Share

Bab 2

Penulis: Stary Dream
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-31 22:45:26

Ponsel Amar terus berdering dari tadi. 

Amar yang sedang gundah menolak panggilan itu. Sampai akhirnya ponsel itu kembali bergetar tapi tak sehebat tadi.

Sebuah notif muncul di jendela ponselnya.

'Kamu kemana sih sayang?'

'Ngomong-ngomong tadi aku menghubungi pengacaramu.. selamat ya.. kamu sudah resmi bercerai..'

'Aku sudah tidak sabar lagi menanti hari pernikahan kita!!'

Pesan berantai itu masuk ke ponsel Amar. Amar hanya membacanya dari jendela ponsel, sudah pasti pengirimnya dari Ditha.

Wanita yang sudah menjalani hubungan kurang lebih tiga bulan dengannya. Amar mengatakan kepada Raina bahwa Ditha itu kekasihnya. 

Sebenarnya tujuan Amar mengencani Ditha hanya untuk melihat reaksi Raina saja. Tidak lebih.

Tapi karena Ditha memang terobsesi kepadanya semenjak lama, mau tak mau Amar menyambut gayung cinta darinya. 

Walaupun hatinya ragu apakah dia benar-benar mencintai Ditha.. atau wanita itu hanya dijadikan pelariannya saja.

Amar kembali gusar. Pikirannya kembali kepada Raina.

Amar memandang tempat tidur dimana dia mengambil haknya dengan kasar semalam. Masih terdapat noda bercak merah di seprai kasur berwarna putih.

Seketika Amar merasa hatinya menjadi pedih. Tangisan Raina semalam begitu lirih. Harga dirinya sudah pastikan tercobak cabik karena perlakuan Amar.

"Dia masih perawan..," gumam Amar.

"Apa mungkin selama ini aku hanya salam paham.. dia tidak berselingkuh dengan lelaki lain.."

Amar masih ingat betul kejadian semalam. Dia memang belum pernah melakukan hubungan dengan wanita lain, tapi dia yakin Raina masih perawan.

Dia merasa sedikit menyesal telah memperlakukan Raina dengan kasar, oleh karena itu dia melembutkan sentuhan yang ia berikan saat mengetahui Raina yang memang belum pernah terjamah sama sekali.

Setelah selesai, Raina membalikan tubuhnya. Menangis terisak.

Amar lalu menyelimuti tubuh istrinya itu dengan selimut.

Beberapa kali tangannya mengambang di udara untuk memberikan sentuhan menenangkan. 

Bahu Raina naik turun, isakannya makin hebat disembunyikannya di dalam bantal.

Amar hanya bisa menatap punggung wanita itu dengan sedih.

Tubuhnya penuh memar karena perbuatan Amar, tangan dan pahanya apalagi. 

Selama pernikahan, Amar tak pernah bersikap baik padanya. Raina selalu disiksanya lahir dan bathin. Tidak mendapatkan hak nya sebagai seorang istri. Diperlakukan tak lebih seperti budak.

Semalaman Amar menatap punggung Raina dari belakang sampai menjelang subuh wanita itu akhirnya tak lagi bersuara. Sepertinya dia sudah tertidur.

Setelah tak mendengar lagi suara tangisan barulah Amar memejamkan matanya. Ikut larut dalam mimpinya. Dan ketika ia membuka matanya, Raina sudah tak ada lagi di sisinya. Dia benar-benar pergi sesuai perintah Amar.

Pergi menjauh dan menghilang selama-lamanya.

***

Flashback..

Ranti dan Erina berteman dengan baik dari kecil hingga dewasa. Sampai akhirnya mereka menikah dengan pasangan masing-masing.

Ranti yang dikaruniai anak perempuan bernama Raina dan Erina yang memiliki anak laki-laki bernama Amar dengan usia 2 tahun lebih tua.

Raina dan Amar kecil memang sudah dekat, apalagi kedua ibunya bersahabat.

Namun malang nasib Ranti, ia harus kehilangan suaminya di usia anaknya yang masih kecil. Memaksanya untuk bekerja keras dan hidup mandiri padahal ia tak memiliki keahlian apapun kecuali memasak.

Dia pontang panting bekerja berjualan sarapan pagi dekat rumahnya. Hal itu terus dilakukannya sampai Raina remaja.

Raina yang terbiasa membantu ibunya sedari kecil, mewarisi kepandaian memasak ibunya.

Bahkan dia tak malu untuk ikut berjualan bersama ibunya. Atau menitipkan gorengan ke kantin tempat dia sekolah.

Berbanding terbalik dengan kehidupan Ranti dan Raina.

Erina sangat bahagia dengan kehidupan rumah tangganya. Erina, wanita yang berpendidikan tinggi memiliki suami yang selalu mencukupi kebutuhannya. Apalagi hidupnya terasa sempurna karena memiliki anak lelaki yang setampan dan juga secerdas Amar.

Namun perbedaan itu tak membuat Erina dan Ranti berjauhan. Keduanya sangat akrab. Erina juga sering membantu mempromosikan dagangan Ranti.

Tak hanya kedua ibunya, Amar dan Raina juga sama dekatnya. Saat mereka satu sekolah di SMA, Amar yang merupakan kakak tingkat Raina sangat perhatian padanya.

Ia sering membantu Raina menjajakan dagangannya di sekolah.

Amar juga sering meminjamkan buku dan catatan sekolahnya kepada Raina. Alasannya supaya Raina tak perlu membeli lagi ketika naik tingkat nanti.

Hubungan mereka juga masih berlanjut saat mereka sama-sama menamatkan sekolah.

Amar masuk ke universitas negeri dan berkuliah di jurusan bisnis. Sedangkan Raina memilih tidak kuliah karena keterbatasan biaya. Dia akhirnya bekerja sebagai karyawan di salah satu toko bunga di kota itu.

Namun sayang, Raina harus menerima kenyataan pahit. Ibu yang disayanginya harus meninggal tak lama ia lulus dari SMA karena sakit kanker otak.

Tapi, sebelumnya Ranti sempat bertitip pesan kepada Erina untuk menjaga putri semata wayangnya jika ajal nanti sudah menjemputnya.

Setelah Ranti meninggal, Raina tinggal sendiri di rumah kecilnya. Erina seringkali mengajak gadis itu untuk tinggal bersamanya, tapi Raina selalu menolaknya secara halus. Ia takut merepotkan.

Hari demi hari berlalu, Raina tumbuh menjadi gadis yang semakin mandiri. Berparas cantik dengan kelembutan hati yang luar biasa.

Wajahnya yang oval, bibir kecil dengan hidung mancung yang tinggi. Membuat lelaki ingin selalu mencoba peruntungan dengan gadis yang selalu berhijab itu.

Tapi sayangnya tak pernah berhasil. Karena Amar selalu berada di samping Raina.

Setelah berhasil menamatkan kuliahnya, Amar memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya. Bahwa selama ini lelaki itu sebenarnya menyukai Raina. Bahkan Raina adalah cinta pertamanya.

Memang betul, karena Amar tak pernah dekat dengan wanita kecuali Raina. 

Bak gayung bersambut, Raina menerima ungkapan hati Amar. Dia juga harus jujur mengatakan bahwa dia menyukai lelaki itu.

Amar yang tampan dengan kesempurnaan yang ia miliki. Tubuh tinggi dan atletis, memiliki rahang tegas dengan hidung mancung yang tinggi. Tak lupa dihiasi dengan mata yang coklat serta alis tebal yang terlukis indah.

Tapi bukan itu yang membuat Raina jatuh hati. Dia menyukai kepribadian Amar yang hangat, lembut dan santun. Amar juga terkenal sangat religius.

Setelah saling menautkan hati dalam satu hubungan. Amar mencoba melangkah ke jenjang yang lebih serius. Apalagi kedua orangtuanya juga sangat menyetujui hubungan Amar dan Raina.

Hingga akhirnya setelah tiga tahun berpacaran, Amar melamar Raina. Menginginkan gadis cantik itu untuk menjadi istrinya. Tepat di saat ia berusia 25 tahun dan Raina 23 tahun. Usia yang cukup matang untuk menikah.

Segala persiapan sudah dilakukan. Dua minggu lagi hari pernikahan mereka..

Tapi malapetaka terjadi..

Amar melihat wanita yang ia cintai itu diam-diam pergi ke sebuah hotel bersama seorang pria.

Pria yang mungkin usianya tertaut 10 tahun lebih tua darinya. Berbadan tegap dan memakai jaket kulit hitam.

Keduanya tampak mengobrol intens di loby hotel.

Amar yang jeli terus mengikuti calon istrinya itu. Sampai akhirnya ia dibuat syok karena sesuatu.

Pria itu mengajak Raina masuk ke sebuah kamar hotel dan menghabiskan waktu cukup lama disana.

Amar menunggu Raina dengan hati yang hancur..

Ternyata gadis polosnya ini tak sepolos kelakuannya..

Semuanya palsu!

Raina telah berselingkuh dibelakangnya!

#bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 3

    Adzan subuh berkumandang, Raina yang terus terjaga semalaman membangunkan dirinya pelan-pelan. Tulangnya remuk, badannya hancur. Sakit dirasakan disekujur tubuhnya.Perlahan dia terduduk dan menoleh ke sisinya. Lelaki yang dicintainya itu tengah tertidur pulas dengan dengkuran halus yang terdengar dari mulutnya. Amar tertidur sambil menghadapnya.Raina menatap lelaki itu dengan sedih.Teman masa kecilnya, cinta pertamanya yang terkenal lembut dan penuh dengan kasih sayang kini telah berubah menjadi lelaki dewasa yang sangat kasar dan kejam.Hanya butuh beberapa jam saja, mereka berdua sudah resmi berpisah karena hari ini adalah hari perceraian mereka.Dengan tertatih Raina keluar dari rumah itu. Rumah yang sudah ditempatinya selama enam bulan. Rumah yang menyimpan banyak kenangan buruk.Sambil menyusuri jalanan yang masih sepi dengan rasa dingin yang menusuk tulang. Raina melangkahkan kakinya tanpa tahu kemana dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 4

    Samar-samar Raina membuka matanya. Bau khas alkohol dan antiseptik bercampur membelai hidungnya.Tirai putih, suara berisik dari luar menyadarkan dirinya."Mbak, sudah sadar?" Tanya seorang wanita yang memakai jas dokter.Raina menatap wanita itu dengan nanar. Dimana sekarang dia berada?"Mbak berada di igd rumah sakit. Tadi ada warga yang menemukan mbak pingsan di pinggir jalan.Sesuai kartu identitas, apakah benar nama anda Raina Afifah?" Tanya dokter wanita itu."Benar dok..," jawab Raina lemah."Saya sudah memeriksa anda. Tensi anda dan kadar gula darah anda tadi sangat rendah. Oleh karena itu kami memasang infus di tangan anda. Sekarang apakah ada keluhan lainnya?"Raina tampak berpikir sebentar. "Kepala saya sakit sekali dok..,""Baik.. lalu apa lagi?""Sepertinya itu saja dok.." jawab Raina masih lemah."Apa saya boleh berta

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 5

    Ditha tergesa-gesa masuk ke rumah Amar sambil mendorong Mbok Darti yang membukakan pintu untuknya."Ada apa ini?" Tanya Amar kepada Ditha yang sikapnya begitu kasar pada pembantunya."Ada hubungan apa kamu dengan Aurel?" Tanya Ditha tajam. Kobaran api terlihat dari manik matanya."Aurel? Aurel siapa??" Tanya Amar bingung."Ada hubungan apa kamu dengan Aurel???!!" Tanya Ditha kembali dengan intonasi yang tinggi."Kamu sudah gila, ya!!! Kamu datang kemari tiba-tiba dan bertanya mengenai Aurel!! Aurel siapaaa???!!" Balas Amar dengan nada tinggi yang sama."Aurellie!! Rekan kerja kita dulu di perusahaan!!" Ucap Ditha tak sabar.Amar mengingat Aurellie mana yang dimaksud Ditha."Oh, perempuan itu. Aku tidak ada hubungan dengannya." Jawab Amar santai."Bohong kamu!! Terus foto itu apa maksudnya??""Foto apalagi sih? Apa maksudmu?" Tanya Amar yang mulai lel

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 6

    "Kenapa?" Tanya Aurellie kepada Amar yang terus memegang kepalanya.Amar baru saja terbangun dari tidurnya. Kepalanya masih sangat berat bak dihantam batu."Kepalaku sakit, aku harus ke dokter.." ucap Amar sambil menahan nyeri.Amar membuka selimutnya dan ia terkejut dengan tubuhnya yang polos tak memakai apapun. Tapi karena sakit kepala yang benar-benar dirasakannya. Dia tak perduli.Pikirannya saat ini harus ke rumah sakit dan bertemu dokter."Bodoh!!" Kutuk Amar setelah ia mengingat semuanya."Kenapa aku sama sekali tidak mencurigai semuanya? Aku berada dalam satu kamar yang sama dengan Aurel malam itu.. tapi aku tak mengingat apapun! Yang aku ingat hanya sakit kepala saja!"Amar merasa dirinya pasti sudah dijebak oleh wanita bersuara manja itu.Selama ini ia teralihkan karena urusannya dengan Raina. Masalah itu tertutupi karena kebenciannya yang amat sangat dengan Raina.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 7

    Amar menatap pria yang didepannya ini dengan penuh pertanyaan, sedangkan Wira juga menatap tajam Amar seolah ingin menjawab pertanyaan yang ingin dilontarkan oleh Amar."Jadi, anda pikir saya berselingkuh dengan Raina?"Amar kini tak menjawab. Matanya tetap lurus ke depan menatap pria ini tak percaya."Berarti anda sudah salah paham." Ucap Wira sambil tersenyum."Lalu sebenarnya ada hubungan apa antara anda dan Raina?" Tanya Amar penasaran.Wira terkekeh geli sebelum menjelaskan semuanya pada Amar. Kenyataan sebenarnya mengenai hubungan antara dia dan Raina."Raina sangat berjasa kepada kami, pak Amar. Dia adalah saksi yang membantu kami dalam memecahkan sebuah kasus.""Saksi?""Iya. Anda pasti ingat kasus pembunuhan enam bulan yang lalu di hotel Inara?" Amar tampak mengingat kasus yang dimaksud. Yang ia tahu ada pembunuhan di hotel tersebut dimana korbannya adal

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 8

    Amar terduduk lesu di kursi pesakitannya. Dia sama sekali tak mau membalas tatapan mata tajam yang berada di sebrangnya.Tatapan mata puas dari seorang wanita yang sakit hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan.Aurellie duduk dengan sombongnya sambil menyilangkan tangannya di dada. Dia puas dengan keputusan hakim tempo lalu dengan menjerat lelaki itu dipenjara."Siapa suruh kau berani menolakku!" Gumam Aurellie sinis sambil menatap Amar.Sentuhan lembut beberapa kali dirasakan oleh Amar di bahunya. Erina yakin akan ada keadilan untuk anaknya, walaupun kemungkinan untuk lepas dari jeratan hukum sangatlah kecil.Namun, ia percaya bahwa kebenaran pasti akan menang.Persidangan ini kembali menampilkan saksi dari pihak Amar. Saksi kunci kejadian pada malam itu.Saksi yang ternyata dibawa langsung oleh Wira..Persidangan dimulai. Erina sangat tegang menantikan siapa saksi yang dimaksud oleh pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 9

    Tubuh Raina bergetar hebat saat memasuki ruang persidangan. Dia berusaha mati-matian untuk tidak mengangkat wajahnya agar pandangannya tidak jatuh kepada lelaki itu.Lelaki yang menyiksanya dengan hebat. Mantan suaminya. Amar.Bukan Raina tak tahu jika Amar terus menerus memandanginya selama proses persidangan seakan-akan wanita itu adalah terdakwa yang sebenarnya.Semua ini karena Wira..Raina yang awalnya ragu untuk membantu Amar karena masih trauma akhirnya menjadi luluh mendengar cerita lelaki itu. Saat ini Amar tak berdaya. Ia difitnah. Tapi tak ada satupun bukti yang bisa menolongnya.Wira tidak sengaja bertemu dengan Raina sore itu di kala Raina sedang menjajakan dagangannya.Lepas dari kehidupan Amar, Raina kembali merajut hidupnya yang terkoyak.Mewarisi kepandaian memasak ibunya, Raina berjualan donat di sebuah taman rekreasi yang juga terdapat banyak pedagang kaki lima.D

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 10

    Berbagai bau khas mengguggah selera membelai para pecinta kuliner yang sedang menikmati waktu senja di taman rekreasi itu.Banyak jenis makanan di jajakan, termasuk juga Donat Raina.Raina berjaga di standnya yang kecil. Di hanya diberi tempat 1x1 meter untuk mendagangkan donatnya.Donat dengan aneka rasa. Beberapa anak kecil merengek kepada orang tua mereka untuk membeli Donat Raina.Hampir setiap sore Raina berdagang disini bersama dengan pedagang lainnya dan menjelang maghrib mereka akan kembali ke rumah."Pusing, dek?" Tanya salah satu ibu-ibu penjual rujak yang bersebelahan dengan stand Raina.Raina hanya tersenyum. Sedari tadi minyak kayu putih selalu bertengger di hidungnya.Aroma durian yang ada di sebrangnya membuatnya mual dan pusing setengah mati."Ini buat nyemil.." ucap ibu penjual rujak menyodorkan satu bungkus buah rujak."Tidak usah, bu.." tolak Raina halus.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24

Bab terbaru

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 10

    Berbagai bau khas mengguggah selera membelai para pecinta kuliner yang sedang menikmati waktu senja di taman rekreasi itu.Banyak jenis makanan di jajakan, termasuk juga Donat Raina.Raina berjaga di standnya yang kecil. Di hanya diberi tempat 1x1 meter untuk mendagangkan donatnya.Donat dengan aneka rasa. Beberapa anak kecil merengek kepada orang tua mereka untuk membeli Donat Raina.Hampir setiap sore Raina berdagang disini bersama dengan pedagang lainnya dan menjelang maghrib mereka akan kembali ke rumah."Pusing, dek?" Tanya salah satu ibu-ibu penjual rujak yang bersebelahan dengan stand Raina.Raina hanya tersenyum. Sedari tadi minyak kayu putih selalu bertengger di hidungnya.Aroma durian yang ada di sebrangnya membuatnya mual dan pusing setengah mati."Ini buat nyemil.." ucap ibu penjual rujak menyodorkan satu bungkus buah rujak."Tidak usah, bu.." tolak Raina halus.

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 9

    Tubuh Raina bergetar hebat saat memasuki ruang persidangan. Dia berusaha mati-matian untuk tidak mengangkat wajahnya agar pandangannya tidak jatuh kepada lelaki itu.Lelaki yang menyiksanya dengan hebat. Mantan suaminya. Amar.Bukan Raina tak tahu jika Amar terus menerus memandanginya selama proses persidangan seakan-akan wanita itu adalah terdakwa yang sebenarnya.Semua ini karena Wira..Raina yang awalnya ragu untuk membantu Amar karena masih trauma akhirnya menjadi luluh mendengar cerita lelaki itu. Saat ini Amar tak berdaya. Ia difitnah. Tapi tak ada satupun bukti yang bisa menolongnya.Wira tidak sengaja bertemu dengan Raina sore itu di kala Raina sedang menjajakan dagangannya.Lepas dari kehidupan Amar, Raina kembali merajut hidupnya yang terkoyak.Mewarisi kepandaian memasak ibunya, Raina berjualan donat di sebuah taman rekreasi yang juga terdapat banyak pedagang kaki lima.D

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 8

    Amar terduduk lesu di kursi pesakitannya. Dia sama sekali tak mau membalas tatapan mata tajam yang berada di sebrangnya.Tatapan mata puas dari seorang wanita yang sakit hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan.Aurellie duduk dengan sombongnya sambil menyilangkan tangannya di dada. Dia puas dengan keputusan hakim tempo lalu dengan menjerat lelaki itu dipenjara."Siapa suruh kau berani menolakku!" Gumam Aurellie sinis sambil menatap Amar.Sentuhan lembut beberapa kali dirasakan oleh Amar di bahunya. Erina yakin akan ada keadilan untuk anaknya, walaupun kemungkinan untuk lepas dari jeratan hukum sangatlah kecil.Namun, ia percaya bahwa kebenaran pasti akan menang.Persidangan ini kembali menampilkan saksi dari pihak Amar. Saksi kunci kejadian pada malam itu.Saksi yang ternyata dibawa langsung oleh Wira..Persidangan dimulai. Erina sangat tegang menantikan siapa saksi yang dimaksud oleh pe

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 7

    Amar menatap pria yang didepannya ini dengan penuh pertanyaan, sedangkan Wira juga menatap tajam Amar seolah ingin menjawab pertanyaan yang ingin dilontarkan oleh Amar."Jadi, anda pikir saya berselingkuh dengan Raina?"Amar kini tak menjawab. Matanya tetap lurus ke depan menatap pria ini tak percaya."Berarti anda sudah salah paham." Ucap Wira sambil tersenyum."Lalu sebenarnya ada hubungan apa antara anda dan Raina?" Tanya Amar penasaran.Wira terkekeh geli sebelum menjelaskan semuanya pada Amar. Kenyataan sebenarnya mengenai hubungan antara dia dan Raina."Raina sangat berjasa kepada kami, pak Amar. Dia adalah saksi yang membantu kami dalam memecahkan sebuah kasus.""Saksi?""Iya. Anda pasti ingat kasus pembunuhan enam bulan yang lalu di hotel Inara?" Amar tampak mengingat kasus yang dimaksud. Yang ia tahu ada pembunuhan di hotel tersebut dimana korbannya adal

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 6

    "Kenapa?" Tanya Aurellie kepada Amar yang terus memegang kepalanya.Amar baru saja terbangun dari tidurnya. Kepalanya masih sangat berat bak dihantam batu."Kepalaku sakit, aku harus ke dokter.." ucap Amar sambil menahan nyeri.Amar membuka selimutnya dan ia terkejut dengan tubuhnya yang polos tak memakai apapun. Tapi karena sakit kepala yang benar-benar dirasakannya. Dia tak perduli.Pikirannya saat ini harus ke rumah sakit dan bertemu dokter."Bodoh!!" Kutuk Amar setelah ia mengingat semuanya."Kenapa aku sama sekali tidak mencurigai semuanya? Aku berada dalam satu kamar yang sama dengan Aurel malam itu.. tapi aku tak mengingat apapun! Yang aku ingat hanya sakit kepala saja!"Amar merasa dirinya pasti sudah dijebak oleh wanita bersuara manja itu.Selama ini ia teralihkan karena urusannya dengan Raina. Masalah itu tertutupi karena kebenciannya yang amat sangat dengan Raina.

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 5

    Ditha tergesa-gesa masuk ke rumah Amar sambil mendorong Mbok Darti yang membukakan pintu untuknya."Ada apa ini?" Tanya Amar kepada Ditha yang sikapnya begitu kasar pada pembantunya."Ada hubungan apa kamu dengan Aurel?" Tanya Ditha tajam. Kobaran api terlihat dari manik matanya."Aurel? Aurel siapa??" Tanya Amar bingung."Ada hubungan apa kamu dengan Aurel???!!" Tanya Ditha kembali dengan intonasi yang tinggi."Kamu sudah gila, ya!!! Kamu datang kemari tiba-tiba dan bertanya mengenai Aurel!! Aurel siapaaa???!!" Balas Amar dengan nada tinggi yang sama."Aurellie!! Rekan kerja kita dulu di perusahaan!!" Ucap Ditha tak sabar.Amar mengingat Aurellie mana yang dimaksud Ditha."Oh, perempuan itu. Aku tidak ada hubungan dengannya." Jawab Amar santai."Bohong kamu!! Terus foto itu apa maksudnya??""Foto apalagi sih? Apa maksudmu?" Tanya Amar yang mulai lel

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 4

    Samar-samar Raina membuka matanya. Bau khas alkohol dan antiseptik bercampur membelai hidungnya.Tirai putih, suara berisik dari luar menyadarkan dirinya."Mbak, sudah sadar?" Tanya seorang wanita yang memakai jas dokter.Raina menatap wanita itu dengan nanar. Dimana sekarang dia berada?"Mbak berada di igd rumah sakit. Tadi ada warga yang menemukan mbak pingsan di pinggir jalan.Sesuai kartu identitas, apakah benar nama anda Raina Afifah?" Tanya dokter wanita itu."Benar dok..," jawab Raina lemah."Saya sudah memeriksa anda. Tensi anda dan kadar gula darah anda tadi sangat rendah. Oleh karena itu kami memasang infus di tangan anda. Sekarang apakah ada keluhan lainnya?"Raina tampak berpikir sebentar. "Kepala saya sakit sekali dok..,""Baik.. lalu apa lagi?""Sepertinya itu saja dok.." jawab Raina masih lemah."Apa saya boleh berta

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 3

    Adzan subuh berkumandang, Raina yang terus terjaga semalaman membangunkan dirinya pelan-pelan. Tulangnya remuk, badannya hancur. Sakit dirasakan disekujur tubuhnya.Perlahan dia terduduk dan menoleh ke sisinya. Lelaki yang dicintainya itu tengah tertidur pulas dengan dengkuran halus yang terdengar dari mulutnya. Amar tertidur sambil menghadapnya.Raina menatap lelaki itu dengan sedih.Teman masa kecilnya, cinta pertamanya yang terkenal lembut dan penuh dengan kasih sayang kini telah berubah menjadi lelaki dewasa yang sangat kasar dan kejam.Hanya butuh beberapa jam saja, mereka berdua sudah resmi berpisah karena hari ini adalah hari perceraian mereka.Dengan tertatih Raina keluar dari rumah itu. Rumah yang sudah ditempatinya selama enam bulan. Rumah yang menyimpan banyak kenangan buruk.Sambil menyusuri jalanan yang masih sepi dengan rasa dingin yang menusuk tulang. Raina melangkahkan kakinya tanpa tahu kemana dia

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 2

    Ponsel Amar terus berdering dari tadi. Amar yang sedang gundah menolak panggilan itu. Sampai akhirnya ponsel itu kembali bergetar tapi tak sehebat tadi.Sebuah notif muncul di jendela ponselnya.'Kamu kemana sih sayang?''Ngomong-ngomong tadi aku menghubungi pengacaramu.. selamat ya.. kamu sudah resmi bercerai..''Aku sudah tidak sabar lagi menanti hari pernikahan kita!!'Pesan berantai itu masuk ke ponsel Amar. Amar hanya membacanya dari jendela ponsel, sudah pasti pengirimnya dari Ditha.Wanita yang sudah menjalani hubungan kurang lebih tiga bulan dengannya. Amar mengatakan kepada Raina bahwa Ditha itu kekasihnya. Sebenarnya tujuan Amar mengencani Ditha hanya untuk melihat reaksi Raina saja. Tidak lebih.Tapi karena Ditha memang terobsesi kepadanya semenjak lama, mau tak mau Amar menyambut gayung cinta darinya. Walaupun hatinya ragu apakah dia benar-benar mencintai Ditha.. atau w

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status