Share

Bab 2: Malam Pesta yang Memukau

Malam itu, suasana di 'The Golden Hotel' begitu meriah. Sorak-sorai tawa dan gemerlap cahaya lampu memancar di setiap sudut ruangan, menyelimuti pesta istimewa yang mencerminkan kemegahan dan kemewahan hotel ternama di kota ini.

Di tengah keriuhan tersebut, tiba-tiba pintu masuk hotel terbuka. Seorang wanita anggun memasuki ruangan, mengundang decak kagum dari para tamu.

Cassandra Veronica, begitu menakjubkan, melangkah dengan elegan dan anggun. Gaun mewah yang membalut tubuhnya seolah menjadi magnet, menarik perhatian setiap mata yang hadir.

Sejenak, ruangan itu terdiam, membiarkan kehadiran Cassandra menciptakan aura keanggunan yang luar biasa.

Perhiasan yang menghiasi tubuhnya bersinar gemilang, menambah pesona pada penampilannya yang memukau. Tatapan kagum dan bisikan-bisikan tak terelakkan mengiringi langkahnya menuju pusat perhatian.

"Siapa wanita itu? Begitu memesona. Pasti ada cerita di balik kehadirannya," bisik seorang tamu kepada pasangannya.

"Aku tidak yakin. Tapi sepertinya dia adalah seseorang yang memiliki kepribadian dan status yang tinggi," jawab pasangannya dengan nada heran.

Cassandra dengan tenang berjalan melalui kerumunan, sementara setiap langkahnya diiringi dengan tatapan kagum dan bisikan-bisikan di antara para tamu.

Beberapa orang mulai bertanya-tanya, ingin tahu siapa sosok wanita elegan ini dan apa tujuannya hadir di malam pesta ini.

Di sudut ruangan, sekelompok wanita saling bertukar komentar, mencoba mengungkap misteri di balik penampilan Cassandra.

Salah satu dari mereka dengan penuh kekaguman berkata, "Tidak ada yang bisa mengalahkan keanggunan wanita itu di malam ini. Sungguh memukau!"

Malam yang semula meriah kini dipenuhi dengan ketakjuban dan rasa ingin tahu. Cassandra Veronica, dengan pesona dan keanggunannya, telah berhasil mengubah suasana pesta, membuat semua orang terpana dan takjub.

Seiring langkahnya yang menghilang di dalam keramaian, Cassandra Veronica meninggalkan kesan mendalam di hati setiap tamu yang hadir.

Malam pesta yang begitu meriah digelar di Hotel 'The Golden Hotel', tempat yang terkenal akan kemegahannya di kota ini.

Sosok Cassandra Veronica tiba tanpa diduga, mengenakan gaun yang begitu mewah dan cantik, serta perhiasan yang memukau.

Semua mata tak terelakkan dari kehadiran dan keindahan Cassandra. Suara berbisik-bisik pun mulai terdengar, menanyakan siapa sebenarnya wanita itu.

Duduk dengan sikap yang anggun di kursi tamu VVIP, Cassandra semakin menarik perhatian. Keluarga Jovan, yang tak lain adalah mantan suaminya, terkejut melihatnya di sana.

Agnes, kakak tertua Jovan, mendekati Cassandra dengan langkah mantap. "Mengapa kau ada di sini?" tanya Agnes dengan nada yang tegas, "Ini bukanlah tempat yang sesuai bagimu!"

Cassandra hanya tersenyum dengan misteri yang mengelilingi wajahnya, sambil meneguk sampanye yang dipegang erat di tangan kanannya.

Dalam suasana yang semakin tegang, Medina, ibu dari Jovan, juga melangkah mendekati Cassandra dengan sikap angkuh yang melekat padanya.

"Tempat ini sungguh tidak pantas bagimu, Cassandra. Silakan pergi dan jangan mencemari kehormatan tempat ini!" ujar Medina dengan nada yang tajam, menyiratkan ketidaksetujuannya terhadap kehadiran Cassandra di sana.

Ia khawatir kehadiran Cassandra akan merusak citra aula pesta yang begitu terhormat.

Agnes kemudian menambahkan dengan tudingan yang pedas, "Kami menduga kau telah mencuri perhiasan Jovan, atau bahkan mungkin perhiasanku." Matanya menyelidiki dengan tajam perhiasan yang dipakai Cassandra.

Namun, sebelum Agnes melanjutkan ucapan, Cassandra tiba-tiba menghempaskan tangan Agnes dengan tegas, menegaskan bahwa Agnes sama sekali tidak memiliki hak untuk menyentuhnya.

"Jangan pernah menyentuhku!" desak Cassandra dengan tegas, "Kau pun sama sekali tidak lebih baik daripada ibumu yang sombong! Perhiasan ini milikku, aku tidak pernah berpikir untuk mencuri perhiasan di rumah kalian!"

Meskipun Cassandra dengan tegas menegaskan bahwa perhiasan yang dipakainya adalah miliknya sendiri, Agnes tetap tidak percaya.

Pandangan hina dan ketidaksetujuan masih terpancar jelas dari matanya saat ia menatap Cassandra. Perasaan tidak puas Agnes semakin terlihat karena Cassandra terlihat lebih anggun dan mempesona darinya.

“Jelas-jelas kau itu miskin! Tidak punya apa-apa. Saat datang ke rumah kami pun, hanya pakaian yang kau bawa. Mana mungkin bisa memiliki gaun indah dan cantik juga pastinya mahal, dan perhiasan yang kau kenakan!”

Agnes merasa seolah telah dikalahkan oleh pesona Cassandra yang begitu memukau. Ia tidak terima bahwa Cassandra mampu tampil lebih anggun dan cantik darinya, meskipun Agnes adalah kakak tertua dari keluarga Jovan.

Ia mengakui jika penampilan Cassandra di malam itu memang sangat cantik dan anggun.

Rasa cemburu dan keinginan untuk menunjukkan dominasinya dalam lingkungan tersebut semakin memperumit situasi yang sudah tegang.

“Aku tidak percaya padamu, Cassandra. Kau itu miskin, tidak punya apa-apa. Dan yang kau kenakan ini … semuanya ada nilainya. Bukan imitasi. Astaga! Kau mencuri banyak uang di rumah kami!”

Cassandra tertawa dengan riang mendengar komentar Agnes, lalu dengan sikap yang tenang, ia menyahut, "Kenapa begitu terkejut? Apakah karena aku mengenakan pakaian mahal dan perhiasan asli? Sungguh menyedihkan."

Suaranya penuh dengan sindiran yang halus namun tajam, menunjukkan bahwa Cassandra mengetahui betul betapa tercengangnya mereka melihatnya malam itu.

“Kau pikir, di kota ini hanya kau dan keluargamu yang kaya? Tentu saja tidak. Bahkan kekayaan kalian hanya sekian persen dari pemilik hotel ini. Tapi, sombongnya melebihi manusia paling kaya di dunia ini!”

Dia menambahkan, "Ternyata, aku berhasil membuat kalian terkejut di malam ini."

Cassandra melangkah dengan anggun, mendekati Medina dan Agnes. Dia berdiri di depan mereka, menatap mereka dengan senyum yang penuh misteri.

Di dalam hati Agnes, pertanyaan-pertanyaan berputar, "Siapakah sebenarnya wanita ini? Mengapa sikapnya begitu sombong, seolah-olah tempat ini adalah miliknya?"

Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi bagian dari misteri yang semakin mengelilingi Cassandra, menambah ketegangan di antara mereka dalam malam yang seharusnya penuh keceriaan itu.

Cassandra kemudian mengambil napas dalam-dalam sejenak sebelum memutuskan untuk memberitahu identitas aslinya kepada semua orang di sekitarnya.

Dengan sikap yang tegas namun juga penuh keanggunan, ia melipat tangan di dadanya seraya berkata, "Aku... adalah pemilik hotel ini. Aku adalah anak tunggal pewaris dari hotel termegah di kota ini."

Pengakuan Cassandra tentang identitasnya sebagai pemilik hotel memang membuat keluarga Jovan tercengang.

Mereka sulit mempercayainya, bahkan Medina menyuarakan ketidakpercayaannya dengan nada yang penuh dengan keheranan. Baginya, Cassandra seakan telah kehilangan akal sehat karena telah bercerai dengan Jovan.

“Hahaha! Kau sudah gila, Cassandra. Karena telah diceraikan oleh Jovan, kau tiba-tiba mengaku-ngaku sebagai puteri tunggal pemilik hotel mewah ini.” Medina mentertawakan Cassandra.

Ketidakpercayaan mereka terhadap Cassandra semakin mendalam karena pengakuan yang begitu mengejutkan itu terasa begitu tak masuk akal bagi mereka.

“Bahkan tampangmu saja tidak ada kecocokan menjadi pemilik hotel mewah ini! Sudahi kegilaanmu itu, Cassandra. Kasihan sekali, wanita ini. Sudah diceraikan oleh suaminya, jadi gila.”

Situasi semakin memanas dengan adanya konflik antara Cassandra dan keluarga Jovan, yang semakin merumitkan malam yang semestinya penuh kegembiraan menjadi sebuah pertarungan ego dan kebanggaan yang saling bertentangan.

“Terserah mau memanggilku apa. Gila, tidak waras. Mungkin, panggilan itu akan segera beralih pada kalian semua!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status