Beranda / Romansa / MENJEMPUT ISTRIKU / 013 Alwyn Gusev dan Randy Rozenfeld

Share

013 Alwyn Gusev dan Randy Rozenfeld

Penulis: Wolfy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 19:37:14

Bab 013 Alwyn Gusev dan Randy Rozenvelt

Beberapa waktu setelah Atthy selesai dengan segala keperluannya, kereta kuda elegan nan mewah datang menjemputnya. Iringan ini sangat kontras dengan pengiringan yang diterimanya di Caihina—bukan hanya kemewahan atribut yang mereka bawa, tetapi juga etika dan disiplin prajurit yang mengiringinya. Mereka berdiri tegak dan teratur, dengan wibawa yang tak terbantahkan, membuktikan bahwa ini adalah iringan dari kalangan bangsawan sejati.

''Selamat siang, Lady Galina... Perkenalkan, saya adalah Alwyn Gusev, pemimpin iringan yang diutus Tuanku Duke Griffith,'' sapa seorang pria yang tampak dengan jelas sebagai pemimpin iringan ini. Suaranya rendah dan penuh wibawa, tapi tetap menjaga kesopanan. Setiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar begitu elegan, bahkan dalam kalimat yang singkat. Meskipun cepat, cara dia berbicara mencerminkan pengetahuan dan kemanusiaan yang mendalam.

''Selamat siang, Lady Galina... Perkenalkan saya adalah Randy Rozenfeld, saya akan menjadi komandan pengawal iringan Anda sampai kita tiba di kediaman Tuanku Duke Griffith,'' sapa seorang ksatria yang tampak gagah. Dia memberi hormat dengan tangan di dada, sikapnya yang tegak menunjukkan kedisiplinan tinggi, tetapi dalam tatapan matanya terpantul kelembutan dan kesopanan.

''Wow, etiket mereka benar-benar menawan,'' pikir Atthy dalam hatinya, merasakan suasana yang jauh berbeda dengan perjalanan sebelumnya bersama Billy yang sialan itu. ''Mungkin kali ini aku bisa merasa lebih nyaman.''

Atthy menanggapi dengan senyum kecil, ''Salam kenal, saya Atthaleyah Galina...'' jawabnya, dengan nada yang sopan namun tetap menunjukkan kewibawaan sebagai bangsawan.

''Jangan sungkan, Lady Galina,'' jawab Alwyn dan Randy serempak, senyum mereka ramah dan tulus. ''Kami selalu siap melayani Anda.''

''Terima kasih, Tuan Alwyn Gusev dan Tuan Randy Rozenfeld,'' jawab Atthy, matanya berbinar. ''Saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik, dan mohon bimbingannya ke depannya...''

Meskipun percakapan ini singkat, Atthy dapat merasakan ada sesuatu yang berbeda dari sikap Alwyn dan Randy. Mereka jelas terkejut sejenak dengan keanggunan cara Atthy memperkenalkan dirinya, tapi sikap profesional mereka cepat mengembalikan suasana menjadi seperti semula. Ketiga tokoh utama kala itu—Atthy, Alwyn, dan Randy—terlihat terdiam sejenak, seakan tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Dari sisi Atthy, kebingungannya muncul karena setelah perkenalan itu, mereka hanya berdiri diam. Bukankah seharusnya mereka segera berangkat? Kereta sudah siap, dan perjalanan harus segera dimulai.

Sedangkan dari sisi Randy dan Alwyn, mereka merasa bingung kenapa nona di hadapannya belum mempersilahkan mereka masuk ke dalam?

''Apa ada lagi yang kalian tunggu?'' tanya Atthy kemudian, suaranya sedikit kering setelah mereka berdiam diri cukup lama.

Alwyn dan Randy terkejut dengan pertanyaan Atthy. Keduanya sempat bingung sejenak, tidak tahu harus menjawab apa.

''Maaf, Nona, tapi di mana Tuan Baron?'' tanya Alwyn, setelah merasa ragu di awal, akhirnya memberanikan diri untuk bertanya juga.

Atthy terkejut dengan pertanyaan tersebut. Kebingungannya semakin dalam, dia tidak mengerti mengapa pertanyaan itu diajukan.

''Kakek?! Beliau tidak bisa mengantarku,'' jawab Atthy polos, ''Aku sendirian sekarang, seharusnya kalian tahu itu, bukan?!''

Keterkejutan kembali muncul di wajah Alwyn dan Randy. Atthy pun mulai menyadari reaksi aneh yang terlihat dari mereka.

''Kakek?!''

Alwyn dan Randy sama-sama terkejut dalam hati mereka dengan penyebutan Atthy barusan.

Alis Alwyn dan Randy sempat berkedut, yang tentu saja disadari oleh Atthy. Namun, dia tidak merasa perlu untuk bertanya lebih lanjut. Dengan sikap dingin, Atthy memilih untuk mengacuhkan hal itu seperti sebelumnya.

Intuisi Alwyn yang tajam kini mengarah pada tiga pelayan yang berdiri di belakang Atthy. Gerak-gerik mereka, terutama raut wajah salah satu dari mereka yang tampak cemas, tidak luput dari perhatian Alwyn. Namun, sebagai tamu yang sopan, dia menahan diri untuk tidak menanyakan hal tersebut.

''Lalu bagaimana kita akan pergi jika belum berpamitan dengan Tuan Baron? Setidaknya saya harus memperkenalkan diri...''

Dahi Atthy berkerut mendengar ucapan Alwyn. Mengingat perlakuan Billy terhadap keluarganya, Atthy semakin kesal dengan pertanyaan Alwyn. Pertanyaannya terasa seperti ejekan, seolah-olah ingin memastikan bagaimana perasaan mereka setelah diperlakukan seperti itu oleh seorang pelayan.

''Tidak perlu khawatir tentang itu!'' seru Atthy dengan suara yang sedikit tegang, berusaha mengontrol intonasinya, ''Jika kalian harus kembali lagi untuk menemui Kakek, lalu kenapa repot-repot berestafet mengutus utusan untuk menjemputku?!''

Mereka bertiga salah paham. Tanya jawab mereka mungkin tampak sinkron, namun maknanya sangat berbeda dari sudut pandang masing-masing.

''Maafkan kelancangan saya, Lady, jika hal itu membuat Anda tidak nyaman...'' Alwyn tetap menjawab dengan sopan meskipun merasa jika Atthy memandang rendah dirinya yang hanya seorang utusan dari seorang Duke yang mungkin akan menjadi suaminya.

''Apakah aku salah menilai barusan...'' gumam Alwyn dalam hatinya. ''Di awal tadi aku pikir dia cukup berbeda dengan yang di deskripsikan. Tapi, melihat ini... informasi yang aku terima sepertinya betul...''

''Apa ini?!'' pekik Randy yang kesal di dalam hatinya, ''Sejak kapan menjemput calon mempelai wanita seperti menjemput wanita penghibur?!''

Alwyn dan Randy merasakan hal yang sama. Mereka merasa dihina sebagai tamu, karena bahkan tuan rumah—yang seharusnya memberikan sambutan—tidak ada. Meski mereka hanya utusan, mereka tetap mewakili majikan mereka, dan mereka merasa seharusnya mereka mendapat sambutan yang lebih layak.

Para pengawal yang datang bersama Alwyn dan Randy mulai merasa tidak nyaman. Mereka juga merasakan hal yang sama dengan Alwyn dan Randy, dan akhirnya mereka mulai berpikir bahwa Atthy adalah Lady yang mungkin akan menjadi sangat sulit untuk diajak bekerja sama sepanjang perjalanan.

''Tidak apa-apa...'' sahut Atthy datar, berusaha menenangkan diri.

''Baiklah, apa kita sudah bisa pergi, Lady?'' tanya Alwyn dengan sopan, meskipun ekspresinya menunjukkan sedikit ketegangan.

''Tentu,'' jawab Atthy datar, berusaha menepis pikiran aneh yang mulai berkembang mengenai dua pemuda yang baru saja menyambutnya.

''Karena ini mendadak, mohon pengertian Anda, Lady. Kita harus segera berangkat atau kita akan tertinggal kereta. Jika kita berangkat sekarang, sore nanti kita akan segera sampai di stasiun... Harap bersabar dengan perjalanan ini,'' ujar Alwyn sedikit menjelaskan situasi.

Atthy merasa aneh dengan kata ''mendadak'' yang diucapkan Alwyn, namun dia malas bertanya lebih lanjut. Sementara itu, Alwyn sendiri tidak menyangka jika mereka tidak diberi kesempatan untuk duduk dan menikmati secangkir kopi terlebih dahulu setelah perjalanan panjang mereka. Bahkan mereka jadi harus mengejar waktu untuk mengikuti jadwal keberangkatan kereta.

Alwyn dan Randy sama-sama mendapat kesan yang sama: bahwa Atthy dengan sengaja memanfaatkan kedudukan calon suaminya.

''Baik,'' ujar Atthy kembali menjawab dengan singkat, sebagaimana biasanya seorang bangsawan menjaga batasan antara dirinya dengan pelayan.

''Silakan...'' ujar Randy sembari menyodorkan tangan untuk membantu Atthy menaiki kereta kuda, dengan cara yang elegan, sebagaimana seharusnya seorang pria memperlakukan seorang wanita. Tindakan yang sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Billy dan bawahannya.

Dengan kekuasaan yang dimiliki oleh Duke Griffith, Alwyn, sebagai perwakilannya, memiliki wewenang untuk menunda keberangkatan kereta. Ia segera memerintahkan salah satu pengawal untuk segera mengejar keberangkatan kereta. Dia juga meminta agar segala keperluan untuk tamu kehormatan Duke Griffith segera diatur di dalam kereta.

Para pelayan Atthy duduk di kereta kuda yang terpisah, jauh dari tempat tuannya, yaitu Atthy. Sementara itu, Alwyn menaiki kuda, sama seperti para pengawal kesatria lainnya, menjaga ketegasan dan sikap profesional di sepanjang perjalanan.

---

 

Bab terkait

  • MENJEMPUT ISTRIKU   014 Perjalanan

    **Bab 014: Perjalanan**Beberapa jam kemudian, seperti yang telah dijelaskan oleh Alwyn, mereka tiba di stasiun dan segera memasuki gerbong khusus yang telah disiapkan untuk mereka. Atthy tercengang saat melihat kereta uap yang megah di hadapannya. Seumur hidupnya, baru kali ini dia melihat kereta uap dengan mata kepalanya. Sebelumnya, ia hanya mengetahui tentang kereta uap melalui cerita ayah atau kakeknya, juga melalui koran dan buku yang pernah dibacanya.Atthy tidak mampu menyembunyikan keterkejutan dan kekagumannya terhadap ''Ular Besi'' yang berdiri gagah di hadapannya. Warna hitam legam kereta itu menambah kesan misterius yang mengagumkan.Melihat reaksi Atthy, ekspresi Alwyn, Randy, dan para pengawal kembali memperlihatkan kesan yang sama seperti saat pertama kali mereka bertemu Atthy. Meskipun begitu, mereka berusaha tetap sopan, tidak menunjukkan rasa heran mereka dengan terlalu jelas, dan tetap menghormati Lady yang saat itu terkesan cukup terpesona oleh teknologi yang belum

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • MENJEMPUT ISTRIKU   015 Kegundahan

    **Bab 015 Kegundahan**Kegugupan Rosa mencuatkan rasa penasaran Alwyn. Ia merasa sudah berada di ambang menemukan sesuatu dari ketiga pelayan Atthy, tetapi jawabannya masih terselubung kabut."Tuan... Tidak ada masalah apa pun. Kami hanya... tidak terbiasa dengan perilaku Nona—eh, maksud saya, Lady Galina," ujar Stela. Sebagai pelayan senior, ia berhasil menyembunyikan rasa gugupnya lebih baik dibandingkan dua lainnya, tetapi bagi Alwyn, kesan itu tidak cukup meyakinkan.Mata Alwyn menyipit sedikit. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi, mempertahankan ekspresi tenang. Dalam pikirannya, suara kesal bergema. ''Sial, aku terlalu ceroboh. Seharusnya aku memanggil mereka satu per satu. Mereka saling melindungi, dan itu hanya memperkuat pertahanannya.''"Baiklah." Alwyn akhirnya mengangguk kecil, nada suaranya datar. "Kalian boleh pergi."Ketiga pelayan itu tampak lega mendengar perintah tersebut, meskipun Alwyn belum selesai. "Tapi ingat," lanjutnya dengan nada tajam yang menahan langkah merek

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • MENJEMPUT ISTRIKU   016 Dokter Sarah Windfold

    **Bab 016: Dokter Sarah Winfold**---HAHHHDesahan yang terdengar cukup keras dan berat dari Alwyn membuat Randy terkejut. Dia menoleh dengan cepat, hanya untuk menemukan wajah sahabatnya yang tampak cemas, sebuah ekspresi yang sangat jarang ia lihat."Alwyn, ada apa?" tanya Randy, dahi mengernyit, merasakan ketegangan yang berbeda dalam sikap Alwyn. "Wajahmu... Terlihat jelas kau sedang cemas... Seperti bukan dirimu yang selalu tenang," lanjutnya, penuh keheranan."Lady Atthaleyah... Aku bingung harus bagaimana?" jawab Alwyn, suaranya penuh keluh kesah."Kenapa?" seru Randy, masih heran. "Bukankah selama ini Lady tidak pernah membuat masalah, kecuali jika dia sakit, tapi itu bukanlah hal yang bisa diatur...""Justru itu masalahnya, Randy," Alwyn memotong, ekspresinya cemberut, matanya tampak penuh keresahan. "Lady tidak pernah mengeluh, bahkan sekali pun! Malah membuatku semakin cemas melihat keadaannya yang semakin membingungkan."Randy terdiam sejenak, mencerna keluhan aneh sahabat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • MENJEMPUT ISTRIKU   017 Duke Hugh Griffith

    Alwyn segera memberi salam pada pria bertubuh tinggi dan gagah di hadapannya, dia juga langsung bersikap siap layaknya seorang ajudan di hadapannya komandannya.''Maafkan kelalaian saya Tuanku, saya ceroboh tidak memperhitungkan semuanya...'' ujar Alwyn segera berusaha menjelaskan pada tuannya.''Keluarlah!'' seru pria besar itu seolah tidak peduli dengan penyesalan Alwyn, ''Siapkan kereta kudanya!''''Baik Tuanku,'' jawab Alwyn kemudian segera pergi meninggalkan Atthy dan pria itu berdua di dalam ruangan.Alwyn merasa cemas dengan keadaan Atthy tapi apa boleh buat dia hanya bisa bersimpati, bukan berempati. Atthy sekarang ada bersama dengan calon suaminya. Sebagai seorang yang hanya bekerja, dia tidak boleh bertindak di luar ketentuannya sebagai seorang pegawai.''Keadaanmu tampak tidak baik...'' ujar pria besar itu bertanya dengan dingin.Atthy meneliti sem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • MENJEMPUT ISTRIKU   018 Alpen, Skythia dan Kargavs

    PLETIK PLETIK PLETIKDi kegelapan malam, di dalam ruangan mewah yang sunyi senyap, terdengar suara kayu yang terbakar di perapian.Setelah pingsan di kereta tadi pagi, Atthy tidur nyaris sepanjang hari.Di tempat tidur, Atthy yang nyaman beristirahat terbangun. Dia mulai mengerjapkan matanya, dia masih linglung karena belum sadar sepenuhnya. Perlahan-lahan Atthy berusaha menarik tubuhnya untuk duduk. Baru saja dapat posisi yang pas, dia langsung terkejut, saat mendapati seorang pria duduk menatapnya di samping tempat tidurnya.Matanya terbelalak dengan jantung yang berdegup sangat kuat seolah kuda yang berlari di pacuan. Atthy benar-benar terkejut setengah mati. Kejadian barusan membuat Atthy berpikir bahwa, baru saja dia siuman tapi langsung di hadapkan dengan ganasnya Dewa perang tepat di hadapannya.''Kau sudah bangun?''Hugh bertanya dengan nada datar nya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • MENJEMPUT ISTRIKU   001 Duka di malam pertama

    **Bab 001 Duka di Malam Pertama**Atthy menatap suaminya, Duke Hugh Griffith, dengan mata yang terbuka lebar, berusaha mencerna setiap kata yang baru saja terlontar dari mulutnya. Kamar tidur yang luas dan penuh kemewahan kini terasa sangat sempit, sesak dengan ketegangan yang hampir tidak bisa ditahan. Hugh, pria yang seharusnya menjadi pelindung dan pasangan hidupnya, malah berdiri dengan santainya di dekat lemari pakaian, menyusun helai demi helai pakaian yang tercecer di lantai, seakan tak ada yang penting di dunia ini selain dirinya sendiri.''Kau hanya seorang wanita bodoh... Kau terlalu tinggi berpikir tentang dirimu. Bagiku, kau tidak lebih baik dari mereka yang melemparkan dirinya pada pria di jalanan setiap malam hanya untuk sekantung uang,'' ujar Hugh, suaranya terdengar datar, seperti tidak peduli sedikit pun dengan perasaan Atthy.Kata-kata itu seperti pisau yang menusuk jantung Atthy, membuat tubuhnya bergetar hebat. Tidak ada kemarahan yang terluapkan, hanya rasa hancur

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • MENJEMPUT ISTRIKU   002 Gelar Duchess

    **Bab 002: Gelar Duchess**Di luar ruangan, tiga pelayan pribadi Atthy menunggu, gelisah. Mereka segera menunduk memberikan salam ketika Hugh keluar dari kamar Atthy. Ada kesan aneh di wajah mereka—suatu perasaan yang sulit untuk dipahami, meski jelas terlihat bahwa mereka tidak bisa menahan rasa penasaran dan kebingungannya. Suasana pagi itu tampak penuh dengan rahasia yang belum terungkap. Apalagi, baru saja Hugh dan Atthy—majikan mereka—menghabiskan malam bersama untuk pertama kalinya setelah tiga bulan masa pernikahan mereka yang terkesan dingin."Tuanku, apa ada hal yang harus saya persiapkan?" tanya Helena, kepala pelayan yang baru saja tiba dan dengan sigap mendekat."Panggil Alwyn ke ruanganku segera, dan juga panggil Dr. Windfold untuk melihat kondisinya!" seru Hugh dengan nada perintah yang keras.Helena sedikit terkejut. "Maaf, tuanku?!""Dia... Sepertinya terluka. Tidak... Dia memang terluka... Sudahlah! Kau urus saja dia!" seru Hugh dengan suara yang semakin tegang. Meskip

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • MENJEMPUT ISTRIKU   003 Dokumen perceraian

    **Bab 003 Dokumen Perceraian**Atthy menatap surat perceraian itu, jarinya terulur ke atas kertas, namun entah mengapa, seolah ada sesuatu yang menahan gerakannya. Tatapannya kosong, meskipun dalam hati, perasaan berkecamuk. Dia tahu apa yang harus dia lakukan, tapi kenyataan tetap terasa menyesakkan. Tangan Helena dengan berani menahan tangan Atthy, menahan tindakan yang hampir pasti akan mengubah segalanya.Helena menarik kembali tangannya dengan cepat, tubuhnya gemetar, tak menyangka akan melakukan itu. Kejutan dan ketegangan yang terpendam membuat perasaannya campur aduk.“Helena!” seru Atthy dengan nada terkejut, namun ada keraguan dalam suaranya. Bola matanya memancarkan perasaan yang sulit dicerna. Seolah ingin menangis, tapi dia menahan diri, memahami perasaan yang sedang dirasakan oleh wanita itu. “Kau... kenapa?” Atthy bertanya, suaranya pelan namun penuh makna.“Duchess,” Helena berbicara dengan suara bergetar, “Maafkan saya. Tapi, tolong pikirkan lagi!” serunya, mencoba unt

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12

Bab terbaru

  • MENJEMPUT ISTRIKU   018 Alpen, Skythia dan Kargavs

    PLETIK PLETIK PLETIKDi kegelapan malam, di dalam ruangan mewah yang sunyi senyap, terdengar suara kayu yang terbakar di perapian.Setelah pingsan di kereta tadi pagi, Atthy tidur nyaris sepanjang hari.Di tempat tidur, Atthy yang nyaman beristirahat terbangun. Dia mulai mengerjapkan matanya, dia masih linglung karena belum sadar sepenuhnya. Perlahan-lahan Atthy berusaha menarik tubuhnya untuk duduk. Baru saja dapat posisi yang pas, dia langsung terkejut, saat mendapati seorang pria duduk menatapnya di samping tempat tidurnya.Matanya terbelalak dengan jantung yang berdegup sangat kuat seolah kuda yang berlari di pacuan. Atthy benar-benar terkejut setengah mati. Kejadian barusan membuat Atthy berpikir bahwa, baru saja dia siuman tapi langsung di hadapkan dengan ganasnya Dewa perang tepat di hadapannya.''Kau sudah bangun?''Hugh bertanya dengan nada datar nya

  • MENJEMPUT ISTRIKU   017 Duke Hugh Griffith

    Alwyn segera memberi salam pada pria bertubuh tinggi dan gagah di hadapannya, dia juga langsung bersikap siap layaknya seorang ajudan di hadapannya komandannya.''Maafkan kelalaian saya Tuanku, saya ceroboh tidak memperhitungkan semuanya...'' ujar Alwyn segera berusaha menjelaskan pada tuannya.''Keluarlah!'' seru pria besar itu seolah tidak peduli dengan penyesalan Alwyn, ''Siapkan kereta kudanya!''''Baik Tuanku,'' jawab Alwyn kemudian segera pergi meninggalkan Atthy dan pria itu berdua di dalam ruangan.Alwyn merasa cemas dengan keadaan Atthy tapi apa boleh buat dia hanya bisa bersimpati, bukan berempati. Atthy sekarang ada bersama dengan calon suaminya. Sebagai seorang yang hanya bekerja, dia tidak boleh bertindak di luar ketentuannya sebagai seorang pegawai.''Keadaanmu tampak tidak baik...'' ujar pria besar itu bertanya dengan dingin.Atthy meneliti sem

  • MENJEMPUT ISTRIKU   016 Dokter Sarah Windfold

    **Bab 016: Dokter Sarah Winfold**---HAHHHDesahan yang terdengar cukup keras dan berat dari Alwyn membuat Randy terkejut. Dia menoleh dengan cepat, hanya untuk menemukan wajah sahabatnya yang tampak cemas, sebuah ekspresi yang sangat jarang ia lihat."Alwyn, ada apa?" tanya Randy, dahi mengernyit, merasakan ketegangan yang berbeda dalam sikap Alwyn. "Wajahmu... Terlihat jelas kau sedang cemas... Seperti bukan dirimu yang selalu tenang," lanjutnya, penuh keheranan."Lady Atthaleyah... Aku bingung harus bagaimana?" jawab Alwyn, suaranya penuh keluh kesah."Kenapa?" seru Randy, masih heran. "Bukankah selama ini Lady tidak pernah membuat masalah, kecuali jika dia sakit, tapi itu bukanlah hal yang bisa diatur...""Justru itu masalahnya, Randy," Alwyn memotong, ekspresinya cemberut, matanya tampak penuh keresahan. "Lady tidak pernah mengeluh, bahkan sekali pun! Malah membuatku semakin cemas melihat keadaannya yang semakin membingungkan."Randy terdiam sejenak, mencerna keluhan aneh sahabat

  • MENJEMPUT ISTRIKU   015 Kegundahan

    **Bab 015 Kegundahan**Kegugupan Rosa mencuatkan rasa penasaran Alwyn. Ia merasa sudah berada di ambang menemukan sesuatu dari ketiga pelayan Atthy, tetapi jawabannya masih terselubung kabut."Tuan... Tidak ada masalah apa pun. Kami hanya... tidak terbiasa dengan perilaku Nona—eh, maksud saya, Lady Galina," ujar Stela. Sebagai pelayan senior, ia berhasil menyembunyikan rasa gugupnya lebih baik dibandingkan dua lainnya, tetapi bagi Alwyn, kesan itu tidak cukup meyakinkan.Mata Alwyn menyipit sedikit. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi, mempertahankan ekspresi tenang. Dalam pikirannya, suara kesal bergema. ''Sial, aku terlalu ceroboh. Seharusnya aku memanggil mereka satu per satu. Mereka saling melindungi, dan itu hanya memperkuat pertahanannya.''"Baiklah." Alwyn akhirnya mengangguk kecil, nada suaranya datar. "Kalian boleh pergi."Ketiga pelayan itu tampak lega mendengar perintah tersebut, meskipun Alwyn belum selesai. "Tapi ingat," lanjutnya dengan nada tajam yang menahan langkah merek

  • MENJEMPUT ISTRIKU   014 Perjalanan

    **Bab 014: Perjalanan**Beberapa jam kemudian, seperti yang telah dijelaskan oleh Alwyn, mereka tiba di stasiun dan segera memasuki gerbong khusus yang telah disiapkan untuk mereka. Atthy tercengang saat melihat kereta uap yang megah di hadapannya. Seumur hidupnya, baru kali ini dia melihat kereta uap dengan mata kepalanya. Sebelumnya, ia hanya mengetahui tentang kereta uap melalui cerita ayah atau kakeknya, juga melalui koran dan buku yang pernah dibacanya.Atthy tidak mampu menyembunyikan keterkejutan dan kekagumannya terhadap ''Ular Besi'' yang berdiri gagah di hadapannya. Warna hitam legam kereta itu menambah kesan misterius yang mengagumkan.Melihat reaksi Atthy, ekspresi Alwyn, Randy, dan para pengawal kembali memperlihatkan kesan yang sama seperti saat pertama kali mereka bertemu Atthy. Meskipun begitu, mereka berusaha tetap sopan, tidak menunjukkan rasa heran mereka dengan terlalu jelas, dan tetap menghormati Lady yang saat itu terkesan cukup terpesona oleh teknologi yang belum

  • MENJEMPUT ISTRIKU   013 Alwyn Gusev dan Randy Rozenfeld

    Bab 013 Alwyn Gusev dan Randy RozenveltBeberapa waktu setelah Atthy selesai dengan segala keperluannya, kereta kuda elegan nan mewah datang menjemputnya. Iringan ini sangat kontras dengan pengiringan yang diterimanya di Caihina—bukan hanya kemewahan atribut yang mereka bawa, tetapi juga etika dan disiplin prajurit yang mengiringinya. Mereka berdiri tegak dan teratur, dengan wibawa yang tak terbantahkan, membuktikan bahwa ini adalah iringan dari kalangan bangsawan sejati.''Selamat siang, Lady Galina... Perkenalkan, saya adalah Alwyn Gusev, pemimpin iringan yang diutus Tuanku Duke Griffith,'' sapa seorang pria yang tampak dengan jelas sebagai pemimpin iringan ini. Suaranya rendah dan penuh wibawa, tapi tetap menjaga kesopanan. Setiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar begitu elegan, bahkan dalam kalimat yang singkat. Meskipun cepat, cara dia berbicara mencerminkan pengetahuan dan kemanusiaan yang mendalam.''Selamat siang, Lady Galina... Perkenalkan saya adalah Randy Rozenfeld, s

  • MENJEMPUT ISTRIKU   012 Stela, Rosa dan Bela

    Bab 012 Stela, Bela, dan Rosa.---Ash dan Rowtag akhirnya pasrah, tidak mampu lagi menahan keputusan Atthy yang sudah mantap.Atthy bukanlah tipe gadis lemah gemulai yang bisa bersikap manja. Ia sudah menerima pendidikan yang cukup dari Laura, ibunya, sebelum kepergian Laura yang terlalu cepat, dan juga dari Ash, ayahnya, selama ini.Atthy tumbuh sebagai gadis yang dibesarkan dalam kehidupan rakyat jelata, jauh dari kemewahan. Namun, pengetahuan yang dimiliki Atthy melebihi banyak gadis remaja bangsawan seusianya. Sebagai seorang wanita bangsawan, Atthy memiliki kualitas yang tidak dapat dipandang sebelah mata, dan Ash sangat memahaminya. Bahkan, dalam setiap pandangan Ash terhadap Atthy, ada rasa bersalah yang mendalam, terutama ketika ia mengingat bagaimana Laura, istrinya, dengan sabar melatih dan mendidik Atthy untuk menjadi seorang Lady yang terhormat. Laura percaya bahwa suatu saat, Atthy akan menjalani hidup yang lebih baik—seperti yang seharusnya dijalani seorang bangsawan pad

  • MENJEMPUT ISTRIKU   011 Billy Kutcher

    Bab 011 Billy Kutcher"Selamat pagi, Baron Galina," sapa kepala rombongan itu dengan nada yang diselubungi kepercayaan diri berlebihan. "Aku Billy Kutcher, utusan dari Tuanku Grand Duke Griffith... Kami datang untuk membawa putrimu ke Alpen sekarang juga."Sapaannya terdengar formal, tetapi setiap kata yang terucap seperti pedang yang menyayat, tajam dan penuh penghakiman. Tatapan Billy, penuh keangkuhan, melintas dari wajah mereka seolah-olah mereka hanyalah debu yang tak layak dihargai. Aura kesombongannya begitu jelas, hampir seperti ia tengah menilai mereka sebagai makhluk yang jauh lebih rendah darinya. Ash, yang sudah sejak awal merasa cemas dan tidak nyaman dengan sikap Billy, menatapnya dengan sorot mata yang tajam dan penuh amarah yang sulit ditekan. Hawa dingin mulai memenuhi ruang ini, semakin menebal seiring dengan ketegangan yang semakin memuncak. Setiap kata Billy terasa seperti serangan halus yang merendahkan mereka semua, meski status Rowtag sebagai seorang bangsawan ta

  • MENJEMPUT ISTRIKU   010 Pengorbanan

    Bab 010 PengorbananAtthy menatap Ay dengan tatapan tajam, namun dengan lembut dia membelai kepala Ay, menenangkan emosi adiknya yang meluap.''Ay, sebagai bangsawan, kita diajarkan untuk menjaga perilaku dan kata-kata. Meskipun kita tidak mendapat pendidikan formal, orang tua kita, Ash dan Laura, sudah mengajarkan kita dengan baik. Kata-kata kasar tidak seharusnya keluar dari mulut kita, terutama di hadapan bangsawan, apalagi yang berkedudukan tinggi seperti mereka. Perilaku buruk bisa berujung pada konsekuensi berat jika ada petugas yang mendengarnya,'' ujar Atthy, suaranya rendah namun tegas.Ay menunduk, menghela napas panjang. "Maaf, Kak," jawabnya dengan senyum kecil, "Aku kesal. Kita sudah jelas menolaknya, tapi kenapa mereka tetap mengirim utusan untuk menjemputmu?"Atthy menatap Ay dengan tatapan menggoda, "Kau mencemaskanku?"Ay memutar matanya dengan kesal, "Kakak serius menanyakan itu?" jawabnya dengan nada tinggi, lalu melanjutkan, "Athaleyah Galina adalah kakakku. Bagaima

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status