Share

102. FITNAH MEREKA

"Duduklah di sini."

Ucapan mas Rendra yang saat pulang tidak menunjukkan wajah berbeda, membuat meja makan yang sudah berisi makan malam, sepi.

Tiga pasang mata yang melihat tangannya menahan lenganku, bahkan tampak terkejut.

Sementara aku yang bisa melihat senyum di mata eyang, tak menemukan penolakan saat mas Rendra menarik kursi di sampingnya. Sementara Ares mengangkat jempolnya tinggi.

Dan Riris, bocah yang bertukar tempat duduk dengan Ares saat sarapan pagi tadi, menatapi diriku dan kakaknya bergantian sampai-- "Ris," Ares menyenggol bahu sang kakak, "lo gak mau pindah lagi? Awas nanti gak ketelen kalo makan depan mbak Runi, lho."

Dan Riris yang hanya melirik adiknya tanpa kata, membuat tawa Ares tercipta untuk godanya sendiri yang tidak berhenti meski tatapan galak jadi balasan dari sang kembaran, gadis yang langsung masuk ke kamarnya sendiri begitu selesai makan.

"Dia kalo ngambek lama Mbak, biarin aja." Aku yang menatap tangga melirik Ares yang mengambil sekaleng kerupuk, "mb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status