Share

109. Lari dari Luka

Baru pukul empat sore, deru mobil sudah terdengar memasuki halaman rumah. Gegas kaki melangkah ke luar untuk memastikan siapa yang datang dan benar saja itu suamiku. Dia melangkah mendekat dan langsung mengulurkan tangannya ketika mata kami saling bertemu.

"Capek!" keluhnya menjatuhkan bobot di sofa. Aku ikut menemani sementara Vidia sekilas terlihat masuk dapur.

Ada rasa iba melihat suami pulang dengan peluh yang membasahi sekujur tubuh. Jadi, untuk membahas sekarang rasanya tidak perlu. Nanti berujung pertengkaran.

"Tumben pulang cepat?"

"Karena mulai besok harus lembur selama sebulan."

"Lembur sampai jam berapa?"

"Jam sembilan malam."

Aku hanya mengangguk apalagi tidak terlalu faham dunia pekerjaan. Tidak lama, Vidia keluar dengan baki yang berisi kopi hangat. Senyuman lelaki itu seketika mengambang sempurna.

Vidia duduk di sampingku, dia berkata dengan suara sangat lembut, "Mau aku siapin air untuk mandi?"

"Boleh, Sa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status