Home / Romansa / MENGGODA MANTAN ISTRI / Saran dari teman

Share

Saran dari teman

Author: Miss Kay
last update Last Updated: 2024-10-26 00:06:06

Berkali-kali Alan menghubungi Violet setelah bertemu dengan kolega bisnisnya meeting bersama membicarakan projek iklan untuk brand miliknya. Alan menginginkan Violet untuk kembali ke Indonesia secepat mungkin. Dia sudah membayar penalti perusahaan lain yang terlibat kontrak dengan kekasihnya itu.

"Come on Dude, Kau hanya membuang-buang waktumu saja. Kekasihmu itu sedang tidak ingin diganggu," sarkas Biza yang sedang berkunjung ke kantornya karena ada dokumen penting yang harus dia berikan kepada temannya itu.

"Shut up! Kenapa belum pergi dari ruanganku. Kau itu bukan penganggurankan?" sahut Alan menyipitkan matanya ke arah Biza.

"Yah sejak memutuskan keluar dari perusahanmu dan bekerja dengan Tuan Darwin Aku lebih santai. Tapi tetap saja selalu direpotkan Kamu," sarkas Biza.

"Jelas saja kerjamu santai yang Kamu jaga itu wanita yang tidak menyulitkan dibanding diriku. Hey, Abi jangan permainkan Adik iparnya Darwin sepertinya Dia sangat mencintaimu. Perlu Kau ingat,, Kau akan berhadapan dengan Darwin si manusia yang berdarah dingin hati-hati dengannya. Manusia itu sudah lama pensiun dari kelompok mafia."

Tiba-tiba ada ketukan pintu dari luar. Alan memerintahkan asistennya itu masuk keruangannya. Weni masuk keruangan bosnya dengan wajah cemas.

"Yah Aku tidak sebodoh itu ... Kau pikir Aku menyukai wanita itu. Dia hanya terobsesi saja setelah bosan pasti menyerah. Kau pikirkan saja mantan istrimu itu. Kau lebih parah dariku bisa-bisanya menegurku. Dasar playboy gadungan!" ejek Biza.

"Aku hanya membantu mantan istriku saja, yah ... hanya gertakan agar wanita itu mau kembali tinggal bersamaku tentunya tidak gratis," ucap Alan sambil memutar pulpen emasnya yang mewah.

"Bullshit! Kau pikir Aku tidak tahu sudahlah Alan, Kau harus rujuk kembali bersamanya. Seperti yang ku bilang Kau akan menyesal jika terpaksa menjadikan Violet sebagai istrimu. Aku peringatkan Kau sekali lagi kekasihmu itu seorang wanita manipulatif. Kau bertemu dengannya karena nafsu semata sedangkan Valeria wanita yang Kau cintai sejak dulu. Jangan bebal otakmu itu! Sudahlah Aku mau pergi ... coba lihat di dalamnya ada yang inginku perlihatkan untukmu semoga otak dan hatimu terbuka," ucap Biza yang menyerahkan amplop coklat besar kepadanya.

Biza menyerahkan sebuah amplop coklat berukuran besar kepada Alan setelah itu dia beranjak pergi meninggalkan Alan yang masih galau dengan perasaannya.

Suara deheman Weni membuat Alan mengurungkan tangannya membuka isi amplop yang diberikan Biza. Dengan sekali lirikan dari bosnya Weni mulai bicara.

"Permisi Tuan Alan, sejak tadi pelayan dari rumah Anda menghubungi Saya karena Anda tidak menjawab panggilannya," ucap Weni.

"Ada apa," sahut Alan dengan dahi berkerut bingung tak biasanya para pelayan meneleponnya.

"Nona Valeria pergi dari rumah utama melewati lorong tersembunyi. Nona Vale berhasil mengambil kunci pagar yang Anda sembunyikan, Tuan."

Brak! Pukulan keras di atas meja membuat Weni berjingkat kaget dengan tubuh gemetar melihat Tuannya marah.

"Kenapa tidak memberitahuku sejak tadi dasar bodoh!" maki Alan melotot tajam kepada asistennya itu.

"Saya pikir Anda sedang berbicara serius dengan Tuan Abizar, Tuan."

"Sudahlah Kau hubungi pengawal yang berada di rumah perintahkan mereka agar mencarinya sampai ketemu, kalau tidak menemukan Vale. Aku tidak segan -segan akan menghukum kalian semua!" titah Alan dengan mata melotot tajam kepada Weni.

"Ba ... baik Tuan, permisi," sahut Weni keluar dari ruangan Alan menghubungi kembali orang-orang yang bekerja di rumah bosnya.

Alan membuang semua dokumen yang ada di atas mejanya. Dia berteriak meluapkan amarah. Alan mengusap wajahnya dengan kasar berkali-kali memikirkan Vale yang kabur. Segera dia menghubungi Biza yang untungnya langsung diangkat pria itu.

"Cepat Kau kembali Aku butuh bantuanmu!" titah Alan tanpa bantahan.

Biza yang sedang menghisap rokoknya di dalam mobil bergegas keluar dari mobilnya menemui Alan diruangannya. Sebelum Biza memasuki lift Alan sudah lebih cepat keluar dari lift khusus atasan.

"Vale kabur dari rumah tolong bantu Aku mencarinya."

"Ya, akan ku kerahkan anak buahku. Apa Dia membawa ponselnya."

"Tidak, tapi Aku sudah menaruh alat pelacak di tasnya. Wanitaku seperti zig zag pintar sekali mengelabui anak buahku."

"Hem, menarik Aku suka gayanya! Ayo Kita berpetualang," ucap Biza dengan semangat. Biza mengendarai mobil sportnya dengan kencang menuju tempat di mana Vale berada.

Sedangkan di tempat lain tepatnya di jalan raya ada Vale bersama driver online sedang kebut-kebutan mengelabui anak buah Alan yang berhasil mengikuti mereka.

"Nyonya Valeria tolong berhenti Anda harus kembali sebelum Tuan Alan menemukan Anda," teriakan pengawal berkepala pelontos kepada Vale yang tak digubrisnya.

"Aduh Nona gimana ini Saya takut. Nanti kalau Saya di tembak gimana," ucap driver itu ketakutan.

"Tenang saja mereka tak akan berani, nanti bapak Saya kasih uang yang banyak sebagai ganti rugi kalau terjadi apa-apa," sahut Vale yang juga cemas takut ditangkap Alan.

Tin!

Tin!

Cacian makian dilontarkan kepada mereka di jalan. Vale tidak perduli lagi, dia ingin pergi dari cengkraman Alan mantan suaminya itu yang otoriter suka memaksa.

Satu jam sebelum kaburnya Vale ...

Vale tak sengaja membuka ruang kerja Alan yang tak tertutup rapat sedang dibersihkan pelayan. Di dalamnya ada dua pelayan yang sedang membersihkannya. Vale pura-pura masuk ingin melihat buku bisnis Alan yang berjejer rapi di raknya yang tidak pernah berubah selama dia masih menjadi istrinya dulu.

"Ehem... bolehkah Aku membaca salah satu buku di sana," tunjuk Vale kebagian atas rak buku.

"Silahkan Nyonya, Tuan Alan tidak pernah melarang Anda menyentuh barang-barangnya," ujar pelayan itu sambil tersenyum ramah.

Vale mengambil buku yang berada di bagian atas tapi tatapannya teralih dengan kunci yang terselip di salah satu buku. Tanpa ragu dia mengambil kunci itu yang tidak di ketahui mereka yang sedang sibuk membersihkan ruangan kerja Alan. Dia masih ingat kalau kunci itu, kunci gerbang lorong rahasia di rumah ini. Tiba-tiba wajahnya tersenyum merekah mendapatkan jalan keluar dari rumah ini dengan sembunyi-sembunyi.

"Ah aduh ... ssshhh perutku tiba-tiba sakit. Aku baca di kamar saja kalau begitu," ucap Vale dengan wajah berpura-pura menahan sakit.

"Apa Anda perlu bantuan Nyonya?"

"Kalian tidak usah khawatir Aku hanya sakit perut biasa, mungkin dibawa tidur istrirahat sebentar sudah hilang. Kalian lanjutkan saja pekerjaan kalian."

"Baik Nyonya," jawab mereka serentak tanpa menaruh curiga kepada Valeria yang keluar begitu cepat dari ruangan kerja Alan.

"Yes! Yes! Akhirnya Aku bisa pergi juga dari rumah ini. Alan memang ceroboh masih saja menaruh kunci ini sembarangan. Aku harus secepatnya keluar dari sini," gumamnya pelan.

Vale memasuki kamar mengganti pakaiannya dengan hoodie kebesaran dan celana leging panjang. Tasnya dia masukkan ke dalam hoodie. Setelah melihat situasi aman Vale berjalan mengendap-ngendap kebelakang rumah mewah itu melalui jalan rahasia yang hanya diketahuinya. Tapi sialnya ada satu orang penjaga sedang berjaga di sana. Vale yang panik mengambil sebuah kayu tak jauh dari sana memukul belakang kepala penjaga itu sampai hampir pingsan.

"Ah maaf ini tidak kuat Kau pasti akan sembuh nanti," ucapnya kepada penjaga itu yang mengaduh kesakitan sampai berguling-guling. Vale berlari ke dalam lorong itu dengan cepat. Setelah sampai menemukan pintu gerbang rahasia. Dia langsung membuka gembok kunci dengan tangan gemetaran. "Ayo cepat terbukalah!" gumamnya. Setelah berhasil membuka pintu itu secepat kilat dia berlari sampai ke ujung jalan raya . Tanpa sengaja ada seorang driver online yang sedang berhenti dipinggir jalan. Vale langsung meneriakinya dan memintanya pergi. Sedangkan tak jauh darinya pengawal Alan tergopoh-gopoh mengejarnya.

"Nyonya jangan pergi aaaakkkh sial! Aku harus memberitahukan penjaga yang lain," ucapnya sambil menahan darah yang keluar dari belakang kepalanya dan mengambil hate yang jatuh terpental karena ulah Vale.

'Roger ... Roger Nyonya Vale kabur tolong kalian cepat cari dari arah belakang lorong!'

'Baik laksanakan, Kau cepat hubungi bos besar! Bisa habis Kita kalau sampai tidak menemukan Nyonya Vale.'

'Ya!'

Bip! Pengawal itupun bergegas pergi ke dalam rumah memberitahukan kepada kepala pelayan dengan darah yang sudah membasahi bagian belakang pakaiannya.

Related chapters

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Tidak Bisa Pergi Darinya

    Aksi kejar-kejaran Vale dan anak buah Alan seperti di film. Driver online yang membawanya ke bandara tak kalah keren seperti pembalap international. Sampai di bandara Vale memberikan uang 30 juta kepada driver itu yang kaget di bayar mahal tanpa henti driver itu memuji Vale dan banyak mengucapkan terima kasih. Tapi sebelum uang itu masuk ke dalam jaketnya dua orang mengambilnya dan menahan tangannya kebelakang. Vale yang buru-buru tidak memperhatikan lagi nasib driver itu. Setelah itu dia berjalan cepat untuk memesan tiket ke dalam. Rambut yang acak-acakan jangan lupakan alas kaki berupa sandal tidur hello kitty yang dia pakai. Membuat seorang dua pria tampan yang berdiri tak jauh dari petugas check in counter sambil menyilangkan tangan di dada menatapnya tanpa berkedip. Vale yang tak sadar melewati pria itu tanpa menaruh curiga kalau sebenarnya keadaan bandara begitu sepi hanya ada dia dan pegawai ticket dan pria yang berdiri tak jauh di belakangnya dan beberapa pengawal. "Perm

    Last Updated : 2024-10-26
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bertemu saingan

    Britania Raya - London wilayah metropolitan berlokasi disepanjang sungai Thames. Pemukiman utama yang di dirikan oleh romawi pada abad ke-1. Disinilah selama 3 tahun Vale menenangkan hati dan pikiran setelah diceraikan Alan. Thames Residences Hyde Park, apartemen mewah tempat di mana Vale tinggal selama di London. Sebagai ibu kota Inggris, kota ini selalu menawarkan kehidupan yang sibuk dan penuh gairah, tempat di mana keinginan dan kenyataan sering bertabrakan dengan cara yang tidak terduga. Di tengah segala hiruk-pikuk ini, Vale telah menemukan kedamaian yang ia cari selama bertahun-tahun. Di dalam kamar apartemen milik Vale, Alan memandangi wajah Vale yang sedang duduk di sofa dengan mulut tertutup rapat tanpa mau menjawab pertanyaannya sejak keluar dari jet pribadi miliknya. "Kau masih tak mau jawab juga." "Untuk apa? Aku mendapatkan itu semua darinya secara cuma-cuma. I think ... dia berhak dapat perhatian dariku," jawab Vale akhirnya setelah bungkam selama 30 menit yang lal

    Last Updated : 2024-11-28
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Perjanjian baru

    Alan menatap Vale, perasaan marah bercampur cemas merayapi hatinya. Di hadapan Vale, ia merasa tak berdaya, tak mampu mengendalikan dirinya lagi. Namun, di dalam dirinya ada perasaan yang lebih besar: bahwa Gerald Ludwig adalah ancaman nyata yang harus segera dihadapi, jika ia ingin kembali merebut hati Vale. Tiba di Jakarta ... Di ruang tamu Vale berdiri, membalikkan tubuhnya dengan langkah pelan. "Aku setuju," ujarnya, memecah kesunyian yang sudah lama menyesakkan. Alan mengangkat alisnya, ekspresinya berubah. "Kau serius?" tanyanya, tak percaya dengan kata-kata Vale. Vale mengangguk perlahan. "Tapi ada syarat. Kau harus menghentikan hubunganmu dengan Violet," tegasnya, matanya tak terlepas dari Alan. Alan menelan ludah, terkejut dengan permintaan itu. Violet, kekasihnya yang berasal dari Jerman, adalah sosok yang membuatnya melupakan Vale, setidaknya itu yang dia percayai. Namun, Vale tak memberi kesempatan untuk mempertimbangkan lagi. "Apa yang kamu maksud?" Alan menger

    Last Updated : 2024-11-28
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Kartu Perselingkuhan

    Pagi yang tenang itu terasa penuh dengan kesunyian yang memekakkan telinga. Alan mencoba mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggunya dengan menatap dokumen yang tergeletak di meja. Dokumen yang seharusnya ia baca beberapa hari lalu, yang diserahkan Abizar dengan begitu serius. Alan menarik tumpukan kertas dan membuka lembar demi lembar dengan perasaan yang tidak menentu. Setelah beberapa halaman berlalu, matanya berhenti pada sesuatu yang menarik perhatian sebuah foto. Foto yang cukup mengejutkan untuk membuat napasnya tercekat. Di sana Violet kekasihnya yang telah ia putuskan untuk ditinggalkan terlihat sedang berdiri di samping seorang pria muda dengan wajah tampan, di sebuah pesta di Italia. Ia melirik foto lainnya. Di foto berikutnya, Violet dan Boy tampak lebih intim lebih dari sekedar rekan kerja. Mereka berdua saling berpegangan tangan, tersenyum mesra. Alan merasakan kepalanya berputar, tubuhnya seakan membeku sejenak. Ada perasaan yang sulit dijelaskan ketika me

    Last Updated : 2024-11-29
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Perubahan tak terduga

    Pagi itu, hujan turun deras di luar mengaburkan jendela-jendela rumah besar yang dulunya selalu ramai oleh tawa dan canda. Alan Chester berdiri di jendela, menatap langit yang mendung, seakan ingin menutupi seluruh kenyataan pahit yang harus dia hadapi. Di meja, selembar surat yang ia tulis dengan tangan sendiri terbuka, tergeletak begitu saja, tanpa ada yang menyentuhnya. Itu adalah surat yang berisi ultimatum kepada Tuan Satia, Ayah dari mantan istrinya, Valeria. "Vale." Suara Alan memecah keheningan, membuat Valeria menoleh. Alan tampak serius, bahkan lebih serius dari biasanya. "Aku sudah menulis surat untuk ayahmu. Aku akan mengambil semua saham Vale Group jika dia tidak segera kembali ke Indonesia dan menyelesaikan masalahnya. Aku ingin dia bertanggung jawab." Valeria menatapnya dengan tatapan kosong. Sudah berapa kali Alan mengancam untuk melakukan hal yang sama? Berapa kali dia menggunakan Vale Group sebagai alat untuk memaksanya kembali ke kehidupannya? Namun, kali in

    Last Updated : 2024-11-30
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Penghianatan dan bayangan kejatuhan

    Bagi Alan Chester Clark, hari ini tampaknya tidak akan berakhir dengan tenang. Lantai marmer di ruang kerja pribadinya terasa lebih dingin dari biasanya, seolah mencerminkan ketegangan yang melingkupi dirinya. Di meja kerjanya, tumpukan berkas dan laptop yang terbuka menunjukkan kekacauan. Semua ini akibat satu kejadian yang mengejutkan, keuangan bank miliknya, Alan CC, diretas oleh hacker. Kerugiannya bukan main—tiga triliun rupiah hilang begitu saja. Alan menatap layar laptopnya, mencoba mencari celah, mencari penjelasan, namun tidak ada yang bisa menjelaskan dengan gamblang apa yang terjadi. Kecanggihan hacker yang menyerang banknya terlalu luar biasa untuk dilawan hanya dengan teknologi biasa. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, menarik napas panjang, berusaha meredam amarah yang hampir meledak. 'Apa ini? Kenapa aku bisa sebodoh ini?' gumam Alan pada dirinya sendiri, dengan tangan mengepal di meja. Violet, mantan kekasihnya yang sudah dia campakkan, tidak tampak belakangan ini

    Last Updated : 2024-12-02
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Akhir dari Pengkhianatan

    Abizar duduk dengan tenang di ruangannya, menunggu dengan sabar kedatangan Alan temannya yang telah dia beri tahu bahwa Boy dan Violet telah ditangkap dan dibawa ke markasnya. Matanya bersinar dengan niat jahat, siap untuk memberikan hukuman kepada kedua pengkhianat itu. Sementara itu, di ruang sebelah, Boy dan Violet diseret masuk dengan kasar oleh anak buah Abizar. Mata mereka ditutup dan tangan mereka diikat rapat, membuat mereka tidak bisa bergerak atau melihat apa pun di sekeliling mereka. Violet mencoba untuk tetap tenang meskipun hatinya berdebar kencang, namun Boy tidak bisa menahan diri. Dia berontak dan mencoba melawan, namun hanya mendapat pukulan oleh anak buah Abizar. "HEY! Bangun, kau masih kuat?" suara pria plontos yang tersenyum jahat di sampingnya. Boy merasakan dirinya diangkat dengan kasar dan dilemparkan ke lantai. Ia merasakan beberapa pukulan mengenai tubuhnya, membuatnya menjerit kesakitan. "Berhenti! Jangan lakukan itu!" caci Violet, yang sedari tadi

    Last Updated : 2024-12-02
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Keputusan Terakhir

    "Benar, Nyonya Valeria Rush dengan sadar sudah menandatangani surat rujuk, Tuan Gerald." Kata Abizar suara tegasnya menggema di ruang yang penuh ketegangan. Gerald menatap Abizar dengan mata yang lebar, tak percaya. Langkahnya terhenti seketika, seolah tubuhnya terkunci dalam ruang sempit. "Benarkah?!" ujar Gerald. "Ya, Tuan Gerald semuanya sudah tertulis. Nyonya Vale menandatanganinya sendiri," jawab Abizar dengan nada yang sepertinya tak mengindahkan rasa kecewa Gerald. "Dia memilih Tuan Alan," tambahnya lagi. Alan, yang sejak tadi berdiri dengan sikap begitu percaya diri, tersenyum penuh kemenangan. "Apa yang aku katakan, Tuan Gerald? Akhirnya, Vale kembali ke sisiku. Tidak ada yang bisa menghalau jalanku. Kamu lihat, kan? Semua yang kamu coba lakukan sia-sia." Gerald menatap Alan dengan pandangan dingin. "Kau pikir kau pemenangnya?" suaranya terdengar lebih rendah, penuh ancaman. "Aku belum selesai dengan ini." Tapi Alan hanya tertawa sinis, seperti menganggap semuanya s

    Last Updated : 2024-12-04

Latest chapter

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Jangan tinggalkan aku

    "Baik Tuan, kalau begitu Saya akan menyiapkan mobil dan menunggu Anda di lobi setelah Anda sudah siap.""Hem ... pergilah." Dengan gerakan tangan dari Tuannya Tian pergi meninggalkan Juan yang membelakanginya sambil menikmati pemandangan kota Jogjakarta yang begitu terkenal dengan kuliner tradisional dan keramah tamahan warganya.'Sudah setahun Kau pergi kemana Dokter Marsya. Begitu sulit menemukanmu. Apa Kau baik-baik saja diluar sana. Semua negara sudah Aku cari tak ada satupun tanda-tanda kehadiranmu,' monolognya dengan perasaan yang begitu hampa.***Juan pergi bersama asistennya Tian dengan pakaian santai. Menikmati perjalanan di kota Jogja untuk menghilangi rasa penat belakangan ini."Kau menikmati perjalanan ini Tian.""Sangat Tuan, bagaimana dengan Anda.""Hem ... sedikit menikmati tapi kenapa malam ini agak berbeda. Lihatlah dilangit banyak bintang-bintang bersinar dan berkilau.""Banyak masyarakat awam

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bersamanya

    Juan memeluk erat Marsya Dia mencium lama rambut Marsya yang wangi bunga rose."Tidak, Kau sudah mengacaukan hidupku berjanjilah tak akan pergi lagi, Marsya."Deg! Detak jantung Marsya begitu cepat ketika Juan tiba-tiba mengungkapakan perasaannya."Kau ... Kau sudah memiliki kekasih Juan, jangan seperti ini. Jangan buat kekasihmu bersedih, Aku bukan perebut kekasih orang."Dekapan Juan menegang matanya terbuka mendengar ucapan Marsya. Ya dia memang mempunyai kekasih tapi wanita inilah yang belakangan ini menjadi pemilik hati sebenarnya. Wanita ini sudah membuat dia membohongi kekasihnya.Juan melepas pelukannya tangannya menangkup wajah cantik Marsya dengan sorot mata lembut. "Kau yang ku inginkan tunggulah sebentar lagi Kita akan bersama.""Apa Kau tidak mengerti, Aku nggak cinta sama Kamu Juan. Kita hanya sepasang manusia yang baru bertemu belum lama yang tak sengaja bertemu dalam hubunganku bersama Bima temanmu. Kau tahu betul

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Tanggung jawab untuknya

    Deg! Detak jantung Marsya begitu cepat ketika Juan tiba-tiba mengungkapakan perasaannya."Kau ... Kau sudah memiliki kekasih Juan, jangan seperti ini. Jangan buat kekasihmu bersedih, Aku bukan perebut kekasih orang."Dekapan Juan menegang matanya terbuka mendengar ucapan Marsya. Ya dia memang mempunyai kekasih tapi wanita inilah yang belakangan ini menjadi pemilik hati sebenarnya. Wanita ini sudah membuat dia membohongi kekasihnya.Juan melepas pelukannya tangannya menangkup wajah cantik Marsya dengan sorot mata lembut. "Kau yang ku inginkan tunggulah sebentar lagi Kita akan bersama.""Apa Kau tidak mengerti, Aku nggak cinta sama Kamu Juan. Kita hanya sepasang manusia yang baru bertemu belum lama yang tak sengaja bertemu dalam hubunganku bersama Bima temanmu. Kau tahu betul siapa yang selalu mengisi hatiku sampai saat ini. Tolong ijinkan Aku pergi Dokter Juan.''Juan memandang sinis Marsya tatapannya berubah dingin membuat Marsya sedikit

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Mengingat masa lalu

    "Baik Tuan, kalau begitu Saya akan menyiapkan mobil dan menunggu Juan pergi bersama asistennya Tian dengan pakaian santai. Menikmati perjalanan di kota Jogja untuk menghilangi rasa penat belakangan ini."Kau menikmati perjalanan ini Tian.""Sangat Tuan, bagaimana dengan Anda.""Hem ... sedikit menikmati tapi kenapa malam ini agak berbeda. Lihatlah dilangit banyak bintang-bintang bersinar dan berkilau.""Banyak masyarakat awam bilang pandanglah langit yang gelap seandainya ada bintang jatuh maka mintalah sesuatu kepada bintang itu agar menyampaikan kepada Tuhan supaya doa Kita terkabul Tuan.""Itu mitos Tian buktinya setiap malam Aku selalu memandang langit bertabur bintang tapi tak ada satu pun permintaanku didengarnya.""Anda ingin bertemu dengan seseorang pandanglah langit disana pasti akan ada bintang jatuh malam ini. Saya yakin doa Anda didengar Tuhan malam ini."Juan hanya tersenyum mendengar saran asisten

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   JuanMarsya

    "Besok Kau ikut Aku ke markas Abizar. Apa tujuannya sampai harus bersitegang dengan Kita, pergilah!" "Baik Tuan Dominic." Ahmad membungkukkan punggungnya melangkah mundur dan keluar dari ruangan ketua mafia Clan. Seperginya Ahmad, Dominic mengetuk-ngetuk meja dengan pisau lipatnya. "Sudah ku duga wanita itu bukan keturunan orang sembarangan. Aku pernah melihat mendiang Ibunya menghajar pencuri yang mengganggu Julia sampai tumbang. Juan Kau benar-benar bodoh meninggalkan wanita istimewa itu," gumamnya. Disisi lain didalam club malam diruangan VIP ada dua sosok pria tampan sedang menikmati minumannya. " Loe nggak pulang sejak tadi ponsel loe bergetar. Gue lihat nama tunangan loe." "Berisik! Diamlah Tom ... Loe saja yang pulang anak istri nanti cari Loe," balas Juan. "Istri sama anak gue sedang berada di Jepang Kakeknya kangen cucunya. Kami barusan selesai video call. Gue sudah ijin temani Lo

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   JuanMarsya

    Suatu malam, Juan masuk ke kamar Marsya yang mau tidur di kamarnya tanpa seizinnya. "Kenapa kamu di sini, Juan?" tanya Marsya, yang telah memasuki delapan bulan kehamilannya. "Kenapa? Ini kamar kamukan dan aku ingin berada dekat anakku," ucap Juan sambil menatap perut Marsya yang telihat sudah membesar. Marsya menatap Juan dengan heran. "Ck, jangan aneh-aneh. Aku memberikanmu kesempatan, tapi tidak sebebas ini. Keluarlah, aku mau istirahat," ujar Marsya, mencoba mengusir Juan dari kamarnya. "Besok lusa kita akan menikah, aku sudah menyiapkan semuanya," kata Juan dengan suara mantap. Marsya terdiam sejenak, tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Apa katamu, menikah?" tanyanya dengan wajah terkejut. "Ya, kita akan menikah," jawab Juan dengan tegas. "Aku tidak mau, kau jangan memaksaku, Juan!" "Aku tidak perlu persetujuanmu, yang jelas besok lusa kita akan menikah atau... ," ucap Juan menggangtung sam

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   JuanMarsya

    "Nyonya Marsya mohon maaf, Saya dan semua pengawal akan pergi meninggalkan klinik. Apa suster Siska bisa menemani Anda?" tanya salah satu seorang pengawal yang Marsya ketahui ketua dari para pengawal lainnya. Marsya kaget mendengar ucapan pengawal Juan yang berdiri menatapnya iba. "Kalau Dia sudah berkata seperti itu kalian boleh meninggalkan Aku. Tenang saja Aku biasa sendiri, Tuan pengawal," jawab Marsya tersenyum hangat. Deg! Hati Ahmad bergetar mendengar ucapan wanita yang berdiri dihadapannya. Meskipun wanita itu habis menangis tapi bibirnya masih bisa tersenyum. "Nyonya ini nomer telepon Saya, Anda bisa menghubungi Saya. Kami hanya khawatir meninggalkan Anda disini sendiri." "Tidak apa-apa Tuan pengawal sekarang masih sore nanti Siska pasti datang sebaiknya Anda pergi secepatnya nanti Juan bisa marah." "Ya sudah Saya pergi Nyonya Anda hati-hati di klinik kalau ada apa-apa hubungi Saya. Na

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   JuanMarsya

    "Ck ...sudahlah Aku lelah hari ini ada pasienku mau melahirkan." "Sudah ku atasi tenang saja klinikmu libur hari ini. Semua pasien sudah dibawa ke rumah sakit lain." "Apa! Apa maksudmu?" kaget Marsya mendengar ucapan Juan. Badannya sampai setengah duduk membuat kesenangan Juan terganggu. Juan bangun dari kasur lalu berdiri dihadapan Marsya dengan senjata yang masih menegang. Tangannya memegang dagu Marsya kepalanya menunduk menatap istrinya yang terlihat marah tapi seksi dimatanya. "Benar, semua pasienmu sudah Aku pindahkan ke rumah sakit milikku. Penghasilan rumah sakit hari ini tetap masuk kerekening Kamu sayang. Kau tak usah khawatir mereka ditangani dengan baik. Dan Kau hanya menangani Aku saja, hem." "Tapi ... hph," Belum sampai melanjutkan ucapannya Juan mencium bibir Marsya yang membengkak tangannya terulur mengendong tubu

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   JuaMarsya

    Kedua bola matanya terbelalak melihat Juan yang sedang melumat bibirnya dengan mata memandangnya. "Hph ... uh ... Juan hentikan." Bukannya berhenti Juan semakin melesakkan lidahnya ke dalam mulut Marsya melumat dan menghisap saling merasakan saliva masing-masing. Tangannya mencekal pergelangan tangan Marsya ke atas kepala dan mengunci kakinya dengan menindihnya. "Juan apa yang Kau lakukan?" "Kenapa, Aku meminta hak Aku sebagai suami." "Enak saja! Aku nggak mau, minggir berat nih!" "Ck ... jangan merusak suasana istriku!" "Aku belum siap Juan, Aku ... Aku lagi datang bulan. Ah ya! Benar datang bulan." "Yakin? Apa hanya alasan Kamu saja?" "Aku tidak bohong Juan, awas ih berat Kamunya!" Juan tersenyum menyeringai jahat sambil memainkan lidahnya ke bibir. "Kenapa wajahmu sepertii itu? Jangan aneh-aneh deh!" Tiba-tiba tangan kiri Juan menyentuh dua bulatan Marsya yang padat pas digenggamannya. "Kau tidak memakai bra? Sepertinya istriku ini sudah biasa tidur seperti ini, hem?"

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status