Share

Tangis dan Peluk

            Akhirnya permintaan yang terasa sungguh ganjil itu keluar juga dari mulut Hana. Ia bingung, Hana kalut sampai tak lagi bisa membendung semua kekacauan di dalam hatinya. Ia butuh tempat bersandar. Di saat-saat seperti ini seharusnya Arya yang ada di sini. Kalau tidak ada Arya, Hana akan langsung mencari sang ibu. Menangis pijar sampai lega sembari mendengarkan omelan ibunya soal kesalahan-kesalahan Hana.

            Namun malam ini malam yang tak pernah Hana rasakan sebelumnya. Tak ada Arya, jauh dari kedua orang tuanya. Hanya ada Pak Robert di depannya. Orang yang tadinya Hana merasa jijik jadi pilihan orang terakhir.

            “Bo-boleh kan, Pak?” tanya Hana di sela-sela desis tangisnya yang semakin menjadi.

           

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status