Share

BAB 36

Penulis: DSL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-27 13:00:02

Agnia melangkahkan kakinya lebar-lebar. Hatinya berdegup kencang kala itelingan masih sempat  mendengar perdebatan yang terjadi antara Nibras dan wanita yang bersama pria itu tadi. 

Bergegas ia meraih ponsel yang ada di dalam tasnya dengan gemetaran lalu mencari nomor Bernard dan segera menghubunginya.

“Halo. Ada apa Agnia?”

“Maafkan saya. Tapi, sepertinya pertemuan dengan Pak Nibras hari ini harus dibatalkan. Bisakah Anda menjadwal ulang waktunya?” Agnia berkata tanpa berhenti berjalan. Ia ingin segera pergi dari tempat ini!

‘Kenapa liftnya jadi jauh sekali?!’ runtuk wanita itu dalam hati, merasa lorong yang ia lewati tiba-tiba terasa panjang. Ia hanya khawatir Gunawan atau Nibras mengejarnya sebelum ia sempat turun.

“Hey, are you okay? Apa ada masalah?” Bernard seketika berubah khawatir mendengar suara Agnia yang tidak biasa dan seperti menahan tangis.

“Tidak, tidak. Saya &hel

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mantan Menyebalkan!   BAB 37

    Mau tak mau, Agnia membalikkan tubuhnya kembali menghadap sang mantan suami. Nibras telah menatap ke arahnya dengan penuh percaya diri. Kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana membuat pria itu semakin tampak meremehkan dirinya.Agnia mendengkus sedikit kasar. “Apa hubungan Tuan Molloy dengan makan malam?”“Tak usah menyangkal jika kau dan pria itu memiliki hubungan khusus!” sindir Nibras, kali ini tatapannya mulai tak ramah.“Berapa kali harus aku bilang kalau dia hanya rekan kerja!” Agnia kembali mendengkus diikuti dengan kedua tangan yang sudah bersedekap.“Whatever. Apapun hubungan kalian, aku tidak suka!” ucap Nibras dengan nada rendah. Rahangnya yang mengetat sekilas disertai tatapan tajam membuat Agnia meremang sekaligus bertanya-tanya.“Apa ia benar-benar cemburu dengan Bernard?’“Lagipula kenapa aku harus mendengarkan pendapatmu soal hubungan kami? Aku masih ingat dengan jelas bagaimana kau menghinaku terakhir kali karena aku menerimanya sebagai tamu di rumah!” Agnia berk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Mantan Menyebalkan!   BAB 38

    “Serius?” tanya Gary menatap cukup terkejut ke arah Nibras yang sedang berkaca di depan cermin setinggi badan itu.Tak menoleh, Nibras hanya menyenggut lebih fokus pada pantulan dirinya. Pria itu berdecak pelan. “Kau tak punya baju yang lain? Ini terlihat lusuh sekali!”“Pulang sana ke apartemenmu sendiri!” gerutu Gary sembari melempar bantal sofa yang ada di kamarnya.“Apartemenmu lebih dekat dari restorannya. Aku malas pulang. Ck, sepertinya aku harus mampir ke butik dulu untuk membeli kemeja.”“Astaga! Kau ini hanya makan malam bukan ingin melamarnya!” Sepupunya itu kembali menggerutu tetapi kali ini mampu membuat pergerakan Nibras terhenti.Melihat itu, Gary pun tersadar akan ucapannya. “Jangan bilang kau memang …”“Aku ‘kan sudah pernah memintanya untuk menikah lagi denganku,” sahut Nibras santai tanpa rasa bersalah.“Itu bukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Mantan Menyebalkan!   BAB 39

    Nibras sudah menduga Agniaakan memberikan penolakan dan sikap defensif. Tapi Nibras tidak akan mundur.Tujuannya malam ini adalah mengetahui lebih dalam tentang keluarga sang mantan istri.Mata Nibras tidak lepas menghunjam dalam dan lekat pada Agnia yang semakin tampak tak nyaman.“Katakan padaku sejujurnya.” Menjeda sebentar pria itu. “Apapun yang akan kita bicarakan malam ini, jauh di dalam hatimu kau akan tetap menerima ajakanku, bukan?” tanyanyadengan nada tenang namun tegas.Agnia tak menjawab. Dia hanya mengalihkan pandangan ke arah lain sambil bersedekap. Ketegangan terlihat jelas di wajahnya.Ia sudah tahu ke mana arah pembicaraan ini. Dia selalu tahu. Namun, tiadagunanya melarikan diri sekarang. Mereka sudah terlalu jauh untuk mundur.“Diammu kuanggap sebagai jawaban iya,” tukas Nibras dan Agnia juga tak repot-repot untuk membalasnya.Terulas senyum samar setipi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Mantan Menyebalkan!   BAB 40

    Nibras tak lagi menahan Agnia saat mantan istrinya itu benar-benar beranjak dari hadapannya. Melihatnya sekilas mengusap pipi, ia yakin wanita itu pasti menangis. Pedih menerjang pria itu di dalam dada, tetapi kali ini ia hanya diam menatap punggung Agnia yang menjauh lalu menghilang di balik pintu. Tergugu dirinya cukup lama hingga suara seorang pelayan sedikit mengejutkan menyapanya. "Ehm, permisi, Tuan." Nibras dapat melihat keraguan bercampur sedikit takut-takut pada pelayan itu. "Makan malamnya..." "Batalkan saja," sahutnya dengan rahang mengeras sekilas. Ia kembali teringatkan bagaimana sang mantan istrinya melayangkan tanda ke wajah. "B-Baik, Tuan." Tak mengindahkan tatapan dari semua manusia yang berada di ruangan nan megah itu, Nibras melangkahkan kakinya lebar-lebar menuju lobi depan. Berharap sangat ia masih bertemu dengan Agnia. Namun, harapannya sirna karena tak menemukan siapapun di sana kecuali petugas valet yang menyambutnya. Saat menunggu mobilnya ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Mantan Menyebalkan!   BAB 41

    Debaran dalam dada Nibras mulai meningkat perlahan seiring benaknya yang mulai mengingat-ingat kejadian yang dijadikan alasan untuk Hakeem berbicara seperti itu.Interaksi antara dirinya dan Shania benar-benar sangat jarang dan tak sekalipun ia pernah melakukan hal yang menyebabkan wanita itu trauma.Nibras menatap ke arah sang ayah dengan kebingungan di wajahnya. “Ayah, apa maksud Ayah dengan trauma? Apa yang sedang Ayah bicarakan?” tanyanya dengan suara bergetar. Perasaan was-was dan ketidakpastian memenuhi diri.Dalam hati, tak henti ia mengumpati wanita licik yang telah menyebabkan dirinya terjebak dalam situasi yang menghebohkan ini!“Pak Tasrif menelponku dan mengatakan Shania menangis tak berhenti dan tertekan. Ia menjadi seperti itu setelah bertemu denganmu! Setiap ayahnya bertanya, ia semakin menangis menjadi-jadi dan menyalahkan dirimu! Jadi apa itu kalau bukan trauma?!”Hakeem terus-terusan berkata dengan nada tingginya. Urat lehernya bahkan menonjol karena saking marahnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Mantan Menyebalkan!   BAB 42

    Kejadian kemarin benar-benar membuat Nibras terjaga di semalaman di apartemennya. Ia sama sekali tak dapat memejamkan mata hingga matahari telah naik menampakkan kecerahannya.Hari ini dimulai dengan segala kepenatan dan pikiran yang kusut. Namun, Nibras memaksakan diri untuk tetap berangkat bekerja.Sesaat setelah selesai membersihkan diri, ia keluar dari kamar mandi dengan handuk terlilit di pinggang. Berjalan dirinya menuju nakas tempat ponselnya berada.Ia segera menghubungj Gunawan melalui pesan chat agar mengirimkan supir kantor untuk menjemput ke apartemen.[Gunawan : Anda baik-baik saja, Pak?]Nibras tersenyum samar, seakan dapat membaca nada khawatir yanh tertulis di pesan balasan sang asisten. Ia memang jarang sekali meminta hal seperti ini karena kemanapun ia pergi ia selalu memilih menyetir kendaraannya sendiri selama itu di dalam kota.Setelah membalas kekhawatiran dengan jawaban yang cukup menenangkan, Nibras melangkah ke walk in closet untuk berpakaian lalu keluar kamar

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Mantan Menyebalkan!   BAB 43

    Nibras menghela napas lega atas kedatangan Gunawan. Setidaknya ia dapat menjeda sebentar agar tidak meladeni keegoisan Shania yang tiada berujung. Tanpa menunggu persetujuan wanita itu, Nibras pun memberi tanda pada Gunawan untuk mengikutinya pergi meninggalkan Shania begitu saja."Nibras! Kau mengacuhkanku lagi?" pekik Shania dan menghentakkan kakinya kesal. "Nibras!"Gunawan melihat sekilas ke belakang lalu berbisik pada atasannya. "Pak, apakah ini tidak apa-apa? Saya takut nona itu berulah lagi...""Aku tak peduli!" tukas Nibras cepat dengan rahang mengetat sekilas. Ia benar-benar tak peduli dengan apa yang akan dilakukan oleh wanita licik itu. Gunawan pun hanya diam mengikuti Nibras yang ternyata berjalan menuju ruangan sang asisten. Setelah mereka masuk, Nibras segera mengunci pintu.Pria itu sempat menghubungi petugas keamanan untuk mengurus keberadaan Shania. Lalu kembali fokus pada masalah yang ada.“Ada apa?” tanya Nibras pada Gunawan, menatap lekat.Asistennya terlihat gelis

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Mantan Menyebalkan!   BAB 44

    Pintu penumpang belakang dibanting cukup keras oleh Nibras seiring pria itu menghempaskan tubuhnya. Ia membuka kancing teratasnya untuk melegakan diri yang masih saja terasa sesak. Bersandar pada kursi, Nibras mendongakkan wajah ke atas berusaha mengatur pasokan udara yang masuk. Sementara di samping supir, Gunawan melihat ke arah atasannya khawatir lalu memerintahkan pada supir untuk segera melajukan mobil yang mereka tumpangi. “Are you really okay, Sir?” tanya Gunawan hati-hati untuk memastikan. Tiada jawaban membuat pria itu kembali mengamati Nibras. Tampaknya atasannya masih mengatur napasnya sehingga ia memberi pria itu waktu. “Gunawan, cari tau dimana Agnia sekarang dan apa-apa saja yang dia lakukan.” Suara Nibras yang sedikit lemah itu memberi instruksi memecah keheningan. “Jangan lupa bernegosiasi dengan Tuan Brogan untuk menarik kembali Agnia bekerja di FutureIt. Katakan padanya, jika

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05

Bab terbaru

  • Mantan Menyebalkan!   BAB 77

    Nibras menarik napas panjang, menekan gejolak emosi yang mulai menguasai dirinya. Dengan senyum tipis namun penuh kendali, ia menoleh ke arah Agnia. "Agnia, mari ke meja VVIP. Ada beberapa tamu penting yang ingin kuperkenalkan padamu."Agnia terdiam sejenak, matanya melirik ke arah Bernard yang masih berdiri di sampingnya. Bernard, yang biasanya percaya diri, kini tampak ragu-ragu."Aku... sebaiknya?" gumam Bernard pelan, seolah bertanya pada dirinya sendiri apakah ia harus ikut.“Tidak perlu, Bernard. Aku rasa kau akan lebih nyaman menikmati suasana di sini. Ada banyak hidangan dan minuman yang bisa kau nikmati,” ujar Nibras cepat, menatap Bernard dengan senyum formal yang tajam seperti pisau.Tanpa menunggu jawaban, Nibras menyentuh punggung Agnia ringan, mengarahkannya untuk berjalan bersamanya. Bernard mengangguk pelan, meski jelas terlihat ada sedikit keraguan di matanya. Ia mundur selangkah, menyembunyikan rasa kikuknya di balik senyuman. "Baiklah, Pak Nibras. Selamat menikmati

  • Mantan Menyebalkan!   BAB 76

    Agnia melangkah memasuki ballroom yang megah dengan tatapan terpana. Gedung ini bukan sembarang tempat. Hanya kalangan atas yang bisa menyewa gedung sebesar ini, dan tentu saja, HS Group adalah salah satunya.Segala sesuatunya terlihat luar biasa. Lampu kristal yang menggantung tinggi, langit-langit yang dipenuhi ornamen indah, serta orang-orang yang mengenakan pakaian mewah, semuanya seakan mengundang rasa takjub.Agnia memandang sekelilingnya dengan mata terbuka lebar. Ada rasa kagum, tapi juga sedikit cemas menyusup di hati.Agnia tahu betul, acara seperti ini dihadiri oleh orang-orang berpengaruh. Masing-masing tamu berlomba untuk menarik perhatian dan memperkenalkan diri. Mereka mengenakan pakaian yang mencolok, dengan aksesori mewah dan tatapan tajam, seakan-akan ingin menunjukkan siapa diri mereka.Tapi, Agnia berbeda. Dia memilih untuk tampil dengan sederhana. Dengan gaun satin champagne yang elegan, dipadukan dengan perhiasan minimalis yang hanya

  • Mantan Menyebalkan!   BAB 75

    Agnia menggigit bibirnya, merasa sedikit kikuk sekaligus tertarik. “Aku... tidak ingin merepotkanmu,” katanya pelan, lalu menambahkan, “Aku pikir kau tak tertarik untuk datang.” Bernard terkekeh pelan, masih bersandar di pintu. “Sepertinya kau tidak pernah memberi kesempatan padaku untuk memutuskan sendiri,” katanya, nadanya setengah bercanda namun ada kejujuran yang jelas. “Jadi, bagaimana? Boleh aku menemanimu malam ini?” Agnia merasa pipinya sedikit memerah, tapi ia mengangguk perlahan, merasakan kehangatan di balik sorot mata Bernard yang tampak lebih lembut dari biasanya. “Tentu… kalau kau benar-benar mau ikut,” jawabnya sambil tersenyum kecil, dan tiba-tiba saja malam yang ia pikir akan terasa biasa-biasa saja berubah menjadi lebih spesial. Bernard tersenyum, menatap Agnia sejenak sebelum berkata, “Baiklah, Agnia. Kalau begitu, mari kita pergi.” *** Selama perjalanan menuju gedung pencakar langit tempat acara tersebut diadakan, Agnia semakin merasa cemas. Tubuhnya te

  • Mantan Menyebalkan!   BAB 74

    Agnia tiba di rumah tanpa hambatan di jalan. Begitu masuk, ia langsung menuju kamar mandi, membersihkan diri dengan teliti.Matanya melirik ke cermin, sedikit terkejut saat menyadari betapa detilnya ia merapikan diri dari ujung kepala hingga ujung kaki, seolah tubuhnya tak boleh sedikit pun kurang sempurna. Selesai mandi, ia memakaikan tubuhnya dengan jubah mandi, lalu mulai membongkar lemarinya.Di sana, Agnia mencari-cari gaun yang cocok untuk pesta perusahaan Nibras malam ini—acara mewah yang jelas akan dipenuhi oleh para petinggi bisnis. Ia tahu ini kesempatan penting, bukan hanya untuk tampil, tapi untuk memperluas koneksi. Nyaris setengah jam berlalu, kamar yang awalnya rapi kini penuh dengan tumpukan gaun yang ia coba dan singkirkan satu per satu. Gaun-gaun warna-warni tergeletak di mana-mana, sementara Agnia berdiri di depan cermin dengan wajah bingung, menghela napas berat.“Astaga, kenapa rasanya tidak ada yang cocok?” gumamny

  • Mantan Menyebalkan!   BAB 73

    Rapat mingguan baru saja selesai, dan Agnia melangkah cepat menuju ruang kerjanya. Langkah kakinya terdengar tegas. Suara sepatu yang bersinggungan dengan lantai kantornya nyaris berdebum, seakan waktu tak memberinya kesempatan untuk sekadar menoleh.Bernard, yang duduk di kursi tak jauh dari pintu, memperhatikan dengan seksama. Ada yang berbeda dari Agnia hari ini—langkahnya tergesa-gesa, wajahnya sedikit tegang, dan jemarinya bahkan tak henti-hentinya mengetuk-ngetuk tali tas yang tersampir di bahunya.Tak biasanya Agnia bersikap demikian.Bernard, yang merasa terpanggil oleh rasa ingin tahu, berdiri dan melangkah cepat, mensejajarkan langkahnya dengan Agnia yang seakan tak melihat kehadirannya di samping.“Kau tergesa-gesa sekali, Agnia,” katanya sambil tersenyum kecil, mencoba melumerkan suasana. “Apa ada masalah yang sedang terjadi?”Agnia hanya menghela napas, mengangkat bahunya tanpa menatap Bernard. Tangannya y

  • Mantan Menyebalkan!   BAB 72

    “Ada beberapa perkembangan terbaru yang ingin aku laporkan mengenai perusahaan konstruksi kita.” Lyman membuka pembicaraan, suaranya tenang penuh keyakinan. “Setelah mengalami kemacetan finansial beberapa waktu lalu, perusahaan kita mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Aku telah melakukan berbagai langkah strategis untuk memastikan HB Construction kembali ke jalur yang benar.”Anderson mendengarkan dengan seksama, matanya fokus pada Lyman. Tiara, di sisi lain, tampak lebih khawatir, meskipun berusaha menyembunyikannya di balik wajahnya yang tenang. Mereka berdua tahu betapa pentingnya stabilitas finansial bagi perusahaan tersebut, dan kabar tentang perkembangan perusahaan itu tentu menjadi hal yang penting.“Aku juga sudah mendapatkan sumber dana tambahan yang akan sangat membantu kita ke depan,” lanjut Lyman, nada suaranya penuh percaya diri. “Nibras, mantan suami Agnia, telah setuju untuk mendanai perusahaan kita. Dengan begitu, uang yang masuk dari dia akan menjadi keuntungan

  • Mantan Menyebalkan!   BAB 71

    Gunawan terpana sejenak, bingung dengan perubahan mendadak ini. "Tapi, Pak, acara sebesar itu memerlukan persiapan yang cukup panjang. Kita perlu waktu lebih dari seminggu untuk mengatur semuanya."Nibras berdiri dari kursinya, menghampiri Gunawan dengan sorot mata yang tajam. "Kita tidak punya waktu untuk itu. Aku ingin acara ini terjadi minggu depan, apapun caranya. Jika perlu, libatkan semua staf dan sumber daya yang kita miliki. Ini bukan tentang ulang tahun perusahaan, Gunawan. Ini lebih dari itu."Gunawan hanya bisa mengangguk, meskipun masih diliputi oleh rasa tak percaya dan dongkol tentu saja. Ia tak percaya atasannya akan memutuskan sesuatu yang cukup besar hanya karena mengedepankan ego semata.Setelah Gunawan pergi untuk memulai persiapan, Nibras duduk kembali di kursinya, membiarkan pikiran-pikiran liar berputar di kepalanya.Pria itu tahu bahwa keputusannya ini berisiko, namun dia juga sadar bahwa kesempatan untuk mendekatkan dirinya kembali pada Agnia mungkin tidak akan

  • Mantan Menyebalkan!   BAB 70

    Ucapan Agnia terasa dingin, menegaskan batasan yang jelas antara mereka. Nibras tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada sikap Agnia yang tegas dan penuh percaya diri.Pria itu ingat betul, inilah salah satu alasan mengapa ia semakin tertarik pada wanita ini. Agnia berubah menjadi wanita yang kuat, dan kekuatan itulah yang selalu membuat Nibras tertantang.Namun, di balik kekagumannya, Nibras tidak bisa menahan diri untuk tidak merencanakan sesuatu yang lebih dari sekadar pertemuan bisnis.Dia ingin melihat apakah dia masih memiliki kekuasaan atas Agnia, atau setidaknya, apakah dia masih bisa mempengaruhinya seperti dulu.“Baiklah,” Nibras menjawab, meski di dalam hatinya dia tidak berniat untuk sepenuhnya mematuhi permintaan Agnia. “Mari kita mulai.”***Pertemuan antara HS Funding & Investment dengan FutureIt berjalan tanpa hambatan. Nibras memimpin rapat dengan ketenangan yang nyaris tak tertandingi, menyingkirkan semua potensi gangguan pribadi.Pikirannya yang biasanya dipenuhi

  • Mantan Menyebalkan!   BAB 69

    Mendengar itu, Agnia tersentak, matanya melebar. Ia menatap Bernard dengan ekspresi yang sulit diartikan. Sejenak, ruangan itu terasa semakin sunyi.Waktu seakan berhenti, dan hanya ada mereka berdua di sana, terjebak dalam percakapan yang tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar diskusi pekerjaan.Bernard tahu, dengan mengucapkan kalimat itu, ia baru saja melangkah ke wilayah yang belum pernah ia sentuh sebelumnya.Namun, entah mengapa, ia merasa lega. Mungkin karena akhirnya ia berani mengungkapkan sesuatu yang selama ini terpendam.Agnia, masih terdiam, merasakan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat. Kalimat Bernard bukan hanya sebuah pengakuan, tetapi juga sebuah tantangan yang membuatnya berpikir lebih dalam.Ia tahu, perasaannya terhadap Bernard adalah campuran antara kekaguman dan rasa hormat, tetapi apakah itu cukup untuk menjadi sesuatu yang lebih?“Bernard, aku…” Agnia terdiam sejenak, mencoba merangkai kata. “Kau tahu, aku tidak pernah mudah

DMCA.com Protection Status