Selama berada di Manor, tidak pernah sekali pun Atthy mengeluh. Atthy juga nyaris tidak keluar dari lingkungan Manor. Dia hanya keluar jika diperlukan, selebihnya dia akan duduk manis di dalam Manor. Hal yang cukup mengejutkan bagi sebagian besar penghuni Manor karena mereka telah mendengar beberapa hal mengenai wanita yang akan datang sebagai calon istri Duke Hugh Griffith.
Para penghuni Manor tahu kalau Atthy hanya seorang Lady dari golongan bangsawan tingkat rendah. Awalnya mereka tidak mnyukai kehadiran Atthy. Tapi, semakin lama mereka mengenal Atthy, mereka mulai mengagumi sikap elegan dan karakter yang di miliki Atthy. Atthy mengerti bagaiman menjaga etika dan tata tertib seorang bangsawan dengan sangat baik sekali. Karenanya, mereka cukup terkejut mendengar Atthy keluar dari Manor bahkan tanpa pelayan pribadi apa lagi pengawal di sisinya.
''Apa maksudmu?!'' seru Alwyn bertanya dengan wajah sangat serius, ''Apa yang hendak di lakukannya di luar Manor sendirian?!"
''Maaf... Maafkan kami, Tuan Gusev... Kami... Ka-kami juga tidak tahu tentang hal itu... Hanya saja... salah satu penjaga bilang, kalau melihat Duchess berjalan keluar melalui gerbang belakang,'' jawab salah satu pelayan yang panik melihat raut wajah Alwyn.
Tidak lama mereka bicara, satu lagi ketukan pintu terdengar dari luar.
''Masuklah!'' seru Alwyn si pemilik ruangan menjawab.
''Kau?!... Bukankah kau seorang penjaga yang baru di rekrut?'' tanya Alwyn heran, karna berani-beraninya seorang penjaga yang masih baru mendatanginya di kantornya.
''I-iya.. m-maafkan saya, Tuan Gusev. Saya penjaga di gerbang belakang... Baru saja, Duchess meminta saya untuk memberikan ini pada Tuan...'' ujar Penjaga sambil menyerahkan amplop besar pada Alwyn.
''Ah!... '' penjaga itu terpekik ketika melihat Helena, ''Nyonya Whitmore, Anda juga, Duchess menitipkan ini...'' ujar penjaga itu lagi sambil memberikan amplop yang lebih kecil pada Helena.
''Tunggu!'' seru Helena dengan raut wajah heran, ''Kenapa ada padamu? Kenapa harus kau yang menyerahkannya?!''
''Saya tidak tahu nyonya, Duchess hanya bilang kalau itu harus segera di serahkan,'' jawab penjaga dengan sikap gugup karena ekspresi Helena yang tidak bersahabat.
''Lalu di mana Duchess?!'' seru Helena bertanya dengan nada kasar.
''B-beliau?!'' jawab penjaga itu lagi masih dengan sikap yang gugup, ''S-sudah pergi...'' ujar penjaga itu melanjutkan ucapannya dengan nada memelas, dia seolah bisa merasakan kalau ada sesuatu yang tidak baik yang sedang terjadi.
''Apa?!... Pergi?!... Ke mana?! Dengan siapa?!'' tanya Helena dengan lebih berang lagi, dia menatap tajam pada penjaga baru itu, membuat penjaga yang masih sangat muda dan sekaligus masih baru jadi semakin gugup bahkan panik.
Alwyn yang baru saja hendak menanyakan hal yang sama terpaksa mengatupkan kembali bibirnya karena keduluan oleh Helena.
''I-i-iya, nyonya... Nyonya Duchess sudah pergi, d-d-dia... sendirian... S-saya tidak tahu mau ke mana... Beliau, tidak bilang apa-apa... A-anu, maaf...''
Penjaga itu menjawab dengan terbata-bata, melihat situasi di dalam ruangan yang tidak nyaman, belum lagi lontaran-lontaran pertanyaan padanya mengenai Duchess. Secara naluri, penjaga itu menyadari kalau dia telah berbuat kesalahan, dia jadi sangat ketakutan sekarang karenanya.
''Apa-apaan ini?!'' seru Helena menghardik penjaga itu dengan sangat marah, ''Kenapa kau biarkan beliau pergi sendirian?!"
''M-maafkan... Maafkan saya Nyonya Helena... M-maaf, saya benar-benar tidak tahu apa pun. Duchess bilang, yang mulia tuanku Duke sudah tahu mengenai kepergiannya,'' jawab penjaga itu dengan ekspresi panik.
''BODOH!'' seru Alwyn tiba-tiba, saat dia selesai melihat isi amplop yang ada di tangannya, seketika itu juga dia meletakkan amplop dengan sangat keras di meja kerjanya.
Mereka semua terkejut dengan tindakan spontan Alwyn, apa lagi sekarang terlihat kemarahan juga di wajahnya yang selalu tenang.
''T-t-tuan Gusev...'' ujar penjaga itu dengan wajah lebih takut dari sebelumnya.
Sorot mata Alwyn tampak meyeramkan menatap penjaga baru yang baru saja memanggil namanya.
''Siapa yang merekomendasikanmu?! Bagaimana bisa kau tidak memahami prosedur keluar masuk di dalam manor? Apa tidak melihat keanehan saat melihat seorang Duchess melangkah keluar sendirian tanpa pengawal?!''
Alwyn dengan tegas menegur penjaga baru yang dengan mudahnya jadi sasaran kemarahan Alwyn yang sangat terkejut dengan tindakan Atthy.
''Panggil semua pengawal, segera cari Duchess!'' seru Alwyn dengan nada nyaris membentak.
Penjaga segera keluar berpamitan dengan wajah panik setelah memberi hormat, dia segera melaksanakan perintah Alwyn.
Tidak jauh dari Alwyn, terlihat Helena dengan raut wajah kecewa dan penuh penyesalan ketika membaca surat yang di titipkan Atthy pada penjaga untuknya.
Dear Helena
Kepala pelayan yang tegas tapi sangat sayang padaku, terima kasih atas semua yang kau lakukan untukku. Maafkan aku Helena, karena tidak bisa berpamitan dengan cara yang baik padamu.
Sampaikan salamku juga pada Lily dan Miriam, aku sangat menyukai mereka. Sayangnya, hanya beberapa hari saja aku bisa bersama mereka.
Helena, aku kembalikan semua pakaian dan aksesori yang di berikan tuanmu padaku. Tidak satu pun dari barang itu yang aku bawa, karena jujur saja, semua itu bukan seleraku. Begitu juga dengan Stella, Bela, dan Rosa. Mereka bertiga adalah pelayan yang di berikan Tuanmu padaku.
Ini memalukan, tapi aku tidak punya solusinya.
Selama tiga bulan mereka bekerja untuk melayaniku. Aku tidak bisa membayar upah mereka, aku tidak punya uang untuk itu, Helena. Karenanya aku menitipkan mereka padamu, minta tuanmu untuk membayar upah mereka. Karena aku tidak pernah minta untuk di berikan pelayan, tuanmu sendiri yang mengirimkan mereka padaku, jadi tuanmu harus bertanggung jawab atas upah mereka.
Maafkan aku Helena, aku terpaksa harus pergi dengan cara seperti ini, karena melihat sikapmu tadi pagi, aku tahu kau pasti akan terus menghalangiku.
Aku sudah berjanji pada Tuanmu, maka aku harus menepatinya. Terima kasih untuk semuanya, jaga kesehatanmu Helena.
PS. Aku sangat menyayangimu, kau sudah seperti ibuku Helena.
Menitik air mata Helena membaca surat perpisahan dari Atthy, selain rasa sayang Atthy pada dirinya. Helena hampir tidak mengetahui separuh dari isi surat Atthy, Helena masih belum sadar sepenuhnya, dia masih sangat sulit menerima keputusan Atthy yang pergi begitu saja dari manor.
''Nyonya Helena ada apa?'' tanya Alwyn dengan ekspresi penasaran, ''Apa isi surat itu?''
''Salam perpisahan Duchess untukku... Dia, pergi meninggalkan Manor, karena sudah berjanji pada yang mulia tuanku Duke, katanya...'' jawab Helena dengan nada ketus dan raut wajah yang menyalahkan Alwyn.
Alwyn hanya bisa mengelus dada di dalam hatinya melihat Helena yang sudah tidak lagi bisa bersikap profesional sebagai seorang kepala pelayan. Kemarahan Helena yang secara nyata di tunjukan pada Alwyn membuatnya sangat tidak nyaman. Tapi, dia hanya bisa pasrah menanggapi Helena. Sekali lagi di tengah karut marut di dalam kantor Alwyn terdengar ketukan pintu meminta izin untuk masuk.
''Selmat sore, Tuan Alwyn!'' sapa Dokter Sarah dengan sikap polosnya karena belum tahu apa yang sedang terjadi saat ini, ''Ah, Nyonya Helena, Anda juga ada di sini?!'' sapa Dokter Sarah beramah tamah ketika melihat Helena.
Beberapa saat di kemudian, Sarah menyadari jika ada sesuatu hal yang terjadi. Dia sempat terkejut melihat mereka semua berkumpul di dalam ruangan dalam suasana yang aneh.
''Dokter Sarah?!'' sapa Alwyn dengan nada terkejut dan ekspresi wajah bertanya, dia terkejut dengan kehadirannya.
Helena juga bereaksi sama dengan Alwyn ketika melihat kehadiran Sarah.
''Ya?!'' jawab Dokter Sarah dengan nada bertanya, ''Kenapa kalian melihatku begitu? Tuan Alwyn, Anda mengirim seseorang padaku untuk segera datang kemari tadi...'' lanjut Dokter Sarah menjawab keheranan mereka berdua, ''Apa aku melakukan kesalahan?''
''Ah, iya!'' seru Alwyn baru ingat kalau tadi pagi Helena memintanya untuk memanggil Dokter Sarah, ''Maafkan aku Dokter, aku melupakannya...''
''Ya ampun... Benar... Duchess! Beliau terluka, tubuhnya sedang dalam keadaan tidak baik,'' pekik Helena yang juga terkejut, dia baru ingat dengan keadaan fisik Atthy, ''Tuan Alwyn, lakukan sesuatu. Cari Duchess segera... Tuan Alwyn, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?!''
''Ha?!'' pekik Alwyn yang terkejut karena Helena tiba-tiba mencengkeram tangannya, ''Iya... Iya... Baiklah aku tahu... Maafkan aku dokter Sarah. Tapi, bisakah kau tunggu dulu, aku harus segera pergi!''
Alwyn berpamitan pada Dokter Sarah. Kali ini, jelas terlihat kalau Alwyn sangat cemas.
''Hm?!'' sahut Dokter Sarah yang terkejut tapi pada akhirnya dia harus pasrah, ''Ya... Baiklah...'' ujar Dokter Sarah yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi.
Dokter Sarah lumayan heran. Sebetulnya, dia melihat ekspresi aneh yang tidak pernah di lihat olehnya selama tiga bulan dia mengenal Alwyn dan Helena yang selama ini selalu berekspresi datar. Sangat profesional sebagai seorang abdi, apa lagi Alwyn.
''Ternyata, dia juga manusia ya... Aku pikir, dia tidak mungkin bisa menampilkan wajah seperti itu...'' gumam Dokter Sarah dalam hatinya, ''Tapi hal apa yang bisa membuatnya berekspresi seperti itu... Helena juga, dia tampak sangat cemas... seperti seorang ibu yang mengkhawatirkan anaknya... Ada apa ini? Apa aku datang di waktu yang salah?!''
Hai, aku wolfy... Penulis cerita ini. Simak juga ceritaku yang lainnya... WANITA UNTUK MANUSIA BUAS (sudah tamat tapi sulit sekali mendapat kontrak dari GOODNOVEL) PAMANKU SUAMIKU MENJEMPUT ISTRIKU DUNIA MANUSIA BUAS SUAMIKU YANG BERBAHAYA KARENA KEBODOHANKU, AKU HAMPIR KEHILANGAN SUAMIKU SINGA BETINA MILIKKU (sequel lanjutan dari WANITA UNTUK MANUSIA BUAS, hanya saja kali ini wanita dari DUNIA MANUSIA BUAS yang terlempar ke DUNIA MODERN dan bertemu dengan CEO gahar.
Salju putih terus berjatuhan butir demi butir menimpa kepala Atthy, dia bersusah payah hanya untuk melangkahkan kakinya di tumpukan salju sepanjang jalan.Atthy mulai bingung ke mana dia harus melangkah?Baru tiga bulan dia di Skythia, frekuensi Atthy keluar Manor bisa di hitung jari. Karenanya, jelas Atthy tidak tahu lingkungan di luar Manor. Apa lagi, ketika Atthy keluar selalu menggunakan kereta kuda.Atthy terus berjalan tak tentu arah, karena dia tidak bisa membedakan yang mana jalan yang seharusnya di lalui. Tertutup salju tebal di atasnya, semuanya tampak nyaris sama bagi Atthy.Ketidak-tahuan membuatnya terus berjalan dan terus memasuki wilayah hutan semakin jauh kedalam.Atthy yang selama ini hidup di antara gurun pasir yang terik dan sabana luas, kini dia kesulitan menghadapi ganasnya cuaca dingin bersalju di hadapannya.Selama di dalam Manor, Atthy selalu di layani oleh pelayan dan nyaris tidak pernah jauh dari perapian. Tapi sekarang, dia tidak punya apa-apa kecuali pakaian
Beberapa saat kemudian wajah Ash kembali membuat ekspresi heran tidak percaya, dia berkali-kali melirik ayahnya dan melihat surat itu berulang kali.''Apa mataku rabun?'' tanya Rowtag dengan ekspresi meledek Ash.''Ayah...'' panggil Ash dengan ekspresi tidak percaya masih terlihat di wajahnya, ''Lamaran ini untuk Atthy?'' tanya Ash dengan wajah sangat heran.''Ya,'' jawab Rowtag, membalas Ash dengan memasang ekspresi yang dengan sengaja meledeknya.''Dari seorang Grand Duke?!'' sahut Ash dengan nada bertanya, dia masih tidak bisa mempercayainya.''Kalau mata kita berdua normal... Itu yang tertulis di situ,'' jawab Rowtag dengan wajah menunjukkan kalimat ''apa ku bilang''.''Apa ada kemungkinan Ibu Kota Kerajaan melakukan kesalahan?!'' seru Ash bertanya, dia masih tidak bisa mempercayainya.''Kau bertanya padaku?... Aku tidak tahu
''Kau hanya seorang wanita bodoh... Kau terlalu tinggi berpikir tentang dirimu. Bagiku, kau tidak lebih baik dari mereka yang melemparkan dirinya pada pria di jalanan setiap malam hanya untuk sekantung uang,'' ujar Hugh dengan santainya sambil mencari helai demi helai pakaiannya yang tercecer tak jauh dari tempat tidur.Bergetar tubuh Atthy, mendengar kalimat demi kalimat yang di lontarkan Hugh yang terus merendahkan dirinya. Dia bukan tidak marah, tapi otaknya masih bisa memperingatkannya untuk tidak terbawa emosi demi keluarganya, selain dia hanya bisa membelalakkan matanya menatap Hugh. Seorang pria bangsawan gagah nan tampan bergelar Duke yang sudah tiga bulan berstatus sebagai suaminya.Kata-kata Hugh yang tajam, menghunus tepat di jantung Atthy.Terkejut, heran, bingung, juga marah bercampur jadi satu membangunkan Atthy dari mimpi indahnya semalam.Malam pertama Atthy dan suaminya Duke Griffith, di awali dengan sebuah tragedi dan sama sekali tidak romantis seperti yang dibayangka
Di luar ruangan telah menunggu tiga pelayan pribadi Atthy. Mereka segera menunduk memberi salam saat Hugh keluar dari kamar Atthy. Wajah mereka semua terlihat merona mengingat bagaimana Hugh dan Atthy majikan mereka, baru saja menghabiskan malam bersama untuk pertama kalinya setelah tiga bulan masa pernikahannya.''Tuanku, apa ada hal yang harus saya persiapkan?'' tanya Helena yang baru saja datang lalu segera menyapa menghampiri tuannya.''Panggil Alwyn ke ruanganku segera, dan juga panggil Dr. Windfold untuk melihat kondisinya!'' seru Hugh memerintah.''Maaf, tuanku?!'' jawab Helena dengan wajah bertanya.''Dia... Sepertinya terluka, tidak... Dia, memang terluka... Sudahlah!... Kau urus saja dia!'' seru Hugh, dia berbicara dengan kaku meski wajahnya tetap terlihat datar di mata orang lain, tapi tidak dengan Helena, dia bisa melihat kalau tuannya sedang merona saat ini.Helena heran melihat ekspresi canggung dari tuannya, ekspresi yang sangat jarang di perlihatkan oleh Hugh, meski pun
Atthy menatap Helena yang dengan berani menahan tangannya ketika hendak menanda tangani surat cerai.Helena segera menarik kembali tangannya karena dia sendiri terkejut dengan tindakannya.''Helena!'' seru Atthy refleks menegur tindakan Helena, tapi bola mata Atthy tampak seperti ingin menangis karena dia memahami bagaimana perasaan Helena saat ini.''Duchess,'' panggil Helena dengan suara bergetar, ''Maafkan kelancangan saya... Tapi, Duchess... Tolong pikirkan lagi!'' seru Helena dengan segera, sambil berusaha menundukkan dirinya karena telah melakukan kesalahan sebelumnya, ''Ini... ini... mungkin salah paham...''''Kurasa tidak, Helena!'' seru Atthy sembari memegang tangan helena yang bergetar, ''... aku sudah berjanji pada tuanmu tadi pagi,'' Atthy menambahkan kalimatnya dengan sikap tegas.''Duchess!'' panggil Helena dengan raut wajah cemas, ''Saya mohon Duschess, tolong tahan dulu!... Saya akan menanyakan alasannya pada Tuanku Duke...''Terlihat jelas bahwa Helena tidak lagi bisa