Share

Bab 44

Nabila tersenyum senang. "Kalau gitu kapan kamu ceraikan Nazwa?"

Pertanyaan itu spontan membuat Reza tersedak-sedak. Wajah pria itu bahkan terlihat memerah.

Nabila melotot. "Ya ampun, Za! Minum dulu." Nabila memberi Reza minum. "Kenapa, sih?" Nabila menatap Reza khawatir.

Setelah sedaknya berhenti barulah pria itu bicara. "Kamu ngawur." Reza terbatuk-batuk kecil, kerongkongannya terasa pedas. Dia menenggak air lagi.

Nabila mengernyit. "Ngawur apa sih?"

"Aku nggak mungkin menceraikan Nazwa," ucapnya sambil kembali meletakkan gelas di meja.

"Oh itu doang bisa bikin kamu tersedak, Za? Ya ampun. Lagian kenapa nggak mungkin? Za kan kamu udah tahu gimana kelakuan Nazwa sebenarnya. Aku juga bisa kok jadi istri yang jauh lebih baik buat kamu dibanding dia. Aku bisa kasih kamu keturunan. Kamu cinta kan sama aku? Aku lebih bisa bahagiakan dan ngertiin kamu. Kamu sadar itu kan?"

"Bukan itu masalahnya, Bil." Mereka bertatapan.

"Lalu apa? Za kamu tahu nggak sih orang tua aku nanyain terus k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status