Share

Bab 3 - Strategi

            Bethany telah sepakat untuk menerima Alex menjadi partner dalam menjalankan aksi balas dendamnya. Bethany mengatakan akan mengajak Alex ke apartemen Bella untuk melihat bukti-bukti perundungan yang dialami oleh Bella.

Alex menyetui hal tersebut. Alex menunjukkan jalan pintas keluar hotel agar tidak diketahui oleh para karyawan yang sedang berpesta.

            “Jika aku tidak datang, apa kau berencana untuk meracuni para tamu di pesta itu?” tanya Alex ketika mereka sudah berada di dalam mobilnya.

            “Aku tidak mungkin seceroboh itu,” jawab Bethany sambil membuka topeng berukir yang sedari tadi cukup menyiksa.

            “Bukankah datang ke pesta itu sebagai Bella saja sudah merupakan tindakan yang ceroboh?” Alex kembali mencecar pertanyaan yang sangat membuatnya penasaran.

            “Aku memang sengaja mencari pusat perhatian, tapi tidak mengira MC itu menyebutkan nama tamu yang hadir. Bukankah pakaianku hari ini sangat berbeda style dengan Bella?”

            “Memang. Tapi, aku cukup mengenal Bella dan dia tidak mungkin datang ke pesta itu. Jadi, aku cukup yakin bahwa kau adalah Bethany, kembarannya.”

            Mereka akhirnya tiba di apartemen Bella. Bethany menunjukan sebuah roadmap yang menggambarkan beberapa foto bukti perundungan Bella.

“Kau tidak tampak terkejut melihatnya?” Bethany menyipitkan matanya dan mulai mencurigai Alex lagi.

            “Siapa pun yang melihat ini di kantor, tidak akan terkejut. Karena sejak adanya rumor mengenai skandal itu, Bella memang menerima perlakuan yang tidak menyenangkan. Tapi aku juga tidak menyangka akan separah ini.”

            “Kau pasti kenal siapa saja orang yang ada di dalam foto ini. Bukankah mereka para pelakunya?”

            “Hmm ... aku tidak yakin. Dari mana kita bisa tahu mereka pelakunya?”

            “Kalau mereka bukan pelakunya. Siapa orang-orang ini?”

            “Kita hanya bisa mencari bukti. Dan yang pertama akan kita lakukan adalah ... membuatmu menjadi Bella.”

            Alex memandang Bethany dari atas hingga ke bawah. Menelusuri setiap pakaian yang dikenakan wanita itu.

Alex tampak sangat tertarik. Berbeda dengan Bethany yang malah terlihat ketakutan.

“Sejujurnya. Aku sudah lama tidak bertemu dengan Bella. Sejak orang tua kami meninggal.”

            Bella dan Bethany telah lama tidak berkomunikasi maupun bertemu. Hubungan mereka menjadi renggang karena suatu peristiwa yang membuat mereka sangat tidak mempercayai satu sama lain.

Bethany mengatakan hal tersebut kepada Alex. Dia tidak peduli pria itu akan mempercayainya atau tidak.

            “Kalau kau membencinya. Kenapa kau bersedia melakukan ini dan berupaya mencarinya?”

            “Bagaimanapun, dia satu-satunya keluargaku yang tersisa.”

            “Ayo. Ubah dirimu menjadi Bella.”

            Alex mulai melepas satu per satu atribut kostum serigalanya, menyisakan kemeja putih yang ia gulung bagian lengannya. Ia kembali memasang wajah serius untuk membuat Bethany percaya bahwa dia bersungguh-sungguh ingin membantunya.

            Alex menceritakan hal-hal yang ia ketahui tentang Bella. Beberapa sudah diketahui oleh Bethany.

Namun, sisanya adalah hal-hal baru yang harus dia pelajari. Terutama tentang pekerjaan yang Bella tangani.

Berbeda dengan Bethany, meskipun Bella bekerja di sebuah perusahaan kosmetik, Bella sama sekali tidak menangani produk kosmetik sedikitpun. Ia hanya menjadi tangan kanan manajer divisi keuangan yang sering kali harus memegang sejumlah uang yang sangat besar.

Alex memberikan beberapa catatan penting kepada Bethany yang harus dia pelajari. Alex mengatakan, jika tidak ingin terlambat, jangka waktu yang harus dikejar Bethany untuk belajar menjadi Bella adalah maksimal selama tiga hari.

***

Tiga hari telah berlalu, Bethany siap untuk memulai aksinya. Ia mengenakan pakaian formal yang biasa dikenakan oleh Bella.

Ia juga telah menutupi tato ular nya dengan alas makeup agar tidak terlihat menonjol. Bethany melangkahkan kakinya dengan percaya diri, sedikit membusungkan dadanya seperti yang Bella sering lakukan saat di sekolah menengah.

Pertama kali melangkahkan kaki di kantor Magesty, yang Bethany rasakan adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Dari luar saja sudah tampak interior gedung yang sangat mewah.

Berbeda sekali dengan salon kecil di pinggir kota tempat dia dulu bekerja. Bekerja di perusahaan kosmetik adalah salah satu cita-citanya.

Sejujurnya, Bethany sangat iri dengan Bella yang mencapai sesuatu yang diinginkan oleh Bethany dengan mudahnya. Alex telah memberinya petunjuk dan rute untuk menuju ruang kerja Bella. Tapi, dia tetap saja gugup dan perlu pendampingan.

Kemana pria itu? Dia berjanji akan menemui Bethany di hari pertama penyamarannya sebagai Bella di Magesty. Namun, sudah sejam berlalu Bethany menunggu di lobby, Alex tetap saja tidak terlihat.

Beberapa karyawan yang datang sempat melihat ke arahnya dengan tatapan heran. ‘Orang New York memang paling tidak bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya,’ batin Bethany merasa kesal.

            “Bella? Akhirnya kau menyudahi cuti panjangmu.” Tiba-tiba seorang wanita menghampiri Bethany yang sudah mulai merasa bosan menunggu Alex.

Bethany mencoba mengingat-ingat beberapa foto yang ditunjukan oleh Alex untuk dihapalkan. Nancy, Bethany akhirnya mengingat salah satu wajah yang berada di jajaran foto HRD perusahaan.

            “Ah Nancy, apa kabar?” kata Bethany dengan sedikit gugup.

            “Harusnya aku yang bertanya padamu. Apa kau baik-baik saja?” Nancy tiba-tiba memasang wajah serius dan duduk di sebelah Bethany.

            “Aku sudah baik-baik saja.” Bethany terus memikirkan Alex, kenapa pria itu lama sekali.

            “Bella Redwig! Akhirnya kau hadir juga.” Baru saja ia memikirkannya, pria itu muncul dengan akting yang tidak kalah hebat darinya.

            “Maaf ... Nancy, tapi pagi ini Bella milikku.” Alex kemudian memberikan kode dengan matanya agar Bethany mengikutinya.

Sebelum mereka pergi, Nancy berbisik di telinganya, “Sejak kapan kau dekat dengan playboy itu?” Bethany tidak sempat menjawab, Alex sudah menarik tangannya.

Dia merasa lega karena Alex telah menyelamatkannya, beberapa menit lagi duduk dengan staff HRD itu mungkin penyamarannya langsung ketahuan. Namun, Bethany juga penasaran dengan apa yang dikatakan Nancy barusan.

            “Kau sudah bisa melepas tanganku.” Bethany mencoba menegur Alex yang sudah keluar dari skenarionya.

            “Ah, maaf.” Alex melepas genggamannya pada pergelangan tangan Bethany dan kembali melanjutkan langkahnya.

            “Apa maksud kata ‘milikku’ tadi?” tanya Bethany pada Alex.

            “Kita butuh skrenario baru agar kau aman.” Alex mengakhiri percakapan mereka tepat sebelum mereka memasuki sebuah ruangan.

            Bethany melihat sekeliling ruangan. Terdapat banyak sekali meja staff yang diberi sekat. Dia menduga itu adalah ruang staff divisi keuangan tempat Bella bekerja.

Belum banyak karyawan yang terlihat. Alex menuju ke meja kosong di paling pinggir dekat dengan mesin fotokopi.

Alex kemudian mendekatinya dan berbisik, “Ini adalah meja Bella. Mulai sekarang, kau akan bekerja di meja ini. Dan ... Ada sesuatu yang lupa kukatakan kemarin.”

            “Apa itu?” Bethany merasa ada hal yang tidak beres.

            “Aku lupa bilang bahwa sejak pesta kemarin, kita .. maksudku aku dan Bella telah digosipkan memiliki hubungan. Jadi, kita harus berpura-pura pacaran mulai dari sekarang.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status