Share

56. Memohon Restu.

"Mbak Padma kenapa sih? Dari tadi Bibik perhatikan, kok mandar-mandir terus di pintu kamar kerja bapak." Bik Parni menegur Padma. Ia heran melihat majikannya mondar mandir seperti orang linglung.

"Nggak apa-apa, Bik. Sebenarnya saya ingin berbicara dengan bapak. Tapi takutnya saya malah mengganggu." Padma mencari alasan.

"Kayaknya nggak sih, Mbak. Kalau masih jam-jam segini, bapak paling cuma memeriksa berkas-berkas bon di toko hari ini. Ini Bibik disuruh bikin kopi." Bik Parni mengangkat nampan dengan secangkir kopi di atasnya.

"Baiklah kalau begitu. Sini kopinya biar saya saja yang mengantar." Padma mengambil alih nampan dari tangan Bik Parni.

"Yo, wes. Hati-hati mengangkatnya. Nanti tumpah."

"Iya, Bik. Tenang saja."

Padma menarik napas panjang dua kali sebelum mengetuk pintu.

"Ya, masuk saja, Bik." Padma mendorong pintu dengan bahunya setelah ayahnya menjawab.

"Lho kamu toh yang mengantar kopi, Nduk. Tumben. Apa ada hal penting yang ingin kamu bicarakan." Pak Manan menggeser tumpuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status