Belum sempat Gennifer bicara, Derick langsung menyergah, “Marvin, kau sangat tega terhadap istrimu. Istrimu memang tidak punya uang sebanyak dua ratus ribu dollar, tapi apa yang telah kau lakukan terhadapnya sudah sangat keterlaluan.”Russel menyela, “Ayah, aku yakin dia sangat bangga bisa berjalan berdua dengan Putri Wilmer! Kau Marvin, kau belum menceritakannya secara gamblang. Bukankah kau sangat bahagia hari ini?” cecarnya sinis.Derick dan Russel sepakat bahwa semua pemberian dari Marvin kepada Gennifer, yakni Bunga Gloriest dan Red Diamond, sangat erat kaitannya dengan Ethelyne.Parahnya, Russel sampai menuduh, “Apa, jangan jangan kau adalah pria simpanannya, Marvin?”Derick menatap penuh curiga dan berkata, “Kau mendapatkan uang yang sangat banyak sampai jutaan dollar dalam waktu beberapa hari, apa semua uang itu dari Ethelyne? Jujur pada kami!”Meskipun terus digempur dengan berbagai tuduhan dan umpatan, Marvin Rock tetap tenang dan kalem. Sekilas dia seperti cuek. Tapi, bukan
Malam ini di Istana Wilmer Oxy yang sangat megah.Tuan Jaxton Wilmer yang belum terlalu tua menghembuskan asap cerutunya. Dari balkon, dia bisa menyaksikan sekitaran kebun indah di sekitar istananya. Ketika menghisap dan menghembuskan asap cerutunya, biasanya dia akan lebih enak dalam berpikir.Ethelyne Wilmer berdiri dan meluaskan pandangannya ke bawah, kemudian berkata, “Papa, aku tidak menemukan pria muda yang cerdas, tampan, kaya layaknya Marvin dari Keluarga Rock. Papa sudah tahu bahwa dia baru saja membeli Oxy Oil dengan uangnya sendiri dan lunas, tanpa mencicil dan mengambil pinjaman di bank.”Dia juga bilang bahwa bahkan pria sekelas Raymond Harvard juga belum tentu bisa mengeluarkan uang dua ratus milyar dollar dalam waktu satu hari. Kemudian, dia terus memberikan sanjungan terhadap Marvin. “Dia sangat layak masuk ke Keluarga Wilmer, Papa,” ujarnya sangat yakin.Tuan Jaxton Wilmer terus menikmati cerutunya, setelah itu dia bertanya, “Kau tidak peduli dengan statusnya sebagai
Mendapat hadiah yang sangat mahal itu, Marvin kaget dan terpana. “Terlalu berlebihan jika memberikan jam tangan ini pada saya, Nona Wilmer.”Ethelyne membusungkan dadanya dan berkata, “Bukankah Anda belum pernah bertemu dengan papaku Tuan Jaxton Wilmer? Papaku sangat senang jika Anda menerima hadiah dari Keluarga Wilmer, Tuan Rock.”“Ya saya belum pernah berjumpa secara langsung. Saya sangat menghormati beliau, jika saya menolak pemberian dari Keluarga Wilmer ini, bukan berarti saya tidak menghormati beliau.”“Kami harap Anda dengan senang hati menerimanya, Tuan Rock.”“Anda dan keluarga Anda sangat bermurah hati, tapi pemberian ini terlalu berlebihan.”“Bukankah kita rekan bisnis?” tanya Ethelyne lalu tersenyum manis dan manja. Dari tadi suara yang dia keluarkan memang terkesan penuh godaan. Belum lagi gestur dan mimik wajah darinya yang memancing nafsu. Jika Marvin tak bisa mengontrol diri, tenda ini pasti akan bergoyang.Marvin mengangguk pelan. Dia sebisa mungkin tidak menampilkan
Marvin membuang pandangannya ke tanah luas terbentang di sebelahnya. “Maaf, Nona Wilmer?”Ethelyne mengipasi wajahnya dengan tangannya dan mengeluh manja, “Cuaca pagi ini sangat cerah. Maaf, Tuan Rock, saya kegerahan.”Marvin pun berdiri lalu menghadapkan kipas angin menghadap Ethelyne. Sengaja dia tidak terlalu membesarkan level putarannya karena jika hembusan anginnya terlalu kencang, bisa-bisa kancing nomor tiga itu akan terbuka dengan sendirinya.Dengan logika berpikirnya yang jernih, Marvin memastikan bahwa sepertinya ada yang tidak beres. Dia pikir, ‘Kenapa Nona Wilmer bersikap beda dan berlebihan terhadapku?’Tidak ingin ada sesuatu yang bakal jauh lebih berbahaya, Marvin harus segera mengambil tindakan kalau tidak ingin isu kedekatan antara dirinya dengan Ethelyne kembali naik dan tranding.“Nona Wilmer, di lokasi ini semuanya pria, bukan maksud saya untuk .....”Ethelyne makin kegatalan. “Oh, Tuan Rock ingin mengajak saya berdiskusi di ruang kerja saja. Baiklah, saya tentu be
Marvin berdiri dan mengawasi orang-orang yang sedang sibuk bekerja. Dengan memunggungi Ethelyne, dia pun berkata, “Nona Wilmer, jika Anda menikah dengan Raymond Harvard, berarti Anda bisa mendapatkan segalanya.”Sedikit pun Ethelyne tidak tersanjung. Malah, ketika mendengar nama Raymond, rasanya dia mau muntah. “Tidak perlu kau sebut nama pria busuk itu! Bukankah dia yang telah membuatmu berada di penjara?”Marvin memasukkan tangannya ke saku celana dan berkata, “Betul. Dia memang pria busuk. Tapi, saya tidak bahas busuknya. Saya bahas kecocokan jika kalian berdua bersanding.”Mendengar kata cocok, Ethelyne mencebik malas. “Ha? Saya dan pria sombong itu tidak akan pernah cocok dalam hal apapun. Sedikit pun saya tidak ada rasa kagum dan suka padanya, Tuan Rock. Jika bukan karena harta bapaknya, dia tidak akan dihormati banyak orang.”Dari pengakuan Ethelyne tersebut, sepertinya di antara dua keluarga besar terdapat dendam pribadi. Ya, tidak jauh dari perkara bisnis. Secara keseluruhan,
Marvin sangat marah. “Hentikan sekarang, Nona Wilmer!” sentaknya. “Saya tidak ingin ada hal buruk di dalam kantor saya.”Seketika Ethelyne kembali menegakkan tubuhnya dan menurunkan kakinya. Namun, dia tidak menyerah. Dia pikir, Marvin hanya malu malu. “Oh, jika Tuan Rock tidak bisa melakukannya di kantor, kita bisa melakukannya di hotel, saya pastikan akan aman. Percayalah!” rayunya.Langsung Marvin menutup wajahnya dengan telapak tangannya. “Saya sangat menghargai Anda, Nona Wilmer, jadi tolong hargai saya juga. Apa Anda lupa bahwa saya punya seorang istri?”Sebuah believe system yang sudah terpasang di diri Ethelyne sulit dihalau. Baginya, sesuai dengan persepsinya sendiri, bahwa dia yakin seluruh pria akan suka padanya dan mau bercumbu dengannya, tanpa alasan apapun.Dengan begitu, berarti dia sangat yakin seorang Marvin tidak akan pernah menolak rayuannya. Tidak hanya cinta, nafsu, suruhan orangtua, dan gairah yang memuncak, namun dia juga telah hanyut dalam pola pikir yang salah.
Marvin tidak menunggu waktu malam, dia langsung pulang ke rumah. Saat ini, istrinya sedang berada di kediaman Keluarga Rock.Melihat kedatangan suaminya yang sangat tiba-tiba, Gennifer kaget. Dia mengernyitkan kening dan berkata, “Kenapa kau pulang, tumben sekali.”Marvin mengulas senyum dan menjawab, “Siang ini aku ingin makan masakan istriku tercinta.” Marvin tidak sepenuhnya bohong. Benar salah satu tujuannya pulang memang ingin makan siang, tapi bukan itu tujuan utamanya.Ada lirikan tajam dari samping oleh Gennifer. Dia mencoba membaca mata suaminya. “Kebetulan aku masak sapi lada hitam tadi.”“Dan sangat kebetulan, tadi pas di jalan pulang, aku membeli ini. Minuman kesukaan.” Marvin menyodorkan es kelapa muda.Ada helaan napas halus keluar dari hidung Gennifer setelah dia mengendus aroma sesuatu dari suaminya. “Serius kau hanya ingin makan siang hari ini, Rocky?” tanyanya sembari menaikkan salah satu alisnya.Marvin menghempaskan badannya di atas sofa, lalu menyedot es kelapa mu
Hari pun berganti hari.Management perusahaan yang buruk dan adanya tindakan korupsi di tubuh Winsoil telah menyebabkan kekacauan semakin parah. Selain itu, minyak mentah dari The Oxy buat satu bulan ini semakin menipis, tersisa tak kurang dari satu minggu lagi.Winsoil harus segera mencari penyuplai minyak mentah lagi untuk persediaan bulan berikutnya untuk mengatasi krisis. Namun, mereka juga krisis finansial alias kekurangan dana, oleh karena itu mereka harus mencari dana tersebut dari investor.Jika ingin mendapatkan dari pinjaman bank dari jumlah yang sangat besar, sampai menyentuh angka satu milyar dollar, jelas mereka akan ditolak, mengingat kekacauan yang mereka alami sudah tampak jelas. Berita tentang krisis yang dialami Winsoil sudah merebak ke mana-mana.Di Villa Winston pagi hari ini. Derick menyeringai marah, “Russel! Kau tidak becus mengurus perusahaan Keluarga Winston! Adikmu jauh lebih cerdas daripadamu. Jika kau tidak bisa membaw