HAHHH
Terdengar desahan yang cukup keras dan berat dari Alwyn membuat Randy terkejut melihatnya.
''Alwyn, ada apa?'' tanya Randy dengan dahi mengernyit. ''Wajahmu?! Terlihat jelas kau sedang cemas... Seperti bukan dirimu yang selalu tenang,'' ujar Randy lagi, dia heran dengan tampilan yang di tunjukkan Alwyn.
''Lady Atthaleyah, aku bingung harus bagaimana?'' jawab Alwyn mengeluh.
''Kenapa?!'' seru Randy bertanya dengan heran, ''Bukankah selama ini Lady tidak pernah membuat masalah kecuali dia sakit, tapi itu bukanlah hal yang bisa di atur...'' ujar Randy lagi.
''Justru itu masalahnya, karena Lady tidak pernah mengeluh, tidak sekali pun!'' sahut Alwyn dengan ekspresi cemberut, ''Malah membuatku semakin cemas melihat keadaannya.''
Randy terdiam mendengar keluhan aneh sahabat baiknya, dia tidak menyangka Alwyn yang selalu menunjukkan topeng tenang seperti tidak peduli dengan apa pun semenjak di akademi, sekarang merasa frustrasi dengan Lady muda calon istri majikannya.
''Kau mungkin benar, selama ini kita terbiasa melihat seorang Lady muda yang selalu manja. Dan tidak jarang hal itu membuat kita menggerutu dan merasa kesal. Sekarang kita malah semakin pusing saat berhadapan dengan seorang Lady yang bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. Selama delapan hari terakhir, yang kulihat, tiga pelayan itu hanya bersantai dan tidak melakukan apa pun. Kurasa, tanpa mereka, Lady Galina tidak akan kesulitan apa pun...'' ujar Randy memberikan pendapatnya.
''Eum!'' angguk Alwyn menanggapi Randy.
''Membahas mereka, aku melihat antara pelayan dan majikannya seperti tidak sinkron...'' ujar Randy kemudian dengan ekspresi seolah sedang menyelidik.
Alwyn segera duduk tegap dari posisi awal yang sedang menyandarkan kepalanya.
''Begitu?!'' seru Alwyn, dia juga sedang bertanya-tanya tentang hal yang kurang lebih sama, ''Sepertinya... Mungkin itu yang kurasakan selama ini?!''
''Alwyn, aku merasa aneh dengan jawabanmu barusan...'' ujar Randy serius menanggapi ucapan Alwyn.
Alwyn mengangguk menanggapi Randy. Lalu dia memperlihatkan gestur yang akan menyimak baik-baik ucapan Randy. Mereka yang awalnya hanya iseng berbincang sekarang justru malah berbicara dengan sangat serius.
''Dengar, aku hanya tahu kerja fisik, aku tidak handal dengan dokumen sepertimu. Aku tidak sebaik dirimu dalam mendeskripsikan seseorang... Memang, aku bertemu Lady Galina hanya pada saat kita menjemputnya dan memasuki kereta api... tidak seperti dirimu yang setiap hari bertemu dengannya. Tapi Alwyn, kesan yang kudapat saat melihat dan berbicara dengannya adalah hangat... awalnya aku tidak begitu menghiraukannya. Tapi, setelah beberapa hari ini. Aku akhirnya bisa dengan jelas membuat penilaian... Lady Galina sangat berbeda dengan para pelayannya.... Aku yakin... karena beberapa kali aku mengawal seorang lady, biasanya majikan dan pelayan, apa lagi jika mereka adalah seorang pelayan pribadi tentu akan memiliki chemistry yang hampir sama satu sama lain. Tapi, tiga pelayan itu... aku mendapat kesan was-was, seperti ketidak-amanan, aneh bukan?!'' seru Randy menjelaskan.
''Intuisi?'' tanya Alwyn menjawab pendapat Randy.
''Mungkin?!... Kau tahu, para bawahanku sebetulnya sangat berhati-hati dengan Lady Galina, mereka tahu siapa dia dan apa tujuannya untuk menikah dengan Tuanku. Secara naluri mereka mencoba mencari tahu tentang apa, siapa, dan bagaimana Lady Galina...'' ujar Randy kembali meneruskan pendapatnya.
''Lalu?!'' seru Alwyn datar tapi matanya terlihat sangat penasaran.
''Tidak satu pun dari bawahanku yang bisa mempercayai ucapan para pelayan itu jika berkaitan dengan Lady Galina. Mereka merasakan hal yang sama denganku... kau tahu, seorang pelayan pribadi seperti mereka akan selalu ada di sisi majikannya hampir di sepanjang waktu. Nah, bisa di bilang, bahkan seorang pelayan lebih mengenal siapa majikan yang di layaninya di banding orang tua majikan itu sendiri,'' ujar Randy penuh percaya diri dengan kata-katanya.
''Maksudnya?'' tanya Alwyn, kali ini dia terlihat merespons Randy.
''Pelayan itu tidak tahu apa pun tentang Lady Galina. Bahkan, para prajurit bisa merasakan hal itu... sengaja atau tidak, tapi mereka punya nalurinya sebagai seorang prajurit. Mereka akan mewaspadai hampir apa pun yang membuat mereka tidak nyaman... Pernah suatu waktu ketiga pelayan berada terpisah satu sama lain, lalu para bawahanku mencoba mencari tahu sesuatu dengan memberikan beberapa pertanyaan... Lalu, kau tahu?!''
Alwyn mengernyitkan dahi menanggapi Randy dengan sorot mata fokus kepadanya.
''Jawaban mereka tidak sinkron, sama sekali. Alwyn, di antara ketiga pelayan itu Rosa yang paling kentara kalau dia sedang berbohong...''
Alwyn dengan serius mendengarkan semua yang di bicarakan Randy, dia mengumpulkan dan menimbang semua informasi yang di dapat selama ini. Alwyn selama ini selalu merasa janggal dengan informasi di atas kertas yang dia dapat mengenai Lady Athaleyah Galina. Dan, sebagian besar tidak cocok. Lebih tepatnya, Lady Athaleyah Galina yang ada di atas kertas dan Lady Athaleyah Galina yang ada di hadapannya sekarang adalah dua sosok yang berbeda.
*****
Keesokan harinya setelah perbincangan Alwyn dan Randy, pagi itu Alwyn dan Sarah Windfold, dokter yang secara dadakan di bawa dari Stasiun Ceron, empat hari yang lalu terlibat perbincangan di ruangan Alwyn. Dia dokter wanita yang masih sangat muda, usianya baru 25 tahun, tapi kharisma yang di milikinya cukup untuk membuat Alwyn menghormatinya, walau Alwyn baru saja mengenalnya.
''Bagaimana keadaan Lady Athaleyah dokter?'' tanya Alwyn dari balik meja kerjanya.
''Keadaannya belum bisa di katakan baik tapi karena kondisi fisik Lady Atthy sangat bagus, saya rasa tidak akan ada masalah berarti...'' jawab Dokter Sarah dengan tenang.
''Atthy!'' pekik Alwyn di dalam hati, dia terkejut mendengar Dokter Sarah memanggil Atthy yang terdengar sangat akrab.
''Aku tidak mengerti maksudmu dokter?!'' tanya Alwyn mengacuhkan keterkejutannya tadi.
''Begini, Tuan Gusev... Sejak awal, dari pemeriksaan yang saya lakukan, terlihat kalau Lady memiliki fisik yang sangat bagus. Bahkan ketiga pelayannya tidak sebanding dengan Lady,'' jawab Dokter Sarah dengan sangat percaya diri, ''Mungkin karena mereka berasal dari daerah yang berbeda...''
''Daerah yang berbeda?!'' seru Alwyn bertanya dengan nada terkejut.
''Apakah Tuan Gusev tidak tahu?''
''Aku tidak mengerti...''
''Begini tuan, Lady Atthy sakit karena penolakan dari kondisi tubuhnya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Mabuk kendaraan adalah awalnya...''
''Itu aku tahu, kau sudah menjelaskannya.''
''Tapi, ketiga pelayannya sakit karena kelelahan... Bukankah, tuan sudah tahu, simptom yang di alami oleh ketiga pelayan dengan simptom Lady Atthy, berbeda...''
''Lalu, apa maksudnya mereka dari wilayah yang berbeda?''
''Tuan Gusev, dari penampilan fisik jelas terlihat kalau Lady Atthy berasal dari wilayah yang cenderung panas...''
''Itu, aku tahu, Lady Athaleyah berasal dari Nauruan...''
''Itu benar, Nauruan... karena disana juga adalah bagian dari Nauruan... tapi Nauruan yang umum orang tahu cenderung lebih sejuk. Sedangkan Lady, beliau berasal dari Caihina, daerah yang berupa gurun dan sabana di perbatasan Nauruan...''
''Gurun, sabana?!'' seru Alwyn terkejut, tiba-tiba dia teringat pembicaraannya dengan Atthy beberapa hari yang lalu.
**
''Lady, ini karena kelalaian saya yang melupakan kondisi Anda...''
''Tidak apa, jangan salahkan dirimu... Aku terbiasa berada di gurun dan sabana, jadi tubuhku sedikit terkejut, saat kita mulai memasuki wilayah Alpen yang dingin...''
**
''Benar... Gurun dan sabana. Ada Gurun pasir di bagian terluar Caihina lalu sabana di tengah... sangat luas... jika kita menempuh perjalanan antara tiga sampai lima hari dari pusat kota Nauruan. Di Caihina ada beberapa wilayah pemukiman penduduk yang cukup besar di sana. Ada sembilan desa di sana, berada di daerah terpencil yang di lupakan oleh pemerintah Nauruan. Tapi walau pemerintah telah melupakan mereka, kesembilan desa itu cukup mandiri. Meski saya juga cukup terkejut, saya tidak tahu kalau ada bangsawan yang tinggal di sana...'' ujar Dokter Sarah, menjelaskan dengan sangat lancar.
''Anda cukup mengenal Nauruan, Dokter Windfold...''
''Saya pernah mengunjunginya saat masih remaja dulu, mengikuti Guru saya.''
''Dokter Windfold, Anda yakin jika Lady Athaleyah dari Caihina?''
''Saya yakin, Lady seorang yang dibesarkan di wilayah Caihina. Kalung di leher Lady membuktikan keyakinan saya. Itu adalah identitas yang dimiliki oleh para gadis di Caihina.''
''Kalung?!'' pekik Alwyn di dalam hatinya, dia lagi-lagi di buat heran akan sesuatu yang berkaitan dengan Atthy, ''Ah aku ingat kalung itu. Bahkan Randy merasa aneh...''
Dua buah kalung unik di leher Atthy. Akhirnya Alwyn mengerti maksud Dokter Sarah yang bicara mengenai kalung di leher Atthy. Alwyn dan Randy juga sempat membicarakan hal itu dan berpikir jika itu hanya tingkah lady bangsawan akan suatu trend. Mereka berdua berpikir jika itu mungkin sesuatu yang biasa di Nauruan. Tapi, sayangnya Alwyn tidak bertanya lebih jauh mengenai arti dari dua kalung di leher Atthy yang tidak pernah dilepaskannya meski tidak cocok dengan pakaian yang dikenakannya.
''Aku mengerti sekarang, lalu apakah kondisi Lady Athaleyah bisa segera membaik?''
''Butuh waktu, tapi saya rasa Lady Atthy akan bisa beradaptasi. Pada umumnya, kebanyakan orang hanyan tahu jika gurun itu panas. Itu betul, panas yang cukup ekstrem. Tuan Gusev bisa melihat kulit Lady Atthy yang gelap, walau tidak menutup kemungkinan kondisi genetik juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Tapi, ketika matahari tenggelam. Suhu di gurun akan menurun drastis bahkan di bawah nol. Dari hal itu dan dari simptom yang di alami Lady, lalu kuatnya fisik Lady, kemungkinan besar, lambat laun tubuhnya akan segera menyesuaikan diri...''
''Baiklah, aku mempercayaimu, Terima kasih.''
''Baik, saya permisi Tuan Gusev...''
''Silahkan...''
''Kulit gelap, bola mata hijau, rambut merah... Bukan hanya satu, tapi banyak hal yang tidak sesuai dengan laporan di atas kertas... Ada apa ini sebenarnya?!'' seru Alwyn menggerutu setelah Dokter Sarah meninggalkan ruangannya.
*****
Akhirnya setelah menempuh perjalanan panjang, keesokannya, hari yang di nanti tiba, akhirnya kereta sampai di stasiun Alpen. Para prajurit yang sudah melakukan perjalanan pulang pergi sebelumnya juga sudah sangat kelelahan dengan perjalanan panjang yang memakan waktu sepuluh hari untuk Atthy dan lebih dari dua puluh hari untuk Alwyn dan yang lainnya karena mereka menempuh perjalanan bolak balik..
Sementara itu kondisi Atthy dan para pelayan masih juga belum membaik sampai hari ini, mereka masih demam akibat dari perjalanan panjang yang melelahkan.
''Lady...'' ujar Alwyn dengan wajah yang sangat cemas.
''Maafkan saya Tuan Alwyn, sepertinya saya sangat tidak bertenaga, bisakah Anda membantu saya?'' tanya Atthy, tubuhnya masih ngilu di seluruh bagian, tulang-tulangnya juga serasa di tusuk ribuan jarum.
''Tentu saja Lady... Tunggu... Tunggu sebentar, saya akan segera mencari...'' ucapan Alwyn langsung terhenti dan terperangah saat melihat sosok besar berdiri di pintu.
''Bahkan sejak dalam perjalanan menuju kediamanku, kau sudah merepotkan semua orang!'' seru seorang pria besar dengan suara berat di pintu ruangan Atthy, jelas dia sedang memberikan kritik pada Atthy.
''Yang Terhormat Tuanku...'' ujar Alwyn langsung memberi hormat saat mengetahui kehadirannya.
''Alwyn, kau bahkan tidak bisa mengatasinya!'' seru pria besar itu menghardik Alwyn hingga dia tidak bisa menyelesaikan kata-katanya padahal suaranya lembut dan datar tapi rasanya menusuk sampai ke dalam hati Alwyn.
''Kau hanya seorang wanita bodoh... Kau terlalu tinggi berpikir tentang dirimu. Bagiku, kau tidak lebih baik dari mereka yang melemparkan dirinya pada pria di jalanan setiap malam hanya untuk sekantung uang,'' ujar Hugh dengan santainya sambil mencari helai demi helai pakaiannya yang tercecer tak jauh dari tempat tidur.Bergetar tubuh Atthy, mendengar kalimat demi kalimat yang di lontarkan Hugh yang terus merendahkan dirinya. Dia bukan tidak marah, tapi otaknya masih bisa memperingatkannya untuk tidak terbawa emosi demi keluarganya, selain dia hanya bisa membelalakkan matanya menatap Hugh. Seorang pria bangsawan gagah nan tampan bergelar Duke yang sudah tiga bulan berstatus sebagai suaminya.Kata-kata Hugh yang tajam, menghunus tepat di jantung Atthy.Terkejut, heran, bingung, juga marah bercampur jadi satu membangunkan Atthy dari mimpi indahnya semalam.Malam pertama Atthy dan suaminya Duke Griffith, di awali dengan sebuah tragedi dan sama sekali tidak romantis seperti yang dibayangka
Di luar ruangan telah menunggu tiga pelayan pribadi Atthy. Mereka segera menunduk memberi salam saat Hugh keluar dari kamar Atthy. Wajah mereka semua terlihat merona mengingat bagaimana Hugh dan Atthy majikan mereka, baru saja menghabiskan malam bersama untuk pertama kalinya setelah tiga bulan masa pernikahannya.''Tuanku, apa ada hal yang harus saya persiapkan?'' tanya Helena yang baru saja datang lalu segera menyapa menghampiri tuannya.''Panggil Alwyn ke ruanganku segera, dan juga panggil Dr. Windfold untuk melihat kondisinya!'' seru Hugh memerintah.''Maaf, tuanku?!'' jawab Helena dengan wajah bertanya.''Dia... Sepertinya terluka, tidak... Dia, memang terluka... Sudahlah!... Kau urus saja dia!'' seru Hugh, dia berbicara dengan kaku meski wajahnya tetap terlihat datar di mata orang lain, tapi tidak dengan Helena, dia bisa melihat kalau tuannya sedang merona saat ini.Helena heran melihat ekspresi canggung dari tuannya, ekspresi yang sangat jarang di perlihatkan oleh Hugh, meski pun
Atthy menatap Helena yang dengan berani menahan tangannya ketika hendak menanda tangani surat cerai.Helena segera menarik kembali tangannya karena dia sendiri terkejut dengan tindakannya.''Helena!'' seru Atthy refleks menegur tindakan Helena, tapi bola mata Atthy tampak seperti ingin menangis karena dia memahami bagaimana perasaan Helena saat ini.''Duchess,'' panggil Helena dengan suara bergetar, ''Maafkan kelancangan saya... Tapi, Duchess... Tolong pikirkan lagi!'' seru Helena dengan segera, sambil berusaha menundukkan dirinya karena telah melakukan kesalahan sebelumnya, ''Ini... ini... mungkin salah paham...''''Kurasa tidak, Helena!'' seru Atthy sembari memegang tangan helena yang bergetar, ''... aku sudah berjanji pada tuanmu tadi pagi,'' Atthy menambahkan kalimatnya dengan sikap tegas.''Duchess!'' panggil Helena dengan raut wajah cemas, ''Saya mohon Duschess, tolong tahan dulu!... Saya akan menanyakan alasannya pada Tuanku Duke...''Terlihat jelas bahwa Helena tidak lagi bisa
Selama berada di Manor, tidak pernah sekali pun Atthy mengeluh. Atthy juga nyaris tidak keluar dari lingkungan Manor. Dia hanya keluar jika diperlukan, selebihnya dia akan duduk manis di dalam Manor. Hal yang cukup mengejutkan bagi sebagian besar penghuni Manor karena mereka telah mendengar beberapa hal mengenai wanita yang akan datang sebagai calon istri Duke Hugh Griffith.Para penghuni Manor tahu kalau Atthy hanya seorang Lady dari golongan bangsawan tingkat rendah. Awalnya mereka tidak mnyukai kehadiran Atthy. Tapi, semakin lama mereka mengenal Atthy, mereka mulai mengagumi sikap elegan dan karakter yang di miliki Atthy. Atthy mengerti bagaiman menjaga etika dan tata tertib seorang bangsawan dengan sangat baik sekali. Karenanya, mereka cukup terkejut mendengar Atthy keluar dari Manor bahkan tanpa pelayan pribadi apa lagi pengawal di sisinya.''Apa maksudmu?!'' seru Alwyn bertanya dengan wajah sangat serius, ''Apa yang hendak di lakukannya di luar Manor sendirian?!"''Maaf... Maafka
Salju putih terus berjatuhan butir demi butir menimpa kepala Atthy, dia bersusah payah hanya untuk melangkahkan kakinya di tumpukan salju sepanjang jalan.Atthy mulai bingung ke mana dia harus melangkah?Baru tiga bulan dia di Skythia, frekuensi Atthy keluar Manor bisa di hitung jari. Karenanya, jelas Atthy tidak tahu lingkungan di luar Manor. Apa lagi, ketika Atthy keluar selalu menggunakan kereta kuda.Atthy terus berjalan tak tentu arah, karena dia tidak bisa membedakan yang mana jalan yang seharusnya di lalui. Tertutup salju tebal di atasnya, semuanya tampak nyaris sama bagi Atthy.Ketidak-tahuan membuatnya terus berjalan dan terus memasuki wilayah hutan semakin jauh kedalam.Atthy yang selama ini hidup di antara gurun pasir yang terik dan sabana luas, kini dia kesulitan menghadapi ganasnya cuaca dingin bersalju di hadapannya.Selama di dalam Manor, Atthy selalu di layani oleh pelayan dan nyaris tidak pernah jauh dari perapian. Tapi sekarang, dia tidak punya apa-apa kecuali pakaian
Beberapa saat kemudian wajah Ash kembali membuat ekspresi heran tidak percaya, dia berkali-kali melirik ayahnya dan melihat surat itu berulang kali.''Apa mataku rabun?'' tanya Rowtag dengan ekspresi meledek Ash.''Ayah...'' panggil Ash dengan ekspresi tidak percaya masih terlihat di wajahnya, ''Lamaran ini untuk Atthy?'' tanya Ash dengan wajah sangat heran.''Ya,'' jawab Rowtag, membalas Ash dengan memasang ekspresi yang dengan sengaja meledeknya.''Dari seorang Grand Duke?!'' sahut Ash dengan nada bertanya, dia masih tidak bisa mempercayainya.''Kalau mata kita berdua normal... Itu yang tertulis di situ,'' jawab Rowtag dengan wajah menunjukkan kalimat ''apa ku bilang''.''Apa ada kemungkinan Ibu Kota Kerajaan melakukan kesalahan?!'' seru Ash bertanya, dia masih tidak bisa mempercayainya.''Kau bertanya padaku?... Aku tidak tahu
Setelah selesai makan malam dan berbincang sebentar, mereka segera kembali ke kamar masing-masing untuk bersiap tidur. Ada empat kamar di rumah sederhana ini. Rowtag dan Ash masing-masing sendiri. Ay sekamar dengan Dimi saudara kembar Gafy. Lalu, Atthy sekamar dengan Gafy.Agafya atau biasa di panggil Gafy atau Gaff, dia dilahirkan dengan kondisi tubuh lemah, tapi meski seperti itu, Gafy selalu ceria dan cerewet, dia salah satu sumber kebisingan di rumah sederhana ini setelah Dimi yang selalu aktif, seolah tenaga Gafy diambil untuk dirinya sendiri.''Kak... Apa kakak akan menerimanya?'' tanya Gafy dengan mata yang masih berbinar-binar.''Apa?'' tanya Atthy acuh sembari mengangkat sekeranjang jemuran yang sudah diangkatnya tadi sore.''Lamaran pernikahan itu?!'' seru Gafy menjawab sambil merungut kesal. Tapi, dia tetap menggerakkan tangannya membantu Atthy melipat pakaian.''Hm?..
Pagi itu, keluarga Galina mengerjakan pekerjaan mereka seperti biasanya. Atthy akan membersihkan rumah dan mencuci baju pagi-pagi. Rowtag akan memasak, membuat sarapan di bantu oleh Gafy. Dimi akan mengurus hewan peliharaan, stok protein hewani untuk keluarga. Ash dan Ay, mengurus daging, kulit, dan bulu hewan hasil buruan mereka.Berburu menjadi salah satu keahlian penduduk Caihina. Kulit dan bulu binatang buruan menjadi komoditi unggulan penduduk gurun membuat mereka sangat terkenal di kalangan pedagang. Harga kulit atau bulu hasil produksi penduduk gurun sangat tinggi di pasaran, karena kualitasnya yang sangat unggul di banding di wilayah lain.''Ayah, Kakek!'' panggil Atthy di sela-sela masa senggang mereka setelah sarapan, ''Aku sudah memikirkan mengenai lamaran pernikahan itu.''''Atthy, jangan terburu-buru mengambil keputusan, pikirkan dulu baik-baik!'' seru Ashton, mengingatkan putri sulungnya, ''Masih banyak wak
HAHHHTerdengar desahan yang cukup keras dan berat dari Alwyn membuat Randy terkejut melihatnya.''Alwyn, ada apa?'' tanya Randy dengan dahi mengernyit. ''Wajahmu?! Terlihat jelas kau sedang cemas... Seperti bukan dirimu yang selalu tenang,'' ujar Randy lagi, dia heran dengan tampilan yang di tunjukkan Alwyn.''Lady Atthaleyah, aku bingung harus bagaimana?'' jawab Alwyn mengeluh.''Kenapa?!'' seru Randy bertanya dengan heran, ''Bukankah selama ini Lady tidak pernah membuat masalah kecuali dia sakit, tapi itu bukanlah hal yang bisa di atur...'' ujar Randy lagi.''Justru itu masalahnya, karena Lady tidak pernah mengeluh, tidak sekali pun!'' sahut Alwyn dengan ekspresi cemberut, ''Malah membuatku semakin cemas melihat keadaannya.''Randy terdiam mendengar keluhan aneh sahabat baiknya, dia tidak menyangka Alwyn yang selalu menunjukkan topeng tenang seperti tidak
Kegugupan Rosa menyentil rasa penasaran Alwyn, sedikit lagi dia merasa bisa mendapatkan sesuatu dari para pelayan yang di bawa Atthy''Tuan... Tidak ada masalah apa pun, kami hanya tidak terbiasa dengan perilaku nona... Eum... Maksud saya Lady Galina,'' ujar Stela menjawab Alwyn, walau terlihat cemas sebagai pelayan senior dia mampu mengatasinya.''Tch!'' Alwyn berdecap kesal, ''Sepertinya aku melakukan kesalahan, sial... aku ceroboh... seharusnya aku memanggil mereka satu per satu,'' ujar Alwyn menggerutu di dalam hatinya.''Kalian boleh pergi,'' ujar Alwyn melepaskan mereka untuk sementara waktu, ''Ingat, kalian harus segera mengatakan padaku jika ada sesuatu yang membuat Lady kalian merasa tidak nyaman!'' seru Alwyn mengakhiri pembicaraan.Alwyn tahu dengan melihat gelagat mereka, dia tidak akan bisa mendapat informasi yang dia inginkan. Alwyn mengurungkan niatnya untuk menginter
Beberapa jam kemudian, seperti yang di katakan Alwyn mereka telah sampai di stasiun dan segera memasuki gerbong khusus yang di sediakan untuk mereka. Atthy tercengang melihat kereta uap di hadapannya, seumur hidupnya baru kali ini dia melihat kereta uap dengan mata kepalanya karena selama ini dia hanya tahu tentang kereta uap dari cerita ayah atau kakeknya, juga dari koran atau buku yang dibacanya.Atthy tidak mampu menyembunyikan keterkejutan dan kekagumannya pada Ular Besi yang dengan gagah berdiri di hadapannya cocok dengan warnanya yang hitam legam.Melihat kelakuan Atthy, Alwyn dan Randy kembali menampakkan ekspresi yang sama dengan saat berjumpa Atthy tadi, begitu pun para pengawal. Walau begitu mereka tetap berusaha sopan dan tidak menunjukkan rasa heran mereka dengan terlalu jelas, dan tetap menghormati Lady yang hampir terkesan norak di hadapan mereka sekarang.''Lady... Silahkan,'' ujar Alwyn m
Beberapa waktu kemudian ketika Atthy sudah selesai dengan segala keperluannya, utusan dari Alpen datang menjemputnya. Kereta kuda elegan nan mewah datang bersama para prajurit gagah berjajar rapi di sekelilingnya, terlihat jelas perbedaan iringan yang datang menjemput Atthy saat di Caihina, bukan hanya kemewahan dari atribut yang di bawa oleh iringan itu tapi juga etika para prajurit yang sopan dan tegas berwibawa pada Atthy.''Selamat siang Lady Galina... Perkenalkan, saya adalah Alwyn Gusev, pemimpin iringan yang di utus Tuanku Duke Griffith,'' sapa seorang pria memberi salam pada Atthy, bisa terlihat jelas dia adalah pemimpin dari para utusan ini, intonasi suara dan perilakunya sangat elegan, walau sangat singkat tapi terasa jelas bagaimana menawannya etitude yang di milikinya.''Selamat siang Lady Galina... Perkenalkan saya adalah Randy Rozenfeld, saya akan jadi komandan pengawal iringan Anda sampai kita tiba di kediaman Tuanku Duke Grif
Ash dan Rowtag akhirnya pasrah saat Atthy sudah mantap dengan keputusannya.Atthy bukan tipe gadis lemah gemulai yang bisa bersikap manja, tapi Atthy telah menerima pendidikan yang cukup dari Laura, ibunya, sebelum dia meninggal, dan juga dari Ash ayahnya selama ini.Atthy hidup dan dibesarkan sebagai gadis rakyat jelata dalam kehidupan sehari-harinya. Tapi, pengetahuan yang di miliki Atthy, bahkan melebihi yang dimiliki para gadis remaja bangsawan seusianya. Sebagai seorang wanita bangsawan, Atthy sangat mumpuni, dia punya kualitas itu, dan Ash sangat memahaminya. Karena hal itu juga Ash hampir selalu merasa bersalah melihat Atthy. Apa lagi saat Laura istrinya masih hidup, dia memperhatikan bagaimana Laura melatih dan mendidiknya untuk bisa hidup sebagai seorang Lady yang terhormat. Karena saat itu, Laura percaya kalau suatu saat nanti, Atthy pasti bisa menjalani hidup yang lebih baik sebagaimana mestinya hidup seo
Cara Billy berbicara dan memandang ayah dan kakeknya menunjukkan kesan buruk dan dengan jelas dia sedang merendahkan Rowtag. Jangankan Ash, bahkan Atthy dan Ay membenci tingkah Billy Kutcher di pertemuan pertama mereka.Keluarga Rowtag masih bisa menahan emosi mereka dan masih dengan sopan mempersilahkan Billy untuk masuk ke dalam rumah mereka dan bicara dengan lebih leluasa dari pada berdiri di halaman rumah.''Tuan Kutcher, sepertinya ada kesalahpahaman di sini,'' ujar Rowtag dengan hati-hati.''Apa maksudmu Baron Galina?'' tanya Billy Kutcher, pemimpin dari utusan iringan untuk menjemput Atthy, dengan nada yang cukup tidak nyaman di dengar telinga keluarga Rowtag saat itu.Rowtag tidak seperti Ash yang mengenyang bangku pendidikan sebuah akademi. Sebelum mendapat gelar sebagai Baron, dia hanya seorang rakyat jelata dengan profesi utamanya adalah seorang pemburu. Rowtag tidak begitu memahami tentan
Atthy tegas menghardik Ay tapi dengan lembut dia membelai kepala Ay.Atthy mengingatkan Ay karena sebagai bangsawan, meski tidak mendapatkan pendidikan secara formal tapi tetap tidak menutupi fakta bahwa mereka diajarkan dengan baik dan benar oleh kedua orang tuanya. Menjaga santun ucapan supaya kata-kata kasar yang tidak pantas, tidak sampai terucap, setidaknya itulah yang di ajarkan Ash dan Laura ibunya yang seorang guru etiquette. Meski pun pada prakteknya bahkan Ash sendiri masih lalai menerapkannya apa lagi Rowtag. Tapi, masalahnya bukan hanya itu, kata-kata kasar merendahkan yang ditunjukkan pada bangsawan kelas tinggi, apa lagi bangsawan yang termasuk dalam kerabat kerajaan bisa di kenai hukuman berat jika ada petugas berwenang yang mendengarnya.''Maaf, tapi tolong maklumi...'' jawab Ay sambil tersengih pada kakaknya, ''Aku kesal kak, sudah jelas kita menolaknya. Tapi kenapa dia tetap mengirim utusan untuk menjemputmu?!'' seru Ay men
*****Flash back saat Ashton dan Aydan pergi ke pusat kota Nauruan setelah Atthy menyetujui lamaran.Ash dan Ay pergi ke pusat kota hendak berjualan dan mengirimkan surat balasan untuk lamaran Atthy. Sembari berdagang mereka mencoba menggali informasi tentang Griffith dan Alpen untuk memantapkan pemikiran mereka mengenai lamaran Atthy. Hasilnya, meski hanya rumor tapi terlalu banyak cerita menakutkan mengenai Grand Duke Griffith yang di kenal kejam dan berhati dingin, karena itulah dia bisa menaklukkan Alpen dan menjadi penguasa di sana.Ay langsung berontak pada Ash ayahnya seketika itu juga ketika mendengar kalau calon kakak iparnya adalah seorang yang kejam dan tak berperikemanusiaan, saat mereka mencari informasi mengenai Grand Duke Griffith di pusat kota Nauruan beberapa minggu yang lalu.''Ayah aku tidak peduli dengan kedudukan yang di milikinya, walau seorang Grand Duke sekalipun. Bukan hanya dia tua bangka
Pagi itu, keluarga Galina mengerjakan pekerjaan mereka seperti biasanya. Atthy akan membersihkan rumah dan mencuci baju pagi-pagi. Rowtag akan memasak, membuat sarapan di bantu oleh Gafy. Dimi akan mengurus hewan peliharaan, stok protein hewani untuk keluarga. Ash dan Ay, mengurus daging, kulit, dan bulu hewan hasil buruan mereka.Berburu menjadi salah satu keahlian penduduk Caihina. Kulit dan bulu binatang buruan menjadi komoditi unggulan penduduk gurun membuat mereka sangat terkenal di kalangan pedagang. Harga kulit atau bulu hasil produksi penduduk gurun sangat tinggi di pasaran, karena kualitasnya yang sangat unggul di banding di wilayah lain.''Ayah, Kakek!'' panggil Atthy di sela-sela masa senggang mereka setelah sarapan, ''Aku sudah memikirkan mengenai lamaran pernikahan itu.''''Atthy, jangan terburu-buru mengambil keputusan, pikirkan dulu baik-baik!'' seru Ashton, mengingatkan putri sulungnya, ''Masih banyak wak