Beranda / Romansa / Manager Galakku / Dicecar Maresha

Share

Dicecar Maresha

Penulis: moodwordster
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“AJE GILE! Perkara poster Selena Gomez dan kolor pisang legendaris, lo sama Mbak itu cuek-cuekan selama bertahun-tahun. Ngeri, woi!” ungkit Fero saat memukuli meja—aksesoris kolam renang—sembari tertawa terpingkal-pingkal.

“Gue lupa, Fero orangnya berisik. Ngapain juga gue cerita sama si cumi.” Suara Staryan tidak jelas, tertahan di dalam mulut.

Ajaib, muka Fero mendadak berubah serius. “Terus, janji masukin nama dia di liner notes, jadi?” tanyanya, berujung ketawa setan.

Profil singkat, Fero Al Barra, usia 23 tahun, teman seperhobian mobil tua Star. Tubuhnya kekar alami dengan tinggi 175 senti meter. Fitur wajah khas keturunan Arab dengan kulit yang tidak terlalu gelap. Model rambutnya pendek di bagian belakang dan samping, sedangkan di bagian atasnya lebih panjang. Hanya dia teman dari kalangan artis yang paling akrab dengan Star, sampai dijadikan tempat pelarian selama dua hari—kabur dari rumah.

Star bersandar di kursi santai kayu

moodwordster

Komen tiap baris, guys. Boleh banget vote dan kasih aku bintang lima biar aku tambah semangat nulisnya. Thank you!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Manager Galakku   Akibat Memilih Zeeana

    FERO MENELUNGKUPKAN ponselnya di atas meja. “Bro, mending lo cepat minta maaf, deh. Minta maaf bukan berarti lo kalah, kok. Biar dunia kembali damai saja,” sarannya tergesa-gesa.“Damai buat Maresha, balangsak buat gue.” Star mengotot—logat Sundanya keluar. Dia memijat pelipisnya saat merasakan kepalanya berdenyut lebih cepat. “Minta maaf ke dia, sama saja membenarkan tuduhannya. Sampai mati gue nggak akan melakukan itu,” kecamnya tegas.Hela napas Fero terdengar putus asa. Semacam apa yang ingin dia katakan adalah saran terakhir, yang entah akan terpakai atau tidak. “Kalau begitu, nggak ada pilihan selain terima Mbak Zee jadi manajer lo. Dia pasti punya network yang luas dan bisa bantu lo keluar dari masalah ini. Lo nggak bakal stres sendirian lagi.”Star meresapi perkataan Fero dengan saksama. Matanya yang sayu mengerjap dengan tempo lambat. Minta maaf pada Maresha atau memohon agar Zee&mda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Manager Galakku   Kunang-Kunang di Lapang Pandang

    MARESHA TERCENUNG. “Gue terima permintaan maaf lo. Tapi Star, keluarga gue baru bisa ikhlas kalau lo bisa mendapatkan hukuman di penjara.” Ekspresi sok teraniaya itu siap mengantarkan Star ke sebuah ruang bernama Tamat.“Satu, menyatakan Saudara Staryan Razela Kohler telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana perbuatan cabul. Dua, menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 5 tahun. Demikian keputusan majelis.” Tok! Ketika hakim mengetuk palu, dua orang sipir datang dari pintu ruang persidangan lalu menggandeng tangan Star dengan ketat.Star meronta seperti orang gila yang terlepas dari rumah sakit jiwa. “Nggaaak! Saya nggak mau dipenjara, Pak Hakim dan Pak Jaksa!” pekiknya, berjalan menyeret di tengah ratusan manusia yang memandangnya jijik. Zee salah satunya.“Semoga betah di tempat baru ya, Star,” ejek Zee, mengikik di balik tangannya.“T

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Manager Galakku   Di Luar Dugaan

    SELAMAT DATANG di He-Mart! Star mengabaikan sapaan karyawan di meja kasir. Kakinya langsung berkelok ke area yang menyimpan beragam minuman di sebelah kiri. Tanpa pertimbangan, dia mengambil teh kemasan botol beraroma melati dari rak kulkas. Secara bersamaan, otaknya memasang menu hot chicken mayo rice sebagai target selanjutnya.“Ini foto prewedding-nya Celine dan Christ, keren banget! Pokoknya, cita-cita baru gue pengin foto kayak gini sama jodoh gue nanti.” Seorang perempuan di balik rak roti berujar histeris.“Coba lihat. Oh, ya iyalah, Iqbaal Mahenra fotografernya. Nggak heran hasilnya jadi sekeren ini, sih.” Satu perempuan lagi menyahuti dengan nada lebih tenang.Bagai lampu yang menerangi ruang gelap, percakapan antara dua perempuan yang tidak Star ketahui wujudnya itu sontak mengeluarkannya dari kefrustrasian. Sekarang, targetnya tidak hanya makanan yang terpajang di etalase meja kasir, melainkan menghubungi Iqbaal Mahenra, fotografer yang mendokumentasikan tur konsernya 11 ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Manager Galakku   Ambisi Sang Bintang

    HIDUP STARYAN RAZELA KOHLER tidak semenyenangkan dahulu. Beberapa bulan terakhir kakak perempuannya, Stacya Razela Kohler, berubah menjadi monster mengerikan yang selalu memantau setiap aktivitasnya—terutama soal pekerjaan. Star yakin, perempuan berparas setengah bule itu pasti sudah berdiri di depan pintu kamarnya.“Mau sampai kapan kerja terlalu keras kayak gini?” cecar Stacya, masih selalu mengagetkan.Dugaan Star benar. Suara perempuan 29 tahun itu menggema di sepanjang selasar lantai satu rumah mewah di bilangan Jakarta Pusat. Wajahnya yang berbentuk lonjong makin terlihat sinis dengan tangan terlipat di depan dada. Berusaha bersikap tenang, si lelaki rupawan bersandar di kusen pintu dan mengikuti gaya Stacya. “Sampai mendapatkan piala penghargaan kategori Artis Paling Populer,” jawab Star dengan singkat, padat, dan jelas.Rambut gondrong Star terayun ketika dia melengos meninggal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Manager Galakku   Beban Pikiran Baru

    STARYAN MENYEDOT Signature Chocolate sambil mengamati Johnny yang berkutat dengan sandwich berisi kesegaran campuran buah cranberry dalam gurihnya saus mayones. Potongan-potongan kejadian tidak mengenakkan tadi di rumah melintasi jalur pikirannya. Dia tidak mendengar apa pun selain suara Stacya meski alunan musik yang memenuhi seluruh ruang coffee shop mendunia itu diputar dengan cukup keras.“Gue tahu lo datang lebih awal karena mau tidur dulu di rumah gue,” ucap Star tidak bertenaga. “Sorry, lo harus lihat kekacauan tadi. Ditambah kita harus buru-buru cabut padahal syuting masih lama.” Napas mendesak keluar dari mulutnya, dia merasa bersalah.“Jujur, gue kaget. Gue tahu Cia selalu hati-hati kalau bicara sama lo. Kenapa gue tahu? Karena gue juga takut lo marah kaya tadi. Tapi gue cuma manajer lo, gampang bagi gue buat meredam kekhawatiran ke lo. Sedangkan Cia, kekhawatiran dia bisa kapan saja meluap karena dia kakak lo. L

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Manager Galakku   Sebuah Rencana

    “SUDAH BIKIN CAPEK-CAPEK, salad buahnya malah nggak diterima dan dikirim balik ke aku. Sakit tapi ya sudahlah ….”Zeeana Hernanda Tansy mengakak saat mendengar suara Maresha di video Instastory. Suaranya bersaing dengan bunyi es batu yang terjun bebas ke dalam gelas berisi kopi. Perempuan tomboi itu menyeruput es kopi buatannya—yang jauh dari kesan estetik—sambil melirik sebuah nama akun pengguna yang ditandai Maresha. Star?“Ini sih mesti kudu harus dilaporkan ke calon Nyonya Ramadhani.” Dengan mudah Zee menemukan kontak Stacya, sahabat sekaligus artis yang dimanajeri olehnya.Terverifikasi sehati. Belum sempat melakukan panggilan, Stacya sudah menelepon lebih dahulu. Karena sudah sering terjadi, kejadian itu sudah tidak membuat Zee kaget. Dia mengangkat kedua sudut bibirnya makin lebar, jari-jemari kurusnya menarik simbol berwarna hijau ke arah atas. Definisi soulmate, nih!“Halo, C

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Manager Galakku   Kabar Mengejutkan

    HAMPIR SAJA, gelas yang dipeluk tangan Stacya terjun bebas ke lantai. Beruntung, perkataan Ario tadi benar-benar meresap di alam bawah sadarnya. Lebih cepat lebih baik. Dia sigap menahan apa yang dipegangnya meski sempat membeku sepersekian detik. Sementara itu, harapan Zee tentang keputusan Stacya untuk kembali aktif menerima endorse, sirna. Tidak ada tanda-tanda keceriaan!“Lo tahu hari pernikahan gue sama Ario makin dekat, kan?” Stacya berancang duduk berhadapan dengan Zee, beberapa sentimeter lagi gelas di tangannya mendarat di meja berbentuk persegi panjang.Gesit,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Manager Galakku   Happy Bad Day!

    PERSETAN dengan hari ini, yang out of the box-nya keterlaluan! Terpaksa Staryan memejamkan mata di sepanjang perjalanan pulang dari gedung Chatalk menuju kediamannya di The Pavillion. Hal yang terjadi ketika syuting interviu—yang diadakan perusahaan aplikasi jejaring sosial Korea Selatan—berlangsung tadi siang terus bergelayutan di cabang-cabang pikirannya. “Maresha—dasar air mata buaya!” Star menghantamkan kepalanya ke sandaran jok mobil. “Bang Johnny—pengkhianat kelas kakap lo!” ditonjoknya bagian belakang kursi mobil pengemudi dari belakang. Bayu, supir pribadi Star, langsung tersentak dan mengusap dadanya yang tipis. Bibir hitamnya komat-kamit merapal kalimat-kalimat suci berbahasa Arab. Lelaki berdarah Sunda itu memeriksa keadaan sang majikan lewat kaca tengah. Bahaya, ini tidak betul. “Hampura, Kang. Aa lagi kebakaran janggut.” Refleks Star meminta maaf dalam bahasa Sunda karena sedang bingung tidak keruan. “Tapi ulah ngomong ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Manager Galakku   Di Luar Dugaan

    SELAMAT DATANG di He-Mart! Star mengabaikan sapaan karyawan di meja kasir. Kakinya langsung berkelok ke area yang menyimpan beragam minuman di sebelah kiri. Tanpa pertimbangan, dia mengambil teh kemasan botol beraroma melati dari rak kulkas. Secara bersamaan, otaknya memasang menu hot chicken mayo rice sebagai target selanjutnya.“Ini foto prewedding-nya Celine dan Christ, keren banget! Pokoknya, cita-cita baru gue pengin foto kayak gini sama jodoh gue nanti.” Seorang perempuan di balik rak roti berujar histeris.“Coba lihat. Oh, ya iyalah, Iqbaal Mahenra fotografernya. Nggak heran hasilnya jadi sekeren ini, sih.” Satu perempuan lagi menyahuti dengan nada lebih tenang.Bagai lampu yang menerangi ruang gelap, percakapan antara dua perempuan yang tidak Star ketahui wujudnya itu sontak mengeluarkannya dari kefrustrasian. Sekarang, targetnya tidak hanya makanan yang terpajang di etalase meja kasir, melainkan menghubungi Iqbaal Mahenra, fotografer yang mendokumentasikan tur konsernya 11 ta

  • Manager Galakku   Kunang-Kunang di Lapang Pandang

    MARESHA TERCENUNG. “Gue terima permintaan maaf lo. Tapi Star, keluarga gue baru bisa ikhlas kalau lo bisa mendapatkan hukuman di penjara.” Ekspresi sok teraniaya itu siap mengantarkan Star ke sebuah ruang bernama Tamat.“Satu, menyatakan Saudara Staryan Razela Kohler telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana perbuatan cabul. Dua, menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 5 tahun. Demikian keputusan majelis.” Tok! Ketika hakim mengetuk palu, dua orang sipir datang dari pintu ruang persidangan lalu menggandeng tangan Star dengan ketat.Star meronta seperti orang gila yang terlepas dari rumah sakit jiwa. “Nggaaak! Saya nggak mau dipenjara, Pak Hakim dan Pak Jaksa!” pekiknya, berjalan menyeret di tengah ratusan manusia yang memandangnya jijik. Zee salah satunya.“Semoga betah di tempat baru ya, Star,” ejek Zee, mengikik di balik tangannya.“T

  • Manager Galakku   Akibat Memilih Zeeana

    FERO MENELUNGKUPKAN ponselnya di atas meja. “Bro, mending lo cepat minta maaf, deh. Minta maaf bukan berarti lo kalah, kok. Biar dunia kembali damai saja,” sarannya tergesa-gesa.“Damai buat Maresha, balangsak buat gue.” Star mengotot—logat Sundanya keluar. Dia memijat pelipisnya saat merasakan kepalanya berdenyut lebih cepat. “Minta maaf ke dia, sama saja membenarkan tuduhannya. Sampai mati gue nggak akan melakukan itu,” kecamnya tegas.Hela napas Fero terdengar putus asa. Semacam apa yang ingin dia katakan adalah saran terakhir, yang entah akan terpakai atau tidak. “Kalau begitu, nggak ada pilihan selain terima Mbak Zee jadi manajer lo. Dia pasti punya network yang luas dan bisa bantu lo keluar dari masalah ini. Lo nggak bakal stres sendirian lagi.”Star meresapi perkataan Fero dengan saksama. Matanya yang sayu mengerjap dengan tempo lambat. Minta maaf pada Maresha atau memohon agar Zee&mda

  • Manager Galakku   Dicecar Maresha

    “AJE GILE! Perkara poster Selena Gomez dan kolor pisang legendaris, lo sama Mbak itu cuek-cuekan selama bertahun-tahun. Ngeri, woi!” ungkit Fero saat memukuli meja—aksesoris kolam renang—sembari tertawa terpingkal-pingkal. “Gue lupa, Fero orangnya berisik. Ngapain juga gue cerita sama si cumi.” Suara Staryan tidak jelas, tertahan di dalam mulut. Ajaib, muka Fero mendadak berubah serius. “Terus, janji masukin nama dia di liner notes, jadi?” tanyanya, berujung ketawa setan. Profil singkat, Fero Al Barra, usia 23 tahun, teman seperhobian mobil tua Star. Tubuhnya kekar alami dengan tinggi 175 senti meter. Fitur wajah khas keturunan Arab dengan kulit yang tidak terlalu gelap. Model rambutnya pendek di bagian belakang dan samping, sedangkan di bagian atasnya lebih panjang. Hanya dia teman dari kalangan artis yang paling akrab dengan Star, sampai dijadikan tempat pelarian selama dua hari—kabur dari rumah. Star bersandar di kursi santai kayu

  • Manager Galakku   Membenci Selamanya

    “NGGAK MUNGKIN si mbak tomboi bolos datang ke rumah ini.” Staryan menggerutu saat dia baru menjejaki ruang tamu sepulang manggung di salah satu acara musik pagi. Dalam setiap langkah gontai menuju ruang keluarga, Star memikirkan sikap dan ucapannya semalam di atap, yang membikin Zee membiarkannya pergi lebih dahulu dan tidak membalas kembali. “Nah! Itu adik lelakiku. Habis manggung di ….,” seru Stacya dengan bangga, sambil melambaikan tangan. Namun akhirnya, kalimatnya jadi menggantung dan berstatus menunggu sambungan kata dari Star. Star mengedarkan penglihatannya sekelebat pada wartawati dan kamerawan yang memandangnya berseri-seri. Alih-alih menjawab, dia memilih menggeser sorot matanya ke arah Zee, yang duduk bersandar sambil melipat tangan dan kaki. Sial, diam-diam perempuan itu malah menunjukkan ekspresi tengil. “Aa habis manggung di Cibubur Town Square,” sambung Star ramah, walau telat. Aneh, mengapa dua orang berseragam itu te

  • Manager Galakku   Awal Mula Kebencian

    Kau dan aku harus berani memulai Tuk wujudkan apa yang kita impikan Kau dan aku harus taklukkan rintangan Gigih tuk berjuang dan yakin jadi yang terdepan Jangan hiraukan mereka yang jatuhkan semua usaha kita Tetap tegar dan terus berlari meski dipandang sebelah mata STARYAN REMAJA menyetop aksi energiknya secara spontan. Dari atas undakan beton atap rumah, bintang belia itu menatap kagok seorang perempuan yang mendongak mengamatinya. Dia menurunkan ponsel yang dijadikan sebagai mikrofon dalam konser kecil di bawah stadion langit malam. Indra pendengarannya terjejal oleh dua sumber suara, musik instrumental yang mengalir lewat kabel earphone-nya dan bunyi tepuk tangan perempuan berkaus sweter model cold shoulder yang tidak dia kenal. “Keren! Lagu baru lo, ya?” tebak perempuan itu sok akrab, kaki yang dibungkus celana jin robek-robek itu melangkah mantap. Acuh tak acuh, Star memilih duduk menekuk lutut me

  • Manager Galakku   Masalah Lain

    SEMUA MATA MENGIKUTI ke mana arah kaki Star melangkah. Lelaki perokok berat itu tentu sedang mencari benda yang paling dia butuhkan sekarang, yaitu asbak. Dia mengambil dua langkah ke sebuah meja di sisi kirinya. “Sebelum Teteh kasih tahu, tolong keluarkan dulu orang berinisial P dari sini. Sorry, maksudnya dari rumah ini,” sindir Star, badannya agak membungkuk sambil menutulkan keramik putih berbentuk bundar dengan ujung lintingan tembakau.Tidak ada satu pun orang yang memiliki awalan huruf P di nama mereka. Wajar bila mereka mengangkat bahu kebingungan sambil bertatap-tatapan. Di sisi lain, Zee berprasangka buruk kalau orang yang dimaksud Star adalah dirinya. Siapa lagi, hanya dia manusia haram di mata bintang seluruh layar itu.Star setengah tersenyum. “Pengkhianat,” sebutnya gamblang, mata judesnya jatuh pada wajah Johnny yang tampak pucat. Sekarang dia pusat perhatian empat pasang mata yang menatap kikuk. Namun tidak munaf

  • Manager Galakku   Salah Paham

    ENERGI STACYA seperti terisi penuh dalam waktu satu menit. Perempuan itu tidak pikir panjang untuk membebaskan diri dari pelukan Zee, ketika dia mendengar ucapan sahabatnya yang mengandung makna positif. Bibir tebalnya gemetar, hanya binar matanya yang kian menyala.Zee mengulas senyum ikhlas. “Iya, gue setuju.”“Terima kasih, Tuhan. Akhirnya hati Zee luluh juga.” Johnny menyatukan kedua telapak tangannya sambil memejamkan mata. Dahsyat suaranya tidak ada beda dengan halilintar yang berpotensi membuat orang lain terkena serangan jantung.Setelah mengucapkan kata terima kasih dengan amat tulus tanpa menunjukkan gestur yang berlebihan seperti Johnny, dering ponsel Stacya berbunyi. Dia berdecak lidah saat melihat nama Bi Inah terpampang di layar ponselnya. Sementara Zee, orang yang dia anggap sebagai dewi penolong, mengamatinya dengan banyak arti dan siap melontarkan sesuatu.“Kapan kita mau kabarin Star?

  • Manager Galakku   Sebuah Pertimbangan

    “PAK WILLEM YANG TERHORMAT, kira-kira apa solusi untuk mengatasi masalah artis yang bernaung di agensi milik Bapak?” tembak Star, berusaha bersikap tenang dan tegas.[Keep silent, don’t make any statement. We should not feel stressed. Masalah ini akan tenggelam seiring berjalannya waktu. Get it, Staryan Kohler?]Bukan perkara dalam satu kalimat dicampur oleh kosakata dua bahasa yang berbeda. Sumpah, Star sudah kenyang dengan aksen Amerika dari lidah Presiden Direktur ONE Entertainment itu. Huh, Star mengacak-acak rambut yang tertata seadanya. Dia hampir gila mendengar jawaban seseorang yang selama ini jadi panutan para entertainer. Sesalnya, dia jadi salah satu entertainer itu. Dulu. Sekarang? Ogah!Star bangkit dari duduk, memindai tingkah Bi Inah yang berlagak kerja padahal sedang menguping. Kaki dengan betis berbulu cukup lebat itu melangkah menuju kamar. “Sorry not sorry, itu sama saja membenarkan tuduhan Maresha terh

DMCA.com Protection Status