Pagi itu, keluarga Galina mengerjakan pekerjaan mereka seperti biasanya. Atthy akan membersihkan rumah dan mencuci baju pagi-pagi. Rowtag akan memasak, membuat sarapan di bantu oleh Gafy. Dimi akan mengurus hewan peliharaan, stok protein hewani untuk keluarga. Ash dan Ay, mengurus daging, kulit, dan bulu hewan hasil buruan mereka.
Berburu menjadi salah satu keahlian penduduk Caihina. Kulit dan bulu binatang buruan menjadi komoditi unggulan penduduk gurun membuat mereka sangat terkenal di kalangan pedagang. Harga kulit atau bulu hasil produksi penduduk gurun sangat tinggi di pasaran, karena kualitasnya yang sangat unggul di banding di wilayah lain.
''Ayah, Kakek!'' panggil Atthy di sela-sela masa senggang mereka setelah sarapan, ''Aku sudah memikirkan mengenai lamaran pernikahan itu.''
''Atthy, jangan terburu-buru mengambil keputusan, pikirkan dulu baik-baik!'' seru Ashton, mengingatkan putri sulungnya, ''Masih banyak waktu, baru juga semalam kami memberitahumu...''
''Maaf ayah, aku tidak mengerti apakah keputusanku terburu-buru atau tidak... Tapi, Ayah, aku merasa jika aku sudah memikirkannya dan aku memutuskan untuk mengambil lamaran pernikahan itu.''
''Atthy, kau yakin dengan keputusanmu?!'' tanya Rowtag serius.
''Eum,'' angguk Atthy menjawab, ''Ayah, kakek... Seperti kata kalian, ini adalah kesempatan langka, lagi pula itu adalah seorang Grand Duke yang cukup disegani dengan wilayah besar, Alpen...'' ujar Atthy menambahkan dengan wajah meyakinkan.
''Atthy, apa kau yakin tidak mau memikirkannya lagi?'' tanya Rowtag menegaskan, ''Masih ada waktu untuk kita sebelum memberikan jawaban.''
''Ayah dan kakek memintaku untuk memikirkannya, dan aku sudah memikirkannya, dan itu adalah keputusan yang aku ambil setelah semalaman memikirkannya. Tapi, seandainya jika kalian kemudian menemukan ternyata dia bukan pria yang baik untukku, aku juga akan menerimanya, kalian bisa menolaknya tanpa harus bertanya padaku,'' jawab Atthy serius tapi dia tetap terkesan santai sambil terus menikmati makanannya.
*****
Alpen di utara tidak jauh berbeda dari Nauruan di timur, dua kota itu adalah kota besar di perbatasan kerajaan Xipil, yang amat di hindari karena kontur dan medan wilayahnya yang amat berbahaya. Wilayahnya amat besar tapi beberapa bangsawan enggan berurusan terkait masalah Alpen karena tingginya faktor resiko konflik yang bersinggungan dengan wilayah-wilayah perbatasan kerajaan.
Perbedaan mencolok di antara kedua wilayah adalah penguasanya. Alpen yang cenderung beriklim dingin, dikuasai Grand Duke yang tegas dan berwibawa menjadikannya wilayah yang stabil meski rawan konflik. Sedangkan Nauruan, wilayah dengan iklim sedang hingga cenderung panas, yang seharusnya makmur dengan lahan pertanian yang subur, tapi selalu bergejolak oleh konflik internal karena penguasa yang sombong dan suka berfoya-foya.
Pola kehidupan bermasyarakatnya dua wilayah itu pun berbeda. Penduduk Alpen yang terkesan amat tenang. Sedangkan, Nauruan lebih semarak, walau mereka sebetulnya jauh lebih miskin dari pada Alpen. Itu semua karena Count Veraga yang selalu iri dengan Xerces yang glamour dan mewah. Karenanya, Count Veraga berusaha agar Nauruan bisa tampil mirip dengan megahnya Xerces yang adalah Ibu Kota Kerajaan.
Wilayah Alpen sangat luas, bahkan puluhan kali lebih besar dari Xerces yang glamor. Tapi, hal itu tidak menjadikan Alpen kota megah penuh dengan kemewahan seperti halnya Xerces.
Kota Alpen adalah kota makmur dengan berbagai hasil tambang seperti batu bara, emas, dan berlian. Alpen memang terpencil terletak di ujung negara, tapi mereka bukan kota tertinggal berkat kepemimpinan Klan Griffith yang bertangan dingin dan terkenal dengan ketegasannya tapi sangat bijaksana untuk penduduk wilayah Alpen.
Alpen memiliki luas wilayah tiga kali lipat dari Nauruan, tapi sangat berbahaya karena bersinggungan langsung dengan tiga negara yang hingga saat ini masih tidak mau membuka tangannya untuk perdamaian.
Alpen, Skythia, dan Kargav adalah tiga wilayah yang masih diperebutkan oleh empat negara besar yang hingga kini perang perebutan wilayah masih berlangsung walau sudah lebih dari dua abad semenjak Grand Duke Griffith generasi sebelumnya memerintah Alpen yang lebih dulu telah secara mutlak dikuasai oleh Klan Griffith.
*****
''Baiklah kalau itu keputusanmu,'' ujar Ashton, dia menatap lama wajah putrinya sebelum menjawab. Tapi, dia melihat kebulatan tekad dan pikiran dari Atthy, karenanya dia menyetujuinya.
''Atthy, kuharap ini akan jadi keputusan terbaik untukmu...'' ujar kakeknya sambil menepuk kepala Atthy dengan lembut.
''Terima kasih, kek...'' ujar Atthy sambil tersenyum.
''Baiklah...'' ujar Ash kemudian bangkit berdiri dari sofa usang di ruang keluarga, ''Ay, kabari yang lain, kita akan melakukan konvoi!'' seru Ash memerintah Aydan, ''Kita akan mengirim surat balasan ke pusat kota di Nauruan untuk dikirimkan ke Xerces sambil menjual barang dagangan kita.''
''Baik ayah,'' jawab Ay tegas.
''Kak aku akan membantumu,'' ujar Damian dengan wajah semringah, kemudian langsung mengejar kakak laki-lakinya.
''Baiklah, aku mempersiapkan barang dagangan kita,'' ujar Atthy berpamitan pada kakeknya dan juga Gafy.
''Kak aku akan segera membantumu segera setelah aku membereskan meja makan...'' sahut Gafy dengan penuh semangat dan Atthy mengangguk dengan senyum di bibirnya menanggapi betapa senang adik bungsunya.
*****
Semua persiapan di lakukan untuk pergi ke pusat kota, mereka sekeluarga terbiasa hidup mandiri dan sudah mengerti dengan tugas masing-masing. Saat Ash dan Ay pergi, pekerjaan akan menjadi doble untuk mereka yang di tinggal di rumah. Jika semuanya lancar akan memakan waktu dua minggu untuk Ash dan Ay pulang dan pergi, sekaligus menjual barang dagangan mereka. Karena itulah mereka yang di rumah harus bekerja ekstra keras karena dua tenaga dari empat tenaga utama di rumah tidak ada di tempat.
Saat berjualan ke pusat kota, biasanya penduduk gurun akan melakukan konvoi agar lebih aman. Ash akan pergi bersama beberapa warga lain atau dari desa tetangga yang juga akan menjual atau akan membeli barang di pusat kota Nauruan. Karena bahaya dari para bandit di perbatasan hutan. Warga di padang gurun ini sudah terbiasa menyatukan waktu agar bisa pergi bersama-sama dalam kelompok besar dengan delapan desa lain, yang menempati sembilan oase yang ada di wilayah gurun pasir Caihina, yang masih termasuk ke dalam wilayah milik Nauruan.
*****
Satu minggu telah berlalu semenjak Ash dan Ay kembali dari pusat kota, mereka telah menjual dagangan mereka dan juga mengirimkan surat balasan ke Xerces.
Pagi ini, tiba-tiba seorang utusan datang membawa surat dari Alpen yang mengatakan bahwa dalam waktu dekat mereka akan datang menjemput Atthy ke Alpen sebagai calon mempelai wanita untuk Grand Duke Griffith.
Ash dan Rowtag heran tidak habis pikir dengan balasan surat yang datang, karena tidak pernah Ash menyebutkan dalam surat balasannya kalau mereka menyetujui lamaran Grand Duke Griffith. Dengan jelas Ash menulis kalau dia menolak lamaran Grand Duke Griffith untuk Lady Galina.
''Ash, apa kau melakukan kesalahan saat mengirim surat balasan pada mereka?!'' seru Rowtag bertanya dengan nada tinggi pada Ash.
''Ayah, aku jelas-jelas sudah menuliskan kalau kita tidak bisa menerima lamaran Grand Duke Griffith, dengan alasan Atthy masih terlalu muda. Dan, dia juga tidak punya kelayakan untuk menerima lamaran itu,'' jawab Ash tegas.
''Lalu kenapa mereka mengirim utusan untuk mengiringi calon mempelai wanita?!'' seru Rowtag masih dengan nada tingginya.
''Aku tidak tahu ayah... Seperti aku katakan sebelumnya, aku menolak lamaran itu. Bahkan Ay juga menegaskan penolakannya... Dia sama sekali tidak mau kakaknya menikah dengan seorang yang sudah tua bangka sepertimu,'' jawab Ash kesal.
''Kau pikir aku mau punya cucu menantu yang sudah bau tanah sepertiku,'' sahut Rowtag, menanggapi Ashton dengan emosi.
''Kita semua punya pikiran sama ayah... Baik aku, Ay atau pun dirimu. Kita semua menentang pernikahan ini... Masalahnya, bagaimana sekarang kita akan menghadapi utusan Grand Duke Griffith yang akan tiba?!'' seru Ash yang jadi ikut emosi mengikuti ayahnya.
''Ash kau pergilah ke pusat kota dan beritahukan pada mereka, bahwa ada kesalahpahaman di sini!'' seru Rowtag memerintah dengan nada terdengar panik.
''Itu jelas tidak mungkin ayah!'' sahut Ash dengan nada sedikit naik, ''Kita bukan hanya memiliki level lebih rendah. Gelar bangsawan yang kita miliki hanya di atas kertas, kita tidak punya siapa pun untuk mendukung kita... Menghentikan utusan seorang Grand Duke yang telah menyatakan persetujuannya untuk perjodohan yang diatur oleh keluarga kerajaan... tentu, sama saja kita menentang keluarga Kerajaan...'' tambah Ash dengan ekspresi kesal sekaligus cemas.
''Lalu apa yang harus kita lakukan?!'' sahut Rowtag yang semakin emosi, ''Aku tidak rela cucuku menikahi seorang diktator kejam sepertinya!''
''Ayah!... Atthy juga adalah putriku, aku tidak akan menjadikannya tumbal pernikahan politik antar kaum bangsawan tinggi,'' ujar Ash dengan nada kesal, ''Aku yakin ada sesuatu yang janggal... Ada yang aneh di sini, apa yang membuat mereka bersikeras sampai seperti ini...'' ujar setelah berusaha menenangkan dirinya dan juga ayahnya.
''Apa maksudmu?'' tanya Rowtag menyelidik.
*****Flash back saat Ashton dan Aydan pergi ke pusat kota Nauruan setelah Atthy menyetujui lamaran.Ash dan Ay pergi ke pusat kota hendak berjualan dan mengirimkan surat balasan untuk lamaran Atthy. Sembari berdagang mereka mencoba menggali informasi tentang Griffith dan Alpen untuk memantapkan pemikiran mereka mengenai lamaran Atthy. Hasilnya, meski hanya rumor tapi terlalu banyak cerita menakutkan mengenai Grand Duke Griffith yang di kenal kejam dan berhati dingin, karena itulah dia bisa menaklukkan Alpen dan menjadi penguasa di sana.Ay langsung berontak pada Ash ayahnya seketika itu juga ketika mendengar kalau calon kakak iparnya adalah seorang yang kejam dan tak berperikemanusiaan, saat mereka mencari informasi mengenai Grand Duke Griffith di pusat kota Nauruan beberapa minggu yang lalu.''Ayah aku tidak peduli dengan kedudukan yang di milikinya, walau seorang Grand Duke sekalipun. Bukan hanya dia tua bangka
Atthy tegas menghardik Ay tapi dengan lembut dia membelai kepala Ay.Atthy mengingatkan Ay karena sebagai bangsawan, meski tidak mendapatkan pendidikan secara formal tapi tetap tidak menutupi fakta bahwa mereka diajarkan dengan baik dan benar oleh kedua orang tuanya. Menjaga santun ucapan supaya kata-kata kasar yang tidak pantas, tidak sampai terucap, setidaknya itulah yang di ajarkan Ash dan Laura ibunya yang seorang guru etiquette. Meski pun pada prakteknya bahkan Ash sendiri masih lalai menerapkannya apa lagi Rowtag. Tapi, masalahnya bukan hanya itu, kata-kata kasar merendahkan yang ditunjukkan pada bangsawan kelas tinggi, apa lagi bangsawan yang termasuk dalam kerabat kerajaan bisa di kenai hukuman berat jika ada petugas berwenang yang mendengarnya.''Maaf, tapi tolong maklumi...'' jawab Ay sambil tersengih pada kakaknya, ''Aku kesal kak, sudah jelas kita menolaknya. Tapi kenapa dia tetap mengirim utusan untuk menjemputmu?!'' seru Ay men
Cara Billy berbicara dan memandang ayah dan kakeknya menunjukkan kesan buruk dan dengan jelas dia sedang merendahkan Rowtag. Jangankan Ash, bahkan Atthy dan Ay membenci tingkah Billy Kutcher di pertemuan pertama mereka.Keluarga Rowtag masih bisa menahan emosi mereka dan masih dengan sopan mempersilahkan Billy untuk masuk ke dalam rumah mereka dan bicara dengan lebih leluasa dari pada berdiri di halaman rumah.''Tuan Kutcher, sepertinya ada kesalahpahaman di sini,'' ujar Rowtag dengan hati-hati.''Apa maksudmu Baron Galina?'' tanya Billy Kutcher, pemimpin dari utusan iringan untuk menjemput Atthy, dengan nada yang cukup tidak nyaman di dengar telinga keluarga Rowtag saat itu.Rowtag tidak seperti Ash yang mengenyang bangku pendidikan sebuah akademi. Sebelum mendapat gelar sebagai Baron, dia hanya seorang rakyat jelata dengan profesi utamanya adalah seorang pemburu. Rowtag tidak begitu memahami tentan
Ash dan Rowtag akhirnya pasrah saat Atthy sudah mantap dengan keputusannya.Atthy bukan tipe gadis lemah gemulai yang bisa bersikap manja, tapi Atthy telah menerima pendidikan yang cukup dari Laura, ibunya, sebelum dia meninggal, dan juga dari Ash ayahnya selama ini.Atthy hidup dan dibesarkan sebagai gadis rakyat jelata dalam kehidupan sehari-harinya. Tapi, pengetahuan yang di miliki Atthy, bahkan melebihi yang dimiliki para gadis remaja bangsawan seusianya. Sebagai seorang wanita bangsawan, Atthy sangat mumpuni, dia punya kualitas itu, dan Ash sangat memahaminya. Karena hal itu juga Ash hampir selalu merasa bersalah melihat Atthy. Apa lagi saat Laura istrinya masih hidup, dia memperhatikan bagaimana Laura melatih dan mendidiknya untuk bisa hidup sebagai seorang Lady yang terhormat. Karena saat itu, Laura percaya kalau suatu saat nanti, Atthy pasti bisa menjalani hidup yang lebih baik sebagaimana mestinya hidup seo
Beberapa waktu kemudian ketika Atthy sudah selesai dengan segala keperluannya, utusan dari Alpen datang menjemputnya. Kereta kuda elegan nan mewah datang bersama para prajurit gagah berjajar rapi di sekelilingnya, terlihat jelas perbedaan iringan yang datang menjemput Atthy saat di Caihina, bukan hanya kemewahan dari atribut yang di bawa oleh iringan itu tapi juga etika para prajurit yang sopan dan tegas berwibawa pada Atthy.''Selamat siang Lady Galina... Perkenalkan, saya adalah Alwyn Gusev, pemimpin iringan yang di utus Tuanku Duke Griffith,'' sapa seorang pria memberi salam pada Atthy, bisa terlihat jelas dia adalah pemimpin dari para utusan ini, intonasi suara dan perilakunya sangat elegan, walau sangat singkat tapi terasa jelas bagaimana menawannya etitude yang di milikinya.''Selamat siang Lady Galina... Perkenalkan saya adalah Randy Rozenfeld, saya akan jadi komandan pengawal iringan Anda sampai kita tiba di kediaman Tuanku Duke Grif
Beberapa jam kemudian, seperti yang di katakan Alwyn mereka telah sampai di stasiun dan segera memasuki gerbong khusus yang di sediakan untuk mereka. Atthy tercengang melihat kereta uap di hadapannya, seumur hidupnya baru kali ini dia melihat kereta uap dengan mata kepalanya karena selama ini dia hanya tahu tentang kereta uap dari cerita ayah atau kakeknya, juga dari koran atau buku yang dibacanya.Atthy tidak mampu menyembunyikan keterkejutan dan kekagumannya pada Ular Besi yang dengan gagah berdiri di hadapannya cocok dengan warnanya yang hitam legam.Melihat kelakuan Atthy, Alwyn dan Randy kembali menampakkan ekspresi yang sama dengan saat berjumpa Atthy tadi, begitu pun para pengawal. Walau begitu mereka tetap berusaha sopan dan tidak menunjukkan rasa heran mereka dengan terlalu jelas, dan tetap menghormati Lady yang hampir terkesan norak di hadapan mereka sekarang.''Lady... Silahkan,'' ujar Alwyn m
Kegugupan Rosa menyentil rasa penasaran Alwyn, sedikit lagi dia merasa bisa mendapatkan sesuatu dari para pelayan yang di bawa Atthy''Tuan... Tidak ada masalah apa pun, kami hanya tidak terbiasa dengan perilaku nona... Eum... Maksud saya Lady Galina,'' ujar Stela menjawab Alwyn, walau terlihat cemas sebagai pelayan senior dia mampu mengatasinya.''Tch!'' Alwyn berdecap kesal, ''Sepertinya aku melakukan kesalahan, sial... aku ceroboh... seharusnya aku memanggil mereka satu per satu,'' ujar Alwyn menggerutu di dalam hatinya.''Kalian boleh pergi,'' ujar Alwyn melepaskan mereka untuk sementara waktu, ''Ingat, kalian harus segera mengatakan padaku jika ada sesuatu yang membuat Lady kalian merasa tidak nyaman!'' seru Alwyn mengakhiri pembicaraan.Alwyn tahu dengan melihat gelagat mereka, dia tidak akan bisa mendapat informasi yang dia inginkan. Alwyn mengurungkan niatnya untuk menginter
HAHHHTerdengar desahan yang cukup keras dan berat dari Alwyn membuat Randy terkejut melihatnya.''Alwyn, ada apa?'' tanya Randy dengan dahi mengernyit. ''Wajahmu?! Terlihat jelas kau sedang cemas... Seperti bukan dirimu yang selalu tenang,'' ujar Randy lagi, dia heran dengan tampilan yang di tunjukkan Alwyn.''Lady Atthaleyah, aku bingung harus bagaimana?'' jawab Alwyn mengeluh.''Kenapa?!'' seru Randy bertanya dengan heran, ''Bukankah selama ini Lady tidak pernah membuat masalah kecuali dia sakit, tapi itu bukanlah hal yang bisa di atur...'' ujar Randy lagi.''Justru itu masalahnya, karena Lady tidak pernah mengeluh, tidak sekali pun!'' sahut Alwyn dengan ekspresi cemberut, ''Malah membuatku semakin cemas melihat keadaannya.''Randy terdiam mendengar keluhan aneh sahabat baiknya, dia tidak menyangka Alwyn yang selalu menunjukkan topeng tenang seperti tidak
HAHHHTerdengar desahan yang cukup keras dan berat dari Alwyn membuat Randy terkejut melihatnya.''Alwyn, ada apa?'' tanya Randy dengan dahi mengernyit. ''Wajahmu?! Terlihat jelas kau sedang cemas... Seperti bukan dirimu yang selalu tenang,'' ujar Randy lagi, dia heran dengan tampilan yang di tunjukkan Alwyn.''Lady Atthaleyah, aku bingung harus bagaimana?'' jawab Alwyn mengeluh.''Kenapa?!'' seru Randy bertanya dengan heran, ''Bukankah selama ini Lady tidak pernah membuat masalah kecuali dia sakit, tapi itu bukanlah hal yang bisa di atur...'' ujar Randy lagi.''Justru itu masalahnya, karena Lady tidak pernah mengeluh, tidak sekali pun!'' sahut Alwyn dengan ekspresi cemberut, ''Malah membuatku semakin cemas melihat keadaannya.''Randy terdiam mendengar keluhan aneh sahabat baiknya, dia tidak menyangka Alwyn yang selalu menunjukkan topeng tenang seperti tidak
Kegugupan Rosa menyentil rasa penasaran Alwyn, sedikit lagi dia merasa bisa mendapatkan sesuatu dari para pelayan yang di bawa Atthy''Tuan... Tidak ada masalah apa pun, kami hanya tidak terbiasa dengan perilaku nona... Eum... Maksud saya Lady Galina,'' ujar Stela menjawab Alwyn, walau terlihat cemas sebagai pelayan senior dia mampu mengatasinya.''Tch!'' Alwyn berdecap kesal, ''Sepertinya aku melakukan kesalahan, sial... aku ceroboh... seharusnya aku memanggil mereka satu per satu,'' ujar Alwyn menggerutu di dalam hatinya.''Kalian boleh pergi,'' ujar Alwyn melepaskan mereka untuk sementara waktu, ''Ingat, kalian harus segera mengatakan padaku jika ada sesuatu yang membuat Lady kalian merasa tidak nyaman!'' seru Alwyn mengakhiri pembicaraan.Alwyn tahu dengan melihat gelagat mereka, dia tidak akan bisa mendapat informasi yang dia inginkan. Alwyn mengurungkan niatnya untuk menginter
Beberapa jam kemudian, seperti yang di katakan Alwyn mereka telah sampai di stasiun dan segera memasuki gerbong khusus yang di sediakan untuk mereka. Atthy tercengang melihat kereta uap di hadapannya, seumur hidupnya baru kali ini dia melihat kereta uap dengan mata kepalanya karena selama ini dia hanya tahu tentang kereta uap dari cerita ayah atau kakeknya, juga dari koran atau buku yang dibacanya.Atthy tidak mampu menyembunyikan keterkejutan dan kekagumannya pada Ular Besi yang dengan gagah berdiri di hadapannya cocok dengan warnanya yang hitam legam.Melihat kelakuan Atthy, Alwyn dan Randy kembali menampakkan ekspresi yang sama dengan saat berjumpa Atthy tadi, begitu pun para pengawal. Walau begitu mereka tetap berusaha sopan dan tidak menunjukkan rasa heran mereka dengan terlalu jelas, dan tetap menghormati Lady yang hampir terkesan norak di hadapan mereka sekarang.''Lady... Silahkan,'' ujar Alwyn m
Beberapa waktu kemudian ketika Atthy sudah selesai dengan segala keperluannya, utusan dari Alpen datang menjemputnya. Kereta kuda elegan nan mewah datang bersama para prajurit gagah berjajar rapi di sekelilingnya, terlihat jelas perbedaan iringan yang datang menjemput Atthy saat di Caihina, bukan hanya kemewahan dari atribut yang di bawa oleh iringan itu tapi juga etika para prajurit yang sopan dan tegas berwibawa pada Atthy.''Selamat siang Lady Galina... Perkenalkan, saya adalah Alwyn Gusev, pemimpin iringan yang di utus Tuanku Duke Griffith,'' sapa seorang pria memberi salam pada Atthy, bisa terlihat jelas dia adalah pemimpin dari para utusan ini, intonasi suara dan perilakunya sangat elegan, walau sangat singkat tapi terasa jelas bagaimana menawannya etitude yang di milikinya.''Selamat siang Lady Galina... Perkenalkan saya adalah Randy Rozenfeld, saya akan jadi komandan pengawal iringan Anda sampai kita tiba di kediaman Tuanku Duke Grif
Ash dan Rowtag akhirnya pasrah saat Atthy sudah mantap dengan keputusannya.Atthy bukan tipe gadis lemah gemulai yang bisa bersikap manja, tapi Atthy telah menerima pendidikan yang cukup dari Laura, ibunya, sebelum dia meninggal, dan juga dari Ash ayahnya selama ini.Atthy hidup dan dibesarkan sebagai gadis rakyat jelata dalam kehidupan sehari-harinya. Tapi, pengetahuan yang di miliki Atthy, bahkan melebihi yang dimiliki para gadis remaja bangsawan seusianya. Sebagai seorang wanita bangsawan, Atthy sangat mumpuni, dia punya kualitas itu, dan Ash sangat memahaminya. Karena hal itu juga Ash hampir selalu merasa bersalah melihat Atthy. Apa lagi saat Laura istrinya masih hidup, dia memperhatikan bagaimana Laura melatih dan mendidiknya untuk bisa hidup sebagai seorang Lady yang terhormat. Karena saat itu, Laura percaya kalau suatu saat nanti, Atthy pasti bisa menjalani hidup yang lebih baik sebagaimana mestinya hidup seo
Cara Billy berbicara dan memandang ayah dan kakeknya menunjukkan kesan buruk dan dengan jelas dia sedang merendahkan Rowtag. Jangankan Ash, bahkan Atthy dan Ay membenci tingkah Billy Kutcher di pertemuan pertama mereka.Keluarga Rowtag masih bisa menahan emosi mereka dan masih dengan sopan mempersilahkan Billy untuk masuk ke dalam rumah mereka dan bicara dengan lebih leluasa dari pada berdiri di halaman rumah.''Tuan Kutcher, sepertinya ada kesalahpahaman di sini,'' ujar Rowtag dengan hati-hati.''Apa maksudmu Baron Galina?'' tanya Billy Kutcher, pemimpin dari utusan iringan untuk menjemput Atthy, dengan nada yang cukup tidak nyaman di dengar telinga keluarga Rowtag saat itu.Rowtag tidak seperti Ash yang mengenyang bangku pendidikan sebuah akademi. Sebelum mendapat gelar sebagai Baron, dia hanya seorang rakyat jelata dengan profesi utamanya adalah seorang pemburu. Rowtag tidak begitu memahami tentan
Atthy tegas menghardik Ay tapi dengan lembut dia membelai kepala Ay.Atthy mengingatkan Ay karena sebagai bangsawan, meski tidak mendapatkan pendidikan secara formal tapi tetap tidak menutupi fakta bahwa mereka diajarkan dengan baik dan benar oleh kedua orang tuanya. Menjaga santun ucapan supaya kata-kata kasar yang tidak pantas, tidak sampai terucap, setidaknya itulah yang di ajarkan Ash dan Laura ibunya yang seorang guru etiquette. Meski pun pada prakteknya bahkan Ash sendiri masih lalai menerapkannya apa lagi Rowtag. Tapi, masalahnya bukan hanya itu, kata-kata kasar merendahkan yang ditunjukkan pada bangsawan kelas tinggi, apa lagi bangsawan yang termasuk dalam kerabat kerajaan bisa di kenai hukuman berat jika ada petugas berwenang yang mendengarnya.''Maaf, tapi tolong maklumi...'' jawab Ay sambil tersengih pada kakaknya, ''Aku kesal kak, sudah jelas kita menolaknya. Tapi kenapa dia tetap mengirim utusan untuk menjemputmu?!'' seru Ay men
*****Flash back saat Ashton dan Aydan pergi ke pusat kota Nauruan setelah Atthy menyetujui lamaran.Ash dan Ay pergi ke pusat kota hendak berjualan dan mengirimkan surat balasan untuk lamaran Atthy. Sembari berdagang mereka mencoba menggali informasi tentang Griffith dan Alpen untuk memantapkan pemikiran mereka mengenai lamaran Atthy. Hasilnya, meski hanya rumor tapi terlalu banyak cerita menakutkan mengenai Grand Duke Griffith yang di kenal kejam dan berhati dingin, karena itulah dia bisa menaklukkan Alpen dan menjadi penguasa di sana.Ay langsung berontak pada Ash ayahnya seketika itu juga ketika mendengar kalau calon kakak iparnya adalah seorang yang kejam dan tak berperikemanusiaan, saat mereka mencari informasi mengenai Grand Duke Griffith di pusat kota Nauruan beberapa minggu yang lalu.''Ayah aku tidak peduli dengan kedudukan yang di milikinya, walau seorang Grand Duke sekalipun. Bukan hanya dia tua bangka
Pagi itu, keluarga Galina mengerjakan pekerjaan mereka seperti biasanya. Atthy akan membersihkan rumah dan mencuci baju pagi-pagi. Rowtag akan memasak, membuat sarapan di bantu oleh Gafy. Dimi akan mengurus hewan peliharaan, stok protein hewani untuk keluarga. Ash dan Ay, mengurus daging, kulit, dan bulu hewan hasil buruan mereka.Berburu menjadi salah satu keahlian penduduk Caihina. Kulit dan bulu binatang buruan menjadi komoditi unggulan penduduk gurun membuat mereka sangat terkenal di kalangan pedagang. Harga kulit atau bulu hasil produksi penduduk gurun sangat tinggi di pasaran, karena kualitasnya yang sangat unggul di banding di wilayah lain.''Ayah, Kakek!'' panggil Atthy di sela-sela masa senggang mereka setelah sarapan, ''Aku sudah memikirkan mengenai lamaran pernikahan itu.''''Atthy, jangan terburu-buru mengambil keputusan, pikirkan dulu baik-baik!'' seru Ashton, mengingatkan putri sulungnya, ''Masih banyak wak