MY SWEET(no) BRIDE

MY SWEET(no) BRIDE

last updateLast Updated : 2021-12-21
By:  Reyna octaviaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
1 rating. 1 review
17Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Menikahi seseorang dengan perbedaan umur yang lumayan jauh. Dafa dirgantara harus menikahi sahabat masa kecilnya sekaligus muridnya di sekolah. Putri ayundiya tidak bisa menolak permintaan terakhir ayahnya. Bisakah mereka bersama hingga tua atau akan ada orang ketiga di tengah-tengah hidup mereka? Follow dulu! Tinggalkan jejak untuk cerita saya.

View More

Chapter 1

Calon pasutri

"Nikah?" Putri Ayundiya sedang berbincang bersama sang ibunda. Lastri ibu dari Putri itu memberi tau Putri bahwa dia harus menikah besok malam. 

"Calon kamu bentar lagi datang,"ujar Lastri. 

Putri menggeleng tidak percaya. "Buk, Putri kan masih sekolah,"rengek Putri. Dia melorot dari ranjang kasurnya. 

"Cuma tinggal satu tahun kan bentar lagi juga lulus,"kata Lastri agar Putri mengiyakan keputusan yang sudah tidak bisa diganggu gugat. 

Putri menunduk memeluk kakinya sendiri. Dia terisak kecil. Bagaimana bisa dia harus menikah saat masih menduduki bangku sekolah. Apa yang akan di katakan teman-temannya nanti jika tau. Lalu bagaimana jika Putri hamil saat masih berada di bangku SMA. 

Tok tok tok

Pintu kamar Putri perlahan terbuka menampakkan sosok pria dengan jaket kulit hitam. Lastri tersenyum merespond pria itu. Putri masih menunduk mengeratkan pelukannya. Pria itu mendekat ke arah Lastri dan mencium punggung tangan wanita itu. Lastri dan pria itu menatapi Putri. 

"Putri?"ujar pria itu lirih. 

Putri mendongak ketika mendegar suara pria itu. "Pak Dafa?"ujarnya lirih. Dia berdiri mendekatkan tubuhnya pada Dafa. 

Dafa mengangguk. "Iya."

Putri menatap Lastri dan Dafa bergantian. "Jadi pak Dafa?" Putri bergumam, Lastri menganggukinya. 

"Kamu gak lupa kan kalok kalian waktu kecil deket banget,"seru Lastri. "Demi ayah,Putri. Kamu harus mau! Ibu memaksa!"

Putri mengehala nafas panjang. Dia mengangguk. Bibir Lastri tertarik hingga matanya berbinar. Dafa Dirgantara, pria tampan yang juga merupakan guru magang di sekolah Putri sejak dua bulan yang lalu. Tubuh tinggi dan kekarnya membuat dia terkenal satu sekolah dan juga menjadi guru favorit karena tampan. 

                                          ****

Pagi ini Putri pergi ke sekolah. Seragam putih abu melekat di tubuhnya. Matanya mengedar melihat sekeliling yang sudah dipenuhi siswa yang berbincang. Seorang gadis mendekat padanya dari arah berlawanan. Silvana diningrat merupakan sahabat dari Putri. Tubuhnya sejajar dengan Putri dan berjalan bersama menuju kelas. 

Putri menghentika langkahnya ketika berada di depan kelasnya. Dia membuang muka malas. Pria itu ah Dafa dia berdiri di depan pintu. Tidak ada satu siswa pun yang berada di dalam kelas karena mereka berada di kantin. Dafa mendapati sosok Putri yang berdiri agak jauh darinya. 

"Putri, sini!" Dafa berteriak melambaikan tangan pada Putri. 

Putri mendesis pelan. Dia berjalan ke arah pria itu. Silva berjalan di samping Putri. 

Putri mendongak. "Apa?"tanyanya dengan suara tengil. 

Kedua alis Silva bertautan. Bagaimana bisa Putri berani pada guru killer ini? 

"Jangan lupa ajak sahabatmu ini nanti malam!" Dafa memendekkan tubuhnya, menyamakannya dengan tinggi Putri. "Jangan lupa sayang!" Dafa mengelus pucuk kepala Putri dan berlalu bergitu saja. 

Sayang? Silva menganga. "Putri? Lo di booking sama pak Dafa?"pekik nya. 

Putri memukul lengan gadis itu. "Bangsat!" Putri menggerutu dan melangkah memasuki kelas. 

Hening,hanya ada Putri dan Silva di dalam kelas. Silva tidak berhenti menatapi Putri yang menampung wajahnya di meja. 

"Gue mau nikah sama Dafa."

Silva membelalakan matanya. "Serius?" Silva hampir tidak percaya. 

Putri mengangkat tubuhnya menghadap Silva. "Ck!" Dia mendesis pelan. Putri mengela nafas panjang dan mulai menjelaskan semua pada sahabatnya itu. 

Putri dan Dafa dulu adalah tetangga dekat dan mereka saling bersahabat. Namun, setelah Dafa mulai kuliah di luar negeri mereka tak lagi berkomunikasi. Hingga suatu hari Dafa dipertemukan lagi dengan Putri di sekolah ini. Mahasiswa terbaik akan menikah dengan siswa beban sekolah. Perjodohan itu dimulai semenjak kedua keluarga ini saling bertemu. Ayah Putri mengidap penyakit jantung dan mungkin ini adalah permintaan terakhirnya. 

Silva berbinar saat mendengar cerita Putri. Dia jadi terbawa perasaan. Silva menggedor-gedor meja karena girang. Silva sendiri singel oleh karena itu dia jadi seperti tidak waras. Kedua sahabat ini sama-sama cantik hanya saja Putri memiliki tubuh lebih tinggi daripada Silva. 

Kringgg

Bel masuk berbunyi. Semua siswa bergegas masuk ke kelas. Silva kembali duduk di tempat duduknya melambaikan tangan pada Putri. Mereka tidak sebangku hanya saja berdekatan. Kelas ini sudah di penuhi siswa di dalamnya. Guru killer itu masuk dengan tegas. Dafa. Yah hari ini adalah jam pelajaran seni yang diajar oleh Dafa. 

Putri membuang muka saat Dafa masuk. Putri menatap bukunya fokus agar terhindar dari tatapan Dafa. Sedangkan tatapan Dafa tertuju pada Putri. 

Dafa berdiri di depan meja guru. "Mari kita menggambar sketsa bersama dengan tema bebas,"ujarnya dengan suara tinggi .

Semua murid mengeluarkan buku gambar serta pensil untuk membuat sketsa. 

"Lo bawa pensil lagi gak?"tanya Wendi teman sebangku Putri. 

Putri menoleh. "Enggak cuman satu,"jawab Putri menyodorkan pensil pada Wendi. 

Wendi memutar bola matanya malas. "Dio punya pensil gak?" Wendi bertanya pada murid di depannya. Dio menoleh lalu menggeleng. 

Dafa melangkah ke arah bangku Putri dan Wendi. Putri kembali fokus pada bukunya dan Wendi menunduk takut. Dafa berhenti di depan bangku Wendi. Dafa meletakkan sebuah pensil di meja Wendi membuat Wendi dan Putri mendongak menatap Dafa. 

"Jangan berisik!" Suara berat Dafa membuat sekujur tubuh Wendi bergidik ngeri. Dafa melenggang pergi ke mejanya dan ikut membuat sketsa di bukunya. 

Semua sudah selesai membuat sketsa hanya tinggal menunjukkan hasil. 

"Sudah semua?"tanya Dafa. 

"Sudah." Semua murid menjawab dengan serentak.

"Maju satu persatu dan kumpulkan pada saya!" Dafa kembali duduk ke kursinya. 

Dimulai dari bangku sebelah kanan paling depan. Mereka maju satu per satu dan mendapat anggukan dari Dafa. Kini giliran Putri. Dia berjalan sambil menggigit bibir bawahnya. Putri meletakkan gambarannya pada meja Dafa. Dafa mendonggak sambil memberika satu wink pada Putri membuat Putri geli dan segera pergi. 

Semua hasil sudah terkumpul. Dafa berdiri dengan satu buku gambar di tangannya. "Kalian penasaran gak sama sketsa saya?" Dafa bertanya dengan suara bangganya. 

Semua murid mengiyakan Dafa. Pasti sketsanya bagus sekali. 

Dafa membalik bukunya dan memperlihatkan hasil gambarnya. Seorang gadis kecil yang sedang tersenyum yang ia lukis. "Dia spesial bagi saya,"ujar Dafa. 

Semua murid menyoraki tapi tidak dengan Putri yang menatap ke luar jendela. 

Dafa berbalik dan kembali duduk dengan senyum yang ia sembunyikan. Gadis cantik dan bodoh itu akan menjadi istri dari seorang Dafa? Mungkin Dafa akan sial jika bersamanya. 

Sudah takdir jadi tidak ada yang mampu melawannya. Bahkan semesta sekalipun. Malam ini akan menjadi malam bahagia serta kelam bagi Putri. Dafa sih is okey karena Putri itu cantik. 

                                          ****

Karangan bunga berjejeran di sepanjang gedung. Tidak terlalu mewah hanya pernikahan di gedung dan undangan keluarga. Para tamu itu duduk menikmati makanan yang sudah di sajikan. Ada juga yang berdiri dan berbincang. Ruangan putih dengan corak emas itu dihiasi dengan bunga-bunga yang Wangi dan segar. Ayah dan Ibu kedua mempelai berdiri menyambut kedatangan tamu. 

Putri sedang duduk di ruangan khusus bersama Silva. Gaun putih dan besar itu melekat di tubuhnya. Rambut yang ditata rapi dan di hiasai dengan makhota permata. Wajahnya ayu rupawan. Bucket bunga pengantin ia pegang di tangannya. 

"Kau sangat cantik tuan putri,"ujar Silva menyanjung. 

Putri memukuk kecil wajah Silva dengan bunga. "Jangan banyak omong!" Putri mendengus kesal. 

Silva terkekeh pelan menertawai sahabatnya itu. "Ayo selfie,"ajak Silva mengangkat ponselnya. 

Mereka bedua berpose manis. 

"Jangan di publish!" Putri menggertak. Silva mengangguki perkataan Putri. 

"Bersiaplah!" Lastri datang dengan dress putih di tubuhnya. 

Putri merengek pelan sambil menggoyangkan tubuhnya. "Diem!" Lastri membentak lantaran putrinya ini tidak bisa diam. 

Yah pernikahan yang penuh arti menjadi sebuah penderitaan bagi Putri. Dia harus mencoba menerima ini. 

Akankah mereka bahagia bersama? Mari menjadi saksi pernikahan Putri dan Dafa. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Reyna octavia
semangat for me
2021-09-21 09:37:25
2
17 Chapters
Calon pasutri
"Nikah?" Putri Ayundiya sedang berbincang bersama sang ibunda. Lastri ibu dari Putri itu memberi tau Putri bahwa dia harus menikah besok malam. "Calon kamu bentar lagi datang,"ujar Lastri. Putri menggeleng tidak percaya. "Buk, Putri kan masih sekolah,"rengek Putri. Dia melorot dari ranjang kasurnya. "Cuma tinggal satu tahun kan bentar lagi juga lulus,"kata Lastri agar Putri mengiyakan keputusan yang sudah tidak bisa diganggu gugat. Putri menunduk memeluk kakinya sendiri. Dia terisak kecil. Bagaimana bisa dia harus menikah saat masih menduduki bangku sekolah. Apa yang akan di katakan teman-temannya nanti jika tau. Lalu bagaimana jika Putri hamil saat masih berada di bangku SMA. Tok tok tokPintu kamar Putri perlahan terbuka menampakkan sosok pria dengan jaket kulit hitam. Lastri tersenyum merespond pria itu. Putri masih menunduk mengeratkan pelukannya. Pria itu mendekat ke arah Lastri dan mencium punggung tangan
last updateLast Updated : 2021-08-21
Read more
Happy Wedding
Sorot mata semua tamu tertuju pada kedua pengantin ini. Putri berjalan dengan angun menuju altar pernikahan. Dafa dengan jas hitam berjalan gagah menemui Putri. Putri berbinar dengan tawa yang ia tahan. Putri berjalan beriringan dengan Dafa. Semua sisinya di penuhi orang-orang yang memotret mereka. Penghulu sudah duduk di altar menunggu calon pasutri ini. Mereka berdua berjalan dengan sangat serasi. Semua orang bergumam menyanjung Putri dan Dafa. "Cantik banget istrinya.""Ganteng sama cantik cocok banget.""Serasi."Suara itu mengema seisi ruangan. Sekerika ruangan itu hening hanya ada suara pak penghulu. "Ayah dari Putri silahkan!"ujar penghulu. Ayah Putri itu duduk di samping penghulu. Dia menjabat tangan Dafa dan kedua tangan mereka saling bertautan. "Pengantin pria siap?" Dafa mengangguk. "Pengantin wanita siap?" Putri yang tadinya menunduk dengan segara dia mendongak dan menatap pak penghulu.
last updateLast Updated : 2021-08-22
Read more
Honeymoon
Pagi ini di apartemen Putri dan Dafa. Elusan hangat matahari membuat tidur semakin hangat. Udara yang menerpa membuka tirai jendela. Burung-burung berterbangan bebas. Selimut hangat menyelimuti Putri. Matanya masih terpejam dengan tubuh yang tengkurap. Sedangkan di kamar Dafa terasa amat panas matahari menyilaukan kedua matanya. Dafa membuka mata pelan dan mulai megedarkan pandangannya. Kian manik matanya tertuju pada jam dinding di tembok hadapannya. Pukul tujuh. Dafa bergegas bangun, dia berlari keluar kamar. Dafa mendorong pintu kamar Putri. Dafa menyeka rambutnya kasar. "Bangun!" Dafa berteriak sembari mengangkat tubuh Putri membuat Putri bangun kaget. Putri memberontak. "Apaan sih pak?"lirihnya dengan suara berat karena masih ngantuk. Dafa mengangkat tubuh Putri hingga gadis itu berdiri tegak. "Liat jam berapa?!" Dafa menunjuk jam tangannya. Putri membelalakkan matanya. Dia berlari memasuki kamar mandi yang berada di kamarnya.
last updateLast Updated : 2021-08-22
Read more
Selingkuh
Hari-berganti hari… detak-detak jarum jam menghantarkanku pada suasana yang baru, suasana yang berbeda dari hari-hari kemarin. Mentari pagi tampak tersenyum gembira seakan ingin menyapa. Aku siswi bersuami baru sampai di samping sekolah. Aku ingin tertawa sejenak ketika mengingat kejadian kemarin malam. "Putri, bangun!"  "Apa?""Anterin saya ke kamar mandi.""Pergi sendiri!" Pasalnya kamar Dafa tidak ada toilet nya. "Ayolah, di luar gelap tau!" Pria ku itu menggerutu. "Gamau!" Aku menolak dan melanjutkan tidur ku. Aku menolak karena memang sangat mengantuk. Aku pikir pria itu akan pergi sendiri tapi dia malah melanjutkan tidurnya dengan menggenggam batu yang ia ambil di vas bunga miliknya. Aku mencium punggung tangannya karena sudah kewajiban ku kepada yang lebih tua. Dia tersenyum sekilas lalu membuang muka. Dia marah? Tentu. Namun, aku? Tidak peduli sama sekali. AUT
last updateLast Updated : 2021-08-24
Read more
Drakor malam
Malam begitu tenang mengiringi keindahan suasana rumah di malam hari kecuali jika Dafa datang. Langit cerah dihiasi bintang-bintang bertebaran menemani gagahnya raja malam yang bersinar terang menebar cahaya berkilauan. Nyamuk juga tidak mau kalah, terbang kesana kemari berhamburan mencari hamparan kulit untuk mengobati kehausan.Putri sudah dibekali makanan ringan di meja serta laptop yang sudah siap. Di akan begadang untuk mengatasi insomnia nya. Dia memutuskan untuk melihat para suaminya. Film Korea dengan judul 'my little bride'. 22.30Film itu sudah terputar setengah. Kedatangan tamu yang tak diundang. Dafa menghampiri Putri dengan muka bantalnya. "Kenapa bangun?" Putri merasa sangat terganggu. "Tadi denger suara teriakan,"gumam Dafa lirih. "Oh, itu sangmin." Putri membalas sambil menunjuk laptop nya. Dafa meraih jajan yang ada dimeja dan memasukkan kedalam mulutnya. Dia melirik ke arah Putri. "Kenapa nangis
last updateLast Updated : 2021-08-24
Read more
Hari Yang panjang
Langit yang masih kelabu dengan basahnya daun karena embun. Rintikan hujan terdengar merdu dan sopan masuk ke telinga. Sejuk membuat bulu kuduk merinding. Putri sedang berada di dapur, memasak untuk sang suami. Di memotong bawang sebab dia akan memasak nasi goreng. Sejauh ini hanya itu yang bisa dia buat. Dia mulai menumis bawang-bawang itu. Aroma harum sudah mulai semerbak membuat penganggu itu datang. Dafa datang dengan kaos oblong dan celana pendek di kakinya. Dia mengendus-endus wajan di depan Putri. Tangan Putri gatal ingin mendorong wajah suaminya ke wajan. "Pergi duduk!" Putri mulai terganggu dengan kedatangan jiwa setan. Dafa melangkah mundur membiarkan istrinya menuangkan nasi ke wajan. Nasi, saos, kecap ia tuangkan bergantian tak lupa sejumput garam yang ia taburkan. "Jangan banyak-banyak nanti asin." Dafa berkomentar sembari berdiri menonton Putri masak. "Itu telornya jangan lupa di goreng nanti!" Pria itu memerintah mem
last updateLast Updated : 2021-08-25
Read more
Kerja kelompok
Hari ini dari pagi sampai siang hari cuaca terasa begitu panas. Seiring bertambahnya laju detak waktu langit pun semakin siang semakin membiru, tak terlihat awan berarak di sekitarnya. Matahari begitu panas berasa tepat di ubun-ubun kepala. Waktu terasa semakin lama bagi Dafa sebab istrinya itu sedang marah dengannya. Tadi pagi Putri berangkat sekolah sendiri begitu juga saat pulang. Dafa pulang terlebih dahulu dan tidak melihat pucuk hidung istrinya itu. Panas cuaca di luar di padu dengan es jeruk memang nikmat tingkat dunia. Dafa duduk di sofa menatap ke arah luar jendela menanti istrinya pulang sekolah. Tap tap Suara langkah terdengar dari arah luar. Dafa menajamkan pandangannya ke pintu. CeklekPintu itu terbuka lebar. Netra Dafa mendapati Putri bersama seseorang di belakangnya. Wendi dan Silva. Dafa terbelalak membuat kakinya bangun tegak. Putri membawa temannya, bukankah dia tidak ingin siapapun tau tentang pernikahann
last updateLast Updated : 2021-08-26
Read more
In day
Malam yang gaduh begitu berisik. Putri berada di kasur dengan telinga yang ia tutup dengan tangannya. Hampir depresi. Suara teriakan Dafa dan Wendi di ruang tengah memenuhi seluruh rumah. Putri menenggelamkan wajahnya di kasur. "GOL...." Suara teriakan Dafa dan Wendi lagi. Suara para pria itu terlalu keras membuat film yang ditonton Putri tidak terdengar suaranya. Putri mendongak,dia geram menggigit giginya. Dia berdiri dengan tangan yang mengepal di kedua sisi tubuhnya. BrakSuara bantingan itu pun tidak mereka dengar. Putri berjalan dengan emosi yang sudah meluap. "WOI!" Teriakan Putri membuat keduanya menoleh. Sejenak mereka berdua meninggalkan film bola itu. Dafa menghampiri Putri. "Bisa gak jangan berisik?"tegur Putri. "Gak bisa." Dafa membalas dengan suara ketus. Dia berniat ingin menggoda Putri. Putri merotasikan matanya lalu beralih menatap tajam Dafa. "Hih." Putri menggigit geram. Dia mengh
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more
Kosong minus
"PUTRI..... " Suara lantang Dafa terdengar sampai luar apartemen. Putri yang mendengarnya itu pun segera berdecak kesal dan melangkah dengan menghentakkan kakinya keras. Padahal dia hanya ingin mencari angin tapi Dafa itu tidak berhenti mengomel. "Apa sih?"tanya Putri menggerutu saat sudah masuk ke dalam dan menghadap Dafa yang sudah siap di kamar Putri. Beberapa buku tebal berada di gendongan Dafa. "Belajar! Besok loh tes nya,"ucap Dafa dengan lantang. Putri menggeleng membuat emosi Dafa semakin menguap. Kali ini peran Dafa adalah guru di rumah bukan sebagai seorang suami. "Putri." Dafa memanggil sekali lagi membuat gadis itu menggeleng dengan cepat. Dafa membanting buku tebal itu di meja belajar Putri membuat Putri tersentak kaget. "Kebun bunga gak jadi." Dafa menekan lalu melangkah pergi membuat Putri membelalakkan matanya. "Iya iya iya belajar,"ucap Putri dengan cepat sembari mendudukkan pinggulnya di kursi. Dafa itu kini berba
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more
Hilang!
Malam ini Dafa disibukkan dengan kebingungan. Putri sembari tadi belum juga pulang padahal ia pamit untuk pergi ke supermarket dekat apartemen. Dafa bertanya pada pegawai supermarket tapi tidak ada satupun yang tau. Dafa membawa mobilnya untuk mengitari kota pada saat langit sudah gelap. Khawatir berada pada puncak. Pria itu mencoba menelfon istrinya tapi tak juga ada balasan. Sudah hampir dua jam Dafa mencari pucuk hidung Putri yang hilang. Dia sudah menghubungi Lastri tapi dia bilang tidak ada Putri di rumahnya. Semua keluarga itu dibuat panik dengan menghilangnya Putri. Dafa tidak bisa lapor pada pihak yang berwajib sebelum 24 jam. Dia terus melajukan mobilnya kencang sambil menoleh ke kanan-kiri. Sangat hancur. Dafa menghentikan mobilnya di jembatan. Lumayan sepi karena itu bukan jembatan umum. Dafa menenangkan dirinya sejenak menyenderkan tubuhnya pada pembatas jembatan. Dafa meremas rambutnya keras. "Aarrgghh." Dafa berteriak keras untung saja tidak a
last updateLast Updated : 2021-09-02
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status