Waktu telah menunjuk angka tujuh malam ….
Kendrick dan Cassandra duduk di meja yang indah di sebuah restoran mewah di kota itu, dikelilingi oleh cahaya lembut dan suasana yang romantis.
“Terima kasih, telah mengajakku makan malam romantis ini, Kendrick.”
“Tak perlu berterima kasih, Sayang. Ini akan menjadi jadwal langganan kita untuk menyempatkan makan malam bersama di luar,” ucap Kendrick lalu mengulas senyumnya.
Mereka menikmati makan malam bersama, Namun, tak lama setelahnya Cassandra tidak bisa tidak memperhatikan bahwa Kendrick tampak terdiam, sepertinya tengah tersesat dalam pikirannya sendiri.
Setelah beberapa saat, Cassandra akhirnya tidak tahan dan menegurnya dengan lembut, "Ada apa, Kendrick? Kau terlihat sedang memikirkan sesuatu."
Kendrick mengangkat pandangannya dari piringnya, matanya bertemu dengan mata Cassandra, "Oh, tidak apa-apa, sayang," jawabnya, meskipun senyumnya terlihat sedikit terpaksa
Saat kain terlepas dari tubuh masing-masing, Kendrick membiarkan tangannya merayap dengan lembut, menyapu bibir Cassandra dengan sentuhan yang penuh gairah.Dia merasakan kelembutan kulit putih milik kekasihnya itu, menyentuhnya dengan lembut sambil menghirup aroma yang memabukkan dari tubuhnya.“Ough ….”Suara desahan lembut yang keluar dari bibir Cassandra berhasil membangkitkan gejolak gairah dalam diri Kendrick, membuat denyut jantungnya berdebar cepat di dadanya.Dia merasakan keinginan yang tak terbendung memenuhi dirinya, mendorongnya untuk terus menjelajahi setiap sentuhan dengan penuh semangat.Dengan gerakan yang lincah dan penuh gairah, Kendrick bergerak di atas tubuh Cassandra, membiarkan geraman indah tercipta di antara mereka.Mereka berdua merasakan kehangatan dan keintiman yang membara di antara mereka, menciptakan sebuah melodi hangat yang menyertai permainan panas mereka.“Ough, Kendrick. Kau benar-benar membuatku gila!” raung Cassandra seraya menggigit bibirnya mera
Helena berdiri di lorong, matanya terpaku pada Cassandra saat dia membuka pintu apartemen Kendrick, mengerutkan keningnya dengan jelas."Oh! Jadi, kau, wanita murahan yang telah merebut kekasihku?"Suara tudingan Helena membuat Cassandra bingung. "Apa maksudmu?" Cassandra bertanya, kebingungannya terpancar dalam suaranya.Tanpa mengindahkan pertanyaan Cassandra, Helena melangkah masuk ke dalam apartemen, bertekad untuk menghadapi Kendrick.“Minggir!” Helena berjalan menghampiri Kendrick yang ada di dalam apartemen itu.Di dalam, Kendrick berdiri dengan ekspresi dingin dan penuh kebencian saat bertemu tatapan Helena."Apakah ini wanita yang akan kau nikahi?" Suara Helena penuh dengan kemarahan saat dia menanyakan hal itu kepada Kendrick.“Helena! Apa yang kau lakukan di sini? Sudah berulang kali aku katakan, jangan pernah menggangguku lagi!” pekik Kendrick tak bisa menahan emosinya.“Kau lupa, huh? Aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkanmu kembali, Kendrick!”Kemarahan lelaki
Cassandra segera merasakan kesalahannya, menyadari bahwa sikapnya bisa membuat Kendrick merasa tidak percaya."Maafkan aku," ujarnya dengan lembut, mencoba meredakan kekhawatiran Kendrick. "Aku percaya padamu, Kendrick. Aku hanya perlu sedikit waktu untuk benar-benar memahami semuanya."Kendrick menggenggam erat tangan Cassandra dan menatapnya dalam-dalam. "Percayalah padaku," ujarnya dengan suara yang penuh keyakinan. "Untuk apa aku mencintaimu jika aku masih mencintai Helena?" Matanya memancarkan kejujuran dan ketulusan.Cassandra merasakan keraguannya mulai berkurang sedikit demi sedikit, namun dia masih merasa ragu. Dia menggeleng lembut."Aku hanya tidak ingin terluka lagi," kata dia dengan suara yang lembut. "Aku pernah mencintai seseorang dengan sepenuh hati, namun akhirnya aku disakiti. Kali ini, aku tidak ingin dikhianati lagi."Kendrick mengerti perasaan Cassandra dan mengangguk dengan pengertian. "Aku mengerti, Sayang," ucapnya dengan lembut. "Namun, percayalah padaku, Cass
Agnes memberi tahu ibunya, Medina, bahwa Cassandra akan segera menikah. Medina tampak gusar dan panik, merasa kehilangan kesempatan untuk mengambil kembali Cassandra.Berita itu membuatnya gelisah, karena mereka telah kehilangan pewaris tunggal yang akan membuat keluarga mereka semakin bersinar.“Ibu! Aku punya kabar buruk untukmu.”“Apa itu? Mengapa kau membawa berita buruk, bukan berita bagus, Agnes?” tanyanya bingung.“Karena memang hanya itu yang aku dapatkan. Cassandra, ia akan menikah dalam tiga minggu ini, Ibu!”“Apa? Bagaimana mungkin, Agnes?” Medina merasa frustrasi, merasa seperti kehilangan sebuah peluang besar.“Aku pun tidak paham, Ibu. Mengapa Cassandra begitu cepat mendapatkan pengganti Jovan. Padahal wanita itu tampak sangat mencintai Jovan, bukan?” ucap Agnes kemudian menghela napasnya.“Ini semua karena Jovan yang tidak sabar hingga akhirnya memutuskan untuk segera menceraikannya!” ucap Medina akhirnya menyalahkan anak bungsunya itu.Jovan, yang mendengarkan percakap
Tamara menatap Cassandra yang sedang terdiam dalam lamunannya. Dengan suara lembut, dia menegurnya, "Apa yang sedang kau pikirkan, sayang?"Cassandra menggeleng, mencoba mengalihkan perhatiannya dari pikiran yang mengganggu. Namun, Tamara merasa curiga bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikiran putrinya."Kau bertemu dengan Jovan, bukan?" tanyanya tiba-tiba, mencoba mencari tahu penyebab lamunan Cassandra.Cassandra kembali menggeleng, menjelaskan bahwa dia tidak bertemu dengan Jovan selama beberapa hari ini.“Aku sudah tidak pernah bertemu dengannya lagi, Ibu,” ucapnya memberi tahu.Namun, Tamara tidak puas dengan jawaban itu. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya membuat putrinya melamun."Lantas, apa yang membuatmu melamun?" tanya Tamara dengan rasa ingin tahu yang besar.Cassandra terdiam sejenak sebelum akhirnya bertanya balik, "Ibu, apakah kau tahu bahwa Kendrick pernah memiliki hubungan sebelumnya?"Tamara mengangkat alisnya, sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. Dia kemudian men
Kendrick dan Cassandra bertemu di sebuah kafe yang nyaman, hanya beberapa langkah dari hotel tempat Cassandra tinggal. Tatapan mereka saling bertemu, mencerminkan campuran emosi yang kompleks. Cassandra menatap Kendrick dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar dari matanya. "Ada apa?" tanyanya dengan suara lembut.Kendrick mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Aku tak ingin kau membatalkan pernikahan kita, Cassandra."Cassandra mengerutkan keningnya, sedikit terkejut dengan pernyataan tiba-tiba itu. "Lantas mengapa kau berbicara seperti itu? Aku tak paham," ujarnya dengan rasa penasaran.Kendrick menjelaskan, "Ibumu menemuiku tadi dan mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kau sempat ingin membatalkan pernikahan itu."Cassandra tersenyum mengerti. Dia tahu betapa perhatiannya ibunya padanya, meskipun kadang-kadang terlalu khawatir. "Mungkin itu hanya asumsi ibuku saja," ujar Cassandra dengan senyum lembut. "Aku hanya bertanya mengenai mantan kekasihmu. Bukan malah membatalkan
Kendrick menghela napasnya dengan panjang seraya menatap Cassandra yang ingin tahu alasan Helena pergi dari hidupnya.“Sebenarnya aku juga tidak tahu dengan jelas alasan ia pergi. Namun, saat itu aku memang sedang dalam sibuk-sibuknya menyiapkan tender baru yang baru aku dapatkan. Aku sering mengabaikan pesan maupun telepon darinya.“Temanku memberi tahu diriku jika Helena pergi bersama seorang pria asing. Akhirnya aku mencari tahu dan ternyata memang benar. Ia akhirnya pergi meninggalkan diriku yang mungkin memilih untuk menjalin hubungan dengan pria itu.”Cassandra manggut-manggut dengan pelan. “Begitu rupanya,” ucapnya dengan pelan.“Ya. Begitulah ceritanya. Itulah mengapa aku tak percaya lagi padanya. Karena ia pernah mengkhianatiku. Mana mungkin aku mau kembali padanya. Hanya akan membuatku terlihat bodoh!”Cassandra tersenyum tipis. “Seperti diriku yang jika memilih kembali pada Jovan yang seben
Kendrick melangkah sedikit sempoyongan menuju pintu apartemennya, terganggu oleh bunyi bel yang terus berdering.Saat ia membuka pintu, ekspresinya berubah kaget ketika melihat sosok yang tidak diharapkan di luar sana. "Jovan? Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan nada heran.Dari mana ia tahu apartemennya di sini? Siapa yang telah memberi tahu Jovan jika Kendrick tinggal di sana.Kendrick bertanya-tanya pada dirinya sendiri. “Kau tahu dari mana—”Namun, belum selesai Kendrick bicara, Jovan langsung melayangkan pukulan keras ke wajah Kendrick, membuatnya terhuyung mundur.Kendrick dengan cepat menahan serangan kedua yang dilancarkan oleh Jovan, terkejut dengan tindakan kasar yang tak terduga ini. "Apa yang kau lakukan?" desak Kendrick, mencoba memahami motif di balik serangan itu.Jovan, dengan mata yang memancarkan kemarahan, berteriak di depan wajah Kendrick, "Kau telah mengambil istriku, sialan!” pe