Share

SEMBILAN PULUH DUA

Satu jam kemudian Eda berangkat ke sekolah diantar sopir. Ruby masih di meja makan bersama ibunya.

Ibunya menggeleng-geleng.

“Ruby, Mami bukan mau memanas-manasi hatimu,” kata Lestari hati-hati. “Tapi ini mengingatkanmu pada ayahmu. Awalnya dia berangkat pagi, lama-lama pulang malam, dan bahkan tidak memakai sopir. Sama seperti suamimu hari ini.”

Ruby mengerti kecemasan ibunya. Ia hanya tersenyum.  “Mam, Attar bukan pria seperti itu. Aku sangat percaya padanya.”

“Mami kan jarang bertemu Attar, Ruby. Tidakkah dia punya rasa hormat sedikit pada ibu mertuanya? Atau jangan-jangan dia sudah tidak sabar ingin menemui..”

“Maafkan sikap Attar pada Mami. Pasti ada urusan mendesak. Banyak sekali proyek yang sedang ditanganinya, wajar saja kalau dia begitu, Mam.”

“Suamimu ini sedang di atas, Ruby. Pasti banyak wanita yang mengincarnya.”

“Saya tidak yakin Attar ber

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status