Jordan kemudian masuk ke dalam sebuah kamar yang sudah dipesankan Hans untuknya. Dan katanya gadis itu sudah menunggunya di sana.
“Hai, selamat datang Tuan?”
Jordan menatap gadis yang akan menemaninya tidur. Sepertinya gadis itu masih muda, dan mata Jordan langsung menangkap gelagat aneh dari gadis itu.
“Namaku Katy, Tuan.” Gadis itu kemudian mendekat ke arah Jordan. Kaki Jo mundur ke belakang karena gadis itu sungguh agresif.
‘Hans, gadis macam apa yang kau bawa ini?’ gumam Jo dalam hatinya.
Katy mendekat dan mencoba melepaskan pakaian Jordan. Tapi Jordan mengambil respon cepat.
“Apa yang mau kau lakukan?” bentak Jo dengan suara keras. Teriakannya itu membuat kaget gadis itu.
“Mundur!” ucap Jordan dengan wajah yang marah.
“Tuan, kenapa Anda membentak saya?” tanya Katy.
Jordan menghirup udara dengan kesal. Mood-nya kembali buruk karena sikap agresif Katy. Tapi Jordan kembali lagi merasakan sensasi merayap dalam tubuhnya. Membuat Jordan seperti orang gila, dia segera membuka bajunya dan hanya menyisakan celana panjangnya saja.
Katy yang melihatnya shock, Jordan tidak berhenti menggaruk-garuk tubuhnya. Dia menjadi bingung melihat Jordan yang marah dan terus menggaruk-garuk tubuhnya.
“Apa yang kamu lakukan. Kenapa diam saja?” teriak Jordan frustasi.
“A-apa yang harus saya lakukan Tuan?” tanya Katy ketakutan. Dia belum pernah menghadapi pelanggan searogan Jordan.
“Cepat ke atas tempat tidur!” bentak Jordan.
Katy segera menuju ke atas ranjang. Dan dia segera melepas semua pakaiannya di depan Jordan.
“Apa yang kamu lakukan?” kembali Jo berteriak, tetapi dia segera berbalik badan karena tidak mau melihat tubuh telanjang seorang gadis.
“Bukankah tadi kau menyuruhku ke ranjang. Kenapa kau bertanya apa yang sedang aku lakukan?”
Jordan semakin marah karena Hans sudah memberinya gadis yang salah.
“Bukankah aku dibayar untuk melayanimu di atas ranjang?” tanya Katy.
“Apa kau seorang gadis pekerja sex?” tanya Jordan.
“Iya Tuan, kenapa kau malah memperjelas pekerjaanku?” tanya Katy dengan nada yang sedih.
“Hans memang membuatku tambah marah?” kata Jordan dengan kesal.
“Pakai lagi bajumu!” Jordan meminta Katy untuk memakai kembali bajunya. Dia masih belum mau membalikkan badannya sebelum Katy memakai kembali pakaiannya.
“Apa kau membatalkannya Tuan?” tanya Katy tidak ingin pekerjaannya batal dan dia harus mengembalikan separuh uang yang diberikan orang yang sudah memesannya.
“Tidak.”
“Lalu?”
“Apa dia tidak memberi tahu pekerjaanmu seperti apa?”
“Dia memintaku untuk menemani Tuan tidur,” jawab Katy.
“Yaitu benar. Kau hanya perlu menemaniku tidur. Jadi tidak usah membuka bajumu!” kata Jo.
Katy merasa heran dengan ucapan Jordan. Tapi dia segera memakai kembali bajunya.
“Apa kau sudah memakai kembali bajumu?” tanya Jo.
“Ya sudah!”
Jordan segera berbalik dan mulai mendekati ke tempat tidur.
“Apa yang harus saya lakukan Tuan?” tanya Katy kebingungan.
“Biasanya aku ditemani Christy atau Natalie. Tapi kamu adalah gadis baru yang dibaw Frans untukku.”
Jordan kemudian meringis sambil kesakitan sambil mencengkram dan mencakar badannya sendiri. Melihat itu Katy menjadi ketakutan.
“Kau hanya berbaring dan menemaniku sampai aku tertidur!” jawab Jordan. Dia segera naik ke atas tempat tidur. Dia melihat Katy yang masih berdiri ragu. Tatapannya aneh melihat tubuh Jordan yang merah-merah dan Katy bisa melihat urat-urat Jo yang seperti serabut hitam menjalar.
“Apa kau takut padaku?” tanya Jordan.
“Tuan kenapa dengan tubuhmu?” tanya Katy ketakutan. Apakah pelanggannya itu seorang manusia atau monster? Katy takut sekali.
‘Hans benar-benar, apa dia memang belum memberi tahu gadis ini?’ pikir Jordan menyalahkan keteledoran Hans yang tidak memberi tahu detailnya pada gadis itu. Kalau sudah begini, bagaimana bisa dia mempercayai gadis itu. Dia mungkin akan menceritakan keadaanya pada orang lain.
Hans memang terlalu gegabah dalam mencari seorang wanita untuk obatku. Padahal sudah aku ingatkan, kalau aku butuh wanita yang bisa menjaga rahasia dan wanita yang bisa memahami kondisinya yang unik dan misterius itu.
“Apa kau butuh uang banyak?” tanya Jo.
“Tentu saja.”
“Aku memberimu bonus jika kau tutup mulut tentang kondisiku saat ini. Dan hanya perlu menemaniku tidur tanpa menyentuhku. Apa kau paham?” tanya Jordan sambil mengeluarkan seluruh uang yang ada di dompetnya.
“Baiklah!”
Jordan kemudian merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Posisinya harus menghadap ke tubuh Katy.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang Tuan?” tanya Katy.
“Buat aku tertidur!” jawab Jordan.
“Apa. Bagaimana caranya?” tanya Katy.
Jordan menarik napas panjang karena dia merasa kesal jika dia harus diobati dengan gadis baru yang sama sekali tidak sepengalaman Christy dan Natalie.
Jordan kemudian menarik tangan Katy dan meletakkannya di atas pipinya.
“Buat aku supaya tertidur!” jawab Jo sambil memejamkan matanya.
Katy yang tidak paham dengan arahan Jo merasa kebingungan. Bagaimana caranya supaya dia tertidur. Apa maksudnya Jo, Katy harus membuat dia tertidur dengan cara yang sama kalau orang menidurkan seorang bayi.
Katy kemudian mencoba mengelus rambut Jo seperti sedang mengusap seorang bayi. Tak lupa juga Katy menyanyikan lagu pengantar tidur. Ajaib, Jordan seperti terkena obat bius. Begitu Katy mengusap wajahnya dan menyanyikan lagu, Jo tertidur. Dia berhenti menggaruk dan mencakar tubuhnya.
Katy yang merasa heran karena tiba-tiba beruang yang pemarah itu terlelap dengan wajah yang menggemaskan. Belum hilang rasa heran dan penasarannya. Ponselnya berbunyi. Katy kemudian meraih ponselnya yang dia simpan di atas meja laci di samping tidurnya.
Katy mengangkat panggilan itu.
“Halo!” Katy menjawab dengan suara pelan agar tidak membangunkan Jordan.
“Apa dia sudah tidur?”
“Iya, dia sudah tertidur Tuan.”
“Bagus. Pasti dia sudah membingungkanmu ya?” tanya Hans yang menelepon Katy.
“Iya sedikit bingung.”
“Maaf, terima kasih atas bantuannya. Uang bayaranmu sisanya sudah aku transfer ke rekeningmu.”
“Terima kasih Tuan!” jawab Katy.
“Tolong rahasiakan ini, kalau kamu mau, aku bisa mengontrakmu untuk menemaninya setiap dia kambuh. Bagaimana apa kau berminat?” tanya Hans.
Katy kemudian menatap wajah Jordan yang sedang tertidur. Wajahnya sangat tampan, dan badannya juga bagus berotot. Tapi Katy sangat takut padanya jika sedang marah.
“Maaf Tuan, sepertinya aku tidak bisa menerima tawaran Tuan.”
“Hmm, kenapa? Apa kau juga tidak tahan dengan sikap pemarahnya?” tanya Hans.
“Dia sangat mengerikan kalau sedang marah.”
“Kalau begitu terima kasih, kalau dia sudah tertidur,kau bisa meninggalkannya dan pergi!”
“Baik Tuan.”
“Rahasiakan ini!”
Katy kemudian menutup sambungan teleponnya. Dia menatap lagi ke arah tubuh Jordan.
“Apa dia seorang mutan. Jelas tadi aku melihat tubuhnya merah dan kulitnya jadi aneh.”
Katy kemudian perlahan turun dari atas tempat tidurnya. Merapihkan pakaiannya dan rambutnya. Dia melihat tumpukan uang yang tadi diberikan Jordan di atas ranjang. Tanpa ragu dia kemudian mengambilnya dan memasukkannya ke dalam tas.
“Memang ini sangat menarik, aku mendapatkan uang banyak hanya untuk membuatnya tertidur. Sungguh orang kaya yang aneh. Semoga kita tidak bertemu lagi Tuan!”
Katy kemudian keluar dari kamar itu dan meninggalkan Jordan tertidur lelap seperti bayi.
Jordan memarahi habis-habisan Hans yang sudah mendatangkan seorang gadis yang sembarangan mau menyentuh tubuhnya.“Maaf Jo, waktu itu aku tidak bisa menghubungi Christy.”“Lalu, apa kau berhasil membujuk Natalie?” tanya Jordan.“Dia tidak mau lagi menemanimu tidur. Dia akan menikah.”“Bagaimana dengan Christy?” tanya Jordan.“Terakhir kali Christy menemanimu, apa kau masih ingat?” tanya Hans.“Kenapa memangnya?” tanya Jo.“Kau tidak ingat kalau kau sudah membuat kesalahan?” tanya Hans.Jordan mengerutkan alisnya. Mencoba mengingat-ingat kesalahan apa yang sudah dia perbuat pada Christy.“Aku tidak berbuat kesalahan apa pun,” jawab Jordan.Hans mendesis kesal karena Jordan sama sekali tidak ingat, atau sama sekali dia tidak menyadari kalau dia sudah berbuat kesalahan pada Christy. Sehingga Christy tidak mau berkomunikasi
Van Boss adalah majalah mode dan lifestyle terkenal yang berpusat di New York dan memiliki cabang di berbagai negara, salah satunya Van Boss membuka cabangnya di Jakarta, Indonesia. Baru setahun berjalan rupanya Van Boss di Jakarta belum bisa mencapai sukses seperti yang diharapkan oleh Van Boss di pusatnya yaitu di New York. Dan Pemimpin Redaksi di sana malah tersandung kasus pemakaian Narkoba. Dan pada akhirnya Van Boss Indonesia terancam ditutup dan tidak akan beroperasi lagi. Menyikapi situasi itu, Ester sebagai pemilik dan pendiri Van Boss meminta Jordan Land pergi ke sana. Meskipun Jordan sedikit keberatan, tapi sepertinya Ester memang mempunyai alasannya dia mengirimnya ke sana. Alasan pertama mungkin Jo orangnya perfectionis, segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kemauan dan keinginannya tak akan luput dari kemarahannya. Siapa pun itu mau pegawai laki-laki dan perempuan, Jo tak akan sungkan memarahinya jika pekerjaan mere
Meikha baru saja turun dari sebuah bus. Dia melangkahkan kakinya keluar terminal bus antar kota itu. Dia terlihat kebingungan. Karena untuk pertama kalinya dia datang ke Kota Jakarta. Dan sama sekali dia tak punya tujuan.Statusnya sebagai seorang residivis membuat Meikha harus keluar jauh dari kota halamannya. Dia tidak mau ada seorang pun yang mengenalinya dan kembali lagi menghakiminya sebagai seorang penipu.Dan sekarang dia sudah berada di Kota Jakarta. Dia berharap di kota ini, tidak akan ada orang yang mengenalinya. Dia tidak ingin ada orang yang mengenalinya sebagai gadis penipu atau gadis kriminal.Langkah pertama yang harus Meikha lakukan adalah mencari kamar sewa yang paling murah. Karena dia hanya punya sedikit uang tabungan untuk menyewa kamar sebulan atau dua bulan sebelum dia memiliki sebuah pekerjaanMeikha menyeret kakinya yang sudah lelah berjalan kaki. Di tangannya secarik kertas dia tenteng sambil tak henti seluruh matanya menyapu jala
Meikha menatap gerbang pagar besi itu sambil wajah yang sorot mata penuh dengan rasa puas.Karena akhirnya dia bisa menemukan alamat rumah ini dengan susah payah. Setelah cukup puas menatap gerbang, Meikha kemudian menekan bel yang terletak dekat pintu gerbang itu.Meikha menekan bel itu sebanyak tiga kali. Sampai pada akhirnya pintu pagar gerbang itu bergerak dan terbuka. Satu sosok wanita berusia empat puluh tahunan membuka gerbang dan memandang wajah Meikha dengan ramah.“Maaf Bu, permisi. Ini kamar yang bisa disewakan masih ada yang kosong enggak ya?” tanya Meikha.“Si Mbak ini mau ngekost ya?” tanya ibu itu sambil memperhatikan penampilan Meikha.“Kamu anak kuliahan atau sudah kerja?” tanya ibu pemilik kost itu.“Gawat, aku bukan anak kuliahan dan juga seorang pengangguran,” gumam Meikha dalam hati.“Soalnya beda lagi harga sewanya,” sambung ibu itu mencoba mengurangi rasa kuran
Jordan sampai di Jakarta. Begitu dia sampai di bandara, dia menarik napasnya panjang. Wajahnya terlihat tidak bisa ditebak. Apakah dia sedang marah, sedih atau bahagia?Dia melihat beberapa orang yang datang menjemput beberapa penumpang pesawat. Dia tidak melihat seseorang menjemputnya. Seharusnya ada perwakilan dari Van Boss Jakarta yang menjemputnya atau menyambutnya di bandara.Jo menyeret kopernya dan keluar dari gate kedatangan luar negeri. Dan barulah dia melihat seorang laki-laki yang baru datang membentangkan sebuah karton bertuliskan ‘Van Boss Jakarta”. Laki-laki itu pasti yang akan menjemputnya.Dengan wajah yang sudah tidak bisa lagi menyembunyikan marah, Jordan kemudian berjalan menghampiri laki-laki itu. Wajahnya yang jutek dan tiba-tiba datang ke tepat depan laki-laki itu membuat laki-laki itu kaget karena didatangi seorang laki-laki jangkung dengan wajah yang arogan.“Kenapa kau terlambat? Ini sudah lebih sepuluh menit dar
Alex jadi bingung. Bagaimana caranya dia mencari wanita untuk dijadikan teman tidur bosnya itu. Untuk urusan seperti itu dia bukan pakarnya. Dan kalaupun dia harus mencarinya, kemana dia harus mencarinya.Dan tidak mudah mencari wanita penghibur yang sekelas Jordan. Menemukannya tidak mudah karena dia tidak punya teman maupun orang yang biasa menyediakan wanita seperti itu.Alex kemudian meninggalkan gedung apartemen Jordan dan dia akan memikirkannya di jalan. Alex hanya karyawan magang di Van Boss Jakarta, haruskah dia mencarikan wanita untuk bosnya.“Kenapa harus aku yang mencari gadis penghibur, jangankan gadis macam itu, aku mencari seoarang pacar saja belum bisa,” keluh Alex sambil mengendarai mobilnya.Sebuah pesan masuk ke ponselnya. Alex kemudian membuka pesannya sambil membagi konsentrasinya dengan setir mobilnya.[Dalam waktu satu jam, wanita itu harus segera sampai di kamarku!]“Aaarrgh!” teriak Alex frusta
Sudah beberapa hari ini Meikha berkeliling mencari pekerjaan. Tapi tidak ada satu pun tempat yang mau menerimanya menjadi pegawai. Dia pulang ke kamar sewanya dengan merasa putus asa.Sampai di kamarnya dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya yang kecil.Berkali-kali dia menghembuskan napasnya dengan kasar. Tatapannya kosong menatap langit-langit kamarnya. Dia kehilangan semangat.“Huuuuft!” Tarikan napas Meikha untuk ke sekian kalinya.‘Aku sudah tidak punya uang lagi untuk makan. Uang tabunganku sudah habis untuk sewa kamar ini.’Meikha mengacak-acak rambut panjangnya. Dia merasa frustasi sekali dengan keadaannya yang menyedihkan seperti ini.Meikha memegang perutnya yang terus berbunyi. Dia belum makan apa pun hari ini. Dia kemudian bangkit dari tidurnya dan mencari-cari sesuatu di tas ranselnya. Tidak ada satu bungkus biscuit pun.Meikha kemudian menarik sweaternya yang menggantung di tembok. Dia ak
“Aku tadinya Cuma iseng aja, karena aku memang hanya mau numpang mobil kamu saja,” jawab Meikha dengan wajah yang memelas. Tentu saja dia tidak mau menyerahkan kegadisannya hanya demi sebuah makan malam.“Lalu, tadi kenapa minta dibelikan makan juga?” tanya Alex marah.“Maaf, aku memang sedang kelaparan, jadi aku terpaksa melakukan itu,” jawab Meikha.“Tapi, kenapa kamu malah membuatnya berantakan. Ini sudah kepalang, kau masuk saja, nanti bos ku itu akan memberimu banyak uang.”“Aku tidak mau, aku mohon. Selamatkan aku!” ucap Meikha sambil menangkupkan kedua tangannya dengan sorot mata memohon pada Alex.“Aku tidak bisa, karena aku sendiri pasti yang kena marah bosku kalau aku gagal membawakan wanita. Percayalah aku ini Cuma karyawan magang yang kebetulan kena apes karena bosku itu baru datang dari Amerika,” ucap Alex juga memohon pada Meikha. Dia juga tidak ada pilihan lain.
Jordan ditemani Alex memilih sebuah mobil di show room. Alex yang diminta Zoe untuk mengawasi segala gerak-gerik Jordan sedikit was-was karena takut ketahuan kalau dia menjadi mata-mata Bu Zoe.Perangai Jordan yang gampang marah tentu saja membuat Alex harus berhati-hati dalam bekerja.“Alex, bagaimana menurutmu dengan mobil ini?” tanya Jordan meminta pendapatnya tentang jenis mobil yang dia pilih.“Ah itu bagus Bos, mobilnya sangat cocok dengan Bos yang futuristic,” jawab Alex.“Apa maksudmu. Kau mengejekku?” tanya Jordan dengan wajah yang tidak suka dengan jawaban Alex yang seperti itu.“Bukan begitu Bos!”“Aku justru tidak suka dengan model dan body mobilnya. Kenapa kau malah menyamakanku dengan mobil itu.” Jordan mendengkus kesal sambil berlalu di hadapan Alex untuk mencari jenis mobil yang lain.Alex menghela napas panjang karena sepertinya menghadapi orang seperti Jorda
“Cepat carikan aku sekretaris yang baru. Kalau bisa jangan wanita!” ucap Jordan pada Alex yang hendak meninggalkan ruangannya.Tapi Jordan langsung menatap Alex dengan tatapan menyelidik. Dia tersadar, kenapa dia tidak memilih Alex saja sebagai sekretarisnya yang baru. Dia bukan wanita, dan dia juga sudah mengetahui sedikit rahasianya.“Alex, kau saja yang menggantikan Starlie!” titah Jordan tiba-tiba.“APA BOS? SAYA MENJADI SEKRETARIS?” Alex terkejut dan tidak mengira jika Jordan menunjuknya langsung.“Kenapa, bukannya kau ingin menjadi karyawan tetap di sini?” tanya Jordan.“Itu benar. Tapi menjadi seorang sekretaris, aku tidak punya pengalaman di bidang itu Bos,” jawab Alex.“Itu pekerjaan yang mudah Alex. Bagaimana kau sedia kan?” tanya Jordan.Alex terlihat kebingungan mendengar tawaran Jordan. Dengan wajah meringis dia menatap wajah Jordan yang arogan sedang
Jordan tiba di depan gedung Van Boss. Dia turun dari mobil Alex. Dengan langkah percaya diri dia pun melangkah menuju ke dalam gedung itu. Terlihat barisan para karyawan yang siap menyambut kedatangannya.Jordan sudah memamerkan wajah tidak Sukanya dengan cara penyambutan mereka.“Selamat datang di Van Boss Jakarta Tuan Jo, saya Zoe wakil direktur!” seorang perempuan berusia seperti Ester menyambutnya dan menyalami Jo.Jo merasa tidak nyaman, dia segera melepas tangan Zoe. Dia tersenyum sinis dan kemudian menatap semua karyawan lainnya dengan tatapan aneh.Semua orang menunggu cemas kata pertama yang akan keluar dari mulut pemimpin mereka yang baru itu.Jordan menatap semua barisan karyawan itu dengan tatapan tidak suka.“Kerjalah yang benar. Selama aku di sini, yang tidak bisa bekerja sesuai standarku siap-siap dikeluarkan!”Begitulah kalimat pertama yang diucapkan Jordan pada semua orang d
Jordan masih berada di depan gerbang rumah sewa milik Meikha. Sebenarnya dia masih ingin berbicara dengan Meikha.Karena dia terlihat mencurigakan di depan gerbang rumah sewa yang khusus untuk para gadis. Seorang laki-laki datang menghampirinya.“Maaf, ada perlu apa ya, malam-malam mondar-mandir di depan rumah orang?”“O maaf Pak, akum au bertemu dengan pacarku. Tapi aku tidak boleh masuk,” jawab Jordan.“Rumah itu memang tidak boleh ada laki-laki yang masuk!” jawab orang itu.“Iya Pak, saya tahu.”“Kalau begitu, silakan pergi dari sini. Daripada kamu dicurigai sebagai pencuri!”“Pen-pencuri?” Jordan marah.Tiba-tiba ponsel Jordan berbunyi. Dan dia melihat di layar ponselnya kalau itu nomor kontak Meikha yang meneleponnya.“Halo!”“Tuan, lebih baik Anda pulang dan jangan memancing keributan di sini, aku tidak enak denga
“Apa kau dari tadi mendengarkan percakapanku?” tanya Jordan.“Kamu pikir aku tidak bisa Bahasa asing, wanita semacam aku ini apa tidak terlihat kalau bisa Bahasa asing bagimu?” tanya Meikha tersinggung.“Baguslah, kalau kamu mengerti. Jadi kau bisa paham dengan keadaanku saat ini?” tanya Jordan sambil menatap tajam ke arah Meikha.“Aku masih belum paham Tuan?” Meikha tidak tahan dengan tatapan intimidasi dari Jordan. Dia menghindari tatapan Jordan dengan menatap ke arah lain.“Siapa namamu?”“Meikha.”“Kamu pasti lahir di bulan Mei?”“Bukan.”“Lalu kau lahir bulan apa?”“Tidak tahu.”“Kenapa tidak tahu. Sangat aneh jika tidak tahu tanggal lahir sendiri?”“Aku tidak punya tanggal lahir. Karena aku besar di panti asuhan.”“Apa. Jadi kau anak yatim piatu?&
Jordan sekali lagi menatap gadis itu dari ujung kepala sampai ujung kakinya. Dia sedang memikirkan sesuatu. Biasanya dia akan sembuh dan semua ruam dan bintik-bintik merahnya kalau dia sudah tertidur dengan seorang wanita di sampingnya.Tapi kali ini berbeda, Jordan tidak bisa menemukan jawabannya. Apakah karena cuaca di New York dan di Jakarta berbeda, maka dengan itu gejalanya cepat hilang. Atau memang karena gadis itu.Meikha yang merasa diperhatikan lagi merasa risih karena Jordan masih menatapnya seperti itu. Seolah-olah tatapan Jordan sedang menelanjanginya.“Apa yang sedang Tuan lakukan?” tanya Meikha gugup.“Aneh, aku juga tidak tahu,” jawab Jordan.“Aneh kenapa Tuan, apa wajah saya seaneh itu?” tanya Meikha. Meski sebenarnya dia merasa kalau Jordan kurang merasa puas karena gadis yang dibawa Alex tidak sesuai dengan seleranya. Maka dari itu, dia memutuskan untuk tidak menyentuhnya dikarenakan dia memang
“Aku tadinya Cuma iseng aja, karena aku memang hanya mau numpang mobil kamu saja,” jawab Meikha dengan wajah yang memelas. Tentu saja dia tidak mau menyerahkan kegadisannya hanya demi sebuah makan malam.“Lalu, tadi kenapa minta dibelikan makan juga?” tanya Alex marah.“Maaf, aku memang sedang kelaparan, jadi aku terpaksa melakukan itu,” jawab Meikha.“Tapi, kenapa kamu malah membuatnya berantakan. Ini sudah kepalang, kau masuk saja, nanti bos ku itu akan memberimu banyak uang.”“Aku tidak mau, aku mohon. Selamatkan aku!” ucap Meikha sambil menangkupkan kedua tangannya dengan sorot mata memohon pada Alex.“Aku tidak bisa, karena aku sendiri pasti yang kena marah bosku kalau aku gagal membawakan wanita. Percayalah aku ini Cuma karyawan magang yang kebetulan kena apes karena bosku itu baru datang dari Amerika,” ucap Alex juga memohon pada Meikha. Dia juga tidak ada pilihan lain.
Sudah beberapa hari ini Meikha berkeliling mencari pekerjaan. Tapi tidak ada satu pun tempat yang mau menerimanya menjadi pegawai. Dia pulang ke kamar sewanya dengan merasa putus asa.Sampai di kamarnya dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya yang kecil.Berkali-kali dia menghembuskan napasnya dengan kasar. Tatapannya kosong menatap langit-langit kamarnya. Dia kehilangan semangat.“Huuuuft!” Tarikan napas Meikha untuk ke sekian kalinya.‘Aku sudah tidak punya uang lagi untuk makan. Uang tabunganku sudah habis untuk sewa kamar ini.’Meikha mengacak-acak rambut panjangnya. Dia merasa frustasi sekali dengan keadaannya yang menyedihkan seperti ini.Meikha memegang perutnya yang terus berbunyi. Dia belum makan apa pun hari ini. Dia kemudian bangkit dari tidurnya dan mencari-cari sesuatu di tas ranselnya. Tidak ada satu bungkus biscuit pun.Meikha kemudian menarik sweaternya yang menggantung di tembok. Dia ak
Alex jadi bingung. Bagaimana caranya dia mencari wanita untuk dijadikan teman tidur bosnya itu. Untuk urusan seperti itu dia bukan pakarnya. Dan kalaupun dia harus mencarinya, kemana dia harus mencarinya.Dan tidak mudah mencari wanita penghibur yang sekelas Jordan. Menemukannya tidak mudah karena dia tidak punya teman maupun orang yang biasa menyediakan wanita seperti itu.Alex kemudian meninggalkan gedung apartemen Jordan dan dia akan memikirkannya di jalan. Alex hanya karyawan magang di Van Boss Jakarta, haruskah dia mencarikan wanita untuk bosnya.“Kenapa harus aku yang mencari gadis penghibur, jangankan gadis macam itu, aku mencari seoarang pacar saja belum bisa,” keluh Alex sambil mengendarai mobilnya.Sebuah pesan masuk ke ponselnya. Alex kemudian membuka pesannya sambil membagi konsentrasinya dengan setir mobilnya.[Dalam waktu satu jam, wanita itu harus segera sampai di kamarku!]“Aaarrgh!” teriak Alex frusta