Kendrick melangkah sedikit sempoyongan menuju pintu apartemennya, terganggu oleh bunyi bel yang terus berdering.
Saat ia membuka pintu, ekspresinya berubah kaget ketika melihat sosok yang tidak diharapkan di luar sana. "Jovan? Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan nada heran.
Dari mana ia tahu apartemennya di sini? Siapa yang telah memberi tahu Jovan jika Kendrick tinggal di sana.
Kendrick bertanya-tanya pada dirinya sendiri. “Kau tahu dari mana—”
Namun, belum selesai Kendrick bicara, Jovan langsung melayangkan pukulan keras ke wajah Kendrick, membuatnya terhuyung mundur.
Kendrick dengan cepat menahan serangan kedua yang dilancarkan oleh Jovan, terkejut dengan tindakan kasar yang tak terduga ini. "Apa yang kau lakukan?" desak Kendrick, mencoba memahami motif di balik serangan itu.
Jovan, dengan mata yang memancarkan kemarahan, berteriak di depan wajah Kendrick, "Kau telah mengambil istriku, sialan!” pe
"Bagaimana kondisinya, Dok?" tanya Helena dengan rasa cemasnya."Tuan Kendrick mengalami luka lebam yang cukup parah sehingga membuatnya harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari sampai kondisinya membaik.""Oh my God. Apakah dia mengalami luka dalam, Dok? Luka di wajahnya terlihat sangat parah, saya lihat.""Ya, betul sekali. Tuan Kendrick mengalami luka dalam. Maka dari itu saya meminta agar Tuan Kendrick untuk dirawat di sini."Helena menganggukkan kepalanya. "Baiklah kalau begitu. Apakah Kendrick sudah siuman?""Belum, Nona. Mungkin satu sampai dua jam lagi beliau akan siuman. Tunggu saja, kekasih Anda pasti akan segera bangun."Helena tersenyum senang kala dokter itu menganggapnya sebagai kekasih Kendrick.'Memang pada dasarnya akulah yang paling cocok menjadi kekasih Kendrick,' ucapnya dalam hati.Ia kemudian masuk ke dalam kamar rawat Kendrick usai dokter mengizinkan ia masuk."Oh, Kendrick. Siapa yang telah membuatmu seperti ini? Apa motif dari kejahatan yang dia lakuk
"Hm! Menarik juga ide yang kau berikan. Baiklah, aku akan mengikuti ide gilamu itu. Kebetulan Kendrick sedang di rumah sakit.Helena menaikan alisnya. "Atau kau ... yang telah membuat Kendrick babak belur?" tanyanya kemudian.Lelaki itu megendikan bahunya seraya tersenyum misterius. "Apa pun akan kulakukan untuk memisahkan Kendrick dan Cassandra. Sampai wanita itu kembali padaku!" ucapnya penuh dengan penegasan."Oh my Gosh. Jadi, kau, yang telah membuat Kendrick terluka? Kau sangat jahat, Jovan!" pekik Helena tampak marah.Jovan terkekeh. "Maka dari itu, sebaiknya kau ikuti permainanku jika tak ingin aku bermain sendiri. Sebab jika aku bermain sendiri, kekasihmu itu akan mati di tanganku!"Helena mendengkus kasar menatap sinis Jovan. Ada rasa kesal juga karena Jovan telah membuat Kendrick masuk rumah sakit.Helena memandang tajam ke arah Jovan, ekspresi cemas terpancar jelas di wajahnya. "Jovan," ucapnya dengan suara serak, "bagaimana jika misi kita gagal? Pernikahan Kendrick dan Cas
“Hah? Aku tidak salah dengar? Kau ingin ikut ke pesta yang hanya diperuntukkan bagi kaum berduit seperti kami? Jangan bermimpi, Cassandra!” Cassandra tersentak mendengar ucapan kakak tertua dari suaminya itu.Penuh cemoohan, seolah dirinya tak layak. Padahal, ada sesuatu yang harus dilakukannya di pesta itu.Gadis itu sontak melihat ke arah sang suami--mencari pembelaan.Namun, Jovan Attrick malah mengatakan kalimat yang menyakiti hatinya. “Tidak bisa. Kuotanya sudah penuh. Kau harus memiliki undangan baru jika ingin ikut,” jawabnya dingin.“Sudahlah, Cassandra. Kau ikut saja dengan kami ke mall, untuk membeli beberapa gaun yang harus kami kenakan. Setidaknya kau bisa membeli baju baru untuk dirimu sendiri.” Agnes, kakak Jovan, lagi-lagi berkata dengan nada tak bersahabat.Tubuh Cassandra gemetar.Rasanya, dia ingin memberontak.Sebab, sejak menikah dengan Jovan, tak pernah sekalipun ia menolak apapun yang diperintahkan oleh keluarga suaminya.Namun, semakin lama, mereka semakin m
Malam itu, suasana di 'The Golden Hotel' begitu meriah. Sorak-sorai tawa dan gemerlap cahaya lampu memancar di setiap sudut ruangan, menyelimuti pesta istimewa yang mencerminkan kemegahan dan kemewahan hotel ternama di kota ini.Di tengah keriuhan tersebut, tiba-tiba pintu masuk hotel terbuka. Seorang wanita anggun memasuki ruangan, mengundang decak kagum dari para tamu.Cassandra Veronica, begitu menakjubkan, melangkah dengan elegan dan anggun. Gaun mewah yang membalut tubuhnya seolah menjadi magnet, menarik perhatian setiap mata yang hadir.Sejenak, ruangan itu terdiam, membiarkan kehadiran Cassandra menciptakan aura keanggunan yang luar biasa.Perhiasan yang menghiasi tubuhnya bersinar gemilang, menambah pesona pada penampilannya yang memukau. Tatapan kagum dan bisikan-bisikan tak terelakkan mengiringi langkahnya menuju pusat perhatian."Siapa wanita itu? Begitu memesona. Pasti ada cerita di balik kehadirannya," bisik seorang tamu kepada pasangannya."Aku tidak yakin. Tapi sepertin
Cassandra sudah merasakan bahwa mereka tidak akan percaya pada pengakuannya. Namun, hal itu tidak mengganggu pikirannya.“Aku tidak peduli dengan hinaan yang kau katakan padaku. Karena hinaan itu sudah biasa aku dengar. Selama tiga tahun ini, saat masih menjadi bagian dari keluarga kalian!”Dengan sikap teguh, Cassandra memilih untuk tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Dia hanya menunggu ibunya keluar dari kandang, yakin bahwa kehadiran ibunya akan mengkonfirmasi bahwa Cassandra adalah pemilik sebenarnya dari hotel tersebut.“Sudah, Agnes. Jangan ladeni wanita gila ini!”Medina menghampiri Cassandra dengan pandangan hinanya. “Hei! Wanita hina tidak tahu diri, sebaiknya cepat pergi dari pesta ini. Kau tahu? Tempat ini benar-benar tidak pantas untukmu!”Medina kembali mengusir Cassandra, menginginkannya pergi dari tempat itu. Namun, Cassandra semakin meradang karena perlakuan yang terus menerus diusir di acara pesta miliknya sendiri. Keinginannya untuk menegaskan identitasnya semaki
“Maafkan kami, Cassandra. Kami telah menilai buruk dirimu selama ini,” ucap Agnes penuh penyesalan.Medina, yang sebelumnya merendahkan dan memperlakukannya dengan buruk, kini menatapnya dengan mata penuh penyesalan.“Aku menyadari betapa salahnya aku telah memperlakukanmu, betapa aku telah menyia-nyiakan seorang putri yang begitu berharga,” ucapnya dengan lirih.Orang-orang yang dulu mengejek dan mencemoohinya, sekarang mengangkat kepalanya dengan malu.Namun, Cassandra hanya menatap datar wajah Agnes yang tampak menyesal karena telah memperlakukan buruk Cassandra selama ini.“Kalian menyadari semuanya karena aku seorang putri kaya raya, kan?” ucap Cassandra penuh dengan ketegasan.Medina kembali terdiam mendengar ucapan Cassandra tadi. Pun dengan Jovan yang duduk di antara mereka dengan tatapan yang penuh penyesalan.Dia menyadari betapa besar kesalahannya, meninggalkan cinta sejati yang selama ini bersamanya.“Jovan. Jangan diam saja. Kenapa kau ini?” ucap Agnes mulai kesal pada ad
“Bahkan kalian pun tahu jika Cassandra sangat membenci kita,” ucap Jovan dengan suara lemasnya.Medina menatap datar wajah anak bungsunya itu."Jovan, aku tahu bahwa kesalahan yang telah terjadi sangat menyakitkan bagi Cassandra. Namun, aku percaya bahwa cinta dan pengampunan masih memiliki tempat dalam hatinya."Jovan mendengarkan dengan hati yang terbuka, namun ekspresinya terlihat tegang.Dia merenung sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Ibu, aku juga merasa sangat menyesal atas segala yang telah terjadi. Aku tahu aku telah menyakiti Cassandra dengan tindakan dan keputusanku. Tapi bagaimana aku bisa yakin bahwa dia akan mau kembali padaku setelah semua yang telah terjadi?"Medina menghela napas dalam-dalam, mencoba untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk menguatkan hati Jovan."Jovan, aku tidak ingin mendengar alasan apa pun darimu! Memangnya kau tidak menyangkan semuanya, huh? Cassandra pewaris kaya raya di kota ini, Jovan. Kau akan menjadi pebisnis hebat setelah berhasil menari
"Bukankah kau sangat mencintaiku?" katanya dengan suara yang penuh keyakinan."Bagaimana bisa, seseorang yang begitu mencintai tiba-tiba menjadi begitu membenci dengan sangat? Tidakkah ada ruang untukku di hatimu? Aku ingin kembali padamu, Cassandra,” pinta Jovan dengan suara nyaris tak terdengar.Dia mencoba meruntuhkan tembok yang dibangun oleh Cassandra dengan kata-kata yang penuh dengan keinginan untuk rekonsiliasi."Dulu mungkin aku mencintaimu dengan segenap hatiku," jawab Cassandra, suaranya bergetar oleh keberanian yang terpendam."Namun, apa yang telah terjadi telah mengubah segalanya. Kepercayaan dan cinta yang dulu aku miliki telah hancur bersama dengan perbuatanmu. Aku sudah membuang cinta itu, Jovan.”Dia menatap Jovan dengan tatapan yang tegas. "Aku sangat tidak ingin kembali padamu," ucapnya."Kau telah membuat pilihanmu dan sekarang aku membuat pilihanku. Aku memilih untuk menjalani hidupku tanpamu. Maka dari itu, jangan pernah bermimpi aku akan kembali padamu!”Kata-k