Share

70. DIA MEMANG GAGAH

Permukaan air kolam makin bergelombang saat aku naik kepermukaan dengan nafas tersengal butuh udara.

Pelampiasan.

Itulah yang sedang kulakukan saat saat ini.

Saat aku yang seharusnya masih mengabiskan waktu duduk di salah satu kursi bar, pulang lebih awal dengan perasaan buruk yang tak tahu harus ku salurkan kemana.

Sementara wajah Karin yang begitu lugasnya menyebut adikku menjijikan dan tak tahu diri, berubah pucat hanya karena aku membalas dengan beberapa kata.

Tes! Tes!

Dan tetes hujan yang menyapu wajah, mengalir ke dalam mata kemudian jatuh menyusuri pipiku bersama air mata yang keluar tanpa isak.

Dadaku begitu sesak.

Bukan karena ucapan yang terlalu sering diperdengarkan Karin padaku. Baik langsung atau berbisik. Ucapan sama yang juga keluarga bapak perdengarkan padaku juga pada adikku sejak kami hadir dalam hidup mereka.

Mungkin kini, aku sudah benar-benar mati rasa untuk memikirkan apa yang sengaja mereka semua perdengarkan, orang-orang yang sikapnya langsung berubah begitu b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status