Beranda / Romansa / MENGGODA MANTAN ISTRI / Kembali memilikinya

Share

Kembali memilikinya

Penulis: Miss Kay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-29 15:33:06
"Bolehkan aku bertanya sekali lagi padamu, Alan?" tanya Vale sambil menatap mata Alan dengan tatapan penuh ketegasan.

Alan mengangguk pelan. "Ya, tentu saja, apa yang ingin kau tanyakan, Vale?"

"Kau benar-benar ingin aku kembali kesisimu?" tanya Vale dengan suara bimbang.

Alan menganggukkan kepalanya.

"Dan kau tidak menginginkanku dekat dengan Gerald, bukan?" tanya Vale lagi, mencoba memastikan.

"Nope!"

Vale menarik nafas dalam-dalam. "Kau yakin tak menyesali keputusanmu mengajakku rujuk kembali?"

Alan menatap wanita didepannya dengan dalam. "Tidak, aku tidak menyesali keputusan itu."

Vale manggut-manggut lalu bibirnya tersenyum miring kemudian berkata.

"Kalau begitu, aku mau kembali denganmu. Tapi aku tidak ingin dipoligami, Alan. Aku ingin menjadi istri sahmu satu-satunya. Are you ready?"

Alan tersenyum tipis mendengar ucapan Vale. "Ok, I'm ready!."

"Tolong bawa berkas itu," ucap Alan pada salah satu pengawal yang berdiri di dekatnya.

Pengawal itu segera
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 11

    "Ahk..." Desah Vale saat Alan menambah kecepatan gerakannya di bawah sana sambil menggoda dengan sentuhan di tubuhnya membuat akal sehatnya hilang begitu saja. Vale merasakan sensasi yang luar biasa saat tubuhnya berpadu dengan Alan, dan tanpa sadar dia terhanyut oleh permainan cinta Alan. "Kau hanya milikku, Vale, selamanya," ucap Alan tanpa menghentikan gerakannya yang semakin cepat. Alan terus meningkatkan ritme gerakannya, menggoda Vale dengan lembut namun penuh gairah. Vale merasa seperti tenggelam dalam kenikmatan yang tak terhingga, tanpa bisa berpikir jernih lagi. "Tidak, Alan, hentikan," teriak Vale ketika bagian sensitifnya di bawah sana merasakan gelombang hebat yang membuatnya tak berdaya. Namun, belum hilang dari rasa yang memabukkan, Alan telah mengangkat tubuhnya ke atas tanpa melepaskan penyatuan mereka. "Enjoy it baby... Oh damn you're tight!" ucap Alan merasa seperti terbang di langit. Alan terus bergerak sambil menahan pinggul Vale, saling menyatu dalam ci

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 12

    Boy dibawa ke ruang interogasi di markas Abizar dengan tangan dan kakinya dirantai. Ruang interogasi itu dipenuhi dengan berbagai senjata berbahaya seperti samurai, pisau lipat, dan benda-benda lain yang membuatnya merasa ketakutan. "Apakah kau yang memasukkan obat laknat itu ke dalam minuman Mr. Alan?" tanya Yash sambil menatap tajam kepada Boy. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan," jawabnya pelan. Tapi setelah tahu maksud pria itu dia tertawa. "Dasar binatang mau saja menurutinya," gumam Boy lagi dengan senyuman mengejeknya kepada Yash. Yash tersenyum sinis. "Kami memang anjing setia kepada tuannya, tapi kami tidak akan menggigit tuan kami sendiri," balasnya dengan tajam. Boy merasa kesal mendengar jawaban Yash. "Kau ini!" kesalnya, tapi kemudian ia tertawa dengan keras. Laura, yang sedang memperhatikannya lewat monitor dari ruangannya, merasa geram melihat tingkah Boy. Laura segera menyusul Yash keruang interogasi. Tatapannya saling bertemu dengan Boy. Dan tanpa b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 13

    Abizar memasuki ruangan dengan langkah yang tenang dan dingin. Dia melihat Boy yang tergeletak di lantai, tubuhnya lemah dan berlumuran darah dengan rantai yang masih mengikatnya. "Kau masih belum mau mengakui?" tanya Abizar dengan suara yang datar. Boy mengangkat kepalanya dan melihat Abizar dengan mata yang berisi kebencian. "Aku tidak akan pernah mengakui," jawab Boy dengan suara yang lemah tapi penuh dengan keberanian. Abizar tersenyum dan berjalan mendekati Boy. "Kau pikir kau bisa menahan rahasia itu selamanya?" tanya Abizar dengan suara yang menantang. Boy tidak menjawab, tapi Abizar bisa melihat ketakutan di dalam matanya. "Kita lihat saja," kata Abizar dengan suara yang dingin sebelum memerintahkan anak buahnya untuk melanjutkan penyiksaan terhadap Boy. Anak buah Abizar kemudian melanjutkan penyiksaan terhadap Boy. Mereka memukul dan menendangnya hingga Boy tidak bisa bergerak lagi. "Berhenti!" teriak Abizar tiba-tiba. "Aku ingin dia masih bisa berbicara."

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 14

    Valeria mendengar suara Alan yang meninggi ketika dia ingin menemuinya dan dia bingung dengan kehadiran seorang wanita paruh baya. Dia berjalan mendekati ruangan dan melihat Alan yang terlihat marah, serta wanita paruh baya yang terlihat ketakutan. "Apa yang terjadi?" Valeria bertanya dengan suara yang lembut, mencoba untuk menenangkan situasi. Alan menatap Valeria dengan mata yang marah, tapi kemudian dia mengambil napas dalam-dalam dan mencoba untuk menenangkan dirinya. "Tidak apa-apa, Valeria," Alan menjawab dengan suara yang masih terdengar marah. "Wanita ini hanya datang untuk mencari seseorang." Valeria melihat wanita paruh baya itu dengan rasa penasaran. "Siapa yang dia cari?" Valeria bertanya. Wanita paruh baya itu melihat Valeria dengan mata yang berisi harapan. "Aku mencari Boy, anakku nona" dia menjawab dengan suara yang bergetar. Valeria terkejut mendengar nama Boy. "Apa hubungan Anda dengan Boy?" Valeria bertanya dengan suara yang penasaran. Dia jelas mengena

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 15

    Enam bulan kemudian Abizar mengetuk kamar Alan berkali-kali. "Vale, cepatlah buka pintunya!" Vale muncul dengan wajah lelah dan penuh pertanyaan. "Ada apa, Abizar? Kenapa mengetuk kamar berkali-kali seperti itu?" "Aku membawa Alan pulang dalam keadaan kacau. Aku butuh bantuanmu untuk membawanya ke kamar." Vale terkejut. "Kenapa Alan dalam keadaan seperti itu? Ada apa dengannya?" "Kau tanyakan saja besok kepadanya setelah dia sadar. Aku pamit dulu, Vale." Vale membantu Abizar membawa Alan ke kamarnya. Setelah Abizar pergi, Vale duduk di samping tempat tidur dengan menatap Alan kesal. Vale menggoyangkan bahu Alan. "Alan, bangunlah. Apa yang terjadi denganmu?" Alan yang masih merem melek, tiba-tiba menarik Vale untuk mencium bibirnya. "Aku tidak tahan lagi, Vale. Aku ingin kamu, sekarang juga." Vale kaget dengan tindakan Alan. "Kau itu kenapa, kau habis minum-minum." Alan berbicara dengan nafas tersengal-sengal. "Ya aku hanya minum sedikit tapi ada yang menaruh se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 16

    Gerald sedang berjalan-jalan di pantai Maladewa bersama tunangannya, Diana. Tiba-tiba, dia melihat Alan dan Valeria sedang tertawa dari kejauhan. Gerald menatap Valeria dengan penuh kerinduan, dan dia bisa merasakan betapa dalamnya perasaan dia terhadapnya. "Valeria," Gerald berbisik, dengan suara yang penuh kerinduan Dia pun langsung mendekati mereka tanpa memperdulikan Diana. Alan yang terkejut melihat Gerald menghampiri mereka lalu menatap Valeria dengan penuh kerinduan, langsung menjadi posesif. "Jangan bicara lama-lama dengannya, Vale," Alan berbisik, dengan suara yang tidak suka. Valeria merasa tidak nyaman dan mencoba untuk menghindari mata Gerald, tapi Gerald malah melangkah lebih dekat. "Valeria bagaimana kabarmu," tanya Gerald, dengan suara yang penuh kerinduan. Alan langsung memotong ucapan Gerald. "Kami tidak memiliki waktu untuk berbicara denganmu, Gerald," Alan berbisik, dengan suara yang sedikit kesal. Gerald menatap Alan dengan penuh kebencian, tapi V

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 17

    Diana merasa sedih dan kecewa karena Gerald tidak mencintainya dengan tulus. Dia merasa seperti hanya menjadi alat untuk memenuhi kesepakatan keluarga. "Aku tidak ingin menjadi istri kamu hanya karena kesepakatan keluarga," Diana berkata, dengan suara yang sedih. "Aku ingin kamu mencintai aku dengan tulus." Gerald tidak menjawab dan hanya memandang ke bawah. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan untuk membuat Diana merasa lebih baik. "Aku minta maaf, Diana," Gerald berkata, dengan suara yang pelan. "Aku tidak bisa memberikan cinta yang kamu inginkan. "Baiklah, Gerald, aku mengerti. Aku akan menjadi istri kamu, tapi sesuai janjimu waktu itu jadikan aku satu-satunya istrimu." Diana menatap Gerald dengan mata yang sendu, tapi dia tidak menunjukkan perasaan marah atau kecewa. Dia hanya mengangguk dan menerima keputusan Gerald. "Gerald hanya menatapnya datar lalu pergi ke kamar mandi. Diana menatap punggung Gerald yang masuk ke dalam kamar mandi. Dalam hatinya, Diana memiliki ren

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 18

    "Charlotte?" Alan terkejut dan tidak percaya melihat wanita yang sudah lama tak berkabar. Charlotte menatap Alan dengan senyum yang manis. "Halo, Alan," dia berkata, suaranya lembut dan ramah. Valeria merasa tidak nyaman dengan kehadiran Charlotte, yang dia tidak kenal sama sekali. Dia memandang Alan dengan mata yang penasaran, ingin tahu siapa Charlotte dan apa hubungannya dengan Alan. Alan terlihat terkejut dan tidak siap untuk bertemu dengan Charlotte, yang telah menghilang dari hidupnya selama bertahun-tahun. Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Charlotte, dan mengapa dia kembali sekarang. "Charlotte, apa yang kamu lakukan di sini?" Alan bertanya, suaranya masih terdengar terkejut. Charlotte tersenyum dan berdiri dari tempat duduknya. "Aku datang untuk melihat kamu, Alan," dia berkata lalu mengecup pipi Alan membuat Valeria menatap horor Alan. Valeria merasa tidak nyaman dengan kehadiran Charlotte, dan dia mulai merasa cemburu. Dia tidak tahu apa hubungan antara Alan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Ban 151

    Alan memerintahkan baby sister datang ke hotel untuk menjaga Anya. Sedangkan dia ingin bermesraan bersama Valeria. "Aku bukannya senang merayakan wasiatmu, tapi aku speechless kenapa Ayah Satia tidak jujur dan malah berhutang banyak denganku. Apa dia hanya pura-pura saja? Pantas saja dia meninggalkan perusahaan, pergi ke Rusia bersama wanita mudanya, hanya untuk mengujiku," ucap Alan yang kini sedang menciumi tubuh Vale dengan mesra. Valeria tertawa kecil. "Jadi, semua ini adalah ujian? Ujian yang sangat mahal!" Alan mencium leher Valeria. "Ya, ujian untuk melihat apakah kita cukup kuat untuk menghadapi semua ini bersama-sama. Dan sejauh ini, ki

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 150

    "Terima kasih sudah menjadi suamiku kembali. Meskipun kau membuatku sedikit khawatir tadi malam." Alan tertawa kecil. "Maaf, sayang. Aku terlalu bersemangat." Valeria mencubit lengan Alan pelan. "Lain kali, jangan terlalu bersemangat. Tapi... aku senang." Alan memeluk Valeria. "Baiklah, sayang. Aku berjanji akan lebih lembut... kecuali jika kau menginginkan sebaliknya. Malam yang luar biasa. Aku senang kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini. "Aku juga. Rasanya seperti kita kembali muda lagi." "Kita akan selalu muda di hati, sayang. Selamanya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 149

    Reinhard dan Elsa, dua anak Alan Chester Clark yang gendut dan lucu, berlarian di sekitar taman pesta pernikahan Abizar, membuat para tamu undangan tertawa. Mereka berguling-guling di atas rumput, mengejar kupu-kupu, dan saling kejar-kejaran. 'Lihatlah mereka! Seperti dua anak kelinci yang berlarian!" ucap para tamu. "Mereka sangat menggemaskan! Aku jadi ingin punya anak juga." Di sisi lain taman, Valeria, dan Violet, duduk di sebuah bangku tamu undangan, menikmati suasana pesta sambil mengobrol. Anya duduk di pangkuan Valeria, tersenyum terus tanpa henti. "Anya, kamu kenapa senyum terus? Ada yang lucu ya?" Violet tertawa. "Dia memang selalu ceria. Lihat giginya, baru tumbuh beberapa

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 148

    "Jadi, anakku sudah mulai mengikuti jejak ayahnya, ya?" ucap Alan sambil tertawa. Valeria mendelik. "Jangan tertawa! Ini serius! Aku khawatir dia akan terlalu banyak pacar nanti." Alan masih tertawa. "Tenanglah. Aku yakin dia akan baik-baik saja. Setidaknya dia punya bakat alami. Mungkin suatu hari nanti dia akan menulis buku tentang pengalaman pacarannya, judulnya." "Petualangan Cinta Seorang Playboy Cilik". Valeria memukul pelan lengan Alan. "Jangan mengada-ada! Ini serius!" Alan tertawa. "Baiklah, baiklah. Aku berjanji akan membicarakan ini dengan Reinhard. Tapi jangan berharap aku akan melarangnya pacaran. Aku sendiri kan juga pernah mengalami masa-masa itu. Tapi aku akan memastikan dia tahu batasannya. Aku tidak ingin dia terluka."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 147

    Sore hari menjelang, mentari mulai terbenam, menorehkan warna jingga dan ungu di langit. Alan dan Valeria masih berbaring di ranjang, saling berpelukan. Suasana kamar masih dipenuhi aroma intim dan sisa-sisa gairah. Valeria tersenyum. "Aku merasa sangat senang. Seperti kembali ke masa pacaran kita dulu." "Aku juga. Rasanya seperti waktu berhenti, hanya ada kita berdua." "Anak-anak akan kembali dalam seminggu. Kita harus memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin." "Tentu. Bagaimana kalau kita memasak makan malam bersama? Sesuatu yang romantis, hanya untuk kita berdua." "Ide bagus! Bagaimana kalau kita membuat pasta? Dengan saus truffle dan anggur merah?" Alan tersenyum. "Kau selalu tahu

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 146

    Jan 23.00 malam baru pulang dari kantor. Ia masuk ke kamar , melihat Valeria, matanya melebar. Ia berjalan mendekat dengan langkah pasti. Kamar gelap hanya diterangi cahaya remang dari lampu tidur di meja samping ranjang. Alan berbisik, sedikit serak. "Wow..." menatap Valeria yang tertidur pulas dengan lingerie sutra berwarna merah marun. "Pekerjaan yang melelahkan di kantor, langsung sirna begitu melihatmu..." Alan mendekati Valeria dan menyentuh pipinya dengan lembut, jari-jarinya merasakan kelembutan kulit Valeria. "Lingerie itu... sangat menggoda." Ia menarik napas dalam-dalam, aroma parfum Valeria memenuhi indranya. "Kau selalu tahu bagaimana membuatku tenang dan... tergoda sekaligus." Ia menunduk, mencium lembut leher Valeria. "Kau luar biasa, Valeria." Alan kemudian berbaring di samping Valeria, memeluknya dengan erat. Ia merasakan detak jantung Valeria yang t

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 145

    "Kau menginap di sini atau pulang, Boy?" "Aku langsung pulang saja, Kak. Kan ada jet pribadi Kakak." Boy tersenyum. Alan tersenyum. "Ya sudah. Aku ke ruang kerja dulu." Alan menyerahkan Anya ke Valeria. "Anya, sayang, ikut Mommy ya." Valeria menerima Anya. "Tentu, Sayang." "Reinhard dan Elsa ke mana, Kak?" "Mereka tadi, setelah berenang, katanya mau bermain di taman bersama teman-temannya. Sepertinya mereka sudah pulang juga. melihat ke arah pintu. "Ah, lihat! Mereka sudah pulang." Reinhard dan Elsa masuk, membawa beberapa mainan kecil. "Mom! Papa!" teriak Reinhard. "Paman Boy!" seru Els

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 144

    Valeria segera mempersiapkan diri untuk menyusui Anya. Alan meletakkan Anya di pangkuan Valeria, dan Anya langsung menempelkan mulutnya ke dada Valeria, menghisap dengan lahapnya. Valeria menatap Anya yang sedang menyusu. "Nah, sudah tenang sekarang, ya, Sayang. Minum yang banyak biar kuat." Alan duduk di samping Valeria. "Dia memang cepat sekali laparnya." "Iya juga ya. Besok aku harus lebih sering memberinya ASI. Jangan sampai dia kelaparan lagi." Valeria menatap Anya dengan penuh kasih sayang. "Mommy sayang Anya." Alan memeluk Valeria dari belakang. "Aku juga sayang kalian semua. Keluarga kecilku yang sempurna." Anya selesai menyusu dan tertidur pulas di pangkuan Valeria. Suasana menjadi tenang dan damai. Valeria berbisik kepada Alan. "Dia sudah tidur. Tidurnya sangat nyenyak." "Kita juga perlu istirahat sebentar, Sayang. Hari ini cukup melelahkan." Valeria dan

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 143

    Alan dan Valeria tetap berpelukan, tenang dan damai. Keheningan di antara mereka dipenuhi dengan cinta yang dalam dan pengertian yang mendalam. Alan berbisik pelan. "Ingatkah kau... saat kita pertama kali bertemu?" Valeria tersenyum lembut muncul di wajahnya. "Tentu saja. Di kafe kecil itu, dengan hujan yang turun deras di luar." Kenangan itu muncul kembali di benak mereka, membawa mereka kembali ke masa-masa awal hubungan mereka. Mereka mengingat perasaan gugup, debaran jantung, dan percikan cinta pertama yang mekar di antara mereka. "Saat itu... aku tahu. Aku tahu kau adalah orang yang tepat untukku." "Aku juga, Sayang. Aku merasakannya sejak pandangan pertama." Mereka saling bertukar tatapan, tatapan yang penuh cinta, kepercayaan, dan pen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status