Tamara menatap Cassandra yang sedang terdiam dalam lamunannya. Dengan suara lembut, dia menegurnya, "Apa yang sedang kau pikirkan, sayang?"Cassandra menggeleng, mencoba mengalihkan perhatiannya dari pikiran yang mengganggu. Namun, Tamara merasa curiga bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikiran putrinya."Kau bertemu dengan Jovan, bukan?" tanyanya tiba-tiba, mencoba mencari tahu penyebab lamunan Cassandra.Cassandra kembali menggeleng, menjelaskan bahwa dia tidak bertemu dengan Jovan selama beberapa hari ini.“Aku sudah tidak pernah bertemu dengannya lagi, Ibu,” ucapnya memberi tahu.Namun, Tamara tidak puas dengan jawaban itu. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya membuat putrinya melamun."Lantas, apa yang membuatmu melamun?" tanya Tamara dengan rasa ingin tahu yang besar.Cassandra terdiam sejenak sebelum akhirnya bertanya balik, "Ibu, apakah kau tahu bahwa Kendrick pernah memiliki hubungan sebelumnya?"Tamara mengangkat alisnya, sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. Dia kemudian men
Kendrick dan Cassandra bertemu di sebuah kafe yang nyaman, hanya beberapa langkah dari hotel tempat Cassandra tinggal. Tatapan mereka saling bertemu, mencerminkan campuran emosi yang kompleks. Cassandra menatap Kendrick dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar dari matanya. "Ada apa?" tanyanya dengan suara lembut.Kendrick mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Aku tak ingin kau membatalkan pernikahan kita, Cassandra."Cassandra mengerutkan keningnya, sedikit terkejut dengan pernyataan tiba-tiba itu. "Lantas mengapa kau berbicara seperti itu? Aku tak paham," ujarnya dengan rasa penasaran.Kendrick menjelaskan, "Ibumu menemuiku tadi dan mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kau sempat ingin membatalkan pernikahan itu."Cassandra tersenyum mengerti. Dia tahu betapa perhatiannya ibunya padanya, meskipun kadang-kadang terlalu khawatir. "Mungkin itu hanya asumsi ibuku saja," ujar Cassandra dengan senyum lembut. "Aku hanya bertanya mengenai mantan kekasihmu. Bukan malah membatalkan
Kendrick menghela napasnya dengan panjang seraya menatap Cassandra yang ingin tahu alasan Helena pergi dari hidupnya.“Sebenarnya aku juga tidak tahu dengan jelas alasan ia pergi. Namun, saat itu aku memang sedang dalam sibuk-sibuknya menyiapkan tender baru yang baru aku dapatkan. Aku sering mengabaikan pesan maupun telepon darinya.“Temanku memberi tahu diriku jika Helena pergi bersama seorang pria asing. Akhirnya aku mencari tahu dan ternyata memang benar. Ia akhirnya pergi meninggalkan diriku yang mungkin memilih untuk menjalin hubungan dengan pria itu.”Cassandra manggut-manggut dengan pelan. “Begitu rupanya,” ucapnya dengan pelan.“Ya. Begitulah ceritanya. Itulah mengapa aku tak percaya lagi padanya. Karena ia pernah mengkhianatiku. Mana mungkin aku mau kembali padanya. Hanya akan membuatku terlihat bodoh!”Cassandra tersenyum tipis. “Seperti diriku yang jika memilih kembali pada Jovan yang seben
Kendrick melangkah sedikit sempoyongan menuju pintu apartemennya, terganggu oleh bunyi bel yang terus berdering.Saat ia membuka pintu, ekspresinya berubah kaget ketika melihat sosok yang tidak diharapkan di luar sana. "Jovan? Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan nada heran.Dari mana ia tahu apartemennya di sini? Siapa yang telah memberi tahu Jovan jika Kendrick tinggal di sana.Kendrick bertanya-tanya pada dirinya sendiri. “Kau tahu dari mana—”Namun, belum selesai Kendrick bicara, Jovan langsung melayangkan pukulan keras ke wajah Kendrick, membuatnya terhuyung mundur.Kendrick dengan cepat menahan serangan kedua yang dilancarkan oleh Jovan, terkejut dengan tindakan kasar yang tak terduga ini. "Apa yang kau lakukan?" desak Kendrick, mencoba memahami motif di balik serangan itu.Jovan, dengan mata yang memancarkan kemarahan, berteriak di depan wajah Kendrick, "Kau telah mengambil istriku, sialan!” pe
"Bagaimana kondisinya, Dok?" tanya Helena dengan rasa cemasnya."Tuan Kendrick mengalami luka lebam yang cukup parah sehingga membuatnya harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari sampai kondisinya membaik.""Oh my God. Apakah dia mengalami luka dalam, Dok? Luka di wajahnya terlihat sangat parah, saya lihat.""Ya, betul sekali. Tuan Kendrick mengalami luka dalam. Maka dari itu saya meminta agar Tuan Kendrick untuk dirawat di sini."Helena menganggukkan kepalanya. "Baiklah kalau begitu. Apakah Kendrick sudah siuman?""Belum, Nona. Mungkin satu sampai dua jam lagi beliau akan siuman. Tunggu saja, kekasih Anda pasti akan segera bangun."Helena tersenyum senang kala dokter itu menganggapnya sebagai kekasih Kendrick.'Memang pada dasarnya akulah yang paling cocok menjadi kekasih Kendrick,' ucapnya dalam hati.Ia kemudian masuk ke dalam kamar rawat Kendrick usai dokter mengizinkan ia masuk."Oh, Kendrick. Siapa yang telah membuatmu seperti ini? Apa motif dari kejahatan yang dia lakuk
"Hm! Menarik juga ide yang kau berikan. Baiklah, aku akan mengikuti ide gilamu itu. Kebetulan Kendrick sedang di rumah sakit.Helena menaikan alisnya. "Atau kau ... yang telah membuat Kendrick babak belur?" tanyanya kemudian.Lelaki itu megendikan bahunya seraya tersenyum misterius. "Apa pun akan kulakukan untuk memisahkan Kendrick dan Cassandra. Sampai wanita itu kembali padaku!" ucapnya penuh dengan penegasan."Oh my Gosh. Jadi, kau, yang telah membuat Kendrick terluka? Kau sangat jahat, Jovan!" pekik Helena tampak marah.Jovan terkekeh. "Maka dari itu, sebaiknya kau ikuti permainanku jika tak ingin aku bermain sendiri. Sebab jika aku bermain sendiri, kekasihmu itu akan mati di tanganku!"Helena mendengkus kasar menatap sinis Jovan. Ada rasa kesal juga karena Jovan telah membuat Kendrick masuk rumah sakit.Helena memandang tajam ke arah Jovan, ekspresi cemas terpancar jelas di wajahnya. "Jovan," ucapnya dengan suara serak, "bagaimana jika misi kita gagal? Pernikahan Kendrick dan Cas
Dengan langkah-langkah hati-hati, Cassandra melangkah masuk ke dalam kamar yang sunyi. Udara dingin menyambutnya, seolah menambah beban yang sudah terlalu berat di pundaknya.Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan gejolak emosinya yang tengah membara di dalam dirinya. “Hh!”"Diamkan dirimu, Cassandra," ucapnya pada dirinya sendiri dengan suara yang hampir tercekat di tenggorokannya. "Kau harus tetap tenang."Kata-kata itu bergema di dalam ruangan yang sunyi, mencoba menggugah ketenangan di tengah badai emosi yang melanda.Cassandra mencoba meraih kendali atas dirinya sendiri, menahan diri agar tidak terjatuh dalam jurang kegelapan yang mengancam untuk menelannya.“Aku harus berpikir jernih sebelum semuanya terungkap dengan benar.”Dia tahu bahwa saat ini adalah saat yang kritis, saat di mana kekuatan dalam dirinya diuji sampai batasnya.Namun, dia juga tahu bahwa dia tidak boleh menyerah pada emosi negatif yang menghantuinya. Dia harus tetap berdiri tegak, meskipun badai men
Dokter menatap Helena yang ingin tahu kondisi Kendrick sebenarnya. "Maaf, Nona. Sepertinya Tuan Kendrick membutuhkan waktu sampai siuman. Maka dari itu, kemungkinan kecil untuk bisa siuman dalam waktu dekat," ucap sang dokter menjelaskan tentang kondisi Kendrick yang belum juga siuman.Helena menghela napasnya, matanya memandang kosong ke arah pintu yang baru saja ditutup dokter. "Begitu rupanya. Aku tidak percaya jika kondisinya separah itu sampai membuatnya tidak bisa bangun."“Maaf, Nona Helena. Apakah Anda telah melaporkan tindakan kekerasan ini kepada pihak berwajib?” tanya dokter ingin tahu. Mengingat bahwa luka yang dialami oleh Kendrick dilakukan secara sengaja. Menghajarnya membabi buta.“Saya sudah melaporkannya, dokter. Mungkin sebentar lagi orang itu akan diciduk.”“Oh, baguslah. Kalau begitu saya permisi.”Helena mengangguk kemudian menghela napas lega. Ia kembali masuk ke dalam ruang rawat Kendrick untuk melihat lelaki itu meski belum juga mau sadarkan diri.Wanita itu d
Cassandra duduk di sofa ruang tamu dengan tangan mengusap lembut perutnya yang membesar.Usia kandungannya sudah memasuki sembilan bulan, dan setiap gerakan bayi di dalam rahimnya membuatnya semakin bersemangat dan penuh harapan.Matahari pagi yang masuk melalui jendela memberikan kehangatan yang menyenangkan, namun Cassandra tetap merasa sedikit cemas menghadapi persalinan yang tinggal menghitung hari.Di dapur, Kendrick sedang mempersiapkan sarapan. Aroma roti panggang dan telur mengisi udara, menciptakan suasana rumah yang nyaman dan tenang.Dia terlihat sibuk, namun tetap berusaha agar tidak menimbulkan kebisingan yang bisa mengganggu istrinya.Setelah selesai, Kendrick membawa nampan sarapan ke ruang tamu dan meletakkannya di meja di depan Cassandra. "Sayang, ini sarapan untukmu," katanya dengan senyum hangat. "Kamu harus tetap makan yang cukup untuk menjaga stamina."Cassandra tersenyum, merasakan cinta dan perhatian dari suaminya. "Te
Satu bulan kemudian, suasana di rumah Kendrick dan Cassandra jauh lebih tenang. Namun, berita tentang Jovan dan Luna masih menjadi topik yang hangat dibicarakan di media. Sidang mereka telah selesai, dan keputusan hakim memberikan kelegaan bagi banyak pihak.Jovan dijatuhi hukuman dua puluh tahun penjara, sementara Luna mendapat hukuman lima belas tahun. Keputusan ini berdasarkan bukti yang kuat dan tak terbantahkan yang dikumpulkan selama penyelidikan.Di ruang keluarga yang nyaman, Kendrick dan Cassandra duduk bersama menikmati pagi yang tenang. Di layar televisi, berita tentang kasus Jovan dan Luna kembali muncul. Kendrick memegang remote dan memperbesar volume sedikit, memperhatikan laporan yang tengah disampaikan."Aku dengar, kuasa hukum Jovan mengundurkan diri karena bukti yang pengadilan pegang sangat kuat," kata Kendrick sambil memandang ke layar.Cassandra menoleh pelan ke arah Kendrick, alisnya sedikit terangkat. "Oh, ya? Aku baru tahu. Aku tid
Di sebuah kantor mewah dengan pemandangan kota yang menakjubkan, Rebeca berdiri memandangi layar laptop di hadapannya.Senyumnya tipis, namun matanya berbinar penuh kepuasan. Di sebelahnya, Serly berdiri dengan map berisi dokumen yang baru saja diperoleh dari Kendrick dan timnya."Woah! Ternyata benar. Wanita ini yang telah memanipulasi data kita," ucap Rebeca sembari menggeleng-gelengkan kepalanya saat Serly memperlihatkan data yang berhasil Kendrick dan Arch dapatkan. Wajahnya menunjukkan rasa tidak percaya sekaligus kemarahan yang tertahan.Di depan mereka, Kendrick duduk dengan tenang, senyumnya penuh keyakinan. "Terima kasih, karena telah membantu kami mencari tahu orang yang telah mencuri karya kami, Tuan Kendrick. Aku benar-benar berutang budi pada Anda," ucap Rebeca dengan tulus, matanya tak lepas dari Kendrick.Kendrick mengulas senyumnya. "Senang bekerja sama dengan Anda, Nyonya Rebeca. Aku tahu, ini sangat berarti untukmu. Aku harap kau memberi
Di sebuah gedung perkantoran yang megah, Jovan sedang duduk di meja kerjanya yang luas, dikelilingi oleh tumpukan dokumen dan peralatan teknologi canggih.Pikirannya masih dipenuhi oleh kemarahan dan dendam terhadap Kendrick. Namun, suasana yang semula tenang tiba-tiba berubah ketika pintu kantornya didobrak oleh beberapa petugas kepolisian yang berpakaian seragam lengkap."Saudara Jovan. Anda ditahan karena telah melakukan tindakan korupsi sebesar lima puluh juta dollar sehingga merugikan banyak perusahaan dan juga pemerintah. Anda bisa memanggil kuasa hukum Anda setelah pemeriksaan selama dua puluh empat jam!" salah satu petugas polisi, seorang perwira berwajah tegas, mengumumkan dengan suara keras dan jelas.Jovan terperangah, wajahnya berubah pucat. "Tidak, tidak. Aku tidak melakukan itu. Kalian salah tangkap!" teriak Jovan, suaranya menggema di ruangan yang besar itu. Ia berusaha berdiri, tetapi tangannya segera diborgol oleh salah satu petugas."Seb
Luna dan Jovan bertemu di apartemen Jovan. Raut wajah Luna penuh kepanikan, sementara Jovan terlihat frustrasi dan bingung.Mereka berdiri di ruang tamu yang remang-remang, cahayanya hanya berasal dari lampu meja di sudut ruangan.“Jovan. Ada apa ini? Kenapa percakapan kita jadi tersebar ke mana-mana?” tanya Luna, suaranya penuh kekhawatiran.Jovan menggelengkan kepalanya dengan keras, menatap Luna dengan mata yang penuh kemarahan dan ketidakmengertian.“Aku pun tidak tahu, Luna. Sungguh. Aku tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Atau kau, yang telah melakukan ini?” tuduhnya akhirnya, matanya menyala-nyala dengan kecurigaan.“Apa? Kau menuduhku? Untuk apa aku melakukan hal gila itu, Jovan? Itu sama saja dengan bunuh diri!” ucap Luna dengan suara tinggi, tidak terima dituduh seperti itu. Matanya berkilat dengan kemarahan yang sama.Jovan menjambak rambutnya frustasi, menarik napas panjang dan berat. “Ak
Detik itu juga, rekaman yang menampilkan Luna dan Jovan tersebar ke seluruh media setelah Arch berhasil merekam momen tersebut.Dengan berpura-pura menjadi pramusaji, ia berhasil merekam adegan mereka di ruang VIP restoran yang telah dipesan oleh Jovan.Ketika Jovan telah pergi dan Luna tersisa sendirian, Arch dengan cepat mengambil botol anggur yang telah kosong, memastikan bahwa semua terdokumentasi.Di ruangan kontrol, Arch menyaksikan rekaman tersebut sambil menahan napas. Hatinya berdegup kencang ketika ia menyadari bahwa ini adalah bukti yang sangat penting untuk membongkar tipu daya Jovan dan Luna.‘Oh! Astaga. Ternyata itu semua hanya permainan Jovan agar bisa mengambil Cassandra kembali.’‘Aku tidak menyangka jika kita baru saja dibohongi oleh pria itu. Itu sangat menyebalkan!’‘Sejak awal pun aku sudah curiga pada pria itu. Dan ternyata benar. Ini semua hanya jebakan saja!’
Di dalam ruang rapat yang hening, Arch mendekati Kendrick dengan sebuah laporan yang dia terima."Permisi, Tuan. Saya menerima banyak laporan dari orang ini. Konon, dia merupakan orang kepercayaan Jovan. Namun, dia dikhianati oleh orang itu karena lebih percaya pada orang lain," ungkapnya dengan serius.Kendrick mengangkat alisnya, menunjukkan ketertarikannya. "Apakah kau percaya padanya?" tanya Kendrick, matanya memandang tajam ke arah Arch, mencari kepastian.Arch mengangguk mantap. "Ya. Jacob punya urusan yang cukup penting dan membutuhkan uang banyak. Anda bisa mencari tahu tentang Jovan setelah bernegosiasi dengannya," jelasnya dengan yakin, percaya pada kemampuan Jacob untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.Kendrick menunjukkan ketertarikannya yang nyata untuk menggali lebih dalam tentang Jovan dari Jacob. Dia mengangguk singkat, menunjukkan persetujuannya.Tak lama kemudian, Arch membawa masuk Jacob, mantan kepercayaan Jovan yang diyakini bisa menjadi sumber informasi yang
Di tengah keriuhan kantor, seorang staf mendekati Emme yang terlihat tengah tersesat dalam pikiran yang penuh dengan kekhawatiran.“Permisi, Nona. Saya ingin menyampaikan sesuatu pada Anda,” ucapnya dengan hati-hati.Emme mengangkat kepalanya dengan ekspresi cemas. “Apa?” tanyanya dengan suara pelan, matanya mencari jawaban atas semua kekacauan yang sedang terjadi.Staf tersebut menyerahkan sebuah laporan yang isinya cukup membuat Emme terkejut. “Sebanyak dua puluh persen konsumen telah membatalkan pemesanan untuk produk terbaru yang akan diluncurkan minggu ini, Nona. Kami baru saja menerima data ini untuk dua hari terakhir.”Emme memejamkan matanya sejenak, mencoba meredakan gejolak emosinya. “Launching pun ditahan dulu sampai semuanya sudah kondusif. Jangan dulu beri tahu Cassandra mengenai penurunan penjualan ini. Bagaimana dengan data lama?” tanyanya dengan suara yang terdengar tegang.“Untuk data lama, kami baru menerima hasilnya lima puluh persen saja, Nona. Namun, dari lima pul
Kendrick kembali mendekati Cassandra yang masih terisak di sampingnya, mencoba memberinya dukungan lebih lanjut."Sayang, jangan menangis lagi. Kita akan selesaikan ini sama-sama. Aku tahu, ini sangat mengejutkan, dan aku juga tidak menyangka jika Jovan berani melakukan hal gila ini di depan umum," ucapnya dengan suara yang penuh dengan perhatian.Cassandra menutup matanya, mencoba mengatasi gelombang emosi yang menderanya. Kenangan akan kejadian tadi terus menghantui pikirannya."Ini benar-benar gila. Pria itu benar-benar membuatku geram," ucapnya lirih, suaranya gemetar oleh kebencian yang mendalam.Kendrick merasakan keputusasaan Cassandra, dan dia tidak bisa tidak merasa marah pada Jovan. Dia memeluk Cassandra dengan erat, mencoba memberinya sedikit ketenangan."Orang itu memang gila, Sayang. Kalau tidak gila, mana mungkin dia melakukan hal itu padamu," ucapnya dengan suara yang bergetar oleh kemarahan.Cassandra mengangguk lemah di dalam pelukan Kendrick, merasa lega memiliki sese