Share

Bab 6: Seseorang untuk Cassandra

"Bukankah kau sangat mencintaiku?" katanya dengan suara yang penuh keyakinan.

"Bagaimana bisa, seseorang yang begitu mencintai tiba-tiba menjadi begitu membenci dengan sangat? Tidakkah ada ruang untukku di hatimu? Aku ingin kembali padamu, Cassandra,” pinta Jovan dengan suara nyaris tak terdengar.

Dia mencoba meruntuhkan tembok yang dibangun oleh Cassandra dengan kata-kata yang penuh dengan keinginan untuk rekonsiliasi.

"Dulu mungkin aku mencintaimu dengan segenap hatiku," jawab Cassandra, suaranya bergetar oleh keberanian yang terpendam.

"Namun, apa yang telah terjadi telah mengubah segalanya. Kepercayaan dan cinta yang dulu aku miliki telah hancur bersama dengan perbuatanmu. Aku sudah membuang cinta itu, Jovan.”

Dia menatap Jovan dengan tatapan yang tegas. "Aku sangat tidak ingin kembali padamu," ucapnya.

"Kau telah membuat pilihanmu dan sekarang aku membuat pilihanku. Aku memilih untuk menjalani hidupku tanpamu. Maka dari itu, jangan pernah bermimpi aku akan kembali padamu!”

Kata-kata Cassandra dipenuhi dengan keputusan yang tegas dan penegasan yang tak tergoyahkan.

Dia tidak lagi membiarkan dirinya terjebak dalam siklus yang menyakitkan dan toksik.

Cassandra menunjukkan bahwa dia telah menemukan kekuatan untuk melangkah maju dan membangun hidup yang lebih baik tanpa kehadiran Jovan di sisinya.

“Cassandra, aku—”

“Sekarang pergi dari hadapanku!” usir Cassandra dengan tegas. “Aku sedang sibuk untuk melakukan peluncuran produk terbaruku. Maka dari itu, silakan pergi dari hadapanku!” ucapnya menatap tajam wajah Jovan.

“Produk? Sejak kapan kau memiliki produk baru? Bukankah selama ini kau hanya menjadi pewaris tunggal hotel ini?”

Cassandra tersenyum miring seraya membuang muka. “Kau tak perlu tahu, Jovan. Sekarang, silakan meninggalkan tempat ini!”

**

Di pusat perbelanjaan nan luas dan megah. Semua orang telah menunggu dengan tidak sabar untuk melihat peluncuran produk terbaru, yakni jam tangan mewah juga perhiasan terbuat dari berlian asli.

Yang juga ditayangkan di semua siaran televisi juga media sosial lainnya.

“Baiklah para hadirin yang terhormat dan berbahagia. Sebentar lagi kita akan menyaksikan peluncuran produk terbaru yang sudah lama kita tunggu-tunggu. Mari, kita sambut sang pemilik VN Jewerly. Nona Cassandra!”

“What?! Cassandra? Mantan istri Jovan, yang selalu terlihat lusuh itu?” gumam Erick—salah satu teman Jovan.

Ia pun menghubungi Jovan agar segera ke mall. Ia ingin memastikan bahwa wanita itu memang benar, adalah mantan istri Jovan.

“Selamat sore, semuanya. Terima kasih atas antusiasnya kalian semua. Aku tak menyangka, kalian akan seantusias ini menyambut launching-nya produk yang telah aku buat sendiri. Untuk itu, mari kita buka bersama-sama, VN Jewerly!”

Sorak sorai menggema di tempat itu. Mereka dengan antusias menyambut toko baru tersebut karena tidak sabar ingin membeli beberapa jam tangan juga perhiasan mewah nan elegan itu.

Agnes yang berdiri bersama dengan sahabatnya, Laura, menganga melihat peresmian toko yang selama ini dia tunggu ternyata milik Cassandra.

“Pantas saja, wanita itu mengenakan perhiasan mewah dan mahal. ternyata memang itu miliknya. Aku tak menyangka, Jovan baru saja membuang berlian.”

Sebagai kakak tertua, Agnes sangat menyesal karena keputusan Jovan yang terlalu terburu-buru. Tak mau sabar, menunggu sampai Cassandra memberi tahu siapa dirinya sebenarnya.

“Apa kau menyesal?” tanya Laura.

Agnes mengangguk pelan. “Ya. Seharusnya aku mendapatkan perhiasan itu dengan cuma-cuma.” Agnes geleng-geleng kepala.

**

Agnes pulang ke rumah dengan langkah yang tergesa-gesa. Tak lama setelahnya, Jovan juga pulang ke rumah.

“Ibu! Ternyata toko perhiasan yang baru saja buka itu merupakan milik Cassandra!” ungkap Agnes memberi tahu.

“Ya. Aku sudah melihatnya di televisi tadi,” ucap Medina dengan lemas. Ia lalu menoleh ke arah Jovan. “Apa kau gagal mengambil Cassandra kembali?”

Jovan menghela napasnya. “Seharusnya kau sudah tahu jawabannya, Ibu.”

Medina menggigit bibirnya memikirkan upaya yang bisa dia lakukan untuk mengambil kembali hati Cassandra.

"Dalam situasi seperti ini, aku akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mendapatkan kembali kepercayaan dan cinta Cassandra," jawab Medina dengan tegas.

"Aku akan berbicara dengannya, mencoba memahami perasaannya, dan berusaha memperbaiki segala kesalahan yang telah terjadi. Aku akan menunjukkan padanya bahwa kita semua di sini ingin memberikan dukungan dan cinta, tidak hanya untuk Jovan, tetapi juga untuknya."

Agnes masih terdiam, mencerna kata-kata ibunya dengan penuh perenungan. Dia merasa terkesan oleh tekad dan kegigihan ibunya untuk menghadapi tantangan yang begitu besar seperti ini.

Namun, dia juga merasa bingung tentang bagaimana ibunya akan melangkah maju dalam usahanya untuk merebut kembali hati Cassandra.

"Bagaimana kau akan melakukannya, Ibu?" tanya Agnes, mencoba memahami rencana ibunya.

“Aku akan melakukan segala cara agar Cassandra bisa kembali, Agnes. Kau tahu, kita juga merupakan keluarga kaya raya. Aku yakin, Cassandra pasti mau kembali pada keluarga kita,” ucap Medina dengan percaya dirinya.

“Tapi, aku tidak yakin, Ibu. Cassandra terlihat sangat membenci Jovan sekarang. Bukan hanya Jovan yang dia benci, melainkan keluarga kita.”

Medina menarik napas dalam-dalam. Ia tidak akan menyerah begitu saja. Penolakan dari Cassandra bukan masalah besar baginya.

**

Tamara melangkah dengan langkah hati-hati menuju anak perempuannya yang tengah terpesona oleh pemandangan gemerlap kota yang terhampar di balik jendela besar.

Cassandra, dengan matanya yang penuh dengan refleksi kilauan lampu-lampu kota, tampak terhanyut dalam pikirannya sendiri.

Tamara merasa hangat melihatnya, tetapi juga terdapat getaran gugup dalam hatinya karena misi yang telah dia tentukan.

Dengan lembut, Tamara menyentuh bahu Cassandra. "Cassandra, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu."

Cassandra menoleh dengan perlahan, ekspresinya campur aduk antara penasaran dan agak tidak sabar. "Ya, Ibu?"

Tamara menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, memastikan kata-katanya dipilih dengan hati-hati. "Aku ingin memberitahukan kabar baik padamu."

Wajah Cassandra mencerminkan kebingungan. "Kabar baik? Apa itu, Ibu?"

Tamara tersenyum tipis. "Aku telah mengenal seseorang yang mungkin dapat menjadi bagian dari hidupmu."

Cassandra memicingkan matanya, mencoba memahami apa yang ibunya maksudkan. "Siapa orang itu, Ibu? Dan mengapa kau tiba-tiba memberitahuku tentangnya?"

Tamara menarik kursi di dekat jendela dan duduk di samping Cassandra. "Dia adalah seorang pria yang telah lama aku kenal. Namanya adalah Kendrick."

Cassandra menatap ibunya dengan bingung. "Kendrick?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status