Beranda / Romansa / MASK-UP : Revenge for My Twin / Bab 1 - Hilangnya Bella

Share

MASK-UP : Revenge for My Twin
MASK-UP : Revenge for My Twin
Penulis: Zenaira

Bab 1 - Hilangnya Bella

“Kau yakin dia tidak ada di dalam?” tanya seorang wanita muda berambut hitam bergelombang di depan sebuah pintu unit apartemen.

Raut wajahnya memancarkan kekhawatiran yang mendalam. Ia ragu untuk membuka pintu itu, takut menemukan sesuatu yang tidak ingin ia bayangkan.  

            “Aku sudah menghubunginya selama beberapa kali dalam dua minggu terakhir. Tapi tidak pernah ada jawaban,” terang seorang wanita paruh baya di hadapannya. 

            Bethany, wanita muda tadi—akhirnya memberanikan diri memencet kode password unit apartemen itu. “Semoga saja kodenya masih sama,” ucapnya lirih.

Setelah pintu terbuka, dia memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan sambil diikuti Marion—wanita pengurus gedung apartemen itu.  

            Ruangan sangat gelap, mereka hampir tidak dapat melihat apapun. Marion mengerti kebingungan yang Bethany tunjukkan, ia menyalakan lampu apartemen bertipe studio tersebut.

Bethany dan Marion sangat terkejut dengan apa yang mereka lihat. Sebuah ruangan yang sangat berantakan dan cukup berdebu.

Terdapat banyak sekali foto berserakan di lantai. Bethany mengambil beberapa foto, melihat siapa yang ada dalam foto-foto tersebut.

Foto-foto itu adalah Bella, sang pemilik unit apartemen sekaligus saudari kembar Bethany yang dikabarkan telah menghilang selama sebulan.  

            “Kita harus melaporkannya ke polisi,” ucap Marion sambil merogoh ponsel yang ada di sakunya. 

            “Jangan! Biarkan aku memeriksa ruangan ini. Bisakah kau meninggalkanku sendiri dulu sementara waktu?” tanya Bethany sambil mengumpulkan foto-foto yang berserakan di lantai. 

            “Kau yakin?” tanya Marion. 

            “Ya. Tinggalkan aku sendiri.” Bethany mempertegas ucapannya. 

            Ia mempercayai Bethany untuk memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Bagaimanapun, Bethany adalah satu-satunya keluarga Bella yang tinggal di kota New York.

Marion segera meninggalkannya sendiri di dalam ruangan apartemen itu. Setelah memastikan Marion sudah keluar, Bethany memandang beberapa foto yang sudah ia kumpulkan tadi.

Satu-satunya alasan ia tidak segera memanggil polisi adalah ... di beberapa foto itu terdapat simbol SOS yang sering mereka gunakan saat masih kecil. Simbol SOS berupa bentuk lingkaran yang dicoret anak panah.

Simbol itu mereka gunakan ketika mereka ingin menyembunyikan sesuatu dari orang tua mereka, atau ketika mereka meminta pertolongan agar tidak diketahui orang tua mereka. Meskipun mereka akhirnya selalu ketahuan jika menyembunyikan sesuatu oleh sang ibu.

Bethany panik dan berkeliling ruangan, memastikan ia tidak melewatkan sesuatu, membuka seluruh laci di ruangan itu. Tapi tidak menemukan apapun.

Ia memeriksa kolong tempat tidur, melihat secarik kertas yang dilipat tengah. Ia mengambilnya dan segera melihat isinya. 

            Dear Bethany,

Jika kau menemukan surat ini, artinya kau sudah mengetahui kabar bahwa aku telah menghilang. Maafkan aku, aku tidak sekuat yang kau kira.

Kembaranmu, Bella

            “Oh, please! Tidak.. kau tidak boleh seperti ini Bella.” Ia berkeliling untuk mencari petunjuk lain. Ia melihat ada sebuah lukisan besar yang mencurigakan.

Ia mengangkat lukisan berat itu dengan susah payah. Terdapat foto-foto Bella yang sedang berganti pakaian dan hanya mengenakan bra dengan pakaian kerjanya.

Dia juga melihat sebuah foto pergelangan tangan berlumuran darah yang tersayat benda tajam. Di bawahnya, terdapat foto beberapa orang tanpa nama dan keterangan.

No ... No! Kau tidak boleh melakukannya, Bell!” Bethany terduduk lemas melihat foto-foto itu. Ia mulai menangis membayangkan apa yang telah terjadi pada kembarannya.

Ia mencari sesuatu yang bisa menghubungkan seluruh petunjuk.

“Ya, pakaian kerja!” Bethany menduga kejadian tersebut terjadi di kantor tempat Bella bekerja. Bethany mencoba mengakses laptop yang ada di atas meja.

Ia mengetik nama Magesty-nama perusahaan tempat Bella bekerja. Dia menemukan sebuah link website.

Begitu ia membuka link tersebut, ternyata berisi undangan sebuah pesta peresmian produk baru Magesty. Bethany kemudian terpikir bahwa ia harus mencari tahu tentang semua ini.

Ia berniat untuk menghadiri pesta tersebut dan melihat dengan kepala matanya sendiri orang-orang yang fotonya dipajang Bella di balik lukisan. Ia sempat berpikir seluruh karyawan akan terkejut jika Bella tiba-tiba muncul.

Ia kembali melihat detail acara di undangan tersebut. Ia membaca dresscode yang harus dikenakan di acara tersebut.

Kostum halloween dan topeng. Ia sedikit lega membaca hal itu, ini kesempatan baginya. Tidak memakai topeng saja mereka sulit dibedakan, apalagi jika memakai topeng.

Ia tidak bermaksud untuk menyamar sebagai Bella, dia hanya ingin mencari petunjuk hilangnya Bella dengan datang ke pesta itu.

Ia segera menyusun rencana agar berhasil. Namun, sebelum ia memulai penyamarannya, ada satu hal yang perlu dia lakukan. Berhenti dari tempat ia berkerja sekarang.

***

            Keesokan harinya, Bethany menuju sebuah salon di pinggir kota New York tepat ketika salon tersebut sedang ramai oleh pelanggan. Beberapa di antaranya adalah pelanggan setia. Ia tidak peduli.

Ia hanya terus melangkahkan kakinya ke sebuah ruangan yang berada paling ujung lorong tempat tersebut. Ia membuka pintu dan tampak seorang wanita gemuk berpakaian motif leopard sedang mengangkat kakinya ke atas meja sambil mengerik kuku jari tangannya.

            “Seperti biasa Miss Bethany, kau selalu terlambat,” ujar wanita tersebut setelah melihat siapa yang membuka pintu ruang kerjanya.

            “Tidak. Ini tidak seperti biasanya. Biasanya aku datang telat karena kau selalu menyuruhku untuk berbelanja di minimarket dan membelikanmu beberapa sampah untuk kau makan,” jawab Bethany dengan senyum licik di wajahnya.

            “Apa kau mabuk? Beraninya kau ....” Belum sempat wanita tersebut menghardik Bethany, ia sudah disuguhkan secarik kertas di atas meja.

            “Aku berhenti,” ucap Bethany sambil membuka kacamata hitam yang sedari tadi masih ia kenakan.

            “APA KAU SUDAH GILA?!” wanita tersebut bangkit dari kursinya dan dengan sangat geram memukul meja di hadapannya.

Bethany tidak peduli dengan omelan mantan atasannya tersebut dan segera ke luar ruangan. Wanita gemuk tadi hanya memanfaatkannya selama ini.

Selain mengerjakan pekerjaan kecantikan di tempatnya bekerja, Bethany lebih sering dijadikan pesuruh oleh wanita dengan fashion norak tadi tanpa imbalan yang setimpal. Sekarang, yang ada dipikirannya saat ini hanya mencari tahu apa yang telah terjadi dengan Bella.

***

Setelah menyelesaikan urusannya, Bethany kembali ke apartemen Bella. Ia sudah membawa beberapa barang dan memutuskan untuk tinggal di sana untuk sementara waktu hingga ia bisa menemukan Bella.

Ia mencari pakaian di lemari Bella berharap menemukan pakaian yang cocok untuk pergi ke pesta Halloween yang diadakan Magesty. Seperti dugaannya, tidak ada pakaian pesta.

Ia hanya menemukan sekumpulan baju formal yang kebanyakan adalah kemeja dan blazer. “Untung saja aku membawa seluruh pakaianku ke sini,” ucap Bethany pada dirinya sendiri.

            Bethany membuka ponsel dan mencari tips untuk mencari perhatian di tengah pesta. Agar orang-orang yang menjadi targetnya, mendekatinya dan tertarik padanya.

Ia menemukan beberapa ide yang sangat cemerlang dan berencana untuk mempraktekannya.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Chocoberry pie
lanjutkan!
goodnovel comment avatar
Syaripah Aini
kereeeen siii alur ceritanyaaaa bikin penasaran baca bab selanjutnya ......
goodnovel comment avatar
Yayaa Andari
alur ceritanya unikkk, bikin penasarannn! semangat yaaa author buat lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status