Share

Bab 11

Author: Miss Kay
last update Last Updated: 2024-11-30 22:26:17
"Ahk..." Desah Vale saat Alan menambah kecepatan gerakannya di bawah sana sambil menggoda dengan sentuhan di tubuhnya membuat akal sehatnya hilang begitu saja. Vale merasakan sensasi yang luar biasa saat tubuhnya berpadu dengan Alan, dan tanpa sadar dia terhanyut oleh permainan cinta Alan.

"Kau hanya milikku, Vale, selamanya," ucap Alan tanpa menghentikan gerakannya yang semakin cepat.

Alan terus meningkatkan ritme gerakannya, menggoda Vale dengan lembut namun penuh gairah. Vale merasa seperti tenggelam dalam kenikmatan yang tak terhingga, tanpa bisa berpikir jernih lagi.

"Tidak, Alan, hentikan," teriak Vale ketika bagian sensitifnya di bawah sana merasakan gelombang hebat yang membuatnya tak berdaya. Namun, belum hilang dari rasa yang memabukkan, Alan telah mengangkat tubuhnya ke atas tanpa melepaskan penyatuan mereka.

"Enjoy it baby... Oh damn you're tight!" ucap Alan merasa seperti terbang di langit. Alan terus bergerak sambil menahan pinggul Vale, saling menyatu dalam ci
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 12

    Boy dibawa ke ruang interogasi di markas Abizar dengan tangan dan kakinya dirantai. Ruang interogasi itu dipenuhi dengan berbagai senjata berbahaya seperti samurai, pisau lipat, dan benda-benda lain yang membuatnya merasa ketakutan. "Apakah kau yang memasukkan obat laknat itu ke dalam minuman Mr. Alan?" tanya Yash sambil menatap tajam kepada Boy. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan," jawabnya pelan. Tapi setelah tahu maksud pria itu dia tertawa. "Dasar binatang mau saja menurutinya," gumam Boy lagi dengan senyuman mengejeknya kepada Yash. Boy tersenyum sinis. "Kami memang anjing setia kepada tuannya, tapi kami tidak akan menggigit tuan kami sendiri," balasnya dengan tajam. Boy merasa kesal mendengar jawaban Yash. "Kau ini!" kesalnya, tapi kemudian ia tertawa dengan keras. Laura, yang sedang memperhatikannya lewat monitor dari ruangannya, merasa geram melihat tingkah Boy. Laura segera menyusul Yash keruang interogasi. Tatapannya saling bertemu dengan Boy. Dan tanpa ba

    Last Updated : 2024-12-02
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 13

    Abizar memasuki ruangan dengan langkah yang tenang dan dingin. Dia melihat Boy yang tergeletak di lantai, tubuhnya lemah dan berlumuran darah dengan rantai yang masih mengikatnya. "Kau masih belum mau mengakui?" tanya Abizar dengan suara yang datar. Boy mengangkat kepalanya dan melihat Abizar dengan mata yang berisi kebencian. "Aku tidak akan pernah mengakui," jawab Boy dengan suara yang lemah tapi penuh dengan keberanian. Abizar tersenyum dan berjalan mendekati Boy. "Kau pikir kau bisa menahan rahasia itu selamanya?" tanya Abizar dengan suara yang menantang. Boy tidak menjawab, tapi Abizar bisa melihat ketakutan di dalam matanya. "Kita lihat saja," kata Abizar dengan suara yang dingin sebelum memerintahkan anak buahnya untuk melanjutkan penyiksaan terhadap Boy. Anak buah Abizar kemudian melanjutkan penyiksaan terhadap Boy. Mereka memukul dan menendangnya hingga Boy tidak bisa bergerak lagi. "Berhenti!" teriak Abizar tiba-tiba. "Aku ingin dia masih bisa berbicara."

    Last Updated : 2024-12-02
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 14

    Valeria mendengar suara Alan yang meninggi ketika dia ingin menemuinya dan dia bingung dengan kehadiran seorang wanita paruh baya. Dia berjalan mendekati ruangan dan melihat Alan yang terlihat marah, serta wanita paruh baya yang terlihat ketakutan. "Apa yang terjadi?" Valeria bertanya dengan suara yang lembut, mencoba untuk menenangkan situasi. Alan menatap Valeria dengan mata yang marah, tapi kemudian dia mengambil napas dalam-dalam dan mencoba untuk menenangkan dirinya. "Tidak apa-apa, Valeria," Alan menjawab dengan suara yang masih terdengar marah. "Wanita ini hanya datang untuk mencari seseorang." Valeria melihat wanita paruh baya itu dengan rasa penasaran. "Siapa yang dia cari?" Valeria bertanya. Wanita paruh baya itu melihat Valeria dengan mata yang berisi harapan. "Aku mencari Boy, anakku nona" dia menjawab dengan suara yang bergetar. Valeria terkejut mendengar nama Boy. "Apa hubungan Anda dengan Boy?" Valeria bertanya dengan suara yang penasaran. Dia jelas mengena

    Last Updated : 2024-12-04
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 15

    Enam bulan kemudian Abizar mengetuk kamar Alan berkali-kali. "Vale, cepatlah buka pintunya!" Vale muncul dengan wajah lelah dan penuh pertanyaan. "Ada apa, Abizar? Kenapa mengetuk kamar berkali-kali seperti itu?" "Aku membawa Alan pulang dalam keadaan kacau. Aku butuh bantuanmu untuk membawanya ke kamar." Vale terkejut. "Kenapa Alan dalam keadaan seperti itu? Ada apa dengannya?" "Kau tanyakan saja besok kepadanya setelah dia sadar. Aku pamit dulu, Vale." Vale membantu Abizar membawa Alan ke kamarnya. Setelah Abizar pergi, Vale duduk di samping tempat tidur dengan menatap Alan kesal. Vale menggoyangkan bahu Alan. "Alan, bangunlah. Apa yang terjadi denganmu?" Alan yang masih merem melek, tiba-tiba menarik Vale untuk mencium bibirnya. "Aku tidak tahan lagi, Vale. Aku ingin kamu, sekarang juga." Vale kaget dengan tindakan Alan. "Kau itu kenapa, kau habis minum-minum." Alan berbicara dengan nafas tersengal-sengal. "Ya aku hanya minum sedikit tapi ada yang menaruh se

    Last Updated : 2024-12-04
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 16

    Beberapa hari kemudian mereka berdua merancanakan bulan madu. Alan dan Vale sudah lama bermimpi untuk pergi ke Maladewa. Mereka akhirnya bisa mewujudkan impian mereka setelah sempat berpisah selama bertahun-tahun. Saat mereka tiba di pulau yang indah itu, mata mereka terpana oleh keindahan alamnya. "Vale, lihatlah keindahan Maladewa ini. Sungguh luar biasa," ucap Alan sambil tersenyum. "Betul sekali, Alan. Tempat ini benar-benar seperti surga di bumi," jawab Vale sambil merasakan kebahagiaan yang mendalam. Mereka berdua langsung menuju pantai untuk menikmati matahari terbenam. Suasana di pantai begitu tenang dan damai. Pasir putih yang lembut, air laut yang jernih, dan sinar matahari yang hangat membuat mereka betah berada di sana. "Sungguh romantis, bukan? Kita berdua di sini, menikmati keindahan alam bersama," ujar Alan sambil menggandeng tangan Vale. "Ya, ini benar-benar luar biasa. Aku tidak pernah membayangkan bisa datang ke tempat ini bersamamu," balas Vale denga

    Last Updated : 2024-12-05
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 17

    Alan menggenggam tangan Vale dengan erat, mencoba menenangkan dirinya, meskipun hatinya terus berdebar kencang. Pesan yang diterima tadi dan kemunculan dua pria besar yang tiba-tiba menghadang mereka membuat perasaan cemas semakin menguasai dirinya. Alan menggenggamnya lebih kuat, seolah memberikan kekuatan yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. "Alan... apa yang sedang terjadi?" Vale berbisik, suaranya terengah, kebingungan dan ketakutan bercampur aduk di matanya. Pria yang menghadang mereka itu, dengan tubuh kekar dan pakaian gelap, memandangi mereka berdua dengan tatapan tajam. "Kalian berdua, ikuti kami," katanya dengan suara yang rendah, namun tegas. "Ada orang yang ingin berbicara dengan kalian." Alan berdiri tegak, menatap dua pria itu dengan intens. "Siapa yang mengirim pesan itu?" tanyanya, nada suaranya begitu tegas, meskipun di dalam dirinya terasa ketegangan yang luar biasa. Salah satu pria itu tersenyum tipis, namun senyuman itu penuh ancaman. "Tanyakan s

    Last Updated : 2024-12-06
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 18

    Abizar sedang duduk santai di balkon sambil menghisap rokok. Malam itu, udara di Jakarta begitu sejuk dan angin bertiup lembut. Tiba-tiba, anak buahnya mengetuk pintunya yang memang dibiarkan terbuka. "Maaf mengganggu, Tuan. Tampaknya ada masalah dengan Tuan Alan. Kode sinyal beliau sudah berkedip selama 45 menit, lokasi berada di sebuah Villa." "Sialan! Bagaimana bisa dia berada di sana tanpa memberi tahu saya? Siapkan pesawat, kita harus segera pergi untuk menyelamatkannya. Dimana titik terakhir keberadaannya?" "Mereka berada di Maladewa, Tuan. Di sebuah villa milik Dori. Sepertinya Tuan Alan dan istrinya disandera." Abizar menghembuskan asap rokoknya. "Sialan! Baik, segera persiapkan semua perlengkapan. Kita harus segera menolongnya." "Kami siap, Tuan. Kami akan mengumpulkan tim secepat mungkin." Abizar segera meninggalkan rokok yang masih menyala di tangan dan bergegas menuju markas untuk menyiapkan segala perlengkapan yang diperlukan. Di pesawat dalam perjalanan me

    Last Updated : 2024-12-06
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 19

    Beberapa hari yang lalu Vale mulai berubah menjadi manja dan sering merasa mual-mual. Alan pun merasa bingung dengan perubahan sikap istrinya. Ia mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Vale. Dengan cemas, Alan menghubungi dokter pribadi mereka, Dokter Marsya, untuk memeriksa kondisi Vale. Keesokan harinya, Dokter Marsya datang ke rumah mereka untuk memeriksa Vale. Setelah melakukan pemeriksaan yang cermat, Dokter Marsya tersenyum dan berkata. "Tuan Alan, saya mempunyai berita baik untukmu. Gejala yang istrimu alami sebenarnya disebabkan oleh sindrom kehamilan." Alan begitu terkejut mendengarnya. "Apakah itu mungkin? Aku kira cuma masuk angin biasa, tapi ternyata kamu hamil, sayang," ucapnya lembut kepada Vale. Dokter Marsya mengangguk sambil tersenyum. "Ya, Tuan Alan. Nyonya Vale sedang hamil. Anda akan menjadi seorang calon ayah sekarang." Vale tersenyum bahagia. "Tentu saja, sayang. Aku bahagia sekali mendengar berita ini." Alan pun langsung mencium kenin

    Last Updated : 2024-12-18

Latest chapter

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 99

    Pria itu memberitahu Abizar bahwa Violet telah merencanakan untuk menghancurkan Vale dengan cara yang sangat kejam. Dia telah menyewa sekelompok orang untuk melakukan pekerjaan kotor itu. Abizar merasa marah ketika mendengar rencana Violet. "Kalian memang sampah!" ucap Abizar dengan suara yang keras. Pria itu terlihat takut dan berusaha untuk melanjutkan ucapannya. "Violet memiliki dendam yang sangat dalam terhadap Tuan Alan dan Boy. Dia merasa bahwa mereka telah merusak hidupnya dan sekarang dia ingin membalas dendam." Abizar mengangguk dan memutuskan untuk segera mengambil tindakan. Dia tidak bisa membiarkan Violet melakukan hal seperti itu. "Aku akan segera menghubungi Alan dan Boy untuk memberitahu mereka tentang rencana Violet," kata Abizar dengan suara ya

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 98

    Alan langsung menghubungi Abizar, unuk membantunya. 'Abizar, aku butuh bantuanmu,' kata Alan dengan suara yang serius. 'Apa yang terjadi, Alan?' tanya Abizar dengan suara yang penasaran. 'Aku dan Boy telah menerima beberapa ancaman,' jawab Alan. 'Aku tidak tahu siapa yang melakukannya, tapi aku ingin kamu menyelidikinya.' Abizar langsung setuju untuk membantu Alan. 'Aku akan segera menyelidiki,' kata Abizar. 'Tapi aku butuh informasi lebih lanjut tentang ancaman-ancaman tersebut.' Alan kemudian memberikan informasi lebih lanjut tentang ancaman-ancaman yang telah dia terima, termasuk isi surat ancaman yang telah dia dapatkan. Abizar mendengarkan dengan saksama dan kemudian berjanji u

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 97

    Violet mulai merencanakan sesuatu untuk menghancurkan kebahagiaan Alan dan Boy. Dia memanggil seseorang yang dia kenal untuk membantunya. "Hey, aku butuh bantuanmu," ucap Violet dengan suara yang penuh dengan dendam. "Apa yang kamu butuhkan?" tanya orang itu dengan suara yang penasaran. "Aku ingin menghancurkan kebahagiaan Alan dan Boy," jawab Violet dengan suara yang penuh dengan kemarahan. "Mereka pikir mereka bisa bahagia tanpaku?" Orang itu tersenyum. "Aku bisa membantumu. Tapi aku butuh sesuatu sebagai imbalan." Violet tersenyum. "Aku akan memberimu apa pun yang kamu inginkan. Asalkan kamu bisa membantuku menghancurkan kebahagiaan mereka." Orang itu mengangguk. "Baiklah. Aku akan membantumu. Tapi kamu harus siap dengan konsekuensinya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 96

    "Alan, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan," ucap Boy dengan suara yang bergetar. "Aku telah melakukan kesalahan yang sangat besar dan aku tidak tahu bagaimana aku bisa memperbaikinya." "Boy, aku tahu bahwa kamu telah melakukan kesalahan," ucap Alan dengan suara yang tenang. "Tapi aku juga tahu bahwa kamu tidaklah jahat. Kamu hanya salah dan kamu harus bertanggung jawab atas perbuatamu." "Aku tahu, Alan," ucap Boy dengan suara yang sedih. "Aku hanya ingin meminta maaf atas segala kesalahan yang aku telah lakukan. Aku tidak ingin menyakiti kamu atau siapa pun lagi." "Boy, aku memaafkan kamu. Tapi kamu harus berjanji padaku bahwa kamu akan memperbaiki diri dan tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi." "Aku berjanji, Alan," ucap Boy dengan suara yang bersemangat. "Aku akan memperbaiki diri dan aku akan menjadi orang yang lebih baik. Terima kasih, Alan,

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 95

    Scot mendorong tubuh wanita malam itu dengan kasar sampai terjatuh ke lantai. "Sialan berani-beraninya dia menikah lagi," ucap Scot dengan kesal, sambil membanting gelas yang ada di meja. Para wanita malam yang menemaninya berhamburan pergi, meninggalkan Scot dalam ruangan yang mencekam. Scott Lanser menarik napas dalam-dalam. Dia tahu bahwa keluarga Han adalah keluarga yang sangat berpengaruh di kota ini, dan melibatkan dirinya dalam urusan mereka bisa berbahaya. Ia tahu bahwa Park Yo Ming adalah orang yang berbahaya dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. "Tuan Park mungkin bukan orang yang bisa diremehkan, tapi jangan lupakan bahwa aku pun memiliki pengaruh yang sama besar di kota ini," ucap Scott Lanser dengan suara penuh keyakinan. Anak buahnya menelan ludah sebentar sebelum mela

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 94

    Park melemparkan senyum sinis ke arah Maria sebelum kembali menarik rambutnya dengan ganas. 'Kau pikir aku akan membiarkanmu begitu saja setelah semua yang kau lakukan?" Maria menggeleng pelan, matanya berkaca-kaca. "Aku minta maaf, Tuan. Aku tidak bermaksud mencelakaimu." "Dasar wanita licik!" Park semakin mengencangkan cengkeramannya pada rambut Maria, lalu menyeretnya ke arah bathub. Maria berteriak kesakitan, namun suaranya seolah tercekat saat wajahnya dipaksa masuk ke dalam air. Park memaksa Maria untuk tenggelam berkali-kali, membuatnya kesulitan bernapas. "Tolong... aku... lep... as," suara Maria pecah terpotong-potong berusaha mencari udara. Park terus tersenyum penuh kepuasan melihat Maria menderita. "Inilah balasan karena berani melawanku. Kau pantas menerima hukuman ini." Maria meront

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 93

    Di ruang operasi yang steril, Bella merasa gugup dan khawatir. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana akan melahirkan bayinya prematur, apalagi dengan kondisinya yang masih lemah karena pendarahan. Dokter dan perawat mulai bersiap untuk melakukan operasi Caesar. "Dokter, apa benar bayi saya bisa lahir dengan selamat?" tanya Bella khawatir. Dokter tersenyum lembut. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk Anda dan bayi Anda, Bella. Semua akan berjalan lancar, jangan khawatir." Beberapa saat kemudian, proses operasi pun dimulai. Bella merasakan kesakitan yang luar biasa saat pisau bedah mulai memotong perutnya. Dia hanya bisa menahan rasa sakitnya sambil berdoa agar bayinya bisa lahir dengan selamat. "Sedikit lagi, Bella. Bayi Anda hampir lahir," ucap dokter dengan penuh semangat.

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 94

    Scot mendorong tubuh wanita malam itu dengan kasar sampai terjatuh ke lantai. "Sialan berani-beraninya dia menikah lagi," ucap Scot dengan kesal, sambil membanting gelas yang ada di meja. Para wanita malam yang menemaninya berhamburan pergi, meninggalkan Scot dalam ruangan yang mencekam. Scott Lanser menarik napas dalam-dalam. Dia tahu bahwa keluarga Han adalah keluarga yang sangat berpengaruh di kota ini, dan melibatkan dirinya dalam urusan mereka bisa berbahaya. Ia tahu bahwa Park Yo Ming adalah orang yang berbahaya dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. "Tuan Park mungkin bukan orang yang bisa diremehkan, tapi jangan lupakan bahwa aku pun memiliki pengaruh yang sama besar di kota ini," ucap Scott Lanser dengan suara penuh keyakinan. Anak buahnya menelan ludah sebentar sebelum melanjutkan. "Tapi janga

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 92

    Abizar berhenti sejenak, memandangnya dengan mata yang penuh arti. “Aku tahu. Dia tidak akan pernah melepaskanku, tidak pernah. Tapi aku sudah tidak bisa kembali. Dunia ini, keluarga ini, itu semua bukan lagi tempatku. Aku hanya ingin hidup denganmu, Elsa. Aku hanya ingin kamu tetap aman.” Elsa menelan ludah. Ada begitu banyak perasaan yang bercampur aduk dalam dirinya—cinta, ketakutan, kebingungan. “Tapi kalau kamu pergi ke sana, kamu akan... akan berhadapan dengan Ebizawa. Apa yang akan terjadi padamu?” Abizar menghela napas panjang, berjalan mendekat, dan duduk di sampingnya. “Aku tidak tahu, Elsa. Tapi apa yang lebih buruk dari ini? Kehidupan yang terus terjebak dalam kebohongan dan pengkhianatan? Aku sudah cukup. Kali ini, aku harus memilih untuk melawan.” Elsa merasa air mata mulai menggenang di matanya. “Aku takut, Abizar. Aku takut kehilanganmu. Aku tidak ingin kamu terluka lagi, tid

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status