Selama berada di Manor, tidak pernah sekali pun Atthy mengeluh. Atthy juga nyaris tidak keluar dari lingkungan Manor. Dia hanya keluar jika diperlukan, selebihnya dia akan duduk manis di dalam Manor. Hal yang cukup mengejutkan bagi sebagian besar penghuni Manor karena mereka telah mendengar beberapa hal mengenai wanita yang akan datang sebagai calon istri Duke Hugh Griffith.
Para penghuni Manor tahu kalau Atthy hanya seorang Lady dari golongan bangsawan tingkat rendah. Awalnya mereka tidak mnyukai kehadiran Atthy. Tapi, semakin lama mereka mengenal Atthy, mereka mulai mengagumi sikap elegan dan karakter yang di miliki Atthy. Atthy mengerti bagaiman menjaga etika dan tata tertib seorang bangsawan dengan sangat baik sekali. Karenanya, mereka cukup terkejut mendengar Atthy keluar dari Manor bahkan tanpa pelayan pribadi apa lagi pengawal di sisinya.
''Apa maksudmu?!'' seru Alwyn bertanya dengan wajah sangat serius, ''Apa yang hendak di lakukannya di luar Manor sendirian?!"
''Maaf... Maafkan kami, Tuan Gusev... Kami... Ka-kami juga tidak tahu tentang hal itu... Hanya saja... salah satu penjaga bilang, kalau melihat Duchess berjalan keluar melalui gerbang belakang,'' jawab salah satu pelayan yang panik melihat raut wajah Alwyn.
Tidak lama mereka bicara, satu lagi ketukan pintu terdengar dari luar.
''Masuklah!'' seru Alwyn si pemilik ruangan menjawab.
''Kau?!... Bukankah kau seorang penjaga yang baru di rekrut?'' tanya Alwyn heran, karna berani-beraninya seorang penjaga yang masih baru mendatanginya di kantornya.
''I-iya.. m-maafkan saya, Tuan Gusev. Saya penjaga di gerbang belakang... Baru saja, Duchess meminta saya untuk memberikan ini pada Tuan...'' ujar Penjaga sambil menyerahkan amplop besar pada Alwyn.
''Ah!... '' penjaga itu terpekik ketika melihat Helena, ''Nyonya Whitmore, Anda juga, Duchess menitipkan ini...'' ujar penjaga itu lagi sambil memberikan amplop yang lebih kecil pada Helena.
''Tunggu!'' seru Helena dengan raut wajah heran, ''Kenapa ada padamu? Kenapa harus kau yang menyerahkannya?!''
''Saya tidak tahu nyonya, Duchess hanya bilang kalau itu harus segera di serahkan,'' jawab penjaga dengan sikap gugup karena ekspresi Helena yang tidak bersahabat.
''Lalu di mana Duchess?!'' seru Helena bertanya dengan nada kasar.
''B-beliau?!'' jawab penjaga itu lagi masih dengan sikap yang gugup, ''S-sudah pergi...'' ujar penjaga itu melanjutkan ucapannya dengan nada memelas, dia seolah bisa merasakan kalau ada sesuatu yang tidak baik yang sedang terjadi.
''Apa?!... Pergi?!... Ke mana?! Dengan siapa?!'' tanya Helena dengan lebih berang lagi, dia menatap tajam pada penjaga baru itu, membuat penjaga yang masih sangat muda dan sekaligus masih baru jadi semakin gugup bahkan panik.
Alwyn yang baru saja hendak menanyakan hal yang sama terpaksa mengatupkan kembali bibirnya karena keduluan oleh Helena.
''I-i-iya, nyonya... Nyonya Duchess sudah pergi, d-d-dia... sendirian... S-saya tidak tahu mau ke mana... Beliau, tidak bilang apa-apa... A-anu, maaf...''
Penjaga itu menjawab dengan terbata-bata, melihat situasi di dalam ruangan yang tidak nyaman, belum lagi lontaran-lontaran pertanyaan padanya mengenai Duchess. Secara naluri, penjaga itu menyadari kalau dia telah berbuat kesalahan, dia jadi sangat ketakutan sekarang karenanya.
''Apa-apaan ini?!'' seru Helena menghardik penjaga itu dengan sangat marah, ''Kenapa kau biarkan beliau pergi sendirian?!"
''M-maafkan... Maafkan saya Nyonya Helena... M-maaf, saya benar-benar tidak tahu apa pun. Duchess bilang, yang mulia tuanku Duke sudah tahu mengenai kepergiannya,'' jawab penjaga itu dengan ekspresi panik.
''BODOH!'' seru Alwyn tiba-tiba, saat dia selesai melihat isi amplop yang ada di tangannya, seketika itu juga dia meletakkan amplop dengan sangat keras di meja kerjanya.
Mereka semua terkejut dengan tindakan spontan Alwyn, apa lagi sekarang terlihat kemarahan juga di wajahnya yang selalu tenang.
''T-t-tuan Gusev...'' ujar penjaga itu dengan wajah lebih takut dari sebelumnya.
Sorot mata Alwyn tampak meyeramkan menatap penjaga baru yang baru saja memanggil namanya.
''Siapa yang merekomendasikanmu?! Bagaimana bisa kau tidak memahami prosedur keluar masuk di dalam manor? Apa tidak melihat keanehan saat melihat seorang Duchess melangkah keluar sendirian tanpa pengawal?!''
Alwyn dengan tegas menegur penjaga baru yang dengan mudahnya jadi sasaran kemarahan Alwyn yang sangat terkejut dengan tindakan Atthy.
''Panggil semua pengawal, segera cari Duchess!'' seru Alwyn dengan nada nyaris membentak.
Penjaga segera keluar berpamitan dengan wajah panik setelah memberi hormat, dia segera melaksanakan perintah Alwyn.
Tidak jauh dari Alwyn, terlihat Helena dengan raut wajah kecewa dan penuh penyesalan ketika membaca surat yang di titipkan Atthy pada penjaga untuknya.
Dear Helena
Kepala pelayan yang tegas tapi sangat sayang padaku, terima kasih atas semua yang kau lakukan untukku. Maafkan aku Helena, karena tidak bisa berpamitan dengan cara yang baik padamu.
Sampaikan salamku juga pada Lily dan Miriam, aku sangat menyukai mereka. Sayangnya, hanya beberapa hari saja aku bisa bersama mereka.
Helena, aku kembalikan semua pakaian dan aksesori yang di berikan tuanmu padaku. Tidak satu pun dari barang itu yang aku bawa, karena jujur saja, semua itu bukan seleraku. Begitu juga dengan Stella, Bela, dan Rosa. Mereka bertiga adalah pelayan yang di berikan Tuanmu padaku.
Ini memalukan, tapi aku tidak punya solusinya.
Selama tiga bulan mereka bekerja untuk melayaniku. Aku tidak bisa membayar upah mereka, aku tidak punya uang untuk itu, Helena. Karenanya aku menitipkan mereka padamu, minta tuanmu untuk membayar upah mereka. Karena aku tidak pernah minta untuk di berikan pelayan, tuanmu sendiri yang mengirimkan mereka padaku, jadi tuanmu harus bertanggung jawab atas upah mereka.
Maafkan aku Helena, aku terpaksa harus pergi dengan cara seperti ini, karena melihat sikapmu tadi pagi, aku tahu kau pasti akan terus menghalangiku.
Aku sudah berjanji pada Tuanmu, maka aku harus menepatinya. Terima kasih untuk semuanya, jaga kesehatanmu Helena.
PS. Aku sangat menyayangimu, kau sudah seperti ibuku Helena.
Menitik air mata Helena membaca surat perpisahan dari Atthy, selain rasa sayang Atthy pada dirinya. Helena hampir tidak mengetahui separuh dari isi surat Atthy, Helena masih belum sadar sepenuhnya, dia masih sangat sulit menerima keputusan Atthy yang pergi begitu saja dari manor.
''Nyonya Helena ada apa?'' tanya Alwyn dengan ekspresi penasaran, ''Apa isi surat itu?''
''Salam perpisahan Duchess untukku... Dia, pergi meninggalkan Manor, karena sudah berjanji pada yang mulia tuanku Duke, katanya...'' jawab Helena dengan nada ketus dan raut wajah yang menyalahkan Alwyn.
Alwyn hanya bisa mengelus dada di dalam hatinya melihat Helena yang sudah tidak lagi bisa bersikap profesional sebagai seorang kepala pelayan. Kemarahan Helena yang secara nyata di tunjukan pada Alwyn membuatnya sangat tidak nyaman. Tapi, dia hanya bisa pasrah menanggapi Helena. Sekali lagi di tengah karut marut di dalam kantor Alwyn terdengar ketukan pintu meminta izin untuk masuk.
''Selmat sore, Tuan Alwyn!'' sapa Dokter Sarah dengan sikap polosnya karena belum tahu apa yang sedang terjadi saat ini, ''Ah, Nyonya Helena, Anda juga ada di sini?!'' sapa Dokter Sarah beramah tamah ketika melihat Helena.
Beberapa saat di kemudian, Sarah menyadari jika ada sesuatu hal yang terjadi. Dia sempat terkejut melihat mereka semua berkumpul di dalam ruangan dalam suasana yang aneh.
''Dokter Sarah?!'' sapa Alwyn dengan nada terkejut dan ekspresi wajah bertanya, dia terkejut dengan kehadirannya.
Helena juga bereaksi sama dengan Alwyn ketika melihat kehadiran Sarah.
''Ya?!'' jawab Dokter Sarah dengan nada bertanya, ''Kenapa kalian melihatku begitu? Tuan Alwyn, Anda mengirim seseorang padaku untuk segera datang kemari tadi...'' lanjut Dokter Sarah menjawab keheranan mereka berdua, ''Apa aku melakukan kesalahan?''
''Ah, iya!'' seru Alwyn baru ingat kalau tadi pagi Helena memintanya untuk memanggil Dokter Sarah, ''Maafkan aku Dokter, aku melupakannya...''
''Ya ampun... Benar... Duchess! Beliau terluka, tubuhnya sedang dalam keadaan tidak baik,'' pekik Helena yang juga terkejut, dia baru ingat dengan keadaan fisik Atthy, ''Tuan Alwyn, lakukan sesuatu. Cari Duchess segera... Tuan Alwyn, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?!''
''Ha?!'' pekik Alwyn yang terkejut karena Helena tiba-tiba mencengkeram tangannya, ''Iya... Iya... Baiklah aku tahu... Maafkan aku dokter Sarah. Tapi, bisakah kau tunggu dulu, aku harus segera pergi!''
Alwyn berpamitan pada Dokter Sarah. Kali ini, jelas terlihat kalau Alwyn sangat cemas.
''Hm?!'' sahut Dokter Sarah yang terkejut tapi pada akhirnya dia harus pasrah, ''Ya... Baiklah...'' ujar Dokter Sarah yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi.
Dokter Sarah lumayan heran. Sebetulnya, dia melihat ekspresi aneh yang tidak pernah di lihat olehnya selama tiga bulan dia mengenal Alwyn dan Helena yang selama ini selalu berekspresi datar. Sangat profesional sebagai seorang abdi, apa lagi Alwyn.
''Ternyata, dia juga manusia ya... Aku pikir, dia tidak mungkin bisa menampilkan wajah seperti itu...'' gumam Dokter Sarah dalam hatinya, ''Tapi hal apa yang bisa membuatnya berekspresi seperti itu... Helena juga, dia tampak sangat cemas... seperti seorang ibu yang mengkhawatirkan anaknya... Ada apa ini? Apa aku datang di waktu yang salah?!''
Hai, aku wolfy... Penulis cerita ini. Simak juga ceritaku yang lainnya... WANITA UNTUK MANUSIA BUAS (sudah tamat tapi sulit sekali mendapat kontrak dari GOODNOVEL) PAMANKU SUAMIKU MENJEMPUT ISTRIKU DUNIA MANUSIA BUAS SUAMIKU YANG BERBAHAYA KARENA KEBODOHANKU, AKU HAMPIR KEHILANGAN SUAMIKU SINGA BETINA MILIKKU (sequel lanjutan dari WANITA UNTUK MANUSIA BUAS, hanya saja kali ini wanita dari DUNIA MANUSIA BUAS yang terlempar ke DUNIA MODERN dan bertemu dengan CEO gahar.
Salju putih terus berjatuhan butir demi butir menimpa kepala Atthy, dia bersusah payah hanya untuk melangkahkan kakinya di tumpukan salju sepanjang jalan.Atthy mulai bingung ke mana dia harus melangkah?Baru tiga bulan dia di Skythia, frekuensi Atthy keluar Manor bisa di hitung jari. Karenanya, jelas Atthy tidak tahu lingkungan di luar Manor. Apa lagi, ketika Atthy keluar selalu menggunakan kereta kuda.Atthy terus berjalan tak tentu arah, karena dia tidak bisa membedakan yang mana jalan yang seharusnya di lalui. Tertutup salju tebal di atasnya, semuanya tampak nyaris sama bagi Atthy.Ketidak-tahuan membuatnya terus berjalan dan terus memasuki wilayah hutan semakin jauh kedalam.Atthy yang selama ini hidup di antara gurun pasir yang terik dan sabana luas, kini dia kesulitan menghadapi ganasnya cuaca dingin bersalju di hadapannya.Selama di dalam Manor, Atthy selalu di layani oleh pelayan dan nyaris tidak pernah jauh dari perapian. Tapi sekarang, dia tidak punya apa-apa kecuali pakaian
Beberapa saat kemudian wajah Ash kembali membuat ekspresi heran tidak percaya, dia berkali-kali melirik ayahnya dan melihat surat itu berulang kali.''Apa mataku rabun?'' tanya Rowtag dengan ekspresi meledek Ash.''Ayah...'' panggil Ash dengan ekspresi tidak percaya masih terlihat di wajahnya, ''Lamaran ini untuk Atthy?'' tanya Ash dengan wajah sangat heran.''Ya,'' jawab Rowtag, membalas Ash dengan memasang ekspresi yang dengan sengaja meledeknya.''Dari seorang Grand Duke?!'' sahut Ash dengan nada bertanya, dia masih tidak bisa mempercayainya.''Kalau mata kita berdua normal... Itu yang tertulis di situ,'' jawab Rowtag dengan wajah menunjukkan kalimat ''apa ku bilang''.''Apa ada kemungkinan Ibu Kota Kerajaan melakukan kesalahan?!'' seru Ash bertanya, dia masih tidak bisa mempercayainya.''Kau bertanya padaku?... Aku tidak tahu
Setelah selesai makan malam dan berbincang sebentar, mereka segera kembali ke kamar masing-masing untuk bersiap tidur. Ada empat kamar di rumah sederhana ini. Rowtag dan Ash masing-masing sendiri. Ay sekamar dengan Dimi saudara kembar Gafy. Lalu, Atthy sekamar dengan Gafy.Agafya atau biasa di panggil Gafy atau Gaff, dia dilahirkan dengan kondisi tubuh lemah, tapi meski seperti itu, Gafy selalu ceria dan cerewet, dia salah satu sumber kebisingan di rumah sederhana ini setelah Dimi yang selalu aktif, seolah tenaga Gafy diambil untuk dirinya sendiri.''Kak... Apa kakak akan menerimanya?'' tanya Gafy dengan mata yang masih berbinar-binar.''Apa?'' tanya Atthy acuh sembari mengangkat sekeranjang jemuran yang sudah diangkatnya tadi sore.''Lamaran pernikahan itu?!'' seru Gafy menjawab sambil merungut kesal. Tapi, dia tetap menggerakkan tangannya membantu Atthy melipat pakaian.''Hm?..
Pagi itu, keluarga Galina mengerjakan pekerjaan mereka seperti biasanya. Atthy akan membersihkan rumah dan mencuci baju pagi-pagi. Rowtag akan memasak, membuat sarapan di bantu oleh Gafy. Dimi akan mengurus hewan peliharaan, stok protein hewani untuk keluarga. Ash dan Ay, mengurus daging, kulit, dan bulu hewan hasil buruan mereka.Berburu menjadi salah satu keahlian penduduk Caihina. Kulit dan bulu binatang buruan menjadi komoditi unggulan penduduk gurun membuat mereka sangat terkenal di kalangan pedagang. Harga kulit atau bulu hasil produksi penduduk gurun sangat tinggi di pasaran, karena kualitasnya yang sangat unggul di banding di wilayah lain.''Ayah, Kakek!'' panggil Atthy di sela-sela masa senggang mereka setelah sarapan, ''Aku sudah memikirkan mengenai lamaran pernikahan itu.''''Atthy, jangan terburu-buru mengambil keputusan, pikirkan dulu baik-baik!'' seru Ashton, mengingatkan putri sulungnya, ''Masih banyak wak
*****Flash back saat Ashton dan Aydan pergi ke pusat kota Nauruan setelah Atthy menyetujui lamaran.Ash dan Ay pergi ke pusat kota hendak berjualan dan mengirimkan surat balasan untuk lamaran Atthy. Sembari berdagang mereka mencoba menggali informasi tentang Griffith dan Alpen untuk memantapkan pemikiran mereka mengenai lamaran Atthy. Hasilnya, meski hanya rumor tapi terlalu banyak cerita menakutkan mengenai Grand Duke Griffith yang di kenal kejam dan berhati dingin, karena itulah dia bisa menaklukkan Alpen dan menjadi penguasa di sana.Ay langsung berontak pada Ash ayahnya seketika itu juga ketika mendengar kalau calon kakak iparnya adalah seorang yang kejam dan tak berperikemanusiaan, saat mereka mencari informasi mengenai Grand Duke Griffith di pusat kota Nauruan beberapa minggu yang lalu.''Ayah aku tidak peduli dengan kedudukan yang di milikinya, walau seorang Grand Duke sekalipun. Bukan hanya dia tua bangka
Atthy tegas menghardik Ay tapi dengan lembut dia membelai kepala Ay.Atthy mengingatkan Ay karena sebagai bangsawan, meski tidak mendapatkan pendidikan secara formal tapi tetap tidak menutupi fakta bahwa mereka diajarkan dengan baik dan benar oleh kedua orang tuanya. Menjaga santun ucapan supaya kata-kata kasar yang tidak pantas, tidak sampai terucap, setidaknya itulah yang di ajarkan Ash dan Laura ibunya yang seorang guru etiquette. Meski pun pada prakteknya bahkan Ash sendiri masih lalai menerapkannya apa lagi Rowtag. Tapi, masalahnya bukan hanya itu, kata-kata kasar merendahkan yang ditunjukkan pada bangsawan kelas tinggi, apa lagi bangsawan yang termasuk dalam kerabat kerajaan bisa di kenai hukuman berat jika ada petugas berwenang yang mendengarnya.''Maaf, tapi tolong maklumi...'' jawab Ay sambil tersengih pada kakaknya, ''Aku kesal kak, sudah jelas kita menolaknya. Tapi kenapa dia tetap mengirim utusan untuk menjemputmu?!'' seru Ay men
Cara Billy berbicara dan memandang ayah dan kakeknya menunjukkan kesan buruk dan dengan jelas dia sedang merendahkan Rowtag. Jangankan Ash, bahkan Atthy dan Ay membenci tingkah Billy Kutcher di pertemuan pertama mereka.Keluarga Rowtag masih bisa menahan emosi mereka dan masih dengan sopan mempersilahkan Billy untuk masuk ke dalam rumah mereka dan bicara dengan lebih leluasa dari pada berdiri di halaman rumah.''Tuan Kutcher, sepertinya ada kesalahpahaman di sini,'' ujar Rowtag dengan hati-hati.''Apa maksudmu Baron Galina?'' tanya Billy Kutcher, pemimpin dari utusan iringan untuk menjemput Atthy, dengan nada yang cukup tidak nyaman di dengar telinga keluarga Rowtag saat itu.Rowtag tidak seperti Ash yang mengenyang bangku pendidikan sebuah akademi. Sebelum mendapat gelar sebagai Baron, dia hanya seorang rakyat jelata dengan profesi utamanya adalah seorang pemburu. Rowtag tidak begitu memahami tentan
Ash dan Rowtag akhirnya pasrah saat Atthy sudah mantap dengan keputusannya.Atthy bukan tipe gadis lemah gemulai yang bisa bersikap manja, tapi Atthy telah menerima pendidikan yang cukup dari Laura, ibunya, sebelum dia meninggal, dan juga dari Ash ayahnya selama ini.Atthy hidup dan dibesarkan sebagai gadis rakyat jelata dalam kehidupan sehari-harinya. Tapi, pengetahuan yang di miliki Atthy, bahkan melebihi yang dimiliki para gadis remaja bangsawan seusianya. Sebagai seorang wanita bangsawan, Atthy sangat mumpuni, dia punya kualitas itu, dan Ash sangat memahaminya. Karena hal itu juga Ash hampir selalu merasa bersalah melihat Atthy. Apa lagi saat Laura istrinya masih hidup, dia memperhatikan bagaimana Laura melatih dan mendidiknya untuk bisa hidup sebagai seorang Lady yang terhormat. Karena saat itu, Laura percaya kalau suatu saat nanti, Atthy pasti bisa menjalani hidup yang lebih baik sebagaimana mestinya hidup seo
Alwyn segera memberi salam pada pria bertubuh tinggi dan gagah di hadapannya, dia juga langsung bersikap siap layaknya seorang ajudan di hadapannya komandannya.''Maafkan kelalaian saya Tuanku, saya ceroboh tidak memperhitungkan semuanya...'' ujar Alwyn segera berusaha menjelaskan pada tuannya.''Keluarlah!'' seru pria besar itu seolah tidak peduli dengan penyesalan Alwyn, ''Siapkan kereta kudanya!''''Baik Tuanku,'' jawab Alwyn kemudian segera pergi meninggalkan Atthy dan pria itu berdua di dalam ruangan.Alwyn merasa cemas dengan keadaan Atthy tapi apa boleh buat dia hanya bisa bersimpati, bukan berempati. Atthy sekarang ada bersama dengan calon suaminya. Sebagai seorang yang hanya bekerja, dia tidak boleh bertindak di luar ketentuannya sebagai seorang pegawai.''Keadaanmu tampak tidak baik...'' ujar pria besar itu bertanya dengan dingin.Atthy meneliti sem
HAHHHTerdengar desahan yang cukup keras dan berat dari Alwyn membuat Randy terkejut melihatnya.''Alwyn, ada apa?'' tanya Randy dengan dahi mengernyit. ''Wajahmu?! Terlihat jelas kau sedang cemas... Seperti bukan dirimu yang selalu tenang,'' ujar Randy lagi, dia heran dengan tampilan yang di tunjukkan Alwyn.''Lady Atthaleyah, aku bingung harus bagaimana?'' jawab Alwyn mengeluh.''Kenapa?!'' seru Randy bertanya dengan heran, ''Bukankah selama ini Lady tidak pernah membuat masalah kecuali dia sakit, tapi itu bukanlah hal yang bisa di atur...'' ujar Randy lagi.''Justru itu masalahnya, karena Lady tidak pernah mengeluh, tidak sekali pun!'' sahut Alwyn dengan ekspresi cemberut, ''Malah membuatku semakin cemas melihat keadaannya.''Randy terdiam mendengar keluhan aneh sahabat baiknya, dia tidak menyangka Alwyn yang selalu menunjukkan topeng tenang seperti tidak
Kegugupan Rosa menyentil rasa penasaran Alwyn, sedikit lagi dia merasa bisa mendapatkan sesuatu dari para pelayan yang di bawa Atthy''Tuan... Tidak ada masalah apa pun, kami hanya tidak terbiasa dengan perilaku nona... Eum... Maksud saya Lady Galina,'' ujar Stela menjawab Alwyn, walau terlihat cemas sebagai pelayan senior dia mampu mengatasinya.''Tch!'' Alwyn berdecap kesal, ''Sepertinya aku melakukan kesalahan, sial... aku ceroboh... seharusnya aku memanggil mereka satu per satu,'' ujar Alwyn menggerutu di dalam hatinya.''Kalian boleh pergi,'' ujar Alwyn melepaskan mereka untuk sementara waktu, ''Ingat, kalian harus segera mengatakan padaku jika ada sesuatu yang membuat Lady kalian merasa tidak nyaman!'' seru Alwyn mengakhiri pembicaraan.Alwyn tahu dengan melihat gelagat mereka, dia tidak akan bisa mendapat informasi yang dia inginkan. Alwyn mengurungkan niatnya untuk menginter
Beberapa jam kemudian, seperti yang di katakan Alwyn mereka telah sampai di stasiun dan segera memasuki gerbong khusus yang di sediakan untuk mereka. Atthy tercengang melihat kereta uap di hadapannya, seumur hidupnya baru kali ini dia melihat kereta uap dengan mata kepalanya karena selama ini dia hanya tahu tentang kereta uap dari cerita ayah atau kakeknya, juga dari koran atau buku yang dibacanya.Atthy tidak mampu menyembunyikan keterkejutan dan kekagumannya pada Ular Besi yang dengan gagah berdiri di hadapannya cocok dengan warnanya yang hitam legam.Melihat kelakuan Atthy, Alwyn dan Randy kembali menampakkan ekspresi yang sama dengan saat berjumpa Atthy tadi, begitu pun para pengawal. Walau begitu mereka tetap berusaha sopan dan tidak menunjukkan rasa heran mereka dengan terlalu jelas, dan tetap menghormati Lady yang hampir terkesan norak di hadapan mereka sekarang.''Lady... Silahkan,'' ujar Alwyn m
Beberapa waktu kemudian ketika Atthy sudah selesai dengan segala keperluannya, utusan dari Alpen datang menjemputnya. Kereta kuda elegan nan mewah datang bersama para prajurit gagah berjajar rapi di sekelilingnya, terlihat jelas perbedaan iringan yang datang menjemput Atthy saat di Caihina, bukan hanya kemewahan dari atribut yang di bawa oleh iringan itu tapi juga etika para prajurit yang sopan dan tegas berwibawa pada Atthy.''Selamat siang Lady Galina... Perkenalkan, saya adalah Alwyn Gusev, pemimpin iringan yang di utus Tuanku Duke Griffith,'' sapa seorang pria memberi salam pada Atthy, bisa terlihat jelas dia adalah pemimpin dari para utusan ini, intonasi suara dan perilakunya sangat elegan, walau sangat singkat tapi terasa jelas bagaimana menawannya etitude yang di milikinya.''Selamat siang Lady Galina... Perkenalkan saya adalah Randy Rozenfeld, saya akan jadi komandan pengawal iringan Anda sampai kita tiba di kediaman Tuanku Duke Grif
Ash dan Rowtag akhirnya pasrah saat Atthy sudah mantap dengan keputusannya.Atthy bukan tipe gadis lemah gemulai yang bisa bersikap manja, tapi Atthy telah menerima pendidikan yang cukup dari Laura, ibunya, sebelum dia meninggal, dan juga dari Ash ayahnya selama ini.Atthy hidup dan dibesarkan sebagai gadis rakyat jelata dalam kehidupan sehari-harinya. Tapi, pengetahuan yang di miliki Atthy, bahkan melebihi yang dimiliki para gadis remaja bangsawan seusianya. Sebagai seorang wanita bangsawan, Atthy sangat mumpuni, dia punya kualitas itu, dan Ash sangat memahaminya. Karena hal itu juga Ash hampir selalu merasa bersalah melihat Atthy. Apa lagi saat Laura istrinya masih hidup, dia memperhatikan bagaimana Laura melatih dan mendidiknya untuk bisa hidup sebagai seorang Lady yang terhormat. Karena saat itu, Laura percaya kalau suatu saat nanti, Atthy pasti bisa menjalani hidup yang lebih baik sebagaimana mestinya hidup seo
Cara Billy berbicara dan memandang ayah dan kakeknya menunjukkan kesan buruk dan dengan jelas dia sedang merendahkan Rowtag. Jangankan Ash, bahkan Atthy dan Ay membenci tingkah Billy Kutcher di pertemuan pertama mereka.Keluarga Rowtag masih bisa menahan emosi mereka dan masih dengan sopan mempersilahkan Billy untuk masuk ke dalam rumah mereka dan bicara dengan lebih leluasa dari pada berdiri di halaman rumah.''Tuan Kutcher, sepertinya ada kesalahpahaman di sini,'' ujar Rowtag dengan hati-hati.''Apa maksudmu Baron Galina?'' tanya Billy Kutcher, pemimpin dari utusan iringan untuk menjemput Atthy, dengan nada yang cukup tidak nyaman di dengar telinga keluarga Rowtag saat itu.Rowtag tidak seperti Ash yang mengenyang bangku pendidikan sebuah akademi. Sebelum mendapat gelar sebagai Baron, dia hanya seorang rakyat jelata dengan profesi utamanya adalah seorang pemburu. Rowtag tidak begitu memahami tentan
Atthy tegas menghardik Ay tapi dengan lembut dia membelai kepala Ay.Atthy mengingatkan Ay karena sebagai bangsawan, meski tidak mendapatkan pendidikan secara formal tapi tetap tidak menutupi fakta bahwa mereka diajarkan dengan baik dan benar oleh kedua orang tuanya. Menjaga santun ucapan supaya kata-kata kasar yang tidak pantas, tidak sampai terucap, setidaknya itulah yang di ajarkan Ash dan Laura ibunya yang seorang guru etiquette. Meski pun pada prakteknya bahkan Ash sendiri masih lalai menerapkannya apa lagi Rowtag. Tapi, masalahnya bukan hanya itu, kata-kata kasar merendahkan yang ditunjukkan pada bangsawan kelas tinggi, apa lagi bangsawan yang termasuk dalam kerabat kerajaan bisa di kenai hukuman berat jika ada petugas berwenang yang mendengarnya.''Maaf, tapi tolong maklumi...'' jawab Ay sambil tersengih pada kakaknya, ''Aku kesal kak, sudah jelas kita menolaknya. Tapi kenapa dia tetap mengirim utusan untuk menjemputmu?!'' seru Ay men
*****Flash back saat Ashton dan Aydan pergi ke pusat kota Nauruan setelah Atthy menyetujui lamaran.Ash dan Ay pergi ke pusat kota hendak berjualan dan mengirimkan surat balasan untuk lamaran Atthy. Sembari berdagang mereka mencoba menggali informasi tentang Griffith dan Alpen untuk memantapkan pemikiran mereka mengenai lamaran Atthy. Hasilnya, meski hanya rumor tapi terlalu banyak cerita menakutkan mengenai Grand Duke Griffith yang di kenal kejam dan berhati dingin, karena itulah dia bisa menaklukkan Alpen dan menjadi penguasa di sana.Ay langsung berontak pada Ash ayahnya seketika itu juga ketika mendengar kalau calon kakak iparnya adalah seorang yang kejam dan tak berperikemanusiaan, saat mereka mencari informasi mengenai Grand Duke Griffith di pusat kota Nauruan beberapa minggu yang lalu.''Ayah aku tidak peduli dengan kedudukan yang di milikinya, walau seorang Grand Duke sekalipun. Bukan hanya dia tua bangka