Beranda / Pernikahan / MENJADI ORANG KEDUA / 104. MENJADI BENALU

Share

104. MENJADI BENALU

Ping: udah balik kantor belum, Mbak? Maaf baru bales. Aku udah pulang dan capek banget mau langsung tidur.

Pesan kedua yang masuk berupa potret adikku yang sedang rebahan. Menunjukkan tanda peace yang mampu membuat senyumku tercipta.

Meski setelah aku mengirim balasan, Santo langsung menelpon.

"Mbak gak kerja lagi? Kenapa? Apa ada yang buat masalah lagi sama mbak Runi?"

Tanpa halo, Santo langsung bertanya. Dan nada suaranya mampu membuatku yang tidak bisa bertemu dengannya hari ini, memperdengarkan tawa. Menatap sisa hujan pada rumput pun melirik kerbau yang pemiliknya sedang makan keripik singkong yang kubeli dari bu Bandriah.

"Huh, aku jadi pingin menghiburmu Mbak." Ucap Santo setelah mendengar apa yang terjadi padaku hari ini.

"Kalau begitu teruslah bicara, biar mbak dengar suaramu, Nang."

"Hanya itu?" Tanya bocah besar yang nampaknya mau mengajakku bicara selama apapun meski ia bilang capek.

"Iya, Nang, hanya itu."

Dan jawabanku membuat tawa Santo tidak hanya menyusup pada telinga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status