Share

Bab 4

Penulis: Stary Dream
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-02 23:07:10

Samar-samar Raina membuka matanya. Bau khas alkohol dan antiseptik bercampur membelai hidungnya.

Tirai putih, suara berisik dari luar menyadarkan dirinya.

"Mbak, sudah sadar?" Tanya seorang wanita yang memakai jas dokter.

Raina menatap wanita itu dengan nanar. Dimana sekarang dia berada?

"Mbak berada di igd rumah sakit. Tadi ada warga yang menemukan mbak pingsan di pinggir jalan.

Sesuai kartu identitas, apakah benar nama anda Raina Afifah?" Tanya dokter wanita itu.

"Benar dok..," jawab Raina lemah.

"Saya sudah memeriksa anda. Tensi anda dan kadar gula darah anda tadi sangat rendah. Oleh karena itu kami memasang infus di tangan anda. Sekarang apakah ada keluhan lainnya?"

Raina tampak berpikir sebentar. 

"Kepala saya sakit sekali dok..,"

"Baik.. lalu apa lagi?"

"Sepertinya itu saja dok.." jawab Raina masih lemah.

"Apa saya boleh bertanya lagi, mbak? Apakah mbak baru saja mengalami perampokan? Atau kejadian lainnya? Karena tubuh anda banyak sekali memar.." tanya dokter wanita itu hati-hati.

"Tidak ada dok.." ucap Raina. Matanya kembali memerah mengingat bercak-bercak kesakitan pada tubuhnya.

"Baik kalau begitu. Saya akan memberikan obat penahan nyeri.

Apakah ada keluarga yang bisa dihubungi?"

Raina menggeleng. "Tidak ada dok, saya tidak punya keluarga."

Dokter wanita itu memandang Raina kembali dengan tatapan curiga. Dia merasa Raina menyembunyikan sesuatu.

Tapi, ia tak mau bertanya lebih karena menyangkut privasi pasien.

Setelah mendapatkan perawatan di igd, Raina yang merasa lebih baik diperbolehkan untuk pulang. 

Raina yang tak memiliki arah dan tujuan, akhirnya pergi mengunjungi rumah masa kecilnya yang sudah rata dengan tanah.

Raina duduk terlemas melihat pemandangan itu. Air mata kembali mengalir dengan derasnya..

"Ayah.. ibu.. Raina rindu...," lirih Raina.

Rumah kecil itu sudah tak ada lagi. Rumah tempat ia berteduh, yang memberikan rasa aman dan nyaman kepadanya.

Rumah itu harus digusur karena terkena dampak pelebaran jalan. Apalagi ternyata tanah itu merupakan tanah sengketa yang merupakan milik Pemerintah. Sehingga Raina tak mendapatkan satu sen pun ganti rugi.

Dengan langkah gontai, Raina melangkahkan kakinya lagi. Mengikuti jejak kakinya yang akan membawanya entah akan kemana..

Yang Raina tahu, saat ini dia sudah sendirian..

Dia telah dibuang, dihempaskan dan dicampakkan ke dalam lembah kesedihan yang luar biasa.

___________

Dua bulan setelah berpisah...

Hubungan Ditha dan Amar bukan lagi jadi rahasia di perusahaan. Apalagi Ditha begitu ugal-ugalan memamerkan Amar sebagai calon suaminya.

Sesuai tanggal, mereka akan menikah satu bulan lagi..

Desas desus berkembang di kantor kalau Ditha menjadi orang ketiga dalam hubungan Amar dan mantan istrinya. Tapi semua ditepis oleh Ditha.

Bahkan Ditha dengan sengaja mengatakan ke semua orang jika mantan istri Amar lah yang berselingkuh sebelum mereka menikah.

Amar terpaksa menikahi wanita itu karena desakan orang tuanya.

"Sudahlah, Dit. Kamu gak perlu menceritakan lagi keburukan mantan istriku," ucap Amar gerah.

Mereka berdua saat ini sedang makan bersama di kantin kantor. 

"Kenapa? Bukannya mantan istrimu itu memang buruk?!"

"Aku sudah berusaha melupakannya, Dit. Jika kamu terus mengungkitnya sama saja dengan menggoreskan lukaku lagi," jawab Amar tegas.

Ditha terdiam mendengar ketegasan Amar.

"Baiklah. Maafkan aku..," kata Ditha setengah hati.

"Kamu tidak lupa kan, hari ini?" Tanya Ditha mengganti topik pembicaraan mereka.

"Apa?"

"Kita harus fitting baju pengantin, Amar!!! Apa kamu lupa?" Tanya Ditha geram.

"Kamu saja yang fitting. Aku terima saja."

Ditha mengernyitkan dahinya.

"Lalu cincin kawin kita bagaimana? Kita belum beli, loh.. pokoknya hari ini kamu harus ikut aku fitting terus kita beli cincin kawin!!"

"Kamu sajalah.. aku terima apapun pilihanmu."

"Amar!!!!!" Bentak Ditha.

Amar yang dari tadi hanya mengaduk-ngaduk makanannya sekarang menatap Ditha.

"Ada apa denganmu?? Kenapa aku merasa kamu berubah???"

"Berubah bagaimana?" Tanya Amar datar.

"Iya! Semenjak kamu berpisah dengan mantan istrimu itu sikapmu padaku berubah!!" Ucap Ditha kesal.

Amar menarik nafas.

"Aku lelah, Dit. Kamu tahu pekerjaanku sangat banyak. Aku harus pulang ke rumah untuk beristirahat." Tangkas Amar.

Lelaki itu lalu bangkit meninggalkan kekasihnya yang masih geram dengan perubahan sikapnya.

Amar tak perduli. Dia hanya ingin pulang dan beristirahat. Seperti menikmati kesepiannya selama dua bulan terakhir ini 

***

"Belum tidur, mas?" Tanya mbok Darti lagi untuk kesekian kalinya.

Amar terbiasa duduk menghabiskan kopinya sambil membawa laptop di meja makan. Selesai bekerja, dia lalu memandang ke arah sudut dapur yang mengarah ke kamar mandi belakang.

Disanalah Raina menghabiskan malamnya beristirahat. Beralaskan kasur tipis untuk merebahkan dirinya.

Amar tak mengizinkan dia untuk tidur bersama di kamar mereka. Tak hanya itu, Amar juga tidak memperbolehkan Raina tidur di kamar tamu atau pembantu.

Wanita itu boleh tidur di dapur saja.

"Sebentar lagi.."

"Mas rindu sama mbak Raina, ya?" Tanya mbok Darti begitu berani.

Amar menatap pembantunya itu dengan tajam sampai yang ditatap bergidik ngeri.

"Tidak."

Mbok Darti bernafas lega saat tuannya itu tidak memarahinya. Padahal dia sudah was-was takut membuat Amar marah karena pertanyaannya.

Buktinya, Amar langsung pergi ke kamar.

Dalam hati Darti, ia merasa lega Raina sudah pergi dari rumah ini mengingat betapa tersiksanya wanita itu karena Amar.

Dia masih ingat betul saat Amar menyiram Raina dengan kopi panasnya. Tak hanya itu, Raina juga sering mendapat tamparan karena melakukan sesuatu yang tidak ia lakukan. Dia dituduh mencuri, dituduh bersikap kurang ajar dengan selingkuhan Amar.

Tapi di sisi lain Darti juga merasa sedih..

Bagaimana kabar Raina sekarang? Dimana dia tinggal? Raina kan seorang diri di dunia ini. Dia pasti sangat kesepian. 

***

Dengan rasa jengkel dan kecewa, Ditha pergi fitting sendirian dan dilanjutkan mencari cincin pernikahan di sebuah toko emas yang ada di sebuah pusat perbelanjaan.

"Sendirian aja, calon suaminya mana?" Tanya seorang wanita khas dengan suara manjanya.

Ditha menoleh ke arah wanita itu.

Siapa lagi kalau bukan Aurellie!

Saingan Ditha untuk mendapatkan perhatian Amar sebelum Amar menikahi Raina.

Aurellie dulunya bekerja di perusahaan yang sama dengan Amar dan Ditha. Namun karena dia sangat problematik, Aurellie ditendang dari perusahaan. Dan siapa lagi kalau bukan ulah Ditha.

"Hmm.." desis Ditha sinis.

"Ada.. dia sedang membelikan minuman.." jawab Ditha berbohong.

"Oh!!" Ucap Aurellie sambil menaikan salah satu alisnya.

"Kau tidak mau mengucapkan selamat padaku? Sebentar lagi aku akan resmi menjadi Nyonya Amar.."

Giliran Aurellie yang tersenyum sinis.

"Kenapa aku harus melakukan itu?"

"Ya.. karena aku adalah pemenang sesungguhnya." Ucap Ditha bangga.

"Kau ingat waktu itu, ketika kau sangat yakin bahwa Amar akan menjadi milikmu???!! Nyatanya dia malah menikahi si culun Raina. Tapi ujung-ujungnya, Amar tetap melabuhkan hatinya kepadaku, kan???"

"Hahahahaha!!" Aurellie tertawa keras.

"Melabuhkan hatinya padamu?? Ya.. ya.. ya.. mungkin iya.. tapi apa pernah Amar melakukan hal lebih kepadamu??"

Ditha menaikkan salah satu alisnya.

"Melakukan hal lebih maksudmu?"

"Hal lebih!! Masa kau tak tahu?" Goda Aurellie.

"Jangan macam-macam, Aurel! Katakan saja apa maksudmu!!" Ucap Ditha mulai kesal.

Aurellie tersenyum melihat kemarahan Ditha. Dia lalu membuka ponselnya dan menunjukkan sebuah foto kepada wanita itu.

"Apa kamu ingat ini? Kejadiannya sekitar 5 bulan yang lalu.. saat kita sedang bekerja di Bali."

Ditha menatap foto itu dengan keterkejutan yang luar biasa.

"Aku kasihan padamu, Ditha.. sepertinya kau tidak akan menikah dengan Amar. Karena akulah yang akan menjadi istrinya.." kata Aurellie puas. Senyumnya mengembang di wajah tirusnya.

"Beraninya.. Kau!!!" Hardik Ditha.

Ditha lalu memberikan ponsel tersebut dengan kasar kepada Aurellie. Hatinya terasa panas.

Saat ini tujuannya hanyalah satu. Menemui Amar dan meminta penjelasan kepadanya.

#Next

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 5

    Ditha tergesa-gesa masuk ke rumah Amar sambil mendorong Mbok Darti yang membukakan pintu untuknya."Ada apa ini?" Tanya Amar kepada Ditha yang sikapnya begitu kasar pada pembantunya."Ada hubungan apa kamu dengan Aurel?" Tanya Ditha tajam. Kobaran api terlihat dari manik matanya."Aurel? Aurel siapa??" Tanya Amar bingung."Ada hubungan apa kamu dengan Aurel???!!" Tanya Ditha kembali dengan intonasi yang tinggi."Kamu sudah gila, ya!!! Kamu datang kemari tiba-tiba dan bertanya mengenai Aurel!! Aurel siapaaa???!!" Balas Amar dengan nada tinggi yang sama."Aurellie!! Rekan kerja kita dulu di perusahaan!!" Ucap Ditha tak sabar.Amar mengingat Aurellie mana yang dimaksud Ditha."Oh, perempuan itu. Aku tidak ada hubungan dengannya." Jawab Amar santai."Bohong kamu!! Terus foto itu apa maksudnya??""Foto apalagi sih? Apa maksudmu?" Tanya Amar yang mulai lel

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 6

    "Kenapa?" Tanya Aurellie kepada Amar yang terus memegang kepalanya.Amar baru saja terbangun dari tidurnya. Kepalanya masih sangat berat bak dihantam batu."Kepalaku sakit, aku harus ke dokter.." ucap Amar sambil menahan nyeri.Amar membuka selimutnya dan ia terkejut dengan tubuhnya yang polos tak memakai apapun. Tapi karena sakit kepala yang benar-benar dirasakannya. Dia tak perduli.Pikirannya saat ini harus ke rumah sakit dan bertemu dokter."Bodoh!!" Kutuk Amar setelah ia mengingat semuanya."Kenapa aku sama sekali tidak mencurigai semuanya? Aku berada dalam satu kamar yang sama dengan Aurel malam itu.. tapi aku tak mengingat apapun! Yang aku ingat hanya sakit kepala saja!"Amar merasa dirinya pasti sudah dijebak oleh wanita bersuara manja itu.Selama ini ia teralihkan karena urusannya dengan Raina. Masalah itu tertutupi karena kebenciannya yang amat sangat dengan Raina.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 7

    Amar menatap pria yang didepannya ini dengan penuh pertanyaan, sedangkan Wira juga menatap tajam Amar seolah ingin menjawab pertanyaan yang ingin dilontarkan oleh Amar."Jadi, anda pikir saya berselingkuh dengan Raina?"Amar kini tak menjawab. Matanya tetap lurus ke depan menatap pria ini tak percaya."Berarti anda sudah salah paham." Ucap Wira sambil tersenyum."Lalu sebenarnya ada hubungan apa antara anda dan Raina?" Tanya Amar penasaran.Wira terkekeh geli sebelum menjelaskan semuanya pada Amar. Kenyataan sebenarnya mengenai hubungan antara dia dan Raina."Raina sangat berjasa kepada kami, pak Amar. Dia adalah saksi yang membantu kami dalam memecahkan sebuah kasus.""Saksi?""Iya. Anda pasti ingat kasus pembunuhan enam bulan yang lalu di hotel Inara?" Amar tampak mengingat kasus yang dimaksud. Yang ia tahu ada pembunuhan di hotel tersebut dimana korbannya adal

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 8

    Amar terduduk lesu di kursi pesakitannya. Dia sama sekali tak mau membalas tatapan mata tajam yang berada di sebrangnya.Tatapan mata puas dari seorang wanita yang sakit hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan.Aurellie duduk dengan sombongnya sambil menyilangkan tangannya di dada. Dia puas dengan keputusan hakim tempo lalu dengan menjerat lelaki itu dipenjara."Siapa suruh kau berani menolakku!" Gumam Aurellie sinis sambil menatap Amar.Sentuhan lembut beberapa kali dirasakan oleh Amar di bahunya. Erina yakin akan ada keadilan untuk anaknya, walaupun kemungkinan untuk lepas dari jeratan hukum sangatlah kecil.Namun, ia percaya bahwa kebenaran pasti akan menang.Persidangan ini kembali menampilkan saksi dari pihak Amar. Saksi kunci kejadian pada malam itu.Saksi yang ternyata dibawa langsung oleh Wira..Persidangan dimulai. Erina sangat tegang menantikan siapa saksi yang dimaksud oleh pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 9

    Tubuh Raina bergetar hebat saat memasuki ruang persidangan. Dia berusaha mati-matian untuk tidak mengangkat wajahnya agar pandangannya tidak jatuh kepada lelaki itu.Lelaki yang menyiksanya dengan hebat. Mantan suaminya. Amar.Bukan Raina tak tahu jika Amar terus menerus memandanginya selama proses persidangan seakan-akan wanita itu adalah terdakwa yang sebenarnya.Semua ini karena Wira..Raina yang awalnya ragu untuk membantu Amar karena masih trauma akhirnya menjadi luluh mendengar cerita lelaki itu. Saat ini Amar tak berdaya. Ia difitnah. Tapi tak ada satupun bukti yang bisa menolongnya.Wira tidak sengaja bertemu dengan Raina sore itu di kala Raina sedang menjajakan dagangannya.Lepas dari kehidupan Amar, Raina kembali merajut hidupnya yang terkoyak.Mewarisi kepandaian memasak ibunya, Raina berjualan donat di sebuah taman rekreasi yang juga terdapat banyak pedagang kaki lima.D

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 10

    Berbagai bau khas mengguggah selera membelai para pecinta kuliner yang sedang menikmati waktu senja di taman rekreasi itu.Banyak jenis makanan di jajakan, termasuk juga Donat Raina.Raina berjaga di standnya yang kecil. Di hanya diberi tempat 1x1 meter untuk mendagangkan donatnya.Donat dengan aneka rasa. Beberapa anak kecil merengek kepada orang tua mereka untuk membeli Donat Raina.Hampir setiap sore Raina berdagang disini bersama dengan pedagang lainnya dan menjelang maghrib mereka akan kembali ke rumah."Pusing, dek?" Tanya salah satu ibu-ibu penjual rujak yang bersebelahan dengan stand Raina.Raina hanya tersenyum. Sedari tadi minyak kayu putih selalu bertengger di hidungnya.Aroma durian yang ada di sebrangnya membuatnya mual dan pusing setengah mati."Ini buat nyemil.." ucap ibu penjual rujak menyodorkan satu bungkus buah rujak."Tidak usah, bu.." tolak Raina halus.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 1

    "Selamat pagi, Pak Amar. Saya ingin mengabarkan bahwasanya persidangan baru saja selesai. Anda sudah resmi bercerai. Selamat.."Amar menerima telpon dari pengacara perceraiannya. Dia baru saja terbangun dari tidur."Ya Tuhan.. sudah jam 10," Amar melirik jam yang ada di dinding kamarnya.Dia lalu menaruh ponselnya kembali ke atas nakas."Persidangan? Bercerai?" Amar yang belum sadar secara penuh mencoba mengingat-ngingat semuanya."Astagaa!! Hari ini adalah harinya!!"Hari ini adalah hari perceraian Amar dan Raina setelah menjalani biduk rumah tangga yang baru menginjak 6 bulan. Amar bertekad bulat untuk menceraikan Raina. Tak perlu mediasi. Cukup sidang satu kali saja dan tak ada pembagian harta gono gini.Raina tak berhak atas harta yang Amar miliki.Amar juga sudah mengutus pengacara perceraiannya untuk mengurus semuanya sehingga dia tidak perlu repot untuk hadir. Dia s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 2

    Ponsel Amar terus berdering dari tadi. Amar yang sedang gundah menolak panggilan itu. Sampai akhirnya ponsel itu kembali bergetar tapi tak sehebat tadi.Sebuah notif muncul di jendela ponselnya.'Kamu kemana sih sayang?''Ngomong-ngomong tadi aku menghubungi pengacaramu.. selamat ya.. kamu sudah resmi bercerai..''Aku sudah tidak sabar lagi menanti hari pernikahan kita!!'Pesan berantai itu masuk ke ponsel Amar. Amar hanya membacanya dari jendela ponsel, sudah pasti pengirimnya dari Ditha.Wanita yang sudah menjalani hubungan kurang lebih tiga bulan dengannya. Amar mengatakan kepada Raina bahwa Ditha itu kekasihnya. Sebenarnya tujuan Amar mengencani Ditha hanya untuk melihat reaksi Raina saja. Tidak lebih.Tapi karena Ditha memang terobsesi kepadanya semenjak lama, mau tak mau Amar menyambut gayung cinta darinya. Walaupun hatinya ragu apakah dia benar-benar mencintai Ditha.. atau w

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31

Bab terbaru

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 10

    Berbagai bau khas mengguggah selera membelai para pecinta kuliner yang sedang menikmati waktu senja di taman rekreasi itu.Banyak jenis makanan di jajakan, termasuk juga Donat Raina.Raina berjaga di standnya yang kecil. Di hanya diberi tempat 1x1 meter untuk mendagangkan donatnya.Donat dengan aneka rasa. Beberapa anak kecil merengek kepada orang tua mereka untuk membeli Donat Raina.Hampir setiap sore Raina berdagang disini bersama dengan pedagang lainnya dan menjelang maghrib mereka akan kembali ke rumah."Pusing, dek?" Tanya salah satu ibu-ibu penjual rujak yang bersebelahan dengan stand Raina.Raina hanya tersenyum. Sedari tadi minyak kayu putih selalu bertengger di hidungnya.Aroma durian yang ada di sebrangnya membuatnya mual dan pusing setengah mati."Ini buat nyemil.." ucap ibu penjual rujak menyodorkan satu bungkus buah rujak."Tidak usah, bu.." tolak Raina halus.

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 9

    Tubuh Raina bergetar hebat saat memasuki ruang persidangan. Dia berusaha mati-matian untuk tidak mengangkat wajahnya agar pandangannya tidak jatuh kepada lelaki itu.Lelaki yang menyiksanya dengan hebat. Mantan suaminya. Amar.Bukan Raina tak tahu jika Amar terus menerus memandanginya selama proses persidangan seakan-akan wanita itu adalah terdakwa yang sebenarnya.Semua ini karena Wira..Raina yang awalnya ragu untuk membantu Amar karena masih trauma akhirnya menjadi luluh mendengar cerita lelaki itu. Saat ini Amar tak berdaya. Ia difitnah. Tapi tak ada satupun bukti yang bisa menolongnya.Wira tidak sengaja bertemu dengan Raina sore itu di kala Raina sedang menjajakan dagangannya.Lepas dari kehidupan Amar, Raina kembali merajut hidupnya yang terkoyak.Mewarisi kepandaian memasak ibunya, Raina berjualan donat di sebuah taman rekreasi yang juga terdapat banyak pedagang kaki lima.D

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 8

    Amar terduduk lesu di kursi pesakitannya. Dia sama sekali tak mau membalas tatapan mata tajam yang berada di sebrangnya.Tatapan mata puas dari seorang wanita yang sakit hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan.Aurellie duduk dengan sombongnya sambil menyilangkan tangannya di dada. Dia puas dengan keputusan hakim tempo lalu dengan menjerat lelaki itu dipenjara."Siapa suruh kau berani menolakku!" Gumam Aurellie sinis sambil menatap Amar.Sentuhan lembut beberapa kali dirasakan oleh Amar di bahunya. Erina yakin akan ada keadilan untuk anaknya, walaupun kemungkinan untuk lepas dari jeratan hukum sangatlah kecil.Namun, ia percaya bahwa kebenaran pasti akan menang.Persidangan ini kembali menampilkan saksi dari pihak Amar. Saksi kunci kejadian pada malam itu.Saksi yang ternyata dibawa langsung oleh Wira..Persidangan dimulai. Erina sangat tegang menantikan siapa saksi yang dimaksud oleh pe

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 7

    Amar menatap pria yang didepannya ini dengan penuh pertanyaan, sedangkan Wira juga menatap tajam Amar seolah ingin menjawab pertanyaan yang ingin dilontarkan oleh Amar."Jadi, anda pikir saya berselingkuh dengan Raina?"Amar kini tak menjawab. Matanya tetap lurus ke depan menatap pria ini tak percaya."Berarti anda sudah salah paham." Ucap Wira sambil tersenyum."Lalu sebenarnya ada hubungan apa antara anda dan Raina?" Tanya Amar penasaran.Wira terkekeh geli sebelum menjelaskan semuanya pada Amar. Kenyataan sebenarnya mengenai hubungan antara dia dan Raina."Raina sangat berjasa kepada kami, pak Amar. Dia adalah saksi yang membantu kami dalam memecahkan sebuah kasus.""Saksi?""Iya. Anda pasti ingat kasus pembunuhan enam bulan yang lalu di hotel Inara?" Amar tampak mengingat kasus yang dimaksud. Yang ia tahu ada pembunuhan di hotel tersebut dimana korbannya adal

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 6

    "Kenapa?" Tanya Aurellie kepada Amar yang terus memegang kepalanya.Amar baru saja terbangun dari tidurnya. Kepalanya masih sangat berat bak dihantam batu."Kepalaku sakit, aku harus ke dokter.." ucap Amar sambil menahan nyeri.Amar membuka selimutnya dan ia terkejut dengan tubuhnya yang polos tak memakai apapun. Tapi karena sakit kepala yang benar-benar dirasakannya. Dia tak perduli.Pikirannya saat ini harus ke rumah sakit dan bertemu dokter."Bodoh!!" Kutuk Amar setelah ia mengingat semuanya."Kenapa aku sama sekali tidak mencurigai semuanya? Aku berada dalam satu kamar yang sama dengan Aurel malam itu.. tapi aku tak mengingat apapun! Yang aku ingat hanya sakit kepala saja!"Amar merasa dirinya pasti sudah dijebak oleh wanita bersuara manja itu.Selama ini ia teralihkan karena urusannya dengan Raina. Masalah itu tertutupi karena kebenciannya yang amat sangat dengan Raina.

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 5

    Ditha tergesa-gesa masuk ke rumah Amar sambil mendorong Mbok Darti yang membukakan pintu untuknya."Ada apa ini?" Tanya Amar kepada Ditha yang sikapnya begitu kasar pada pembantunya."Ada hubungan apa kamu dengan Aurel?" Tanya Ditha tajam. Kobaran api terlihat dari manik matanya."Aurel? Aurel siapa??" Tanya Amar bingung."Ada hubungan apa kamu dengan Aurel???!!" Tanya Ditha kembali dengan intonasi yang tinggi."Kamu sudah gila, ya!!! Kamu datang kemari tiba-tiba dan bertanya mengenai Aurel!! Aurel siapaaa???!!" Balas Amar dengan nada tinggi yang sama."Aurellie!! Rekan kerja kita dulu di perusahaan!!" Ucap Ditha tak sabar.Amar mengingat Aurellie mana yang dimaksud Ditha."Oh, perempuan itu. Aku tidak ada hubungan dengannya." Jawab Amar santai."Bohong kamu!! Terus foto itu apa maksudnya??""Foto apalagi sih? Apa maksudmu?" Tanya Amar yang mulai lel

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 4

    Samar-samar Raina membuka matanya. Bau khas alkohol dan antiseptik bercampur membelai hidungnya.Tirai putih, suara berisik dari luar menyadarkan dirinya."Mbak, sudah sadar?" Tanya seorang wanita yang memakai jas dokter.Raina menatap wanita itu dengan nanar. Dimana sekarang dia berada?"Mbak berada di igd rumah sakit. Tadi ada warga yang menemukan mbak pingsan di pinggir jalan.Sesuai kartu identitas, apakah benar nama anda Raina Afifah?" Tanya dokter wanita itu."Benar dok..," jawab Raina lemah."Saya sudah memeriksa anda. Tensi anda dan kadar gula darah anda tadi sangat rendah. Oleh karena itu kami memasang infus di tangan anda. Sekarang apakah ada keluhan lainnya?"Raina tampak berpikir sebentar. "Kepala saya sakit sekali dok..,""Baik.. lalu apa lagi?""Sepertinya itu saja dok.." jawab Raina masih lemah."Apa saya boleh berta

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 3

    Adzan subuh berkumandang, Raina yang terus terjaga semalaman membangunkan dirinya pelan-pelan. Tulangnya remuk, badannya hancur. Sakit dirasakan disekujur tubuhnya.Perlahan dia terduduk dan menoleh ke sisinya. Lelaki yang dicintainya itu tengah tertidur pulas dengan dengkuran halus yang terdengar dari mulutnya. Amar tertidur sambil menghadapnya.Raina menatap lelaki itu dengan sedih.Teman masa kecilnya, cinta pertamanya yang terkenal lembut dan penuh dengan kasih sayang kini telah berubah menjadi lelaki dewasa yang sangat kasar dan kejam.Hanya butuh beberapa jam saja, mereka berdua sudah resmi berpisah karena hari ini adalah hari perceraian mereka.Dengan tertatih Raina keluar dari rumah itu. Rumah yang sudah ditempatinya selama enam bulan. Rumah yang menyimpan banyak kenangan buruk.Sambil menyusuri jalanan yang masih sepi dengan rasa dingin yang menusuk tulang. Raina melangkahkan kakinya tanpa tahu kemana dia

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 2

    Ponsel Amar terus berdering dari tadi. Amar yang sedang gundah menolak panggilan itu. Sampai akhirnya ponsel itu kembali bergetar tapi tak sehebat tadi.Sebuah notif muncul di jendela ponselnya.'Kamu kemana sih sayang?''Ngomong-ngomong tadi aku menghubungi pengacaramu.. selamat ya.. kamu sudah resmi bercerai..''Aku sudah tidak sabar lagi menanti hari pernikahan kita!!'Pesan berantai itu masuk ke ponsel Amar. Amar hanya membacanya dari jendela ponsel, sudah pasti pengirimnya dari Ditha.Wanita yang sudah menjalani hubungan kurang lebih tiga bulan dengannya. Amar mengatakan kepada Raina bahwa Ditha itu kekasihnya. Sebenarnya tujuan Amar mengencani Ditha hanya untuk melihat reaksi Raina saja. Tidak lebih.Tapi karena Ditha memang terobsesi kepadanya semenjak lama, mau tak mau Amar menyambut gayung cinta darinya. Walaupun hatinya ragu apakah dia benar-benar mencintai Ditha.. atau w

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status