Share

Bab 5: Tidak akan Bisa Diperbaiki

“Bahkan kalian pun tahu jika Cassandra sangat membenci kita,” ucap Jovan dengan suara lemasnya.

Medina menatap datar wajah anak bungsunya itu.

"Jovan, aku tahu bahwa kesalahan yang telah terjadi sangat menyakitkan bagi Cassandra. Namun, aku percaya bahwa cinta dan pengampunan masih memiliki tempat dalam hatinya."

Jovan mendengarkan dengan hati yang terbuka, namun ekspresinya terlihat tegang.

Dia merenung sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Ibu, aku juga merasa sangat menyesal atas segala yang telah terjadi. Aku tahu aku telah menyakiti Cassandra dengan tindakan dan keputusanku. Tapi bagaimana aku bisa yakin bahwa dia akan mau kembali padaku setelah semua yang telah terjadi?"

Medina menghela napas dalam-dalam, mencoba untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk menguatkan hati Jovan.

"Jovan, aku tidak ingin mendengar alasan apa pun darimu! Memangnya kau tidak menyangkan semuanya, huh? Cassandra pewaris kaya raya di kota ini, Jovan. Kau akan menjadi pebisnis hebat setelah berhasil menarik hati Cassandra kembali.”

Medina menatap anaknya dengan penuh. "Cassandra masih mencintaimu, Jovan. Meskipun dia telah menyatakan bahwa dia tidak ingin kembali padamu, aku yakin bahwa dia juga terluka dan terombang-ambing oleh perasaannya sendiri. Yang mesti kau tanamkan adalah, Cassandra masih mencintaimu!”

Jovan meresapi kata-kata Medina dengan cermat. Meskipun masih ada keraguan dalam hatinya, dia merasa terdorong untuk mencari jalan menuju rekonsiliasi dengan Cassandra.

Medina memandang Jovan dengan tatapan penuh keingintahuan. "Jovan, aku penasaran, apa sebenarnya yang sedang Cassandra lakukan di desa saat kau temukan dia?"

Jovan mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab, mengingat kembali momen-momen itu.

"Waktu itu, aku menemukan Cassandra sedang menanam tanaman di kebun milik neneknya. Dia sedang sibuk mengurus tanaman-tanaman itu, memelihara kebun seperti yang neneknya lakukan selama bertahun-tahun."

“Dan ternyata nenek itu hanyalah keluarga yang pernah menolong Cassandra.”

"Dan apa yang membuatmu terpikat pada Cassandra saat itu? Apa yang membuatmu menyatakan cinta padanya?" tanya Medina lagi.

Jovan menatap ibunya dengan mata yang penuh dengan kilauan kenangan. "Ketika dia menyebutkan bahwa dia memiliki banyak tanah di sana, aku merasa terkesima. Tapi lebih dari itu, aku terpesona oleh kegigihan dan kecantikannya saat dia bekerja di kebun. Sederhana namun begitu kuat dan menawan. Itu adalah saat di mana aku menyadari bahwa hatiku telah dicuri oleh Cassandra."

Medina mendengarkan dengan penuh perhatian, memahami betapa pentingnya momen itu bagi Jovan.

“Kau harus mengambil kembali Cassandra, Jovan!” ucap Medina dengan tegas.

**

Setelah semua yang telah terjadi, Cassandra memutuskan untuk memulai kehidupan barunya dengan penuh semangat dan tekad yang tidak tergoyahkan.

Meskipun telah menjadi seorang janda, dia tidak akan membiarkan keputusan Jovan untuk meninggalkannya menghentikan langkahnya.

“Status bukanlah penghalang untukku maju. Justru aku harus membuktikan bahwa aku sangat berharga!”

Dengan keberaniannya yang luar biasa, Cassandra memutuskan untuk mengambil alih peran sebagai pemilik hotel bergengsi di kota itu.

“Hh! Sangat nyaman sekali. Semua orang akan tunduk padaku. Mereka tidak akan menilaiku dengan hina lagi. Ah! Sudahi semua penderitaan itu, Cassandra. Kau harus bangkit dan bahagia dengan hidupmu sekarang.”

Cassandra tidak mau lagi terpaku pada masa lalunya yang pahit. Dia memilih untuk melihat ke depan, mengukir takdirnya sendiri, dan membangun masa depan yang cerah tanpa tergantung pada siapapun.

Setiap langkah yang dia ambil adalah manifestasi dari kekuatan dan keteguhan hatinya.

Meskipun terkadang rasa sakit masa lalu masih menghantuinya, Cassandra tidak membiarkan itu menghalangi langkahnya ke arah kehidupan yang lebih baik.

“Oh, Cassandra. Hidup penuh dengan penderitaan itu telah sirna. Kau sudah menjadi wanita anggun penuh karisma,” ucapnya menghibur diri yang selalu saja teringat penderitaan yang ia alami selama tiga tahun lamanya itu.

Namun, ketenangan itu terusik saat Jovan tiba-tiba datang menghampirinya.

“Cassandra,” panggil Jovan menatap Cassandra.

“Jovan? Ada apa kau datang kemari?” tanyanya dengan nada datarnya.

Jovan menarik napasnya dalam-dalam menatap Cassandra. “Aku ingin meminta maaf padamu dan aku ingin kita memulai semuanya dari awal kembali.”

Dengan mata yang berapi-api dan suara yang penuh dengan keberanian, Cassandra menatap Jovan dengan tajam. "Kau yang telah mencampakkanku," katanya, suaranya dipenuhi dengan keputusan yang tak tergoyahkan. "Lalu untuk apa kau berlutut di kakiku dan meminta agar aku kembali padamu?"

Kata-kata Cassandra terdengar tajam, menggambarkan kekesalannya yang mendalam atas perlakuan yang telah dia terima dari Jovan.

“Mengapa kau bersikap kasar seperti ini, Cassandra? Aku tidak menyangka jika sikapmu akan berubah jadi kasar seperti ini,” ucap Jovan, seolah tak percaya dengan sikap tegas Cassandra ini.

Perempuan itu tersenyum miring. “Inilah aku sebenarnya, Jovan. Bukan wanita lemah, seperti yang kau ketahui selama ini, yang seringkali kau injak-injak harga diriku!”

"Kau pikir kau bisa memperbaiki segalanya dengan sekadar permintaan maaf? Kau pikir kau bisa memperbaiki hatiku yang telah hancur dengan sekadar berkata 'aku minta maaf'?"

Dia menggelengkan kepala dengan tegas, menunjukkan penolakannya yang tegas terhadap permintaan maaf Jovan. "Aku tidak ingin melihatmu di sini lagi. Kau telah membuat pilihanmu, sekarang biarkan aku menjalani hidupku tanpa keberadaanmu."

“Tapi, Cassandra ….”

“Sekali tidak tetap tidak!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status