Tamara, dengan tatapan prihatin, diam menyimak Cassandra yang tampaknya telah meredupkan kepercayaannya pada cinta.Wajah Cassandra mencerminkan kekosongan, pandangannya kosong ke depan, membiarkan kata-kata Tamara melayang tanpa mendapat respons.“Aku akan mencari tahu yang sebenarnya, Cassandra. Lalu ternyata Kendrick benar-benar mengkhianatimu, maka nasibnya akan sama seperti Jovan,” ucap Tamara dengan suara yang penuh dengan tekad, memutuskan untuk mengambil alih masalah yang sedang dihadapi oleh putrinya.Cassandra menghela napasnya, tatapannya kembali ke arah ibunya. “Terserah kau saja, Ibu. Aku ingin fokus pada proyek yang sedang berjalan. Satu minggu lagi akan meluncurkan produk terbaru untuk jam tangan mewah,” ucapnya dengan suara datar, menunjukkan bahwa dirinya lebih memilih untuk mengalihkan perhatian dari masalah pribadinya.“Iya, anakku. Kau fokus saja pada peluncuran produk terbarumu itu. Mengenai Kendrick, biar aku saja yang urus,” kata Tamara dengan suara yang penuh d
Helena, dengan hati yang hancur dan rasa putus asa yang melanda, memutuskan untuk menghubungi Jovan, salah satu temannya yang dia percaya. Dia merasa perlu berbagi beban yang dia rasakan saat ini.“Jovan. Kau tahu? Kendrick telah siuman, namun ia malah mengusirku karena tak ingin aku ada di sana,” ungkap Helena dengan suara gemetar, mencoba menahan air mata yang ingin pecah.Jovan, di sisi telepon, merespons dengan suara yang sedikit kesal. “Mengapa itu terjadi, Helena? Apa kau sudah membuatnya luluh? Atau kau langsung pergi begitu saja setelah diusir olehnya?” tanyanya, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.“Aku sudah berusaha, Jovan. Namun, kau tahu? Dia tidak mau mendengarkanku! Dia tetap ingin aku pergi. Bahkan Kendrick sangat marah padaku karena aku memaksa untuk tetap di sana,” jawab Helena dengan suara penuh dengan keputusasaan, mencoba menjelaskan situasi yang sebenarnya.Jovan menghela napas dengan kesal, merasa frustasi dengan cerita Helena. “Sialan! Ternyata kau
Tamara dengan cepat melangkah menuju kamar Cassandra, kegelisahan tergambar jelas di wajahnya. “Cassandra! Kita harus ke rumah sakit sekarang juga! Kendrick berada di rumah sakit!” ucapnya dengan suara yang penuh dengan kecemasan.Cassandra, yang sedang duduk di meja belajar di kamarnya, mengerutkan kening. “Rumah sakit? Apa yang sedang dia lakukan di sana, Ibu?” tanyanya dengan suara datar, mencoba memahami situasi yang tak terduga ini.“Kau tahu? Jovan telah memukul Kendrick sampai pingsan dan babak belur, Cassandra. Benar apa kataku, bukan? Pasti tidak ada yang beres. Aku sangat mengenal Kendrick. Mana mungkin lelaki itu mengkhianatimu,” jelas Tamara dengan nada yang penuh keyakinan, berharap bahwa putrinya akan mengerti bahwa Kendrick tidak bersalah.Cassandra terdiam sejenak, pikirannya terasa kacau oleh berbagai informasi yang baru saja didengarnya. Namun, akhirnya dia mengangguk, setuju untuk pergi ke rumah sakit
"Sebelumnya aku meminta maaf karena langsung percaya pada Helena begitu dia memberi tahu diriku saat dia sedang di apartemenmu," ucap Cassandra dengan suara yang penuh penyesalan, mencoba membersihkan kesalahpahaman di antara mereka.Kendrick mengerutkan keningnya, ekspresi bingung tergambar jelas di wajahnya. “Apa? Dia … di apartemenku? Apa yang sedang dia lakukan di sana?” tanyanya, mencoba memahami kejadian yang terjadi di apartemennya saat dia sedang dirawat di rumah sakit.“Entahlah, Kendrick. Sepertinya posisimu saat itu sudah di rumah sakit. Namun, Helena masih di apartemenmu. Dan aku tidak tahu apa yang dia lakukan di sana,” jelas Cassandra dengan suara yang penuh dengan ketidakpastian, merasa bingung dengan kehadiran Helena di tempat yang seharusnya tidak dia kunjungi.Kendrick menghela napasnya, mencoba meredakan kebingungannya. Ia semakin tidak mengerti mengapa Helena ada di apartemennya sementara dirinya berada di rumah
Setelah melewati beberapa hari yang melelahkan di rumah sakit, Kendrick akhirnya mendapatkan izin pulang dari dokter setelah kondisinya membaik. Saat hendak pulang, Serly, asisten pribadinya, menawarkan untuk mengantarnya."Tuan Kendrick. Bolehkah saya mengantar Anda?" tawar Serly sambil mengurus biaya administrasi.Kendrick menggeleng lembut, "Tidak perlu. Cassandra dalam perjalanan menuju kemari. Jadi, sebaiknya kau pulang saja. Terima kasih telah membantuku.""Dengan senang hati, Tuan Kendrick. Kalau begitu, saya akan menunggu Nona Cassandra tiba, setelah itu saya kembali ke kantor."Kendrick mengangguk pelan, "Ya, terserah kau saja. Bagaimana baiknya menurutmu."Serly tersenyum lebar berdiri di depan Kendrick, "Maaf sebelumnya, Tuan Kendrick. Apakah Anda perlu sesuatu, untuk pernikahan kalian nanti?""Hm! Sepertinya tidak. Semuanya sudah diurus. Kau tahu? Aku sudah tidak sabar ingin menikah dengan Cassandra. Dia adalah wanita yang selalu aku rindukan setiap harinya," kata Kendrick
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Kendrick dan Cassandra akhirnya tiba. Keduanya akan melangsungkan pernikahan di hari ini.Cassandra, dengan gaun yang indah nan anggun, duduk menghadap cermin yang baru saja dirias secantik mungkin.“Oh my God. Kau sangat cantik sekali, Cassandra. Aku tak pernah melihatmu secantik ini,” ucap Emme, sahabat dekat Cassandra, sambil menghampiri wanita itu.Cassandra mengulas senyum. “Hm! Mengapa kau baru tiba, huh? Aku sudah menghubungimu sejak satu minggu yang lalu, kau tahu!”Emme menghela napasnya. “Cassandra. Aku sangat sibuk, maka dari itu aku baru bisa datang sekarang. Apa kau sangat merindukanku, hm?”Cassandra menyunggingkan bibirnya. Ia menoleh ke arah pintu masuk di mana sang ibu datang menghampirinya.“Ibu ….”“Cassandra. Kau sangat cantik sekali. Selamat untuk pernikahanmu. Semoga kali ini pernikahanmu membuatmu bahagia.”“Terima kasih untuk doanya, Ibu. Aku pun berharap begitu,” ucap Cassandra dengan mata berkaca-kaca. Sorot matanya penuh dengan
Pesta pernikahan berlangsung meriah di rumah Tamara, diiringi dengan tawa, nyanyian, dan aroma harum makanan yang menggoda. Tamu-tamu berkumpul, bersuka cita menyaksikan hari bahagia Cassandra dan Kendrick yang baru saja mengikat janji suci.“Ke mana kalian akan pergi bulan madu?” tanya Emme kepada pasangan pengantin, Cassandra dan Kendrick, yang sedang menikmati momen bahagia bersama keluarga besar dan kerabat yang hadir.Cassandra menoleh ke arah Kendrick dengan senyum ceria. “Ke mana kita akan pergi, Kendrick?” tanyanya penuh antusias.Kendrick membalas dengan senyum misterius. “Hm! Itu rahasia. Aku ingin memberikan sebuah kejutan untuk istriku. Maka, aku tidak akan memberi tahu kalian semua yang menanyakan ke mana aku akan membawa Cassandra bulan madu.”Cassandra hanya tertawa lembut. “Kau memiliki banyak kejutan sepertinya.”“Tentu saja, Sayang. Karena aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk memberikan banyak kejutan dalam hidupmu setelah kau menjadi milikku,” ujar Kendrick d
Malam itu, Kendrick dan Cassandra akan menikmati bulan madu sebagai pasangan pengantin baru. Mereka tiba di sebuah lapangan yang cukup luas, di mana terdapat dua pesawat pribadi yang terparkir dengan megah di sana.“Ready?” tanya Kendrick dengan senyuman penuh kegembiraan, matanya berbinar menantikan reaksi Cassandra.Cassandra memandang sekeliling dengan heran. “Kendrick. Apakah kita akan menaiki pesawat ini?” tanyanya dengan sedikit ragu, namun juga penuh kekaguman.“Tentu saja, Sayang. Aku baru saja membelinya untukmu. Satu bulan yang lalu baru mendarat di sini. Ini, adalah hadiah pernikahan pertama yang aku berikan untukmu,” ungkap Kendrick dengan bangga, senyumnya merekah.Cassandra menganga, tak percaya dengan apa yang didengarnya. Hadiah yang diberikan Kendrick sungguh tak terduga—sebuah jet pribadi sebagai hadiah pernikahan pertama.“Kendrick! Kau benar-benar … aku tak bisa berkata-kata. Anyway, aku sangat berterima kasih padamu. Ini sangat mengagumkan,” ucap Cassandra dengan s