Share

Bab 2 - Partner

Keesokan harinya...

Sebuah mobil mewah hitam berhenti di depan lobby hotel. Bethany turun mengenakan gaun merah dengan topeng hitam berukir.

Sesuai yang ia harapkan dari artikel di media online tentang tips menarik perhatian orang, semua mata tertuju padanya. Mungkin, dia satu-satunya yang terlihat seperti manusia, di sebuah pesta Halloween

Kakinya perlahan mendekati meja resepsionis yang terlihat sepi. Seorang pria muda kikuk berkostum drakula menyambutnya.

"Selamat datang Nona, tolong berikan darahmu di sini."

Pria itu memberikan sebuah pena berbentuk bulu angsa dan mencelupkannya pada botol tinta merah di atas meja. Mengisyaratkan dirinya harus menuliskan nama pada buku daftar tamu. 

'Sangat norak!' batin wanita itu memikirkan betapa kekanakannya orang yang membuat konsep pesta halloween ini. 

Bethany bersiap meninggalkan meja resepsionis tanpa menuliskan namanya pada buku tamu. Pria drakula tadi memanggilnya, "Maaf Nona, setidaknya ... beritahu saya nama Anda.”

“Apakah harus?” tanya wanita itu. 

“Ya Nona, kalau tidak. Anda tidak bisa masuk,” jawab pria drakula tadi.

"Redwig ... Bella Redwig." Bethany akhirnya terpaksa menggunakan nama Bella agar bisa masuk ke dalam pesta itu.

Bethany kemudian melangkahkan kaki ke dalam ruangan yang sudah diberi petunjuk dengan tanda busur panah. 

Ia memasuki ballroom hotel yang sudah menjelma menjadi seperti club' malam dengan gemerlap lampu dan musik yang sangat keras. Ia memperhatikan satu per satu beberapa manusia berkostum hantu di dalam sana.

Ia merasa sangat bodoh karena mencari keberadaan seseorang ketika berada dalam pesta topeng. 

"Kita sambut ... sang Nona Vampir ... Bella Redwig!" Seorang MC memanggil namanya, membuat seluruh hantu jadi-jadian tadi menoleh ke arahnya. 

"Oh, sial! Kenapa dia menyebutkan nama itu!" kata Bethany bergumam pada dirinya sendiri.

Ia membuka tas tangannya dengan sedikit tremor, mengambil secarik kertas berisi rundown acara. Bodohnya, ia tidak memperhatikan bagian paling bawah rundown tersebut.

Tertulis catatan, 'seluruh tamu yang datang akan disambut oleh MC dengan julukan kostum hantu yang dikenakannya.’

Kini seluruh tamu tahu keberadaannya. Ia memang berencana untuk membuat seluruh tamu memandangnya, tapi bukan sebagai Bella Redwig.

Awalnya, ia hanya ingin dilihat sebagai wanita misterius yang mempesona dengan gaun merah menyala yang cukup seksi. Agar orang-orang yang diincarnya, tertarik untuk mendekatinya.

Ya, orang-orang yang fotonya  Bella pajang di kamarnya. Ia memutuskan untuk menggagalkan rencananya sendiri dan berusaha mendalami peran sebagai Bella Redwig.

Hampir saja ia harus menerima tatapan seluruh tamu sepanjang malam. Untungnya, acara langsung dimulai.

Tepat beberapa detik kemudian, layar di panggung menyala dan memunculkan sebuah nama besar di dalamnya, MAGESTY— perusahaan kosmetik nomor dua di New York.

Sambutan demi sambutan oleh para pemimpin Magesty, akhirnya usai. MC mengumumkan acara selanjutnya. Peresmian produk baru palette eyeshadow bertema Halloween.

Terdapat cuplikan intens di layar proyektor di atas panggung, menampilkan video beberapa model bak seorang wanita vampir modis dengan riasan mata yang bold. "Huh! tidak masuk akal!" gumam Bethany dengan suara pelan. 

"Vampir mana yang mau berdandan seribet itu, ya kan? Bethany." Terdengar suara seorang pria persis dari belakang telinganya.

Sontak membuatnya terkejut dan menoleh. Pria bertopeng setengah serigala menampilkan sebuah senyuman tipis padanya, menyebutkan nama aslinya. Ya, nama aslinya. Bethany.  

***

Belum sempat Bethany sadar akan keterkejutannya, pria itu menarik tangannya agar menjauhi keramaian. Beberapa tamu memandangi mereka.

Namun, tidak ada yang berani mendekati dan mencegah pria itu melakukannya. Bethany diajak ke sebuah ruangan yang sangat sepi dan terkesan memiliki privasi.

Bethany membuka mulutnya dan bersiap untuk mencecer pria di hadapannya dengan berbagai pertanyaan.

            “Bagaimana kau tahu?” tanya Bethany pada akhirnya setelah penyamarannya sebagai saudari kembarnya terbongkar.

            Pria itu mendekati Bethany, menyingkap rambut panjang hitamnya dan menyentuh sedikit leher Bethany dengan jarinya. “Bella tidak memiliki ini.” Alex menyentuh sebuah tato bergambar ular kecil yang terdapat pada leher Bethany.

Bethany yang terkejut langsung menepis tangannya. Ia membalik tubuh pria itu agar bertukar posisi padanya dan mendorongnya ke tembok.

Pria itu tampak kaget dan tidak menyangka wanita di hadapannya akan bertindak seberani itu.

            “Lalu? Kau mau membongkarnya di depan para tamu? Lakukan saja,” tantang Bethany dengan mata yang menyala.

            “Hei! Aku bahkan belum mengatakan apa pun.” Pria itu merogoh saku jasnya dan mengambil sebuah kartu nama dan menyerahkannya pada Bethany.

“Kau pasti butuh partner untuk balas dendam,” ucap pria itu secara tiba-tiba.

            “Kau! Bagaimana kau tahu?”

            “Bella Redwig, dia telah menghilang hampir sebulan. Anehnya, tidak ada pengumuman resmi dari perusahaan yang menyatakan dia telah keluar.” Pria itu mengatakan sebuah informasi baru yang cukup penting untuk Bethany.

            “Lalu, apa tidak ada seorang pun yang mengetahui keberadaannya?”

            “Kau saja yang kembarannya tidak tahu, apalagi aku.”

            “Jadi, apa yang kau rencanakan dengan menahanku di .... ” Bethany menghentikan ucapannya dan melihat sekeliling.

Ia baru sadar bahwa  ruangan yang mereka datangi adalah sebuah kamar. Wajah Bethany memerah.

Bethany akhirnya melihat kartu nama yang diberikan padanya. Alex, Marketing Staff. Begitu tulisannya. Pria di hadapannya ini hanya karyawan biasa di Magesty tapi mencoba untuk memerasnya?

            “Apa kau mau uang dariku?” tanya Bethany mencoba menebak tujuan Alex yang sesungguhnya.

            “Apa aku terlihat sangat membutuhkan uang?” jawab Alex yang sedari tadi hampir tidak berhasil menyembunyikan tawanya.

            “Aku hanya ingin membantumu. Seperti yang aku bilang tadi. Kau pasti ingin membalas dendam. Tentang skandal itu.”

            “Skandal?” Bethany mengangkat alisnya dan menatap Alex dengan heran.

            “Bella terlibat dalam skandal percintaan dengan salah satu manajer di kantor. Manajer tersebut sudah memiliki istri. Beberapa hari setelah terdengarnya rumor tesebut, Bella menghilang. Aku juga penasaran kemana dia. Karena itu aku akan membantumu.”

            Bethany berjalan menuju sofa yang berada di sudut ruangan. Dia duduk dan menyilangkan kakinya. Berusaha terlihat tidak terpengaruh dengan ucapan Alex barusan.

Ia tidak akan bisa diperas oleh siapapun. Dia sangat mencurigai pria di hadapannya ini. Alex mengikutinya dan duduk di depan Bethany sambil memandang wanita di hadapannya.

Bethany masih terdiam dan terlihat berpikir keras. Alex hanya menunggunya dan menatapnya dengan serius.

Bethany akhirnya membuka suara dan mengatakan, “Dua hal di dunia ini yang tidak akan pernah aku percaya. Pertama, aku tidak akan percaya pria sepertimu. Pria yang berusaha memeras wanita di awal pertemuan.”

Alex mengangkat alisnya, terkesima dengan jawaban tak terduga wanita di hadapannya. Ia sangat menunggu kelanjutannya.

Alex menegakkan posisi tubuhnya dan melipat kedua tangannya di dada. “Hmm ... Okay,” gumam Alex.

“Kedua, aku tidak akan percaya Bella memiliki sebuah skandal. Tapi untuk sekarang, aku akan menerima tawaranmu.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status