Share

118. Menghindari Adik Ipar

Ketika malam telah tiba, kami sudah berada dalam kamar Naren. Beruntung ranjangnya besar, jadi bisa menjaga jarak dengan adik ipar. Dia memakai piyama tidur lengan pendek karena cuaca sedikit membuat gerah, sementara aku memaksa diri untuk tidak buka baju.

Ferdila sudah membaringkan tubuhnya, aku sendiri duduk seraya menyandarkan kepala di headboard. Sekalipun sudah mengantuk, sebenarnya aku menunggu seseorang untuk menghindari Ferdila.

"Kenapa belum tidur? Gak gerah?" Ferdila akhirnya membuka suara.

"Gak, ini malah dingin. Entah kenapa belum ngantuk, Fer." Aku mengucapkan kalimat itu sambil menahan mulut agar tidak sampai menguap.

"Kangen," lirih Ferdila. Aku membulatkan mata sambil terus berharap sesuatu yang lain.

Tok, tok, tok!

Ketukan di pintu itu pastilah karena ibu. Aku mengambangkan senyum, lalu beranjak mendekati pintu. Ketika sudah terbuka lebar, benar sekali karena kita sudah janjian sore tadi.

"Ada apa, Bu?"

"Ibu ma

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status