Share

113. Terjebak Adik Ipar

Pukul empat sore aku baru sampai di rumah, Vidia belum juga datang. Jenuh menghampiri akhirnya aku menonton televisi sambil rebahan hingga terbuai di alam mimpi.

"Ardina!" Suara lembut menyapa hingga aku terjaga dari tidur. Saat melirik jam rupanya sudah hampir pukul enam sore dan pemilik suara itu adalah Ferdila. Gegas aku bangkit dari tidur.

"Udah pulang?" 

"Tentu saja. Vidia mana?"

"Aku gak tahu, sejak pagi tadi dia keluar." Aku mengucek mata. "Aku sendirian di rumah, rada bete jadi nonton tv malah ketiduran."

Ferdila mengangguk, dia mengusap pucuk kepalaku. Ingin sekali menepis kasar, tetapi dia bisa curiga. Huh, andai dia tahu aku bukan Ardina, entah bagaimana tanggapannya.

Lelaki itu kini ikut menatap layar televisi yang masih menyala. Senyum mulai terkuro di wajahnya yang sudah segar kembali setelah mandi, kemudian di menit berikutnya dia meminta maaf karena merasa tidak mampu berlaku adil.

Aku hanya bisa mengangguk. Adik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status