak pernah melihat kau senyum dan ketawa. Apa kau sedang dalam masa haid?” Harven melihat spion dalam dan memfokuskan pandangannya ke wajah Scott. “Astaga! Scott, aku harap kau tidak punya dendam pribadi. Jangan gara-gara kalah taruhan kau lantas membenci aku. Hahaha.” Meledaklah tawa di