Home / Romansa / MENGGODA MANTAN ISTRI / Mantan Istri VS Mantan Suami

Share

MENGGODA MANTAN ISTRI
MENGGODA MANTAN ISTRI
Author: Miss Kay

Mantan Istri VS Mantan Suami

Author: Miss Kay
last update Last Updated: 2024-10-18 03:00:29

"Bagaimana?"

Tangan Valeria mengepal. Dia masih tak menyangka kepada pria yang duduk di hadapannya dengan balutan jas hitam tersenyum remeh memandangnya. Seorang mantan suami yang sudah menceraikannya selama tiga tahun kini menawarkan uang untuk menutupi kerugian yang menimpa perusahaannya.

"Apa maksudmu, Tuan Alan? Aku tidak sudi menerima uang yang kau berikan!" maki Vale sambil melemparkan amplop coklat berisi uang yang berada di atas meja ke wajah Alan.

Weni sang asisten yang sejak tadi duduk di sofa dengan tenang melihat Tuan Alan dihina seperti itu langsung buka suara. "Anda bisa saja menolaknya Nona Valeria, tapi bagaimana dengan ribuan karyawan yang bekerja di perusahaan orangtua anda yang sedang berada di ujung tanduk?"

"Itu urusanku bukan urusan kalian. Jangan sok tahu tentang masalah keluargaku. Sekarang pergilah, kalian tentu tahu pintu keluar di mana."

Baru saja Weni ingin menyahuti Valeria, Alan langsung mengisyaratkan tangannya agar jangan bicara. Alan memajukan punggungnya sedikit dekat ke meja yang membatasi mereka berdua.

" Kau jangan terburu-buru menolaknya mantan istri. Aku bisa mengerti dengan egomu yang tinggi itu. Tapi bagaimana dengan Ayahmu dan nasib perusahaan kalian yang sedang di demo hampir seluruh karyawan. Bagaimana? Kau pilih apa yang aku inginkan atau kau menumbalkan semua apa yang sudah Kakekmu perjuangkan?"

Alan mengambil amplop coklat tebal yang dilemparkan tadi oleh Valeri ke wajahnya. Dia meletakkan amplop berisi uang itu ke meja lalu dia geser tepat di depan Valeria sambil berkata.

"Kau akan membutuhkannya karena sebentar lagi kamu dan mantan Ayah mertua harus meninggalkan rumah ini. Jangan lupa Ayah Kamu berhutang banyak kepadaku."

Setelah mengatakan ucapan yang semakin membuat Valeria kesal Alan berdiri dari duduknya, tersenyum tipis menatap Vale kemudian pergi dengan langkah lebarnya sambil bersiul.

Weni menaruh paperbag yang berisi gaun indah dari merk brand ternama di atas meja. "Anda harus memakai ini nanti malam ke tempat yang sudah dipesan tuan Alan. Nanti akan ada sopir yang akan menjemput Anda. Nona, tolong turuti perintah tuan Alan kali ini saja semua demi keberlangsungan hidup anda dan tuan Satia kedepannya."

Wenipun pergi menyusul Tuannya yang sudah lebih dulu pergi keluar menunggunya di dalam mobil.

"Sialan! Turuti apanya dia pikir aku boneka yang gampang dia permainkan, dasar buaya laut. Oh, astaga kenapa nasibku seperti ini," keluh Valeria sambil menatap pias ke paperbag mewah yang berada didepannya.

*

*

Belum ada setengah jam Vale istirahat di kamarnya. Tiba-tiba pintunya diketuk dari luar oleh pelayan.

Tok!

Tok!

"Nona, ada orang yang mengaku dari Bank ingin menemui anda," ucap pelayan itu.

Vale yang mendengar kata Bank langsung bangun dari tempat tidurnya. "Ya! Aku akan turun tolong tunggu sebentar," sahut Vale yang sedang menarik nafas pelan lalu bersiap keluar.

Vale menuruni tangga dengan wajah datarnya menatap dua orang karyawan Bank yang sedang menunggunya.

"Selamat siang Pak, ada keperluan apa datang kerumahku?"

"Siang, Nona Valeria. Kami diperintahkan untuk menemui anda agar secepatnya keluar dari rumah ini karena rumah ini akan disita."

"APA?! Jangan bercanda kalian Ayahku tidak pernah menjaminkan rumah ini kepada pihak kreditur jangan sembarangan kalau bicara."

"Tuan Satia mempunyai tunggakan sebesar 10 triliun kepada Bank. Rumah ini dijaminkan dan beberapa mobil juga Nona. Ini bukti tanda tangan Tuan Satia yang meminjam kepada Bank Kami."

Vale mengambil surat perjanjian kredit pinjaman itu. Tapi tiba-tiba matanya melotot kaget melihat nama Bank yang tertulis. "Bank ALAN CC," gumam Vale. "Ini Bank ALAN, Alan mantan suamiku," ucapnya lagi dengan wajah terkejutnya.

"Benar sekali Nona, Bank ALAN milik mantan suami anda. Tuan Satia mempunyai hutang yang belum dibayarkan sudah terlalu lama. Dan saya ditugaskan untuk menyita rumah ini. Tapi ada pesan dari Tuan Alan agar memberi anda waktu selama tiga hari untuk keluar dari rumah ini."

Vale dibuat syok dengan perbuatan Ayahnya yang sekarang entah kemana sudah seminggu tidak bisa dihubungi. Sejak kepulangannya dari London dia belum bisa menemui Ayahnya.

"Kalian pergilah nanti aku sendiri yang akan menghubungi Tuan Alan," titah Vale.

"Baik Nona, kami permisi," pamit mereka.

Setelah kepergian dua orang dari Bank milik Alan. Vale menghubungi nomer Ayahnya. Sayangnya nomer telpon yang dia hubungi tidak aktif. Hatinya dibuat resah dengan kabar Ayahnya yang entah kemana seperti kabur dari masalah.

Sedangkan asisten Ayahnya juga sudah lelah dengan pekerjaan dan tuntutan karyawan yang berdemo hampir setiap hari diperusahaannya. Entah sebenarnya kenapa perusahannya tiba-tiba kacau seperti ini.

"Apa yang harus aku lakukan Kakek, di mana Ayah... Aku tidak sanggup kalau seperti ini. Apa harusku lepaskan saja semua yang sudah Kakek bangun," ucap Vale lirih sambil memegang figura kecil ditangannya.

*

*

Di atas balkon ada Alan yang sedang mendengarkan laporan dari Weni asistennya dengan serius.

"Tuan Satia berada di Rusia untuk menemui sahabatnya, Tuan Mario . Tapi sampai saat ini tuan Satia belum ada kabar lagi tuan. Menurut informasi terakhir yang saya terima tuan Satia tidak pernah terlihat keluar setelah masuk ke dalam kediaman mewah milik sahabatnya. Tak ada kabar dari beliau membuat perusahaan terguncang dan colap."

"Kebiasaannya bermain judi membuat dia lupa dengan nasib perusahaannya. Kalau sampai Vale tahu mantan istriku itu pasti sangat kecewa. Karena selama ini yang dia tahu Ayahnya itu seorang yang bersih tanpa cela."

"Lalu apa yang anda inginkan. Apa mereka masih harus mengikuti Tuan Satia?"

"Biarkan saja dia di sana, andai saja pria tua itu masih hidup jaga dia untukku. Tapi kalau sudah tidak bernyawa bawa mayatnya kerumahku."

"Baik Tuan... tapi bagaimana dengan Nona Violet apa anda mau menemuinya?"

"Ya tentu saja bilang aku akan menemuinya. Jangan sampai dia menunggu," ucap Alan yang masih memunggungi Weni.

"Baik, saya akan menyampaikannya."

Weni keluar dari kamar Alan untuk menemui Violet kekasih tuannya yang sedang menunggu. Sepanjang jalan menuju kamar Violet, Weni berpikir keras memikirkan tuannya. Sangat sudah jelas kalau tuannya itu masih mencintai mantan istrinya. Tapi karena kecintaannya dengan wanita Jerman itu membuat dia rela menceraikan Nona Valeria.

"Tuan Alan benar-benar payah apa matanya buta menceraikan wanita secantik itu. Lihat saja Violet itu benar-benar wanita matre dan manipulatif. Hanya modal membuka kaki lebar saja sudah bangga. Tapi dasar Tuan Alan juga aneh setelah mendengar mantan istrinya itu sedang dekat dengan pria lain langsung saja kepanasan," gerutunya sepanjang jalan menuju kamar Violet.

Alan masih menikmati rokok dan wine ditangannya. Tatapannya menarawang jauh memikirkan Vale. Selama dia bercerai dan lebih memilih Violet. Entah sadar atau tidak hanya satu kamar utamalah yang tidak boleh dibuka selain dirinya yang membuka kamar itu. Pernah Violet berusaha membukanya membuat Alan murka tak ingin berhubungan lagi dengannya.

'Kau tidak akan bisa menolakku kali ini. Maaf kalau aku harus membuatmu menderita,' monolognya.

***

Tiga hari kemudian...

"Kalau aku pergi menemuinya pria itu pasti besar kepala. Tapi kalau aku tidak menemuinya bagaimana dengan nasib perusahaanku. Apa aku harus menerima tawaran gilanya menjadi kekasih gelapnya? Akh!... Rasanya inginku tonjok saja wajahnya waktu itu," geram Vale mengingat pertemuannya dengan mantan suaminya setelah sekian lama tidak bertemu.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Miss Kay
hallo reader, untuk story ini tahap revisi ya. mhn mf klo ada bab yg terganti.mksi
goodnovel comment avatar
Miss Kay
Terima Kasih yang sudah membaca cerita ini. Tapi aku juga menyarankan baca buku ku yang satu lagi ya. Bagi yang suka cerita2 ala drakor bisa dibaca ceritaku yang satu lagi yah... Di jamin nggak bosen. Salam manis dan sayang untuk pembaca ku. love u ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Licik tapi sayang

    "Kau harus menuruti apa yang ku mau selama Violet tidak berada disisiku. Calon istriku itu sedang berada di Itali selama tiga bulan karena ada pekerjaan di sana. Kau tentu tahu kebutuhan biologisku selama kita masih menjadi suami istri dulu." "Aku bukan pelacurmu simpan saja uangmu itu," ucap Valeri dengan tatapan tajam kepada Alan. "Nona Valeria kenapa kau masih saja keras kepala. Aku menawarkan keuntungan untukmu. Kau akan bahagia dan perusahaan Kakekmu itu akan aman. Apa kau tahu hutang Ayahmu sangat menumpuk. Beberapa para investor menarik uangnya. Dan kau jangan lupa Ayahmu juga berhutang banyak kepadaku," urai Alan dengan tenang duduk di atas meja kerjanya sambil melipatkan kedua tangannya. "Kau sudah gila! Aku tidak akan pernah mau menerima tawaranmu sudah cukup kita pernah mengenal. Jadi jangan sok baik untuk menolongku. Kalau kau ingin hartaku maka ambil saja. Aku tidak perduli lagi permisi," jawab Valeria dengan wajah datarnya lalu pergi dari ruangan itu tanpa memakai g

    Last Updated : 2024-10-18
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Membawa mantan istri

    "Kau habis dari mana Vale?" tanya Cathy yang sejak tadi menunggunya. "Maaf... Aku tadi ada urusan sedikit, kenapa belum tidur?" "Owh, aku belum mengantuk saja. Emm... Vale tadi Ibuku telpon memintaku pergi ke rumah Tante Nana. Tanteku sakit tak ada yang mengurusnya. Bisakah Aku pinjam mobilmu kesana?" "Kau itu bagaimana pakai saja jangan sungkan. Apa aku boleh ikut?" "Ah... tidak! Jangan. Aku hanya sebentar saja. Kamu di rumah saja tidak apa-apakan?" "Ok baiklah, ini kunci mobilnya kamu hati-hati di jalan." Tanpa curiga kepada Cathy, Vale mengantarnya keluar rumah sampai wanita itu pergi mengendarai mobilnya. Vale masuk ke dalam rumah dia berjalan menaiki tangga menuju kamar. Sudah tiga hari wanita itu menginap di rumah temannya. Vale mempunyai harta gono gini dari mantan suaminya tapi dia tidak pernah menghuni rumah mewah yang diberikan mantan suaminya. Beberapa mobil mewah pun berdebu digarasi rumah itu. Dan beberapa aset seperti properti dan restoran tidak pernah di

    Last Updated : 2024-10-22
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Memaksa cintanya

    "Kau mau membawaku kemana? Sepertinya jalan ini ke rumah utama. Hey apa kau sudah gila! Aku mau turun di sini saja... berhenti ku bilang!" Ckit! Suara bunyi rem mendadak terdengar jelas di telinga mereka. Alan melirik Vale yang ingin keluar dari mobil BMW mewahnya. "Coba saja kau keluar aku pastikan kita akan melakukannya di sini." "Apa kau tuli hah! Aku tidak mau ke rumah itu dan berhenti mengancamku, Alan." "Kita akan tetap ke sana karena itu rumahmu!" tanpa menghiraukan caci maki Vale. Alan tetap membawa Vale ke rumah utama mereka yang dulu pernah mereka tinggali bersama. Menempuh perjalanan selama 30 menit dengan banyak drama akhirnya sampai di depan pintu mewah pagar hitam sudah ada penjaga yang membukanya menyambut mereka. Alan turun dari mobil tanpa Vale yang masih betah bertahan diam di dalam mobil. Tanpa memaksa Vale turun Alan bersandar ke tiang kokoh rumahnya dengan menghisap rokok sambil melihat Vale yang masih tetap bertahan di dalam mobilnya. Beberapa pengawa

    Last Updated : 2024-10-23
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Berani main api

    Suara cuitan burung di luar balkon terdengar riuh cahaya yang menembus ke dalam kamar cukup membuat Vale mengerjapkan matanya yang baru bangun dari mimpinya. Tak jauh darinya ada sosok pria yang sedang memandangnya tanpa berkedip. Kedua mata mereka saling berpandangan dan Vale lah yang pertama memutus pandangan tersebut. "Mandilah ikut bersamaku ke kantor." "Untuk apa bukannya sekarang kau yang akan menjadi bosnya." "Kau akan mengetahuinya setelah tiba di sana. Bersiap-siaplah aku menunggumu di bawah kita sarapan bersama." Setelah melihat Alan pergi dari kamar, Vale bergegas mandi dengan cepat karena dia juga penasaran dengan ucapan pria itu. Di atas ranjang ada stelan pakaian kantor untuknya. Blouse berwarna biru dan rok span berwarna hitam. Terlihat sangat sopan karena itu yang diinginkan Alan. Setelah mengecek beberapa riasan di wajahnya Vale keluar dan turun menghampiri Alan yang sejak tadi sudah menunggunya. Tapi baru beberapa langkah kakinya tertahan tanpa mau dig

    Last Updated : 2024-10-23
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Saran dari teman

    Berkali-kali Alan menghubungi Violet setelah bertemu dengan kolega bisnisnya meeting bersama membicarakan projek iklan untuk brand miliknya. Alan menginginkan Violet untuk kembali ke Indonesia secepat mungkin. Dia sudah membayar penalti perusahaan lain yang terlibat kontrak dengan kekasihnya itu. "Come on Dude, kau hanya membuang-buang waktumu saja. Kekasihmu itu sedang tidak ingin diganggu," sarkas Abizar yang sedang berkunjung ke kantornya karena ada informasi penting yang harus dia berikan kepada temannya itu. "Shut up! Kenapa belum pergi dari ruanganku. Kau itu bukan penganggurankan?" sahut Alan menyipitkan matanya ke arah Abizar. "Yah sejak memutuskan keluar dari perusahanmu dan bekerja dengan Tuan Darwin, aku lebih santai. Tapi tetap saja selalu direpotkan kamu," sarkas Abizar. "Jelas saja kerjamu santai yang kamu jaga itu wanita yang tidak menyulitkan dibanding diriku. Be careful Abizar, jangan permainkan Adik iparnya Darwin. Sepertinya dia sangat mencintaimu. Perlu kau

    Last Updated : 2024-10-26
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Tidak bisa pergi darinya

    Aksi kejar-kejaran Vale dan anak buah Alan seperti di film. Driver online yang membawanya ke bandara tak kalah keren seperti pembalap international. Sampai di bandara Vale memberikan uang 30 juta kepada driver itu yang kaget di bayar mahal tanpa henti driver itu memuji Vale dan banyak mengucapkan terima kasih. Tapi sebelum uang itu masuk ke dalam jaketnya seseorang datang mengambilnya dan menahan tangannya kebelakang. Vale yang buru-buru tidak memperhatikan lagi nasib driver itu. Setelah itu dia berjalan cepat untuk memesan tiket ke dalam. Rambut yang acak-acakan jangan lupakan alas kaki berupa sandal tidur hello kitty yang dia pakai. Membuat salah satu pria tampan yang berdiri tak jauh dari petugas check in counter menatap datar sambil menyilangkan tangan di dada menatapnya tanpa berkedip. Vale yang tak sadar melewati pria itu tanpa menaruh curiga kalau sebenarnya keadaan bandara begitu sepi hanya ada dia dan pegawai ticket dan dua pria yang berdiri tak jauh di belakangnya da

    Last Updated : 2024-10-26
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bertemu saingan

    Britania Raya - London wilayah metropolitan berlokasi disepanjang sungai Thames. Pemukiman utama yang di dirikan oleh romawi pada abad ke-1. Disinilah selama tiga tahun Vale menenangkan hati dan pikiran setelah diceraikan Alan. Thames Residences Hyde Park, apartemen mewah tempat di mana Vale tinggal selama di London. Sebagai ibu kota Inggris, kota ini selalu menawarkan kehidupan yang sibuk dan penuh gairah, tempat di mana keinginan dan kenyataan sering bertabrakan dengan cara yang tidak terduga. Di tengah segala hiruk-pikuk ini, Vale telah menemukan kedamaian yang ia cari selama bertahun-tahun. Di dalam kamar apartemen milik Vale, Alan memandangi wajah Vale yang sedang duduk di sofa dengan mulut tertutup rapat tanpa mau menjawab pertanyaannya sejak keluar dari jet pribadi miliknya. "Kau masih tak mau jawab juga." "Untuk apa? Aku mendapatkan itu semua darinya secara cuma-cuma. I think... Dia berhak dapat perhatian dariku," jawab Vale akhirnya setelah bungkam selama 30 menit yang

    Last Updated : 2024-11-28
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Menyentuh wanitanya kembali

    Alan melumat bibir Vale dan menahan tengkuk Vale yang terus saja memberontak. Vale berusaha keras untuk mendorong Alan, namun tak bergeser sedikitpun. Tangan berurat dan kekar Alan begitu lihai saat menyentuh tubuh Vale. "Ah, jangan, Alan," desis Vale ketika ciuman itu terlepas. Namun, Alan tidak berhenti. Dia mengangkat tubuh Vale lalu melemparnya ke atas kasur. Vale yang panik mencoba untuk bangkit, namun Alan dengan santainya membuka satu persatu pakaiannya. "Apa yang ingin kau lakukan, Alan? Jangan seperti ini," desis Vale dengan raut wajah yang penuh ketakutan. Alan hanya tersenyum mesum dan mengabaikan ucapan Vale. "Jangan seperti ini, dasar mesum," umpat Vale dengan geram melihat Alan yang tak mendengar protesnya. Alan menatap Vale dengan sorot mata yang penuh nafsu. Dia meraih tubuh Vale dengan kasar, membuat Vale semakin kalut dan ketakutan. Vale terus mencoba melawan, namun usahanya sia-sia tenaga Alan begitu kuat. "Kau tidak bisa melarikan diri dari aku,

    Last Updated : 2024-11-28

Latest chapter

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Ban 151

    Alan memerintahkan baby sister datang ke hotel untuk menjaga Anya. Sedangkan dia ingin bermesraan bersama Valeria. "Aku bukannya senang merayakan wasiatmu, tapi aku speechless kenapa Ayah Satia tidak jujur dan malah berhutang banyak denganku. Apa dia hanya pura-pura saja? Pantas saja dia meninggalkan perusahaan, pergi ke Rusia bersama wanita mudanya, hanya untuk mengujiku," ucap Alan yang kini sedang menciumi tubuh Vale dengan mesra. Valeria tertawa kecil. "Jadi, semua ini adalah ujian? Ujian yang sangat mahal!" Alan mencium leher Valeria. "Ya, ujian untuk melihat apakah kita cukup kuat untuk menghadapi semua ini bersama-sama. Dan sejauh ini, ki

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 150

    "Terima kasih sudah menjadi suamiku kembali. Meskipun kau membuatku sedikit khawatir tadi malam." Alan tertawa kecil. "Maaf, sayang. Aku terlalu bersemangat." Valeria mencubit lengan Alan pelan. "Lain kali, jangan terlalu bersemangat. Tapi... aku senang." Alan memeluk Valeria. "Baiklah, sayang. Aku berjanji akan lebih lembut... kecuali jika kau menginginkan sebaliknya. Malam yang luar biasa. Aku senang kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini. "Aku juga. Rasanya seperti kita kembali muda lagi." "Kita akan selalu muda di hati, sayang. Selamanya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 149

    Reinhard dan Elsa, dua anak Alan Chester Clark yang gendut dan lucu, berlarian di sekitar taman pesta pernikahan Abizar, membuat para tamu undangan tertawa. Mereka berguling-guling di atas rumput, mengejar kupu-kupu, dan saling kejar-kejaran. 'Lihatlah mereka! Seperti dua anak kelinci yang berlarian!" ucap para tamu. "Mereka sangat menggemaskan! Aku jadi ingin punya anak juga." Di sisi lain taman, Valeria, dan Violet, duduk di sebuah bangku tamu undangan, menikmati suasana pesta sambil mengobrol. Anya duduk di pangkuan Valeria, tersenyum terus tanpa henti. "Anya, kamu kenapa senyum terus? Ada yang lucu ya?" Violet tertawa. "Dia memang selalu ceria. Lihat giginya, baru tumbuh beberapa

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 148

    "Jadi, anakku sudah mulai mengikuti jejak ayahnya, ya?" ucap Alan sambil tertawa. Valeria mendelik. "Jangan tertawa! Ini serius! Aku khawatir dia akan terlalu banyak pacar nanti." Alan masih tertawa. "Tenanglah. Aku yakin dia akan baik-baik saja. Setidaknya dia punya bakat alami. Mungkin suatu hari nanti dia akan menulis buku tentang pengalaman pacarannya, judulnya." "Petualangan Cinta Seorang Playboy Cilik". Valeria memukul pelan lengan Alan. "Jangan mengada-ada! Ini serius!" Alan tertawa. "Baiklah, baiklah. Aku berjanji akan membicarakan ini dengan Reinhard. Tapi jangan berharap aku akan melarangnya pacaran. Aku sendiri kan juga pernah mengalami masa-masa itu. Tapi aku akan memastikan dia tahu batasannya. Aku tidak ingin dia terluka."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 147

    Sore hari menjelang, mentari mulai terbenam, menorehkan warna jingga dan ungu di langit. Alan dan Valeria masih berbaring di ranjang, saling berpelukan. Suasana kamar masih dipenuhi aroma intim dan sisa-sisa gairah. Valeria tersenyum. "Aku merasa sangat senang. Seperti kembali ke masa pacaran kita dulu." "Aku juga. Rasanya seperti waktu berhenti, hanya ada kita berdua." "Anak-anak akan kembali dalam seminggu. Kita harus memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin." "Tentu. Bagaimana kalau kita memasak makan malam bersama? Sesuatu yang romantis, hanya untuk kita berdua." "Ide bagus! Bagaimana kalau kita membuat pasta? Dengan saus truffle dan anggur merah?" Alan tersenyum. "Kau selalu tahu

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 146

    Jan 23.00 malam baru pulang dari kantor. Ia masuk ke kamar , melihat Valeria, matanya melebar. Ia berjalan mendekat dengan langkah pasti. Kamar gelap hanya diterangi cahaya remang dari lampu tidur di meja samping ranjang. Alan berbisik, sedikit serak. "Wow..." menatap Valeria yang tertidur pulas dengan lingerie sutra berwarna merah marun. "Pekerjaan yang melelahkan di kantor, langsung sirna begitu melihatmu..." Alan mendekati Valeria dan menyentuh pipinya dengan lembut, jari-jarinya merasakan kelembutan kulit Valeria. "Lingerie itu... sangat menggoda." Ia menarik napas dalam-dalam, aroma parfum Valeria memenuhi indranya. "Kau selalu tahu bagaimana membuatku tenang dan... tergoda sekaligus." Ia menunduk, mencium lembut leher Valeria. "Kau luar biasa, Valeria." Alan kemudian berbaring di samping Valeria, memeluknya dengan erat. Ia merasakan detak jantung Valeria yang t

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 145

    "Kau menginap di sini atau pulang, Boy?" "Aku langsung pulang saja, Kak. Kan ada jet pribadi Kakak." Boy tersenyum. Alan tersenyum. "Ya sudah. Aku ke ruang kerja dulu." Alan menyerahkan Anya ke Valeria. "Anya, sayang, ikut Mommy ya." Valeria menerima Anya. "Tentu, Sayang." "Reinhard dan Elsa ke mana, Kak?" "Mereka tadi, setelah berenang, katanya mau bermain di taman bersama teman-temannya. Sepertinya mereka sudah pulang juga. melihat ke arah pintu. "Ah, lihat! Mereka sudah pulang." Reinhard dan Elsa masuk, membawa beberapa mainan kecil. "Mom! Papa!" teriak Reinhard. "Paman Boy!" seru Els

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 144

    Valeria segera mempersiapkan diri untuk menyusui Anya. Alan meletakkan Anya di pangkuan Valeria, dan Anya langsung menempelkan mulutnya ke dada Valeria, menghisap dengan lahapnya. Valeria menatap Anya yang sedang menyusu. "Nah, sudah tenang sekarang, ya, Sayang. Minum yang banyak biar kuat." Alan duduk di samping Valeria. "Dia memang cepat sekali laparnya." "Iya juga ya. Besok aku harus lebih sering memberinya ASI. Jangan sampai dia kelaparan lagi." Valeria menatap Anya dengan penuh kasih sayang. "Mommy sayang Anya." Alan memeluk Valeria dari belakang. "Aku juga sayang kalian semua. Keluarga kecilku yang sempurna." Anya selesai menyusu dan tertidur pulas di pangkuan Valeria. Suasana menjadi tenang dan damai. Valeria berbisik kepada Alan. "Dia sudah tidur. Tidurnya sangat nyenyak." "Kita juga perlu istirahat sebentar, Sayang. Hari ini cukup melelahkan." Valeria dan

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 143

    Alan dan Valeria tetap berpelukan, tenang dan damai. Keheningan di antara mereka dipenuhi dengan cinta yang dalam dan pengertian yang mendalam. Alan berbisik pelan. "Ingatkah kau... saat kita pertama kali bertemu?" Valeria tersenyum lembut muncul di wajahnya. "Tentu saja. Di kafe kecil itu, dengan hujan yang turun deras di luar." Kenangan itu muncul kembali di benak mereka, membawa mereka kembali ke masa-masa awal hubungan mereka. Mereka mengingat perasaan gugup, debaran jantung, dan percikan cinta pertama yang mekar di antara mereka. "Saat itu... aku tahu. Aku tahu kau adalah orang yang tepat untukku." "Aku juga, Sayang. Aku merasakannya sejak pandangan pertama." Mereka saling bertukar tatapan, tatapan yang penuh cinta, kepercayaan, dan pen

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status