Raymond membalik badannya dan mengitarkan pandangannya, lalu melolong keras, “Ayahku betul! Bagaimana caranya Keluarga Rock, apalagi yang tinggal di Gloriston, bisa memiliki Rockxill dengan nilai ratusan milyar dollar. Jika mereka selama ini saja terkadang berhutang sama kami, lantas bagaimana ceritanya mereka bisa memilik Rockxill? Mustahil!”
Kini semua perhatian pun tertuju kepada ayah dan anak itu.Tuan Warren Harvard cukup identik pada hari ini karena penampilannya yang cukup semarak. Di semua jari tangannya ada belasan cincin, mulai dari perak, emas, hingga berlian. Di tengah motif tengkorak di jari tengan itu, terdapat batu mahal ratusan ribu dollar berwarna warni seperti pelangi.Sengaja Tuan Warren Harvard menyilangkan tangannya di dada dan memamerkan semuanya. Semua perhiasan di jemarinya tersebut bisa untuk membeli satu villa mewah plus semua isi di dalamnya. Dengan sombongnya Tuan Warren Harvard berdiri dan membusungkan dada.“Bank mana“Kau hanya mantan napi yang memalukan!” jerit Raymond emosi.Harven Rockwell tidak bisa menahan emosi. Dia mendekati Raymond dan mencangking lehernya. “Kau dari tadi bicara tidak sopan. Kau tidak menghormati tuan rumah dan tamu undangan yang lain.”Sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, orang orang di sekitar sana langsung melerai mereka. Harven naik pitam. Dari tadi dia sabar. Apalagi ketika dia kembali teringat bahwa Raymond adalah biang keladi atas fitnah terhadap kakaknya.Harven menyeringai gusar. “Kau penuduh! Gara-gara kau, kakakku dipenjara!” Harven meronta dari pelukan dan rangkulan orang-orang.Emosi penonton pun naik lagi. Acara yang mengguncang emosi, fluktuatif.Namun, tidak untuk dua keluarga besar. Derick dan besannya risau atas kekacauan yang terjadi.Russel pun gelisah dari tadi begitu menyaksikan Tuan Warren dengan sok hebatnya ngoceh seenak perutanya.Hanya bisa pasrah, Freya tak bisa berkata apa a
Flashback on. Suatu ketika di Universitas Gloriston. Saat umur mereka rata rata masih delapan belas tahun.Di sekitar taman kampus, Varez sedang memungut serpihan kacamatanya yang pecah.“Kau pria culun! Sebaiknya kau di rumah main tembak tembakan bersama ayahmu,” koar salah seorang pria berambut hitam.“Kami berdua tidak habis pikir kalau kau tidak mau memberikan duit pada kami. Dan parahnya, ketika kami menyuruhmu untuk menuliskan PR kami, kau dengan hebatnya menolak,” timpal satunya yang berambut pirang.“Jika kau nurut, kau tidak akan kami bully, Idiot!” pria berambut hitam yang tadi mengambil kacamata Varez dan melemparkannya, kini malah menginjaknya lagi, hingga kacamata minus tiga itu pun makin pecah memecah.Varez didorong cukup kuat sehingga dia terjengkang ke belakang. Gedebuk! Badannya membentur pagar taman. “Aghr!” Varez meringis menahan sakit. Dia tidak berani membalas, karena jika dia memberikan perlawanan, dia akan habis se
Di kediaman keluarga Rock, malam yang tenang.Marvin menyeruput kopinya lagi, lalu berkata kepada Varez, “Kau tetap pria paling berprestasi pada saat itu. Kau nomor satu, Kawan!”Varez membuang pandangannya dan mengawasi pepohonan dari balkon ini. “Nilai studi tidak berguna jika kita tidak punya skill, pengalaman, dan uang. Aku hanya pekerja SPBU, dan mentok di kepala shift. Aku tidak bisa diandalkan.”Dengan kecil hati Varez bahkan sampai menyesali semua masa studinya. Dia pikir, percuma sekolah bertahun-tahun namun ujung-ujungnya hanya pekerja SPBU. Apa yang dia pelajari selama ini hanya sia-sia.Cukup banyak alasan kenapa Varez tidak sesukses teman teman seangkatannya, selain karena dia tidak punya uang dan orang dalam. Meskipun sangat cerdas, Varez tidak punya skill olah kata yang bagus. Dia memang hafal di luar kepala perkara teori dan rumus, tetapi ketika berhadapan dengan orang besar, dia akan kikuk dan gugup.Jika disuruh bicara d
“Jesslyn, kau bekerja di sini?” tanya Varez menatap nanar. Matanya sangat heran.Jesslyn menjawab pasti. “Ya, aku sekretaris di sini.”“Hebat. Syukurlah kalau kau sudah berhasil sekarang.”“Kau ngapain ke sini? Hm, sudahlah, aku hanya melaksanakan perintah. Ayo cepat ikut aku ke ruangan presdir!”Jesslyn berjalan di depan dan Varez mengekor di belakang. Karena perjalanan ke atas cukup lama, cukup banyak hal yang mereka bahas.“Jesslyn, bulan kemarin aku melihatmu masih di toko baju. Bagaimana bisa kau bisa bekerja di sini?” Varez masih belum hilang rasa herannya.Meskipun Jesslyn merupakan tipe wanita pemalu dan pendiam, ketika berhadapan dengan seseorang yang karakternya hampir sama, dia mau bersuara dengan jutek. “Kita jangan pernah meremehkan seseorang, siapa pun dia. Kita tidak pernah tahu nasib orang lain ke depannya nanti.”Setelah mengucapkan kalimat itu, Jesslyn pun tersadar sendiri, seolah olah dia menasehati d
Pagi ini di Gedung Serba Guna Universitas Gloriston.Saat ini, Profesor Michael sedang berpidato di atas podium dan disaksikan oleh hampir seribu peserta, yang terdiri dari mahasiswa, citivitas akademika kampus dengan semua elemennya, pemerintah, pebisnis, dan sebagian kecil dari umum.“Sesuai dengan tema yang akan kita angkat pada hari ini adalah bahan bakar PLTU pengganti batubara dan nuklir.”Mengingat regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah beberapa waktu lalu, maka dengan ini para akademisi dan ilmuwan sepakat akan mencarikan solusi bagi permasalahan tersebut. Jika adanya sebuah pelarangan, maka sudah barang tentu harus ada penggantinya.Profesor Michael meluaskan pandangannya dan berkata, “Sebagai kampus terbaik di Chemisland, kami harus memberikan sumbangsih bagi negeri, terutama terkait isu pemanasan global lantaran penggunaan bahan bakar batubara.”Meskipun isu tersebut merupakan isu global, nyatanya masyarakat dunia membebankan
Pembawa acara menyampaikan sesuatu. “Sebentar, akan ada sesi khusus.” Pria itu membawa trofi dan medal penghargaan.Universitas Gloriston setiap tahunnya memilih satu orang yang berhak mendapatkan penghargaan karena orang tersebut dinilai berjasa dalam hal ilmu pengetahun. Science Glory Awards tidak seperti penghargaan Nobel yang mesti didaftarkan terlebih dahulu, lalu mendapatkan penilaian dari juri. Namun, para ahli dari Universitas Gloriston akan menyeleksi sendiri dari berbagai macam hasil riset dan penemuan terbaru yang terkait dengan sains.Biasanya pihak kampus akan memilih sepuluh hasil riset dan penemuan yang dianggap berpengaruh selama satu dekade terakhir. Selanjutnya riset dan penemuan tersebut akan mendapatkan penilaian dari ahli Universitas Gloriston untuk dicari mana yang paling terbaik.Pembawa acara mengahadap para hadirin dan berkata semangat, “Dipersilakan kepada saudara Marvin Rock. Silakan naik ke podium!”Hampir sem
Ethelyne Wilmer berdiri. Hanya dia yang berdiri. Dia lalu memberikan standing ovation selama sepuluh detik, sehingga Marvin harus mengehentikan bicaranya.Saat ini, semua mata tertuju pada Ethelyne. Jika dengan memakan fizza di rumahnya saja bisa menjadi hot news dan tranding, bagaimana dengan tingkahnya sekarang?Dia sengaja menarik perhatian orang orang di dalam gedung, apalagi dengan memakai gaun biru itu, dia sungguh menawan. Semua mata tertuju padanya.Setelah Ethelyne duduk, barulah Marvin kembali melanjutkan, “Kami sedang membangun pabrik MR-25 dengan skala yang sangat besar!” Dengan terang-terangan Marvin membeberkannya di forum ini. “Karena tidak hanya Chemisland yang butuh, tetapi dunia!”Ada di antara peserta yang harus menarik napas dalam dalam untuk menghilangkan degupan jantungnya. Jika apa yang diomongkan Marvin tersebut benar, tentu akan ada kejutan besar nantinya.Raymond Harvard mendengus sebal. Dia mengucek matanya kare
Tindakan yang cukup anarkis tidak bisa dielakkan oleh Raymond Harvard, sampai sampai dia mendorong Marvin Rock sehingga Marvin Rock termundur dan nyaris terjengkang. Namun, Marvin Rock terlalu kuat untuk dorongan enteng seperti itu.Raymond langsung ditarik dan dipisahkan agar tidak ada adu fisik di antara keduanya. Karena Raymond merupakan orang yang paling terpandang karena hartanya, mereka yang berada di dalam gedung acara, termasuk pihak pemerintah sendiri pun, tidak berani untuk menghalangi Raymond.Sebagian besar mereka tidak mau ikut campur. Dari pada mereka terlibat dan nantinya hanya akan menyusahkan diri, mendingan mereka memilih diam. Dua bodyguard Raymond pun berlarian memasuki gedung acara, lalu segera mengamankan bosnya.“Kau licik, Marvin!” lolongnya berang. Seringai di wajahnya merupakan luapan perasaannya. Tangannya menunjuk-nunjuk. “Kau sengaja memanfaatkan banyak orang, bukan? Kau sangat curang!” cibirnya penuh emosi.Kelakuan konyol tersebut disaksikan oleh banyak o
Hari ini merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi Marvin Rock. Pagi tadi, putra pertamanya telah lahir ke dunia. Marvin memberi nama : Brockley Leofric, persis Pangeran Terbuang. Marvin belum bisa move on dari sosok yang menjadi idolanya semenjak kecil. Pada akhirinya Marvin pun peka. Dalam cerita karangan Pangeran Terbuang, terkait Naga Glory menjadi sangat kaya lantaran menemukan harta karun terpendam, Marvin merasa apa betul itu dirinya? Tapi, Marvin tidak percaya ramalan, dan dia juga tidak percaya bahwa roh seseorang yang telah mati bisa merasuk ke tubuh orang lain. Marvin bukanlah karakter fiksi Naga Glory seolah-olah dia merupakan pria yang telah diramalkan, dan bukan pula karakter asli titisan Pangeran Terbuang. Namun, jika dikatakan sebuah kebetulan, bagaimana bisa semuanya bisa berjalan dengan sangat rapi? Sebuah teka-teki yang masih menyimpan misteri. Marvin memastikan diri bahwa dia merupakan keturunan Pangeran Terbuang sesuai hasil riset Fabrizio beserta pakar seja
“Ayah, maafkan aku karena aku pernah durhaka padamu. Aku merasakan dampak buruk setelah aku tidak berbakti dan berbuat baik padamu.” Werner Rockstone berdiri dari kursi sambil mengangkat tubuh Marvin. Dia menatap heran, “Ayah maafkan kesalahan kau, anakku. Dan ayah juga minta maaf, karena ayah tidak menaruh rasa empati yang lebih kepada mu.” Marvin mengerutkan kening. “Ayah, apa Tuan Arash menghubungi mu?” “Dia berbicara banyak hal denganku selama kau berada dalam perjalanan pulang. Dia sangat berterima kasih karena kau telah membuat anaknya menjadi sembuh dan sehat jiwanya.” “Hurmuz hanya butuh perhatian dan kebijakan dari ayahnya.” Marvin dan Werner berjalan di halaman samping, menjauh dari keramaian. Melihat sikap Marvin terhadap orang lain saja sudah luar biasa, bagaimana sikapnya dengan orang terdekat? “Ayah bangga punya anak seperti mu, Marvin.” Marvin malah membalikkan omongan. “Aku juga bangga pu
Setibanya di Gloriston, Marvin dan Gennifer langsung menuju rumah rumah baru mereka yang sangat megah dan baru beberapa waktu lalu rampung, di distrik Rockley. Rumah yang layak dikatakan sebuah istana kecil, setiap orang pasti ingin bisa memilikinya. Untuk merayakan kesembuhan Gennifer, maka diadakan acara makan besar antara dua keluarga besar, Keluarga Rock dan Keluarga Winston. Semua kerabat terdekat hadir dalam acara di malam hari ini. Tak kurang dari lima puluh orang pun hadir. Russel Winston memeluk Marvin dengan sangat erat dan hangat. “Saudara iparku, apa kau tahu sekarang Winsoil sudah sejajar dengan Harvard Oil? Kita tidak hanya butuh dengan mereka, bahkan kita bisa menyamai mereka.” Marvin senyum. “Bahkan kita akan melampaui mereka, Kakak ipar!” Impian besar Marvin sejak dulu adalah melepaskan ketergantungan dari pengaruh Harvard. Dan sekarang, Marvin telah melampaui impiannya tersebut, sebab Rock Electra dan Winsoil tidak hanya lepa
Selama Gennifer mendapatkan perawatan dan pengobatan di tempat pengobatan tabib Arash, Marvin cukup sering bercengkerama dengan Hurmuz. Ternyata, orang gila atau ODGJ, tidak boleh diacuhkan atau tidak patut untuk tidak dipedulikan, dengan kata lain mereka juga butuh perhatian. Ketika Marvin mengajaknya bicara, rupanya Hurmuz dapat merespons dengan cukup baik jika orang yang berbicara dengannya mau memberikan empati besar, jadi bukan sekadar perhatian semata, namun empati. Marvin berusaha melakukannya terhadap Hurmuz. Di Desa Abayaneh, tidak banyak orang yang paham tentang sejarah kerajaan dan militer zaman dulu. Alasannya karena mereka tidak berminat untuk tahu akan hal tersebut, semantara Hurmuz butuh teman mengobrol dan teman yang satu frekuesnsi dengan dia. Setiap hari Marvin pasti menceritakan sejarah kerajaan tempo dulu bersama Hurmuz, tentang raja-raja, peperangan besar, dan banyak hal. Hurmuz sangat senang ketika Marvin mau mendengarkan ceritanya
Harven menyelesaikan rapat karena Aleya tak kunjung mau berbicara. Dia segera menyuruh tiga rekannya untuk bekerja seperti biasa, sementara dia dan Aleya melanjutkan pembicaraan di ruangan CEO, tertutup. Setelah dipaksa secara terus-menerus, barulah Aleya mau bicara. “Aku tidak bisa mengatakan tidak karena semua yang dikatakan oleh mereka bertiga terbukti benar.” “Aleya, sabtu malam minggu itu aku melihat kau dengan mata kepalaku sendiri. Kau berduaan dengan Raymond. Minggu pagi, aku bersama Scott membuntutimu di hotel. Setelah itu, aku pergi ke rumah Fany, di sana aku menyaksikan apa saja yang telah dia bongkar. Aku mengumpulkan mereka hanya untuk menjadi saksi penguat. Aku sendiri adalah saksi utamanya.” “Maafkan aku, Tuan.” “Berapa Raymond membayar kau, Aleya?” Alasan kenapa Aleya mau menerima tugas berat dan berbahaya ini adalah karena ayahnya merupakan seorang buruh di One Tesla, pembangkit listrik milik Harvard. Sebenarnya, aya
Harven stop di depan salah satu tempat makan yang cukup jauh dari pusat kota Gloriston. Tapi mereka tetap berada di dalam mobil. Sengaja tidak turun karena hanya untuk memastikan siapa wanita di sana. “Aleya bersama Raymond?” gumam Harven lalu tersenyum getir. Tiga orang lainnya tak berkomentar. Sejurus kemudian, Harven menelepon Aleya. “Sedang di mana?” tanya Harven. “Di rumah. Sengaja tidak keluar karena jalanan pasti macet, kan ada pertandingan.” Mata Harven tak henti mengawasi Aleya dari kejauhan. “Ya, aku dan teman-teman baru saja selesai menonton pertandingan. Baguslah kalau kau berada di rumah. Jalanan kota memang macet. Tapi ada jalur lain yang tidak macet. Di sini tidak macet.” “Ya hati-hati di jalan.” KLIK! Harven bukan cemburu, tapi curiga. Apa hubungan antara Aleya dan Raymond Harvard? Malam ini dan minggu besok, empat pria itu sibuk dengan berbagai macam tugas.
GOAL! 1 – 3. Di menit ke delapan puluh, sang pelatih terus memutar otak agar timnya keluar dari lubang jarum kekalahan, namun upaya keras dari sang pelatih tak menuai hasil baik. Kata-kata kotor dan botol plastik pun mengarah ke dua bench pemain. Kesal sama tim sendiri dan muak melihat kemenangan tim lawan. Satu per satu penonton mulai meninggalkan stadion karena mereka yakin bahwa tim kesayangan mereka tidak bakal menang. Sungguh, hasil buruk dan mengecewakan. GOAL! 1 – 4. Ketika peluit panjang ditiupkan, saat itu pula kericuhan besar terjadi di dalam stadion maupun di luar stadion. Para penonton tidak terima atas hasil buruk pada pertandingan hari ini. Mereka mengamuk kepada tim sendiri dan juga kepada tim musuh. Jika pihak keamanan tidak sigap, pasti bakal ada korban jiwa dan banyak fasilitas stadion yang rusak. Harven mengawas ke atas, ‘Tiga bajingan itu sudah melarikan diri rupanya’. Ketik
Ini adalah pertandingan pembuka di musim yang baru dan kebetulan bermain di kandang, dan sangat kebetulan pula bertemu Iron United, musuh terberat yang selalu membayangi. Iron United menjadi tim tersukses selama lima tahun belakangan. Mereka memborong lima gelar juara liga secara beruntun dan total mereka tela mengoleksi sebanyak lima belas kali juara di Chemisland League One. Membaca data yang ada sekarang, di mana Gloriston FC sedang terpuruk dan juga Iron United sedang naik daun, dan meskipun bermain di kandang, Gloriston FC tidak dijagokan menang pada pertadingan kali ini. Banyak pengamat yang memberikan prediksi bahwa Iron United bakal menguasai permainan dan memenangkan laga walaupun dengan hasil yang tidak mencolok, menang tipis. Scott murka. “Sial!” umpatnya menyeringai. “Tiga pemain top kita dijual musim ini. Ketika ada mereka saja, klub tidak bisa juara, apalagi mereka tidak ada. Mereka merupakan pemain kunci, dua gelandang dan satu striker.”
Akhir pekan pun tiba. Sabtu sore, Harven menjemput satu per satu temannya dengan menggunakan Audi mewah berwarna hitam. Unik memang, seorang bos besar perusahaan mendatangi tempat tinggal anak buahnya dan melakukan penjemputan. Sebab biasanya, mana ada bos seperti Harven? Di dalam perjalanan, masih saja Harven, Jack, dan Fany memuntahkan sejumlah olokan dan tertawaan. Jack merangkul Scott lekat dan akrab sembari berkata, “Scott, aku kepinginnya pertandingan diundur sampai pekan depan karena aku masih belum puas mengolok kau. Hahaha.” Fany yang berada di samping Harven tak bisa untuk tidak tertawa. “Scott, selama empat hari belakangan aku tidak pernah melihat kau senyum dan ketawa. Apa kau sedang dalam masa haid?” Harven melihat spion dalam dan memfokuskan pandangannya ke wajah Scott. “Astaga! Scott, aku harap kau tidak punya dendam pribadi. Jangan gara-gara kalah taruhan kau lantas membenci aku. Hahaha.” Meledaklah tawa di