Share

Bab 40

Author: Dania Zahra
Senyuman Zoey seketika membeku. Kemudian, dia bertanya dengan ekspresi menyanjung, "Pak Preston masih mau lanjut kerja ya?" Zoey seperti tidak merasakan penolakan Preston. Dia mengira Preston hanya sibuk.

Di bawah meja, Livy makin cemas. Jika Zoey tahu dia bersembunyi di kolong meja, hasilnya akan sangat merepotkan.

"Kamu nggak seharusnya datang kemari." Preston tidak menanggapi pertanyaan Zoey, melainkan berkata dengan dingin.

Zoey sontak terkejut. Dia menyadari dirinya terlalu berinisiatif. Apa inisiatifnya ini yang membuat Preston kehilangan minat padanya? Atau mungkin Preston tidak ingin orang luar tahu hubungan mereka, makanya melarangnya kemari?

Pikiran Zoey agak kacau. Apa dia seharusnya menunggu Preston memanggilnya dan bukan mengambil inisiatif mencarinya?

"Keluar." Ketika melihat Zoey mematung di tempat, Preston yang kehilangan kesabaran akhirnya mengusirnya.

"Maaf, Pak. Aku cuma ingin berterima Kasih padamu dengan mentraktirmu makan. Aku nggak berniat membuatmu marah. Aku pe
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 41

    Livy melihat ke arah Preston dengan bingung. Dia menjelaskan dengan suara rendah, "Aku pikir hubungan kalian cukup baik. Kalau nggak, dia nggak akan datang ke Grup Sandiaga untuk mencarimu.""Sudahlah, kali ini memang salahku. Masa magangnya cuma satu bulan. Kalau nggak lolos, dia akan langsung dikeluarkan. Sisanya akan ditangani dengan prosedur biasa," tambah Preston.Livy sangat terkejut. Dia berkedip dan merasa ragu apakah dia salah dengar. Kalau dilakukan sesuai prosedur, dengan kemampuan Zoey, dia pasti akan dikeluarkan setelah sebulan.Apa Preston benar-benar menerima Zoey hanya karena dirinya? Jadi, pria itu bukan tertarik pada Zoey?"Aku ...." Livy terdiam sejenak. Dia menjilat bibirnya sebelum berucap dengan canggung, "Aku berpikir terlalu jauh sebelumnya. Maaf."Preston selalu terlihat tegas dan tidak pernah memberi perlakuan istimewa. Itu sebabnya, Livy pun berpikiran lain."Apalagi, hari ini kamu makan di kantin padahal sebelumnya kamu nggak pernah ke sana. Ini tepat di har

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 42

    Livy tiba-tiba merasa pusing. Pandangannya mulai kabur dan tubuhnya ikut goyah. Setelah jatuh lemas ke atas meja, wajahnya yang sudah pucat pun terlihat."Livy!" seru Preston. Tanpa berpikir panjang, dia langsung menggendong Livy. Pada saat itu, Livy sudah lemah, matanya kabur, bahkan tak sanggup merespons. Tatapannya benar-benar kosong.Dengan langkah cepat, Preston membawanya ke pantri. Suara air mengalir terdengar. Tak lama kemudian, aroma manis cokelat memenuhi udara.Preston membawa secangkir cokelat panas ke dekat Livy dan memaksanya untuk meminumnya dengan lembut.Kehangatan dari minuman itu menyebar di perut Livy. Akhirnya, kesadarannya perlahan kembali. Wajahnya pun mulai berangsur-angsur memerah.Livy berucap, "Pak Preston, aku ...."Preston mengernyit. Dia terlihat cemas ketika bertanya, "Sudah lebih baik?"Preston sendiri punya masalah lambung. Dengan pengalamannya, dia bisa tahu bahwa Livy mengalami gejala gula darah rendah.Itulah sebabnya Preston langsung memberinya coke

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 43

    Namun, Preston justru merasa jengkel dengan tindakan Livy yang berusaha menghindari kecurigaan.Lift sudah datang, lalu keduanya masuk dan turun ke lantai bawah dalam diam.Bendy sudah menunggu di samping mobil sambil membawa sebuah kantong. Dari logonya, Livy tahu kantong itu dari toko serba ada di sebelah gedung Grup Sandiaga."Pak Preston, ini pesanan Bapak," ucap Bendy sambil menyerahkan kantong itu dengan sopan.Preston tidak mengambil kantong itu, melainkan melirik Bendy. Bendy segera mengerti maksud atasannya dan segera berpaling memberikan kantong itu pada Livy.Preston menatap wajah kebingungan Livy dan berkata, "Bawa ke mobil."Mendengar nada sebal dari ucapan Preston, Livy tidak berani banyak tanya. Dia menerima kantong itu dan menggumamkan terima kasih pada Bendy, lalu segera naik ke mobil.Di dalam mobil yang sempit, aroma makanan dari dalam kantong langsung tercium di udara. Perut Livy langsung berbunyi protes.Preston bertopang dagu dan memandang ke luar jendela tanpa me

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 44

    Ciuman itu makin lama makin intens. Livy hampir sesak napas dan merintih pelan tanda menyerah. Mendengar itu, Preston baru melepaskannya.Livy membuka matanya yang berkabut dan pandangannya refleks tertuju pada bibir pria itu. Bibirnya sangat tipis dan terkesan sedikit dingin. Namun, Livy tahu betul betapa panas dan posesifnya bibir itu saat berciuman.Ketika bertemu tatapan dalam Preston, Livy merasakan sensasi panas di tubuhnya. Dia meneguk saliva dan bertanya dengan gugup, "Apa kita boleh naik ke atas dulu?" Dia malu untuk melangkah lebih jauh di dalam mobil.Sorot mata Preston tiba-tiba menggelap. Tatapannya yang lekat seakan-akan sanggup menelan Livy sepenuhnya. Dia bertanya dengan suara serak, "Kamu tahu apa yang kamu katakan?"Tadinya, Preston tidak berencana untuk tidur dengan Livy malam ini. Bagaimanapun, dia tidak bisa terus-menerus menempelinya. Apalagi, wanita itu juga sedang tidak enak badan. Namun ....Jantung Livy berdebar kencang di bawah tatapan Preston. Dia menunduk m

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 45

    "Ada yang bilang kalau Pak Preston menyukai adikmu. Bahkan ada juga yang bilang kalau mereka berdua sudah bersama," ucap Ivana.Ivana melanjutkan dengan penuh semangat, "Waktu jam pulang kerja kemarin, seseorang melihat adikmu pergi ke kantor CEO di lantai puncak. Oh iya, bukannya kamu merapikan data di lantai puncak kemarin? Kamu nggak lihat apa-apa?""Nggak, tuh. Zoey nggak bersama Pak Preston, semua itu hanya rumor nggak berdasar," bantah Livy.Ivana membalas sambil mengibaskan tangannya, "Ada yang memotret mereka dan mengunggahnya secara anonim di situs perusahaan. Aku sempat melihatnya, tapi waktu aku mau menyimpannya untuk diperlihatkan padamu, unggahan itu sudah diblokir. Mencurigakan, 'kan?"Livy tentu saja tahu apa yang terjadi kemarin. Hanya saja, dia tidak leluasa menjelaskannya.Livy juga tidak menyangka ada yang memotret Zoey saat gadis itu datang mencari Preston di kantor CEO. Grup Sandiaga ini sangat berbahaya. Ada mata-mata di mana-mana. Apa hubungannya dengan Preston b

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 46

    Berhubung Annie sudah mengancam seperti itu, Livy pun tidak kuasa untuk menolak. Dia tidak punya pilihan selain menyanggupi, "Baik, Bu Annie."Annie menatap Livy lekat-lekat dan bertanya dengan dingin, "Kenapa aku nggak melihatmu turun waktu kamu kerja di lantai puncak kemarin? Apa kamu dan Pak Preston pulang sama-sama?"Jantung Livy berdebar. Dia segera menyunggingkan senyum canggung dan membantah, "Nggak, aku pulang duluan setelah selesai merapikan dokumen."Livy merasa Annie mencurigai hubungannya dengan Preston, jadi dia harus menepis kecurigaannya. Apalagi, alasan Annie selalu bersikap sinis padanya tidak lain karena Preston."Terus, kenapa aku nggak melihatmu pulang kerja?" tanya Annie sambil memicingkan matanya, terus mendesak Livy untuk buka mulut."Gula darah rendahku kambuh kemarin. Pak Preston menyuruhku pulang lebih awal, mungkin itu sebabnya Bu Annie nggak melihatku," sahut Livy, berpura-pura tenang.Merasa Livy tidak sedang berbohong, Annie menghela napas lega. Namun, dia

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 47

    Sekarang, aroma itu juga tercium dari tubuh Livy. Annie terbakar api cemburu saat memikirkan asal aroma itu. Sialan! Dia tidak boleh membiarkan Livy menang lagi. Preston hanya miliknya seorang!....Setengah jam sebelum jam pulang kerja, Livy merampungkan tugasnya lebih awal. Kemudian, dia berkemas dan pergi bersama Annie.Livy sudah pernah kerja lapangan beberapa kali sebelumnya. Orang yang ditemuinya adalah perwakilan dari perusahaan mitra. Biasanya, pertemuan itu dilangsungkan selama jam kerja di kafe atau restoran.Namun, kali ini Annie membawanya ke kelab. Selain itu, mereka juga pergi pada malam hari, jadi Livy harus lembur.Bangunan bergaya Elupa itu membentang hampir separuh jalan. Papan nama neon "De Royal" bersinar terang, menonjolkan atmosfer pesta.Livy jarang menikmati kehidupan malam, tetapi bukan berarti dia tidak tahu tempat apa De Royal itu. Kelab ini adalah tempat bersenang-senang terbesar di ibu kota. Banyak orang kaya dan berpengaruh yang menghabiskan uang mereka di

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 48

    Wajah pria itu terkesan mesum, tidak berbeda jauh dengan fotonya. Berbagai botol anggur berderet rapi di atas meja di depannya.Annie mendekati pria itu sambil tersenyum. Kemudian, dia menjabat tangannya dan berucap, "Maaf sudah membuatmu menunggu lama, Pak Wijaya. Jalanan agak macet, jadi kami sedikit terlambat."Pria yang dipanggil "Pak Wijaya" itu mendongak dengan malas dan menyahut pelan, "Bu Annie, orang-orang Grup Sandiaga benar-benar sombong. Kamu membuatku menunggu selama satu jam, lalu begitu datang, kamu hanya meminta maaf? Ini kurang tulus, 'kan?"Setelah mendapat kode, gadis di pelukan Wijaya lantas membuka botol anggur di meja sambil tersenyum."Sesuai aturan, orang yang terlambat harus dihukum minum tiga gelas. Kalau nggak, aku akan merasa diremehkan!" ucap Wijaya sambil menyeringai.Annie diam-diam mendorong Livy maju, lalu berucap sambil tersenyum, "Pak Wijaya, ini kelalaianku. Hanya saja, hari ini aku sedang nggak enak badan dan baru minum obat. Sekarang aku benar-bena

Latest chapter

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 254

    Ekspresi Preston tetap dingin tanpa emosi. Namun, setiap kata yang keluar dari mulutnya seperti menghujam tepat ke titik lemah Bahran.Pernikahan bisnis yang dulu dijalani Bahran dengan istrinya tidak dilandasi cinta. Selama bertahun-tahun, hubungan mereka hanya menghasilkan seorang putri.Meski demikian, latar belakang istrinya cukup kuat, sehingga dia memiliki watak yang keras dan sulit dihadapi. Setiap ulah Bahran di luar rumah selalu sampai ke telinganya, dan setiap kali hal itu terjadi, pasti diikuti oleh pertengkaran besar."Preston, kamu ini terlalu ikut campur!" Bahran yang merasa harga dirinya diinjak, mulai kehilangan kendali.Dengan nada penuh amarah, dia berkata, "Kenapa berpura-pura di depanku? Kamu dan Livy sama sekali nggak punya cinta yang sebenarnya! Aku cuma ngasih tahu Livy cara terbaik untuk mengamankan posisinya, yaitu dengan punya anak. Sama seperti ibumu dulu. Setidaknya, dia mendapatkan sesuatu, bukan?"Kata-kata itu langsung menyulut kemarahan Preston. Aura din

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 253

    Chloe segera mengendalikan ekspresinya.Makan malam berlangsung cepat. Preston dan Tristan naik ke lantai dua untuk membahas sesuatu di ruang kerja. Livy tidak ingin terus berada bersama Keluarga Sandiaga, sehingga dia mencari alasan pergi ke taman belakang untuk menghirup udara segar."Livy, lagi menikmati bulan, ya?" Baru saja Livy menemukan tempat untuk duduk, suara Bahran tiba-tiba terdengar dari belakangnya.Livy menoleh dan mengangguk dengan canggung. "Iya, cuma sebentar saja. Kak, aku pamit dulu. Aku nggak mau mengganggu waktu Kakak.""Kenapa buru-buru?" Bahran menghalangi jalannya dengan langkah santai. Pandangannya yang tertuju pada Livy tampak penuh maksud tersembunyi, sementara senyum di wajahnya terlihat ramah. "Livy, yang tadi kubilang di depan Ayah itu semua benar, lho."Mata Livy segera memancarkan kewaspadaan. "Apa maksud Kakak?"Bahran melanjutkan, "Begini, jangan tertipu dengan kesan bahwa Preston nggak peduli sama wanita. Dia memang kelihatannya pria baik yang nggak

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 252

    Hati Livy langsung tersentak. Apakah Chloe sudah tahu semuanya?Telapak tangannya mulai berkeringat. Livy khawatir Chloe akan mengungkap hubungannya dengan Stanley. Meskipun Stanley yang berselingkuh dan bersalah, dengan semua ucapan yang dilontarkan Chloe tadi, sulit untuk tidak membuat Keluarga Sandiaga memiliki persepsi buruk terhadapnya."Benaran aku kenal?" Melanie semakin bersemangat dan buru-buru bertanya, "Chloe, coba bilang sama Bibi, siapa sebenarnya wanita yang nggak tahu malu itu?"Tubuh Livy menjadi tegang dan pandangannya tertuju erat pada Chloe.Tebersit ejekan di mata Chloe. Dia memutar sedikit kata-katanya sebelum akhirnya tersenyum tipis."Aib keluarga nggak perlu diumbar. Wanita itu mungkin cuma terpikat karena Stanley terlalu luar biasa. Meskipun dia mencoba mendekat, Stanley nggak akan menginginkannya. Nggak usah dibahas lagi, buang waktu saja!""Oh, Chloe memang berbesar hati." Melanie tersenyum kecil."Kenapa kamu kelihatannya tegang sekali?" Suara dingin Preston

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 251

    "Bahran!" bentak Tristan yang tidak tahan lagi mendengar ucapannya.Tristan mengayunkan tongkatnya ke arah Bahran dua kali, tetapi Bahran menghindar dengan cepat. Saking marahnya, Tristan mengentakkan tongkatnya dengan keras ke lantai sambil berkata, "Aku tahu seperti apa Preston itu! Kamu pikir semua orang seperti kamu yang bisa melakukan hal nggak tahu malu begini?"Bahran yang terus dimarahi oleh semua orang, wajahnya mulai memerah. Dengan nada gelisah, dia akhirnya membuka mulut."Ayah nggak boleh bilang gitu. Ayah sendiri juga sama saja, 'kan? Setelah nikah sama Ibu, Ayah tetap bersenang-senang di luar. Buah jatuh nggak jauh dari pohonnya. Aku bisa jadi begini juga karena niru Ayah ....""Kurang ajar!"Tristan benar-benar marah. Dia bangkit dari sofa dan menghantamkan tongkatnya ke arah Bahran dua kali dengan keras. "Suruh kamu pulang untuk makan sama-sama, bukan untuk bicara begini! Kalau kamu begini lagi, lain kali kamu nggak usah pulang lagi daripada aku mati kesal!""Sudah,

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 250

    Sebelumnya Erick, sekarang Nicky. Jika hanya satu pria, Preston masih bisa memahaminya. Namun, sekarang ada begitu banyak pria yang bermunculan di sekitar Livy. Tidak mungkin jika mengatakan tidak ada masalah pada wanita ini.Namun, ucapan Preston bagaikan pisau tajam yang menikam hati Livy. Bibirnya sampai memucat. Lipstik sekalipun tidak bisa menutupi kepucatannya itu."Jadi, kamu rasa ini salahku? Kamu rasa aku yang nggak menjaga diri?""Aku cuma memperingatkanmu. Selama kontrak kita belum berakhir, sebaiknya jangan melakukan hal-hal yang melanggar moral. Mengenai Nicky ... dia cuma pengacara biasa. Kalau kamu masih diam-diam bertemu dengannya, aku bisa membuatnya kehilangan pekerjaan."Nada bicara dan ekspresi Preston sama dinginnya. Ini adalah ancaman yang terang-terangan. Livy tahu Preston bisa melakukan hal seperti itu. Erick adalah contoh pertama.Jika Preston bisa membuat Erick dipenjara, dia tentu tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada Nicky. Livy tidak ingin Nicky menja

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 249

    Terakhir kali mereka bertemu karena Chloe menikah. Kali ini, entah Livy akan bertemu mereka lagi atau tidak.Livy segera berganti pakaian dan mengikuti Preston masuk ke mobil. Di dalam mobil, Preston tidak bersantai. Telepon demi telepon masuk.Sebelumnya, Livy mendengar dari Sherly bahwa ada banyak hal yang harus diurus menjelang akhir tahun. Departemen sekretaris sepertinya juga akan sibuk dalam waktu dekat ini.Ponsel bergetar. Masuk pesan dari Ivana.[ Berita besar! Erick ditangkap! ]Livy yang terkejut segera membalas.[ Apa? ]Ditangkap bagaimana? Ivana mengirim dua emoji perayaan, lalu menjelaskan.[ Aku juga nggak tahu, ini gosip dari temanku. Sepertinya Erick membuat onar pada perayaan ulang tahun Grup Sandiaga. Pak Preston sepertinya tahu soal tindakannya. ][ Oh ya, aku juga dengar Bu Sylvia jatuh pada perayaan ulang tahun itu. Entah masalah itu berhubungan dengan Erick atau nggak. Yang jelas, Pak Preston pasti marah gara-gara itu. ][ Tsk, tsk, tsk. Kabarnya sebelum Erick d

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 248

    Ketika Livy terbangun, hari sudah siang. Kepalanya terasa sangat sakit, seluruh tubuhnya juga terasa lemas. Terutama bagian pergelangan tangannya yang bengkak dan merah. Kelihatannya sangat mengerikan."Nyonya sudah bangun?" Tina masuk dengan hati-hati, membawakan semangkuk bubur. Suaranya terdengar lembut. "Kenapa semalam minum alkohol sebanyak itu? Makan dulu bubur hangat agar perutmu terasa lebih baik.""Terima kasih, Bi." Livy menerima bubur itu, tetapi pergelangan tangannya tiba-tiba terasa sangat sakit. Dia hampir menjatuhkan mangkuk itu.Rasa sakit itu membuat pikirannya kembali fokus. Livy mulai mengingat kejadian semalam. Dalam ingatannya, semalam dia dan Preston bertengkar.Di dalam mobil yang sempit, Preston mengamati sekujur tubuhnya dengan tatapan dingin sekaligus penuh amarah."Livy, ini terakhir kalinya kamu bermasalah dengan Sylvia. Kalau sampai terjadi lagi, aku nggak akan membiarkanmu begitu saja."Livy berusaha keras menjelaskan kepada Preston, tetapi yang dia dapat

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 247

    "Livy!" Suara yang sangat dingin terdengar di telinga Livy. Namun, suara itu sangat familier. Sepertinya itu adalah suara Preston.Livy memandang dengan bingung, berusaha keras untuk melihat dengan jelas. Pada akhirnya, dia berhasil melihat wajah Preston. Namun anehnya, kepala Preston ada dua."Kemari!" Preston tidak dapat mengendalikan amarahnya. Hari ini dia sibuk sepanjang hari, lalu menunggu Sylvia selesai menjalani operasi dan menemaninya untuk menenangkannya. Malamnya, dia masih harus bertemu klien.Namun, saat dia pulang, Livy malah tidak ada di rumah. Wanita ini berkumpul dengan temannya sampai tengah malam?Preston berusaha bersabar. Meskipun ada perselisihan di antara mereka, dia tetap datang untuk mencari Livy. Namun, apa yang dia lihat? Melihat Livy terjatuh ke pelukan pria lain!Apa ini yang disebut berkumpul dengan teman? Jika dia terlambat sedikit, mereka mungkin telah berbaring di ranjang bersama!"Pak Preston, ini nggak seperti yang kamu kira. Livy mabuk, jadi aku ....

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 246

    Stanley berbicara dengan penuh semangat. Mulutnya yang bau alkohol itu hampir menempel di wajah Livy.Saat berikutnya, sebuah pukulan datang. "Stanley!" Nicky segera menarik Livy ke belakangnya.Nicky awalnya khawatir karena Livy tak kunjung kembali. Dia mengira Livy muntah-muntah di kamar mandi, jadi pergi membeli obat dan hendak mencarinya. Siapa sangka, dia malah melihat Stanley bersikap lancang kepada Livy!"Nicky?" Stanley terhuyung. Kemudian, nada bicaranya terdengar tidak sabar. "Ini urusanku dengan Livy. Apa hakmu ikut campur? Pergi sana!"Wajah Nicky menjadi sangat suram. Suaranya juga tegas. "Stanley, sudah kubilang Livy adalah temanku. Aku nggak akan tinggal diam. Selain itu, hubungan kalian sudah berakhir. Kamu harus menghormatinya. Lihat apa yang kamu lakukan!"Setelah mengucapkan peringatan seperti itu, Nicky pun tahu hubungan persahabatannya dengan Stanley sudah berakhir sepenuhnya. Namun, dia tidak menyesal.Dulu, Nicky tidak tahu Stanley adalah orang seperti ini. Sekar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status