Share

Cuma Bisa Menangis

            Hangat kasur dan kamar mewah Hotel Mahakarya mendadak lenyap. Angin Perairan Dumadi yang sebelumnya terdengar di kejauhan disekat tembok besar dan dinding kaca tebal tiba-tiba terasa mencengkeram seisi ruangan dengan sepinya. Sepi yang mendobrak masuk mencekik leher Hana. Membelalakkan matanya, terkunci menatap Pak Robert tak percaya.

            “K-Kok… Kok Pak Rob—”

            “Bisa tahu?” Pria bertubuh kekar itu memotong. Tersenyum menyeringai menyeramkan memamerkan gigi rapinya namun dengan sorot mata yang tajam. Kegeraman tak lagi bisa disembunyikan Pak Robert, atau mungkin sengaja ia tunjukkan untuk menggetarkan hati Hana.

            Terbukti lawan bicaranya cuma bisa termangu, tenggorokan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status