Agnes, kakak tertua Jovan, melangkah dengan hati yang berat menuju ke ruangan adiknya yang terlihat murung. Cahaya lampu temaram menambah kesan suram dalam ruangan itu. Jovan duduk di sofa dengan tatapan kosong, ekspresinya mencerminkan kekecewaan yang mendalam. Agnes merasa iba melihat adiknya seperti itu, dan dia ingin mencoba membantu."Jovan," panggil Agnes dengan lembut saat dia mendekati adiknya.Jovan menoleh ke arah Agnes dengan mata yang sedikit redup. "Ada apa?" sahutnya dengan suara yang rendah.Agnes duduk di sebelahnya, menyentuh bahunya dengan lembut. "Apa yang sedang terjadi, Jovan? Mengapa kau terlihat begitu murung?"Jovan menghela nafas berat sebelum akhirnya menjawab, "Ini tentang Cassandra, Agnes. Aku mencoba untuk membuatnya kembali, tetapi dia tidak mau."Agnes menghela napas kasar, memahami bahwa adiknya memang terus mencari cara untuk mengambil Cassandra kembali. "Apakah kau tahu mengapa dia berubah pikiran, Jovan? Apakah dia tidak mencintaimu lagi? Aku rasa, t
buatkan narasi dan dialog berikut ini menggunakan prosa ungu: Di kediaman Cassandra, suasana terasa hangat dan romantis saat Kendrick tiba dengan sebuah buket mawar, bunga favorit Cassandra. “Halo, Cassandra. Aku membawa sesuatu untukmu. Semoga kau suka.” Cassandra tersenyum bahagia saat melihat Kendrick, merasa dihargai dan spesial di hadapannya."Kendrick, kau selalu tahu bagaimana cara membuatku tersenyum," ucap Cassandra dengan senyum manis di wajahnya.Kendrick tersenyum lembut, memandang Cassandra dengan penuh kasih sayang. "Aku hanya ingin membuatmu bahagia, Cassandra. Aku tahu betapa sulitnya waktu-waktu terakhir ini bagimu."Cassandra mengangguk, matanya penuh dengan rasa terima kasih. "Terima kasih, Kendrick. Kau selalu ada untukku."Kendrick mendekat dan memeluk Cassandra dengan penuh kelembutan. "Aku berjanji akan selalu berada di sampingmu, Cassandra. Aku ingin menghapus semua kesedihan yang telah kau alami selama ini. Selama tiga tahun terakhir ini.” Cassandra tersent
Kendrick tersenyum mendengar ucapan Cassandra. Ia lalu mencium punggung tangan calon istrinya itu dengan lembut.“Cassandra. Aku tahu kau memiliki trauma yang cukup lama. Dan aku tak ingin hal itu terjadi lagi pada hidupmu. Bagaimana mungkin aku menyia-nyiakan wanita cantik nan baik hati sepertimu?”Cassandra yang mendengarnya lantas tersenyum lega. “Terima kasih, Kendrick. Aku harap kau selalu menjaga janjimu.”“Pasti, Sayang. Kau harus tahu, aku telah mengagumimu sejak lama. Maka, ini adalah kesempatan terbaikku untuk menjadi milikmu. Aku mencintaimu, dengan segenap hatiku.”mereka berdua kemudian berpelukan. Saling memberi cinta dan kebahagiaan satu sama lain. Berjanji untuk saling melengkapi.**Tamara, ibu dari Cassandra, merasa bahwa sudah waktunya untuk membicarakan sesuatu yang penting dengan Kendrick, calon menantunya.Dia merasa perlu memastikan bahwa pernikahan antara Kendrick dan Cassandra berlangsung secepat mungkin, agar Cassandra tidak terus-menerus terganggu oleh Jovan
Hari itu, di sebuah lokakarya yang ramai, takdir membawa Kendrick dan Jovan bertemu secara tidak sengaja.Kendrick, yang telah mengenali Jovan, tersenyum ramah saat melihatnya. Namun, Jovan tidak menyadari bahwa Kendrick adalah kekasih dari Cassandra, mantan istrinya.“Halo. Senang bertemu denganmu,” kata Kendrick dengan senyum ramah.Jovan membalas senyum itu. “Ya. Senang bertemu denganmu,:Kendrick menyadari bahwa situasi menjadi tidak nyaman dengan kehadiran Jovan di lokakarya itu.Tanpa ragu, dia menghubungi Cassandra untuk memberitahukan keadaan saat ini. Cassandra yang menerima telepon dari Kendrick tampak sedikit terkejut."Cassandra, maaf mengganggumu. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa Jovan ada di lokakarya tempatku berada saat ini," kata Kendrick dengan suara yang tenang.Cassandra menghela napasnya, merasa sedikit cemas mendengar kabar tersebut. "Terima kasih sudah memberitahuku, Kendrick. Aku akan menghindarinya," jawabnya.“Lebih baik aku tidak ke sana. Aku tak ingin be
Cassandra menatap wajah Kendrick dengan lembut, matanya penuh dengan kelembutan dan kehangatan. Sejak pertama kali mereka bertemu, wajah Kendrick selalu mampu membuat hatinya berbunga-bunga.‘Aku benar-benar terlena oleh kebaikan yang ditunjukan oleh pria yang ada di depanku ini,’ ucapnya dalam hati.Dia merenung dalam diam, bertanya-tanya apakah perasaannya yang selalu bahagia ketika bersama Kendrick adalah cinta sejati.Merasa kedamaian dan kebahagiaan merayap dalam dirinya, Cassandra menyadari bahwa ini lebih dari sekadar cinta yang diucapkan.Ini adalah perasaannya yang dalam, yang membuat hatinya merasa hangat dan penuh kasih setiap kali dia berada di dekat Kendrick. Dia merasa bersyukur karena memiliki seseorang seperti Kendrick dalam hidupnya.Tiba-tiba, suara Kendrick membuyarkan lamunannya. "Sayang? Apa sedang yang kau pikirkan?" tanyanya dengan lembut, senyum terukir di wajahnya.Cassandra tersadar dari lamunannya dan menggeleng. "Oh, tidak ada. Aku hanya sedang memikirkan b
Helena kembali berbicara. “Hanya sebentar, aku mohon, Kendrick. Lima menit saja.”Kendrick menghela napasnya dengan panjang, memikirkan permintaan mantan kekasihnya itu.“Baiklah. Hanya lima menit. Kau di mana? Biar aku saja yang datang ke sana.”Helena tersenyum bahagia. “Aku berada di taman dekat apartemenmu, Kendrick.”Kendrick memutar bola matanya. Rupanya wanita itu sudah menunggunya di sana. Tak berucap sepatah kata pun, Kendrick menutup panggilan tersebut.“Apa yang kau inginkan, Helena? Setelah pergi begitu saja, kini ingin bertemu bahkan kau telah berada di depan apartemenku.” Kendrick menggeleng-gelengkan matanya.Setelah lima belas menit, Kendrick tiba dan langsung menghampiri Helena yang benar saja sudah berada di sana.Helena tampak mengulas senyum lebar, bahagia karena bisa bertemu dengan Kendrick lagi.“Kendrick. Aku merindukanmu.” Helena menghampiri Ken
Langkah-langkah Tamara terdengar halus di lantai marmer yang mengkilap ketika dia mendekati Cassandra, yang tengah sibuk dengan tugasnya sebagai CEO baru di The Golden Hotel.Cassandra mengangkat pandangannya, sebuah kilatan kejutan melintas di matanya sebelum dia segera mengumpulkan dirinya kembali.“Selamat pagi, anakku,” sapa Tamara kemudian duduk di depan sang anak."Halo, Ibu," sapa Cassandra, suaranya tetap tenang dan profesional meskipun terganggu."Cassandra, Sayang," balas Tamara dengan senyuman hangat, matanya sekilas memindai ruangan sebelum kembali menatap putrinya. “Aku harap aku tidak terlalu mengganggumu, Cassandra. Aku hanya punya pertanyaan singkat."Cassandra mengangkat alisnya, penasaran. "Tentu saja, Ibu. Ada apa?"Tamara melipat tangannya dengan lembut di depannya, pandangannya tidak berpaling dari putrinya. "Apakah kau dan Kendrick sudah menetapkan tanggal pernikahan kalian?"Ekspresi Cassandra
Waktu telah menunjuk angka tujuh malam ….Kendrick dan Cassandra duduk di meja yang indah di sebuah restoran mewah di kota itu, dikelilingi oleh cahaya lembut dan suasana yang romantis.“Terima kasih, telah mengajakku makan malam romantis ini, Kendrick.”“Tak perlu berterima kasih, Sayang. Ini akan menjadi jadwal langganan kita untuk menyempatkan makan malam bersama di luar,” ucap Kendrick lalu mengulas senyumnya.Mereka menikmati makan malam bersama, Namun, tak lama setelahnya Cassandra tidak bisa tidak memperhatikan bahwa Kendrick tampak terdiam, sepertinya tengah tersesat dalam pikirannya sendiri.Setelah beberapa saat, Cassandra akhirnya tidak tahan dan menegurnya dengan lembut, "Ada apa, Kendrick? Kau terlihat sedang memikirkan sesuatu."Kendrick mengangkat pandangannya dari piringnya, matanya bertemu dengan mata Cassandra, "Oh, tidak apa-apa, sayang," jawabnya, meskipun senyumnya terlihat sedikit terpaksa