Share

Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa
Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa
Penulis: prasidafai

1. Desahan Erotis di Pesta Donasi

“Aku terlalu banyak minum,” gumam Gauri pelan. Dia memberikan gelas kosong pada pelayan yang lewat di depannya.

Gauri Bentlee menelan ludah saat detak jantungnya semakin tak karuan. Dalam satu tahun pernikahan, malam ini adalah pertama kalinya Adam Harraz mengajak Gauri menghadiri sebuah pesta donasi bergengsi. 

Pesta donasi ini diselenggarakan oleh komunitas penggiat kesehatan mental, yaitu Heal the Hearts Club bertajuk Asa Bibit Bangsa Korban Bencana Gempa Bumi. Acara ini hanya dihadiri oleh kalangan kelas atas di kota Jakarta.

Gauri dan Adam terlibat pernikahan kontrak yang konyol. Gauri perlu melunasi utang keluarganya dan Adam harus menikah demi memperoleh jabatan CEO di perusahaan keluarga.

Gauri menatap Adam yang berdiri di sebelahnya.

"Ikut aku!" Adam menggandeng tangan Gauri. 

Adam menghampiri salah satu meja yang diisi oleh beberapa kenalannya. Dia hendak memperkenalkan Gauri pada mereka.

“Selamat malam, Pak Adam. Wah, ini dia langganan donatur terbesar setiap ada pesta donasi!” seru Seno begitu melihat Adam mendekat. “Siapa ini?” tanyanya seraya melirik Gauri.

“Kenalkan, ini Istri sayaーGauri,” ujar Adam.

Gauri memasang senyum termanis yang dia miliki sebagai sikap sopannya kepada semua kolega Adam. Dia juga berjabat tangan dengan mereka. 

“Oh saya paham, kenapa Anda tidak pernah mengajaknya ke pesta seperti ini, Pak. Siapa saja pasti terhipnotis dengan kecantikan Istri Anda,” sahut pria tersebut.

Gauri melirik Adam. Suaminya hanya tersenyum sopan untuk merespons pujian tersebut. 

Gauri memang cantik. Tubuh seksinya dibalut sleeveless midi dress berwarna hitam dengan belahan kaki hingga beberapa cm di atas lutut. High heels dengan warna senada pun menambah indah kaki jenjangnya.

Seno mengajak Adam dan Gauri bergabung dengan mejanya saat para penari mulai menguasai panggung. Kedua mata Gauri berbinar saat menyapu pandangannya ke panggung utama. “Ini menakjubkan!”

“Tentu,” timpal Adam dengan dingin.

Kempinski Grand Ballroom yang terletak di Jakarta telah disulap menjadi tempat yang penuh dekorasi meriah, tapi tetap elegan. Hanya tamu dengan undangan yang bisa masuk ke pesta.

Keluarga Harraz merupakan salah satu konglomerat di negara Indonesia. Maka, sudah pasti Adam mendapatkan undangan khusus dari Heal the Hearts Club.

Adam tidak pernah melepas tangannya dari pinggang ramping Gauri, kecuali saat pembawa acara memanggil namanya untuk menerima penghargaan sebagai donatur utama.

Tepuk tangan memenuhi ruangan. Adam tersenyum ramah, lalu berbisik pada Gauri, “Tunggu di sini.”

Adam tidak pernah kalah bersinar dari apa pun, termasuk sorot lampu panggung yang menyinarinya saat ini. Dia terukir sempurna, dengan rahang tegas dan tubuh berotot yang hampir selalu dibalut setelan jas lengkap.

“Sebagai tanda terima kasih, dengan bangga kami menyerahkan plakat ini pada kepada Adam Harraz atas donasinya sebesar satu miliar rupiah,” ucap pembawa acara memberikan plakat tersebut.

Beberapa juru kamera dan jurnalis yang diundang segera mengabadikan momen ini. Adam tersenyum sangat lebar. Dia tidak pernah memberikan senyum selebar itu pada Gauri.

Gauri tersenyum masam dan menunduk beberapa saat. Saat dia kembali melihat ke arah panggung, Adam sudah tidak ada. Dia tetap tidak menemukan Adam walaupun sudah melihat sekitar.

Dengan terpaksa, Gauri pergi ke toilet tanpa izin Adam. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara-suara yang berasal dari toilet pria.

“Aw!” pekik seorang wanita dari toilet pria. “Pelan-pelan, Pak! Ini sakit.”

“Ini belum masuk, kamu yang benar! Hadap sini!” perintah seorang pria.

Desahan selanjutnya terdengar lebih erotis sehingga memaksa Gauri bersembunyi di balik dinding toilet wanita.

“Ahh, ini benar-benar nyaman. Ayo, lebih cepat, Pak!” seru si wanita dengan suara yang begitu menggoda.

‘Mereka berani sekali melakukan hal mesum di sini,’ batin Gauri.

Detik berikutnya, desahan erotis itu terhenti. Gauri melihat seorang wanita ke luar dari toilet pria. 

Mata Gauri membulat. Dia mengenal wanita itu. 

"Hah?! Amora?! Kok dia bisa di sini?!"

Amora Maeve, sekretaris Adam yang cerdas dan dapat diandalkan. Dia telah bekerja selama 5 tahun di Harraz Mall. Hampir semua proyek yang ditanganinya berjalan lancar, tanpa kendala.

Tidak sampai di situ, degup jantung Gauri berpacu seperti kuda liar yang tak terkendali saat melihat Adam juga keluar dari toilet pria sambil merapikan jasnya.

Gauri kesulitan bernapas seolah udara di sekitarnya menghilang. Dia baru bisa kembali ke aula beberapa menit kemudian. 

Hati Gauri hancur. Meskipun pernikahannya dengan Adam karena kepentingan pribadi, tapi hatinya mendadak sakit saat melihat Adam dan Amora sama-sama keluar dari toilet pria.

Gauri menerka-nerka, "Mereka pasti sudah melakukannya." 

Dengan sisa tenaga, Gauri berjalan perlahan di aula. Dia kalut. Dia tidak bisa berhenti menangis. Air mata yang terjatuh tidak bisa dikontrol lagi. 

Bruk!

Gauri terjatuh tepat di tengah aula pesta. Penampilannya berantakan. Tak ayal, dia menjadi pusat perhatian seluruh tamu. 

"Aarrggghh!" teriak Gauri spontan.

Gauri melihat Adam sedang memperhatikannya dari kejauhan. Bukannya menolong, Adam justru memalingkan wajah. Darah di dalam tubuh Gauri sontak semakin mendidih saat melihat Adam pura-pura tidak melihatnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status