Cassandra menatap wajah Kendrick dengan lembut, matanya penuh dengan kelembutan dan kehangatan. Sejak pertama kali mereka bertemu, wajah Kendrick selalu mampu membuat hatinya berbunga-bunga.‘Aku benar-benar terlena oleh kebaikan yang ditunjukan oleh pria yang ada di depanku ini,’ ucapnya dalam hati.Dia merenung dalam diam, bertanya-tanya apakah perasaannya yang selalu bahagia ketika bersama Kendrick adalah cinta sejati.Merasa kedamaian dan kebahagiaan merayap dalam dirinya, Cassandra menyadari bahwa ini lebih dari sekadar cinta yang diucapkan.Ini adalah perasaannya yang dalam, yang membuat hatinya merasa hangat dan penuh kasih setiap kali dia berada di dekat Kendrick. Dia merasa bersyukur karena memiliki seseorang seperti Kendrick dalam hidupnya.Tiba-tiba, suara Kendrick membuyarkan lamunannya. "Sayang? Apa sedang yang kau pikirkan?" tanyanya dengan lembut, senyum terukir di wajahnya.Cassandra tersadar dari lamunannya dan menggeleng. "Oh, tidak ada. Aku hanya sedang memikirkan b
Helena kembali berbicara. “Hanya sebentar, aku mohon, Kendrick. Lima menit saja.”Kendrick menghela napasnya dengan panjang, memikirkan permintaan mantan kekasihnya itu.“Baiklah. Hanya lima menit. Kau di mana? Biar aku saja yang datang ke sana.”Helena tersenyum bahagia. “Aku berada di taman dekat apartemenmu, Kendrick.”Kendrick memutar bola matanya. Rupanya wanita itu sudah menunggunya di sana. Tak berucap sepatah kata pun, Kendrick menutup panggilan tersebut.“Apa yang kau inginkan, Helena? Setelah pergi begitu saja, kini ingin bertemu bahkan kau telah berada di depan apartemenku.” Kendrick menggeleng-gelengkan matanya.Setelah lima belas menit, Kendrick tiba dan langsung menghampiri Helena yang benar saja sudah berada di sana.Helena tampak mengulas senyum lebar, bahagia karena bisa bertemu dengan Kendrick lagi.“Kendrick. Aku merindukanmu.” Helena menghampiri Ken
Langkah-langkah Tamara terdengar halus di lantai marmer yang mengkilap ketika dia mendekati Cassandra, yang tengah sibuk dengan tugasnya sebagai CEO baru di The Golden Hotel.Cassandra mengangkat pandangannya, sebuah kilatan kejutan melintas di matanya sebelum dia segera mengumpulkan dirinya kembali.“Selamat pagi, anakku,” sapa Tamara kemudian duduk di depan sang anak."Halo, Ibu," sapa Cassandra, suaranya tetap tenang dan profesional meskipun terganggu."Cassandra, Sayang," balas Tamara dengan senyuman hangat, matanya sekilas memindai ruangan sebelum kembali menatap putrinya. “Aku harap aku tidak terlalu mengganggumu, Cassandra. Aku hanya punya pertanyaan singkat."Cassandra mengangkat alisnya, penasaran. "Tentu saja, Ibu. Ada apa?"Tamara melipat tangannya dengan lembut di depannya, pandangannya tidak berpaling dari putrinya. "Apakah kau dan Kendrick sudah menetapkan tanggal pernikahan kalian?"Ekspresi Cassandra
Waktu telah menunjuk angka tujuh malam ….Kendrick dan Cassandra duduk di meja yang indah di sebuah restoran mewah di kota itu, dikelilingi oleh cahaya lembut dan suasana yang romantis.“Terima kasih, telah mengajakku makan malam romantis ini, Kendrick.”“Tak perlu berterima kasih, Sayang. Ini akan menjadi jadwal langganan kita untuk menyempatkan makan malam bersama di luar,” ucap Kendrick lalu mengulas senyumnya.Mereka menikmati makan malam bersama, Namun, tak lama setelahnya Cassandra tidak bisa tidak memperhatikan bahwa Kendrick tampak terdiam, sepertinya tengah tersesat dalam pikirannya sendiri.Setelah beberapa saat, Cassandra akhirnya tidak tahan dan menegurnya dengan lembut, "Ada apa, Kendrick? Kau terlihat sedang memikirkan sesuatu."Kendrick mengangkat pandangannya dari piringnya, matanya bertemu dengan mata Cassandra, "Oh, tidak apa-apa, sayang," jawabnya, meskipun senyumnya terlihat sedikit terpaksa
Saat kain terlepas dari tubuh masing-masing, Kendrick membiarkan tangannya merayap dengan lembut, menyapu bibir Cassandra dengan sentuhan yang penuh gairah.Dia merasakan kelembutan kulit putih milik kekasihnya itu, menyentuhnya dengan lembut sambil menghirup aroma yang memabukkan dari tubuhnya.“Ough ….”Suara desahan lembut yang keluar dari bibir Cassandra berhasil membangkitkan gejolak gairah dalam diri Kendrick, membuat denyut jantungnya berdebar cepat di dadanya.Dia merasakan keinginan yang tak terbendung memenuhi dirinya, mendorongnya untuk terus menjelajahi setiap sentuhan dengan penuh semangat.Dengan gerakan yang lincah dan penuh gairah, Kendrick bergerak di atas tubuh Cassandra, membiarkan geraman indah tercipta di antara mereka.Mereka berdua merasakan kehangatan dan keintiman yang membara di antara mereka, menciptakan sebuah melodi hangat yang menyertai permainan panas mereka.“Ough, Kendrick. Kau benar-benar membuatku gila!” raung Cassandra seraya menggigit bibirnya mera
Helena berdiri di lorong, matanya terpaku pada Cassandra saat dia membuka pintu apartemen Kendrick, mengerutkan keningnya dengan jelas."Oh! Jadi, kau, wanita murahan yang telah merebut kekasihku?"Suara tudingan Helena membuat Cassandra bingung. "Apa maksudmu?" Cassandra bertanya, kebingungannya terpancar dalam suaranya.Tanpa mengindahkan pertanyaan Cassandra, Helena melangkah masuk ke dalam apartemen, bertekad untuk menghadapi Kendrick.“Minggir!” Helena berjalan menghampiri Kendrick yang ada di dalam apartemen itu.Di dalam, Kendrick berdiri dengan ekspresi dingin dan penuh kebencian saat bertemu tatapan Helena."Apakah ini wanita yang akan kau nikahi?" Suara Helena penuh dengan kemarahan saat dia menanyakan hal itu kepada Kendrick.“Helena! Apa yang kau lakukan di sini? Sudah berulang kali aku katakan, jangan pernah menggangguku lagi!” pekik Kendrick tak bisa menahan emosinya.“Kau lupa, huh? Aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkanmu kembali, Kendrick!”Kemarahan lelaki
Cassandra segera merasakan kesalahannya, menyadari bahwa sikapnya bisa membuat Kendrick merasa tidak percaya."Maafkan aku," ujarnya dengan lembut, mencoba meredakan kekhawatiran Kendrick. "Aku percaya padamu, Kendrick. Aku hanya perlu sedikit waktu untuk benar-benar memahami semuanya."Kendrick menggenggam erat tangan Cassandra dan menatapnya dalam-dalam. "Percayalah padaku," ujarnya dengan suara yang penuh keyakinan. "Untuk apa aku mencintaimu jika aku masih mencintai Helena?" Matanya memancarkan kejujuran dan ketulusan.Cassandra merasakan keraguannya mulai berkurang sedikit demi sedikit, namun dia masih merasa ragu. Dia menggeleng lembut."Aku hanya tidak ingin terluka lagi," kata dia dengan suara yang lembut. "Aku pernah mencintai seseorang dengan sepenuh hati, namun akhirnya aku disakiti. Kali ini, aku tidak ingin dikhianati lagi."Kendrick mengerti perasaan Cassandra dan mengangguk dengan pengertian. "Aku mengerti, Sayang," ucapnya dengan lembut. "Namun, percayalah padaku, Cass
Agnes memberi tahu ibunya, Medina, bahwa Cassandra akan segera menikah. Medina tampak gusar dan panik, merasa kehilangan kesempatan untuk mengambil kembali Cassandra.Berita itu membuatnya gelisah, karena mereka telah kehilangan pewaris tunggal yang akan membuat keluarga mereka semakin bersinar.“Ibu! Aku punya kabar buruk untukmu.”“Apa itu? Mengapa kau membawa berita buruk, bukan berita bagus, Agnes?” tanyanya bingung.“Karena memang hanya itu yang aku dapatkan. Cassandra, ia akan menikah dalam tiga minggu ini, Ibu!”“Apa? Bagaimana mungkin, Agnes?” Medina merasa frustrasi, merasa seperti kehilangan sebuah peluang besar.“Aku pun tidak paham, Ibu. Mengapa Cassandra begitu cepat mendapatkan pengganti Jovan. Padahal wanita itu tampak sangat mencintai Jovan, bukan?” ucap Agnes kemudian menghela napasnya.“Ini semua karena Jovan yang tidak sabar hingga akhirnya memutuskan untuk segera menceraikannya!” ucap Medina akhirnya menyalahkan anak bungsunya itu.Jovan, yang mendengarkan percakap