Home / Romansa / MENGGODA MANTAN ISTRI / Membawa mantan istri

Share

Membawa mantan istri

Author: Miss Kay
last update Last Updated: 2024-10-22 23:52:44

"Kau habis dari mana Vale?" tanya Cathy yang sejak tadi menunggunya.

"Maaf... Aku tadi ada urusan sedikit, kenapa belum tidur?"

"Owh, aku belum mengantuk saja. Emm... Vale tadi Ibuku telpon memintaku pergi ke rumah Tante Nana. Tanteku sakit tak ada yang mengurusnya. Bisakah Aku pinjam mobilmu kesana?"

"Kau itu bagaimana pakai saja jangan sungkan. Apa aku boleh ikut?"

"Ah... tidak! Jangan. Aku hanya sebentar saja. Kamu di rumah saja tidak apa-apakan?"

"Ok baiklah, ini kunci mobilnya kamu hati-hati di jalan."

Tanpa curiga kepada Cathy, Vale mengantarnya keluar rumah sampai wanita itu pergi mengendarai mobilnya.

Vale masuk ke dalam rumah dia berjalan menaiki tangga menuju kamar. Sudah tiga hari wanita itu menginap di rumah temannya.

Vale mempunyai harta gono gini dari mantan suaminya tapi dia tidak pernah menghuni rumah mewah yang diberikan mantan suaminya. Beberapa mobil mewah pun berdebu digarasi rumah itu. Dan beberapa aset seperti properti dan restoran tidak pernah dia urus.

Meskipun begitu Alan tidak diam saja. Dia selalu memerintahkan orang kepercayaannya untuk mengawasi semua aset yang sudah dia berikan kepada mantan istrinya. Kekecewaan Vale kepada Alan begitu besar hingga dia sulit untuk memaafkannya.

Tak jauh dari rumah Cathy ada dua mobil yang sedang mengawasinya. Alan yang menunggu kepergian Cathy kini bersiap-siap keluar dari mobil menekan earphone lalu berbicara.

'Kalian berjaga di sini biar aku dan Abizar yang akan masuk ke dalam.'

'Baik Tuan!' ucap dua orang pengawal yang berada di depan kemudi dan satu mobil di belakangnya.

Alan turun bersama temannya tampak suasana di jalan begitu sepi karena memang sudah pukul 22.00 malam di sekitaran komplek itu sudah sangat sepi. Alan meminta Biza membuka pintu rumah yang terkunci dari dalam. Tanpa kesulitan pria itu membukanya. Mereka masuk dengan langkah pelan menelusuri setiap sudut ruangan. Pandangan Alan tertuju ke lantai atas tepatnya di kamar yang pintunya terbuka sedikit.

Wajahnya berpaling ke arah Abizar yang juga mendongakkan kepalanya ke lantai atas. Ditatap seperti itu membuat Abizar terkekeh geli melihat temannya yang melototinya. Abizar pun langsung menepuk bahu Alan kemudian berkata sambil mengejek.

"Kau pastikan di dalam sana mantan istrimu jangan kau ulangi kejadian tiga tahun yang lalu membuatmu menceraikannya," ejek Biza.

"Cih! Urus saja masalah percintaanmu itu yang tidak jelas," ujar Alan kesal melihat temannya yang sok menasihati.

Alan berjalan menaiki tangga ke lantai atas menuju pintu kamar yang sedikit terbuka. Setelah sampai di depan pintu kamar pelan-pelan Alan mendorong pintu tubuhnya masuk ke dalam kamar yang berwarna pink.

Sungguh hatinya sedikit geli ingin tertawa dengan nuansa kamar temannya yang serba pink. Mengingat temannya itu sangat tomboy yang tidak ada manis-manisnya. Cathy manager keuangan di perusahaannya yang dikenal Alan sejak dia bercerai dengan Vale pasca sebulan setelah bercerai. Tanpa sepengatahuan Vale, Alan mempekerjakan Cathy di perusahaannya.

Suara gemericik air terdengar begitu deras. Alan pastikan ada Vale yang belum selesai mandi. Karena dia melihat ada baju yang tadi siang bekas wanita itu pakai tergeletak di atas ranjang.

Alan berdiri di sudut ruangan sambil tangannya bersedekap di dada bidangnya menunggu Vale. Pandangannya tak lepas dari pintu kamar mandi.

Vale yang sudah selesai mandi keluar dengan memakai handuk yang hanya menutupi bagian dada sampai bokongnya saja. Terlihat begitu seksi di mata Alan. Sambil bernyanyi-nyanyi Vale membuka lemari pakaian mencari piyama dan pakaian dalam.

Dia membuka handuk lalu memakai pakaian dalam. Vale yang sibuk membuka kancing piyama dibuat terkejut dengan siulan seseorang di dalam kamar. Seketika dia terkejut histeris melihat Alan yang sedang berdiri tak jauh darinya.

"Aaa! Se... sedang apa kau di sini kenapa bisa masuk ke rumah ini!" ucap Vale yang sangat terkejut dengan sosok pria di dalam kamarnya.

"Mudah bagiku masuk ke sini Vale. Apa kau lupa dulu aku pernah diam-diam masuk ke kamarmu... Hem."

"Brengsek! Keluar kau! Dasar gila! Berani-beraninya masuk ke rumah orang lain. Pergi!" usirnya.

"Syuut... Tenang sayang, kau harus ikut bersamaku mulai sekarang jangan menumpang di rumah orang lain. Terima tawaranku atau kita akan melakukan apa yang dulu pernah kita lakukan sejak kita masih menjadi pasangan suami istri."

"No! Never!" sentak Vale yang berusaha kabur dari Alan. Tapi sayang gerakannya sudah terbaca oleh Alan. Pria tampan itu langsung menyeret Vale ke ranjang lalu menindih tubuhnya dan mengunci kedua tangan Vale yang berusaha melawan ke atas kepalanya.

"Ikut denganku atau aku akan meminta kau melayaniku di sini," ancam Alan dengan wajahnya yang begitu dekat dengan wajah Vale.

"Minggir... Kau itu sudah keterlaluan! Hubungan kita sudah berakhir jangan ganggu hidupku lagi!"

"Jangan membuatku bertambah kesal. Apa kau tidak merasa malu dengan tuntutan hutang Ayahmu yang menggunung, Nona Vale. Bahkan tubuhmu saja tak cukup untuk membayarnya."

"Ambil semua apa yang aku miliki tapi tidak dengan tubuhku!"

"Ha ha ha... Lucu sekali kau pikir berapa banyak uang yang kau miliki hah!"

"Aku akan membayarmu tenang saja teman dekatku di London akan membantuku jadi lepaskan aku sialan!"

Mendengar kata teman dekat dari London dari mulut Vale langsung membuat hati Alan panas dan murka. Tanpa diduga Alan menggigit leher putih Vale dan memberikan banyak tanda hickey di lehernya.

"Aaa... Lepas! Jangan!" Vale berusaha berontak dalam cengkraman Alan. Dengan susah payah tangannya menarik rambut Alan sampai pria itu meringis. Tak mau kalah Alan mencium bibir berbentuk love itu dengan buas. Setelah puas mencium Vale pria itu berdiri tegap sambil menatap lapar tubuh Vale tangannya membuka satu persatu kancing kemejanya.

"Stop! Baik! Aku akan ikut tolong jangan lakukan ini. Aku mohon... Please," mohon Vale sambil meneteskan air mata.

'Oh shit!' maki Alan kepada dirinya sendiri. Dari dulu dia begitu lemah dengan air mata mantan istrinya itu. Setelah menenangkan dirinya yang sudah menegang Alan menatap Vale lalu berkata.

"Pakailah pakaianmu ikut Aku. Ku tunggu dibawah kalau sampai kau berniat kabur dariku, ku pastikan kau tidak akan pernah lagi bertemu dengan Ayah dan temanmu itu," ancam Alan yang memutar tubuhnya lalu pergi meninggalkan Vale yang melipat bibir menahan tangisnya.

Alan menuruni tangga berjalan ke arah Abizar dengan kemeja bagian atas masih terbuka yang memperlihatkan tato naga terpampang jelas di dalamnya. Abizar yang menunggunya di sofa sambil menikmati rokok menatapnya remeh.

"Ck... Kenapa sebentar saja apa senjatamu itu sudah tidak berfungsi lagi, payah!"

"Shut up! Jangan membuatku ingin menghajarmu sekarang juga."

"Ha ha ha... Dasar playboy! Di mana dia kenapa belum turun juga, jangan sampai wanita itu berbuat nekat, Alan."

Belum sempat Alan menjawab dari atas tangga sudah terlihat Vale yang sedang menuruni tangga. Walaupun wajah wanita itu terlihat sedih tapi aura kecantikannya tetap memancar. Rambut brown indah bergelombang, alis tebal tanpa sulam, hidung mancung sempurna, wajah oval dengan lesung pipit dipipinya yang merona. Memakai dres jingga selutut membuat wanita berusia 26 tahun itu semakin cantik.

Hebatnya seorang Abiza4 yang tak gampang mengagumi wanita sampai bersiul sempat terpesona melihatnya.

"Jaga matamu kalau tak ingin ku colok," ancam Alan yang hanya dilirik malas oleh Abizar.

"Ku pastikan kali ini kau tak akan melepaskannya. Jangan sampai kau menyesalinya. Dan jangan sampai aku sendiri yang akan mendatangi kekasih manifulatifmu itu. Kau pergilah berdua biar aku pergi bersama pengawalmu," tukas Abizar yang beranjak dari duduknya menatap sekilas Vale tanpa menyapa lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kau akan membawaku kemana?" tanya Vale yang sudah berdiri di hadapan Alan.

Alan masih diam tak bergeming melihat Vale yang berdiri di hadapannya. Dengan gaya angkuhnya dia berkata yang terdengar ambigu di telinga Vale.

"Kerumahmu yang sudah begitu lama kau tinggalkan."

Related chapters

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Memaksa cintanya

    "Kau mau membawaku kemana? Sepertinya jalan ini ke rumah utama. Hey apa kau sudah gila! Aku mau turun di sini saja... berhenti ku bilang!" Ckit! Suara bunyi rem mendadak terdengar jelas di telinga mereka. Alan melirik Vale yang ingin keluar dari mobil BMW mewahnya. "Coba saja kau keluar aku pastikan kita akan melakukannya di sini." "Apa kau tuli hah! Aku tidak mau ke rumah itu dan berhenti mengancamku, Alan." "Kita akan tetap ke sana karena itu rumahmu!" tanpa menghiraukan caci maki Vale. Alan tetap membawa Vale ke rumah utama mereka yang dulu pernah mereka tinggali bersama. Menempuh perjalanan selama 30 menit dengan banyak drama akhirnya sampai di depan pintu mewah pagar hitam sudah ada penjaga yang membukanya menyambut mereka. Alan turun dari mobil tanpa Vale yang masih betah bertahan diam di dalam mobil. Tanpa memaksa Vale turun Alan bersandar ke tiang kokoh rumahnya dengan menghisap rokok sambil melihat Vale yang masih tetap bertahan di dalam mobilnya. Beberapa pengawa

    Last Updated : 2024-10-23
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Berani main api

    Suara cuitan burung di luar balkon terdengar riuh cahaya yang menembus ke dalam kamar cukup membuat Vale mengerjapkan matanya yang baru bangun dari mimpinya. Tak jauh darinya ada sosok pria yang sedang memandangnya tanpa berkedip. Kedua mata mereka saling berpandangan dan Vale lah yang pertama memutus pandangan tersebut. "Mandilah ikut bersamaku ke kantor." "Untuk apa bukannya sekarang kau yang akan menjadi bosnya." "Kau akan mengetahuinya setelah tiba di sana. Bersiap-siaplah aku menunggumu di bawah kita sarapan bersama." Setelah melihat Alan pergi dari kamar, Vale bergegas mandi dengan cepat karena dia juga penasaran dengan ucapan pria itu. Di atas ranjang ada stelan pakaian kantor untuknya. Blouse berwarna biru dan rok span berwarna hitam. Terlihat sangat sopan karena itu yang diinginkan Alan. Setelah mengecek beberapa riasan di wajahnya Vale keluar dan turun menghampiri Alan yang sejak tadi sudah menunggunya. Tapi baru beberapa langkah kakinya tertahan tanpa mau dig

    Last Updated : 2024-10-23
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Saran dari teman

    Berkali-kali Alan menghubungi Violet setelah bertemu dengan kolega bisnisnya meeting bersama membicarakan projek iklan untuk brand miliknya. Alan menginginkan Violet untuk kembali ke Indonesia secepat mungkin. Dia sudah membayar penalti perusahaan lain yang terlibat kontrak dengan kekasihnya itu. "Come on Dude, kau hanya membuang-buang waktumu saja. Kekasihmu itu sedang tidak ingin diganggu," sarkas Abizar yang sedang berkunjung ke kantornya karena ada informasi penting yang harus dia berikan kepada temannya itu. "Shut up! Kenapa belum pergi dari ruanganku. Kau itu bukan penganggurankan?" sahut Alan menyipitkan matanya ke arah Abizar. "Yah sejak memutuskan keluar dari perusahanmu dan bekerja dengan Tuan Darwin, aku lebih santai. Tapi tetap saja selalu direpotkan kamu," sarkas Abizar. "Jelas saja kerjamu santai yang kamu jaga itu wanita yang tidak menyulitkan dibanding diriku. Be careful Abizar, jangan permainkan Adik iparnya Darwin. Sepertinya dia sangat mencintaimu. Perlu kau

    Last Updated : 2024-10-26
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Tidak bisa pergi darinya

    Aksi kejar-kejaran Vale dan anak buah Alan seperti di film. Driver online yang membawanya ke bandara tak kalah keren seperti pembalap international. Sampai di bandara Vale memberikan uang 30 juta kepada driver itu yang kaget di bayar mahal tanpa henti driver itu memuji Vale dan banyak mengucapkan terima kasih. Tapi sebelum uang itu masuk ke dalam jaketnya seseorang datang mengambilnya dan menahan tangannya kebelakang. Vale yang buru-buru tidak memperhatikan lagi nasib driver itu. Setelah itu dia berjalan cepat untuk memesan tiket ke dalam. Rambut yang acak-acakan jangan lupakan alas kaki berupa sandal tidur hello kitty yang dia pakai. Membuat salah satu pria tampan yang berdiri tak jauh dari petugas check in counter menatap datar sambil menyilangkan tangan di dada menatapnya tanpa berkedip. Vale yang tak sadar melewati pria itu tanpa menaruh curiga kalau sebenarnya keadaan bandara begitu sepi hanya ada dia dan pegawai ticket dan dua pria yang berdiri tak jauh di belakangnya da

    Last Updated : 2024-10-26
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bertemu saingan

    Britania Raya - London wilayah metropolitan berlokasi disepanjang sungai Thames. Pemukiman utama yang di dirikan oleh romawi pada abad ke-1. Disinilah selama tiga tahun Vale menenangkan hati dan pikiran setelah diceraikan Alan. Thames Residences Hyde Park, apartemen mewah tempat di mana Vale tinggal selama di London. Sebagai ibu kota Inggris, kota ini selalu menawarkan kehidupan yang sibuk dan penuh gairah, tempat di mana keinginan dan kenyataan sering bertabrakan dengan cara yang tidak terduga. Di tengah segala hiruk-pikuk ini, Vale telah menemukan kedamaian yang ia cari selama bertahun-tahun. Di dalam kamar apartemen milik Vale, Alan memandangi wajah Vale yang sedang duduk di sofa dengan mulut tertutup rapat tanpa mau menjawab pertanyaannya sejak keluar dari jet pribadi miliknya. "Kau masih tak mau jawab juga." "Untuk apa? Aku mendapatkan itu semua darinya secara cuma-cuma. I think... Dia berhak dapat perhatian dariku," jawab Vale akhirnya setelah bungkam selama 30 menit yang

    Last Updated : 2024-11-28
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Menyentuh wanitanya kembali

    Alan melumat bibir Vale dan menahan tengkuk Vale yang terus saja memberontak. Vale berusaha keras untuk mendorong Alan, namun tak bergeser sedikitpun. Tangan berurat dan kekar Alan begitu lihai saat menyentuh tubuh Vale. "Ah, jangan, Alan," desis Vale ketika ciuman itu terlepas. Namun, Alan tidak berhenti. Dia mengangkat tubuh Vale lalu melemparnya ke atas kasur. Vale yang panik mencoba untuk bangkit, namun Alan dengan santainya membuka satu persatu pakaiannya. "Apa yang ingin kau lakukan, Alan? Jangan seperti ini," desis Vale dengan raut wajah yang penuh ketakutan. Alan hanya tersenyum mesum dan mengabaikan ucapan Vale. "Jangan seperti ini, dasar mesum," umpat Vale dengan geram melihat Alan yang tak mendengar protesnya. Alan menatap Vale dengan sorot mata yang penuh nafsu. Dia meraih tubuh Vale dengan kasar, membuat Vale semakin kalut dan ketakutan. Vale terus mencoba melawan, namun usahanya sia-sia tenaga Alan begitu kuat. "Kau tidak bisa melarikan diri dari aku,

    Last Updated : 2024-11-28
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Kembali memilikinya

    "Bolehkan aku bertanya sekali lagi padamu, Alan?" tanya Vale sambil menatap mata Alan dengan tatapan penuh ketegasan. Alan mengangguk pelan. "Ya, tentu saja, apa yang ingin kau tanyakan, Vale?" "Kau benar-benar ingin aku kembali kesisimu?" tanya Vale dengan suara bimbang. Alan menganggukkan kepalanya. "Dan kau tidak menginginkanku dekat dengan Gerald, bukan?" tanya Vale lagi, mencoba memastikan. "Nope!" Vale menarik nafas dalam-dalam. "Kau yakin tak menyesali keputusanmu mengajakku rujuk kembali?" Alan menatap wanita didepannya dengan dalam. "Tidak, aku tidak menyesali keputusan itu." Vale manggut-manggut lalu bibirnya tersenyum miring kemudian berkata. "Kalau begitu, aku mau kembali denganmu. Tapi aku tidak ingin dipoligami, Alan. Aku ingin menjadi istri sahmu satu-satunya. Are you ready?" Alan tersenyum tipis mendengar ucapan Vale. "Ok, I'm ready!." "Tolong bawa berkas itu," ucap Alan pada salah satu pengawal yang berdiri di dekatnya. Pengawal itu segera

    Last Updated : 2024-11-29
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 11

    "Ahk..." Desah Vale saat Alan menambah kecepatan gerakannya di bawah sana sambil menggoda dengan sentuhan di tubuhnya membuat akal sehatnya hilang begitu saja. Vale merasakan sensasi yang luar biasa saat tubuhnya berpadu dengan Alan, dan tanpa sadar dia terhanyut oleh permainan cinta Alan. "Kau hanya milikku, Vale, selamanya," ucap Alan tanpa menghentikan gerakannya yang semakin cepat. Alan terus meningkatkan ritme gerakannya, menggoda Vale dengan lembut namun penuh gairah. Vale merasa seperti tenggelam dalam kenikmatan yang tak terhingga, tanpa bisa berpikir jernih lagi. "Tidak, Alan, hentikan," teriak Vale ketika bagian sensitifnya di bawah sana merasakan gelombang hebat yang membuatnya tak berdaya. Namun, belum hilang dari rasa yang memabukkan, Alan telah mengangkat tubuhnya ke atas tanpa melepaskan penyatuan mereka. "Enjoy it baby... Oh damn you're tight!" ucap Alan merasa seperti terbang di langit. Alan terus bergerak sambil menahan pinggul Vale, saling menyatu dalam ci

    Last Updated : 2024-11-30

Latest chapter

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Ban 151

    Alan memerintahkan baby sister datang ke hotel untuk menjaga Anya. Sedangkan dia ingin bermesraan bersama Valeria. "Aku bukannya senang merayakan wasiatmu, tapi aku speechless kenapa Ayah Satia tidak jujur dan malah berhutang banyak denganku. Apa dia hanya pura-pura saja? Pantas saja dia meninggalkan perusahaan, pergi ke Rusia bersama wanita mudanya, hanya untuk mengujiku," ucap Alan yang kini sedang menciumi tubuh Vale dengan mesra. Valeria tertawa kecil. "Jadi, semua ini adalah ujian? Ujian yang sangat mahal!" Alan mencium leher Valeria. "Ya, ujian untuk melihat apakah kita cukup kuat untuk menghadapi semua ini bersama-sama. Dan sejauh ini, ki

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 150

    "Terima kasih sudah menjadi suamiku kembali. Meskipun kau membuatku sedikit khawatir tadi malam." Alan tertawa kecil. "Maaf, sayang. Aku terlalu bersemangat." Valeria mencubit lengan Alan pelan. "Lain kali, jangan terlalu bersemangat. Tapi... aku senang." Alan memeluk Valeria. "Baiklah, sayang. Aku berjanji akan lebih lembut... kecuali jika kau menginginkan sebaliknya. Malam yang luar biasa. Aku senang kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini. "Aku juga. Rasanya seperti kita kembali muda lagi." "Kita akan selalu muda di hati, sayang. Selamanya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 149

    Reinhard dan Elsa, dua anak Alan Chester Clark yang gendut dan lucu, berlarian di sekitar taman pesta pernikahan Abizar, membuat para tamu undangan tertawa. Mereka berguling-guling di atas rumput, mengejar kupu-kupu, dan saling kejar-kejaran. 'Lihatlah mereka! Seperti dua anak kelinci yang berlarian!" ucap para tamu. "Mereka sangat menggemaskan! Aku jadi ingin punya anak juga." Di sisi lain taman, Valeria, dan Violet, duduk di sebuah bangku tamu undangan, menikmati suasana pesta sambil mengobrol. Anya duduk di pangkuan Valeria, tersenyum terus tanpa henti. "Anya, kamu kenapa senyum terus? Ada yang lucu ya?" Violet tertawa. "Dia memang selalu ceria. Lihat giginya, baru tumbuh beberapa

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 148

    "Jadi, anakku sudah mulai mengikuti jejak ayahnya, ya?" ucap Alan sambil tertawa. Valeria mendelik. "Jangan tertawa! Ini serius! Aku khawatir dia akan terlalu banyak pacar nanti." Alan masih tertawa. "Tenanglah. Aku yakin dia akan baik-baik saja. Setidaknya dia punya bakat alami. Mungkin suatu hari nanti dia akan menulis buku tentang pengalaman pacarannya, judulnya." "Petualangan Cinta Seorang Playboy Cilik". Valeria memukul pelan lengan Alan. "Jangan mengada-ada! Ini serius!" Alan tertawa. "Baiklah, baiklah. Aku berjanji akan membicarakan ini dengan Reinhard. Tapi jangan berharap aku akan melarangnya pacaran. Aku sendiri kan juga pernah mengalami masa-masa itu. Tapi aku akan memastikan dia tahu batasannya. Aku tidak ingin dia terluka."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 147

    Sore hari menjelang, mentari mulai terbenam, menorehkan warna jingga dan ungu di langit. Alan dan Valeria masih berbaring di ranjang, saling berpelukan. Suasana kamar masih dipenuhi aroma intim dan sisa-sisa gairah. Valeria tersenyum. "Aku merasa sangat senang. Seperti kembali ke masa pacaran kita dulu." "Aku juga. Rasanya seperti waktu berhenti, hanya ada kita berdua." "Anak-anak akan kembali dalam seminggu. Kita harus memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin." "Tentu. Bagaimana kalau kita memasak makan malam bersama? Sesuatu yang romantis, hanya untuk kita berdua." "Ide bagus! Bagaimana kalau kita membuat pasta? Dengan saus truffle dan anggur merah?" Alan tersenyum. "Kau selalu tahu

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 146

    Jan 23.00 malam baru pulang dari kantor. Ia masuk ke kamar , melihat Valeria, matanya melebar. Ia berjalan mendekat dengan langkah pasti. Kamar gelap hanya diterangi cahaya remang dari lampu tidur di meja samping ranjang. Alan berbisik, sedikit serak. "Wow..." menatap Valeria yang tertidur pulas dengan lingerie sutra berwarna merah marun. "Pekerjaan yang melelahkan di kantor, langsung sirna begitu melihatmu..." Alan mendekati Valeria dan menyentuh pipinya dengan lembut, jari-jarinya merasakan kelembutan kulit Valeria. "Lingerie itu... sangat menggoda." Ia menarik napas dalam-dalam, aroma parfum Valeria memenuhi indranya. "Kau selalu tahu bagaimana membuatku tenang dan... tergoda sekaligus." Ia menunduk, mencium lembut leher Valeria. "Kau luar biasa, Valeria." Alan kemudian berbaring di samping Valeria, memeluknya dengan erat. Ia merasakan detak jantung Valeria yang t

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 145

    "Kau menginap di sini atau pulang, Boy?" "Aku langsung pulang saja, Kak. Kan ada jet pribadi Kakak." Boy tersenyum. Alan tersenyum. "Ya sudah. Aku ke ruang kerja dulu." Alan menyerahkan Anya ke Valeria. "Anya, sayang, ikut Mommy ya." Valeria menerima Anya. "Tentu, Sayang." "Reinhard dan Elsa ke mana, Kak?" "Mereka tadi, setelah berenang, katanya mau bermain di taman bersama teman-temannya. Sepertinya mereka sudah pulang juga. melihat ke arah pintu. "Ah, lihat! Mereka sudah pulang." Reinhard dan Elsa masuk, membawa beberapa mainan kecil. "Mom! Papa!" teriak Reinhard. "Paman Boy!" seru Els

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 144

    Valeria segera mempersiapkan diri untuk menyusui Anya. Alan meletakkan Anya di pangkuan Valeria, dan Anya langsung menempelkan mulutnya ke dada Valeria, menghisap dengan lahapnya. Valeria menatap Anya yang sedang menyusu. "Nah, sudah tenang sekarang, ya, Sayang. Minum yang banyak biar kuat." Alan duduk di samping Valeria. "Dia memang cepat sekali laparnya." "Iya juga ya. Besok aku harus lebih sering memberinya ASI. Jangan sampai dia kelaparan lagi." Valeria menatap Anya dengan penuh kasih sayang. "Mommy sayang Anya." Alan memeluk Valeria dari belakang. "Aku juga sayang kalian semua. Keluarga kecilku yang sempurna." Anya selesai menyusu dan tertidur pulas di pangkuan Valeria. Suasana menjadi tenang dan damai. Valeria berbisik kepada Alan. "Dia sudah tidur. Tidurnya sangat nyenyak." "Kita juga perlu istirahat sebentar, Sayang. Hari ini cukup melelahkan." Valeria dan

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 143

    Alan dan Valeria tetap berpelukan, tenang dan damai. Keheningan di antara mereka dipenuhi dengan cinta yang dalam dan pengertian yang mendalam. Alan berbisik pelan. "Ingatkah kau... saat kita pertama kali bertemu?" Valeria tersenyum lembut muncul di wajahnya. "Tentu saja. Di kafe kecil itu, dengan hujan yang turun deras di luar." Kenangan itu muncul kembali di benak mereka, membawa mereka kembali ke masa-masa awal hubungan mereka. Mereka mengingat perasaan gugup, debaran jantung, dan percikan cinta pertama yang mekar di antara mereka. "Saat itu... aku tahu. Aku tahu kau adalah orang yang tepat untukku." "Aku juga, Sayang. Aku merasakannya sejak pandangan pertama." Mereka saling bertukar tatapan, tatapan yang penuh cinta, kepercayaan, dan pen

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status