Share

112. Hari yang Indah

Setelah kepergian Ferdila ke kantor, aku kembali masuk ke dalam rumah dengan niat mengerjai Vidia. Sudah cukup dia melukai hati adik kembarku. Kini, dia harus merasakan luka paling pahit.

"Mau ke mana, Vid?"

"Ngagetin tau gak?!" jerit Vidia sambil memutar badan menghadapku. Pasalnya dia baru saja menutup pintu kamar.

"Biasa aja kali. Lagian mau ke mana sepagi ini juga, suami baru berangkat kerja, malah gak minta izinnya dulu. Kalau kayak gini caranya, bisa ada kecurigaan dalam rumah tangga. Gimana kalau ...." Aku sengaja menggantung kalimat agar perempuan berambut pirang di depanku ini berpikir.

Bukannya menjawab, dia malah tersenyum seraya mengibas tangan. Aku mengikuti dari belakang, beruntung sudah mandi. Langkah Vidia terhenti tepat di depan pintu, tanpa menoleh dia berucap, "Kamu di sini aja jaga rumah, aku mau shopping dulu! Oke?"

"Dengan David atau–"

"Shut up!" Vidia menempelkan jari telunjuknya di bibirku. Spontan aku gigit den

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status