Share

SEMBILAN PULUH EMPAT

Bukan hanya Attar saja yang terlihat aneh. Seisi rumah, terutama keluarga Hardana, kaget melihat sosok wanita itu.

“Emilia,” Ruby mendengar suaminya mendesiskan nama itu.

Fariz tampak tenang membalas memandang orang-orang di balik kacamatanya itu. “Maaf saya terlambat, saya harus menjemput adik ipar saya, Sandra.”

“Bagaimana? Coba jelaskan pada Kakek, Fariz,” kata Kakek dengan wajah kesal. “Kamu mengundang adik Emilia, maksudmu?”

“Ya, Kakek, Sandra ini adik Emilia, almarhumah istri saya. Dia pantas untuk datang ke acara ini, bukan?”

Kakek ingin sekali marah dan menampar Fariz yang bersikap lancang seperti ini. Tapi, Kakek ingat pada usianya yang sudah lanjut, dan dia tidak ingin menambahkan masalah antara dirinya dengan Fariz. “Well, tentu saja. Kalian datang pada saat yang tepat. Acara potong kue baru saja akan dimulai.”

Attar tahu ini akan menjadi mal

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status