Home / Romansa / MAS, KAWIN YUK?! / [1] Cinta Si Biang Rusuh

Share

MAS, KAWIN YUK?!
MAS, KAWIN YUK?!
Author: qeynov

[1] Cinta Si Biang Rusuh

Author: qeynov
last update Last Updated: 2024-08-28 20:52:49

“Heh, Heh! Anak cewek kok minumnya berdiri. Duduk dong, Cinta..”

Cinta tak mengindahkan perkataan bundanya. Gadis bernama lengkap Salsabila Cinta itu terus berdiri, mempercepat laju kerongkongannya agar susu yang bundanya siapkan cepat tandas.

Uhuk-uhuk!

Sialnya, karena terlalu terburu-buru ia justru tersedak oleh susu yang tengah ia minum.

“Nah kan! Ngeyel sih kalau dibilangin Bunda!!” Ucap Nirmala sengit meski putrinya sudah mendapatkan azab karena telah mengabaikan ucapannya.

Sang Ayah— Dimas, hanya menggelengkan kepala. Ia sudah sangat terbiasa menyaksikan perdebatan pagi dua srikandinya. Justru kalau tidak ada ribut-ribut seperti ini, ia malah dilanda kekhawatiran akan istri dan anaknya yang mungkin saja diam-diam terserang penyakit mematikan.

“Cinta nggak sarapan ya, Bun. Udah telat nih..”

“Hadeh! Makanya kalau Bunda suruh bangun tuh bangun, Cinta!”

Cinta menyengir, menampilkan sedikit deretan gigi depannya.

Ia juga maunya begitu, tapi mau bagaimana lagi, setiap malam sampai pagi ia selalu memimpikan atasannya yang terlewat hot. Mau bangun kan jadi mager, takut mimpinya terpending sebelum klimaks.

“Udah telat kan? Ya udah sekalian aja. Diem disini! Nasi gorengnya Bunda pindahin ke kotak makan dulu.”

“Ih, Bunda!! Ntar Cinta dimarahin Mas Adnan.”

Nirmala yang mendengar alasan putrinya pun memutar bola mata.

“Kata Maminya, Adnan udah pasrah sama kamu. Nggak masuk juga nggak apa-apa katanya!” lontar Nirmala membuat mata putrinya membola.

“Guyon ya? Mas Adnan nggak pernah bilang gitu tuh ke Cinta.”

“Yeee, nggak percaya! Adnan kalau nggak ngeliat Bunda, karyawan kayak kamu mah udah dipecat dari ngelamar.”

‘Anying!’ umpat Cinta dalam hati.

Gadis itu tak mampu menyahuti kalimat bundanya. Ia cukup sadar diri. Jikalau memasang perlawanan pun, hati kecilnya pasti akan merasa tertikam saking benarnya kata-kata sang bunda.

“Bun, Bun, makin telat itu si Cinta. Cepet dipindah gih nasgornya. Anak Ayah dipecat juga nggak apa-apa kok. Dia kan bisa bantuin Ayah di showroom.”

“Ngapain? Ngitungin sekrup ban mobil?” sarkas Nirmala membuat Cinta menjerit karena sang bunda meremehkan kemampuannya.

“Yah, kapan sih mau tuker-tambah Bundanya? Nyari istri baru kek, yang speknya sayang banget ke Cinta.”

“Eh, anak durhaka maneh! Bunda coret juga ya kamu dari Kartu Keluarga.”

Cinta menjulurkan lidahnya. Ia berlari tanpa menunggu nasi goreng yang katanya hendak dipindahkan ke kotak bekal.

“Pak Dadaaaaaaang, Pak!! Cinta udah siap nih, berangkat hayuk!!” teriak Cinta, memanggil-manggil supir pribadi yang bundanya sediakan untuknya.

Walau terkesan seperti ibu tiri, bundanya sangatlah perhatian. Beralaskan tidak ingin ganti rugi kalau-kalau dirinya berulah di jalanan, perempuan itu pun merekrut supir untuk mengantar jemput dirinya.

Aih, itu mah pelit kan ya?!

It’s okay, emak-emak emang perhitungan kalau sama anak. Cinta yang solehot ini memahami prinsip yang agung itu kok.

“Pak Dadang in here, Neng Cinta! Siap ngepot-ngepot membelah kemacetan pokoknya mah!” Hormat Pak Dadang, menghadap anak majikannya.

“Cakep!! Yuk kita came on, Pak! yang nggak mau minggir, tabrak aja udah!”

“Ashiaaap!!”

Setidaknya memerlukan waktu tiga puluh menit untuk sampai di kantor tempatnya bekerja. Disaat gadis itu baru tiba, atasan yang tak lain merupakan anak dari sahabat bundanya terlihat berada dibalik meja kerjanya.

“Ya Ampun, Mas Adnan! Mas Adnan ngapain dimeja Cinta? Pasti lagi nyari informasi tentang Cinta ya?”

Sang atasan yang mengetahui sekretarisnya telah tiba pun menegakkan punggung. Ia mengangkat telapak tangannya dari atas mouse. “Mas lagi lihat jadwal hari ini, Cinta. Semalam kamu nggak ada kirim ke emailnya Mas.”

Ehehehe, salah toh.. Maaf Mas, Cinta lupa. Keseruan nonton drakor sih abisnya..” cengir Cinta, tak berdosa.

“Udah Mas duga. Tolong ya, Cin. Tadi Mas liat ada meeting di luar sama pihak Joyo Diguna.”

“Sip, Sip! Tapi Cinta belom sarapan, Mas. Boleh nggak dipesenin apa gitu buat sarapan?”

Mulut Adnan sempat terbuka beberapa detik, tapi pria itu segera menutupnya kembali setelah beristigfar didalam hati.

“Oke, Mas pesenin bubur ayam ya..”

“Uluh, baik banget bosnya Cinta. Jadi betah deh kerja disini..”

Baru saja Adnan meninggalkan meja kerja sekretarisnya, si sekretaris berteriak kencang sekali sampai menembus ruang kerjanya yang terhalang oleh pintu.

“Kenapa, Kenapa?” tanya Adnan panik.

“Mas, pagi ini kita harus ketemu sama pihak Jayapura. Aaaakkk, gimana nih? Mereka pasti udah nunggu lama!”

“God!” hela Adnan, mengelus dadanya.

Salahnya juga yang tak menghubungi Cinta untuk memastikan jadwalnya. Semalam setelah sekian lama tak dapat berquality time dengan kekasihnya, ia akhirnya dapat bertemu dan menghabiskan waktu disela-sela break shooting sang kekasih.

“Tenang, Cin. Nggak apa-apa. Mereka pasti maklum.”— kan nggak sekali dua kali— lanjut Adnan membatin.

Jayapura sendiri tidak mungkin membatalkan kerjasama mereka. Meski kerap membuat menunggu, perusahaan itu masih membutuhkan dukungan mereka untuk menstabilkan perusahaannya.

“Ya ayo, Mas! Kok malah diem aja! Time is money loh, Mas!”

Salsabila Cinta, sebenarnya yang bos disini itu siapa?

Sabar Adnan.. Kalau marahin Cinta, Mami yang bakalan marah-marah..

Related chapters

  • MAS, KAWIN YUK?!   [2] Kawin Yuk, Mas?

    Masalah terkait pertemuan yang mundur dengan pihak Jayapura telah terselesaikan sesuai feeling Adnan. Saat mereka kembali ke kantor, jam pun menunjukkan waktu makan siang.Seperti yang sudah-sudah, pada waktu makan siang berlangsung, Cinta sama sekali tak meninggalkan lantai kantor mereka. Gadis itu justru menjadikan ruang kerja Adnan sebagai sarang ternyamannya.“Mas, Mas..”“Apa Cin?” tanya Adnan sembari mengalihkan tatapannya dari layar ponsel.“Kok Cin dong sih, Mas? yang lengkap dong.”Tak ingin urusan menjadi panjang hanya karena masalah sepele, Adnan pun menuruti permintaan sekretarisnya yang menguji iman itu.“Iya Cinta, kenapa?”“Piuwit, cinta-cintaan segala. Jadi salting nih aku, Mas..” lontar Cinta, kumat nyentriknya.Adnan tak mengambil pusing candaan Cinta. Anak itu sudah sering betindak aneh begitu. Jika ia tanggapi, Cinta akan semakin menjadi, jadi sudah dibiarkan saja.“Mas, kawin yuk?”Prak!Ponsel ditangan Adnan pun terjatuh dengan sendirinya. Saraf-saraf ditangannya

    Last Updated : 2024-08-28
  • MAS, KAWIN YUK?!   [3] Pertanyaan Pembawa Bencana

    “Adnan, bawa mobilnya pelan-pelan aja, nggak usah ngebut, kasihan Cinta nanti takut.”“Ehey, nggak apa-apa Tante. Cinta tuh malah suka loh dibawa ngebut. Kalau kebutan-butan ntar jantung Cinta berdebar kayak pas lagi deket-deket Mas Adnan,” ucap Cinta, cengengesan.Diah pun tertawa. Wanita itu mencolek dagu gadis yang ia harap dapat mengisi kursi menantu di keluarganya. “Waduw-Waduw. Bisaan banget nih, Cinta. Padahal Adnan yang digombalin, tapi kok Tante yang happy, ya?!”“He-he-he..”“Cinta..”Cinta memalingkan wajahnya menghadap Adnan. Gadis itu tersenyum sembari menjawab, “ya, Sayang?”Jawaban nyeleneh ala Cinta itu membuat Adnan mengembuskan napas. ‘Sabar,’ batin Adnan. Seperti itulah Cinta. Ia tak perlu mengambil hati kenyelenehan sekretarisnya.“Ayo.. Jam makan siang sudah terlewat.” Ajak Adnan, sangat baku. Berbeda saat dirinya tengah berbincang dengan keluarganya.Perbedaan sikap itu nyatanya mengusik maminya. Diah pun langsung menegur Adnan, mengatakan jika sikap putranya terl

    Last Updated : 2024-08-28
  • MAS, KAWIN YUK?!   [4] Giliran Cinta Biar Adil!

    “Ya Ampun, Mami kan udah bilang bawa mobilnya tuh pelan-pelan. Belom juga ada satu jam kita pisah, ketemunya malah di kantor polisi!”“Coba kamu jadi anak tuh nurut apa kata Mami, Nan. Dijamin hidup kamu bener, nggak kena azab kayak begini!”“Udah tua loh kamu itu!”Adnan harus rela mendengar caci-maki maminya. Wanita itu tidak tahu saja jika penyebab mengapa anak laki-lakinya sampai digelandang menuju kantor polisi setempat, tak lain disebabkan oleh calon menantu yang sangat diidam-idamkan olehnya.“Mami, enough ya. Diliatin Pak Pol-nya tuh, Mam..” Ucap papi Adnan, mencoba menenangkan sang istri yang uring-uringan.“Bela aja terus, Pi. Adnan ini mending nggak usah balik Indo kalau kerjaannya bikin kesel Mami aja..”Adnan mengerjapkan kelopak mata. Padahal ia pulang ke tanah air sudah lama sekali, itu pun karena desakkan sang mami yang tak mengizinkannya menetap di Singapura.“Cinta, Sayang. Kamu baik-baik aja kan? Nggak ada luka apa lecet kan, Sayang?!”Cinta mengangguk, “nggak ada, T

    Last Updated : 2024-08-28
  • MAS, KAWIN YUK?!   [5] Mungkinkah Adnan Cemburu?!

    Bagaimana caranya agar Cinta mengerti bahwa hubungan mereka tidak dapat berkembang menjadi sebuah romansa?! Pemikiran itulah yang terus mendiami otak Adnan sejak dirinya menduduki kursi kerja di ruang kantornya. Adnan tak memikirkan mobil mahalnya yang harus memasuki tempat reparasi. Ia merasa bahwa kejadian nahas itu terjadi akibat kesalahannya yang rupanya masih belum sigap menghadapi sikap ajaib sekretarisnya.“Cinta, bagaimana cara untuk menghentikan kamu?” monolog Adnan sembari mengetuk-ngetukkan punggung ruas jari tengah pada meja kerjanya.Bibir pria itu terlipat ke dalam dengan wajah yang kental akan ekspresi berpikir keras.“Hah!” hembus Adnan melalui kedua lubang hidungnya.Sungguh, kasih sayang yang Cinta berikan untuknya sangatlah memberatkan. Dengan menolak Cinta bukan berarti dirinya ingin menyakiti hati gadis itu.Tidak! Penolakan itu tak bermaksud demikian.Adnan menolak karena ia memang tak lebih terhadap anak sahabat ibunya. Selain itu, ia juga harus menjaga hati k

    Last Updated : 2024-08-28
  • MAS, KAWIN YUK?!   [6] Ketika Menantu Idaman Menangis

    “Mas Oppa, Mas..”“Cinta, Mas dan Oppa kan artinya sama. Pakai saja salah satu.” Ujar Adnan, mencoba membenahi panggilan ganda yang diberikan Cinta untuk Nathan.“Loh, enggak.. Menurut Cinta tuh harus disebut dua-duanya, Mas Adnan.”Nathan tertawa kecil. Sejak Cinta membawakan sendiri minuman yang Adnan pesan untuk dirinya, ia sudah mengira jika Cinta pasti akan bergabung ke dalam obrolan mereka— dan benar saja.. Alih-alih kembali ke mejanya, gadis itu justru mendudukkan diri pada lengan single sofa yang Adnan tempati.Anehnya, sebagai seorang atasan sekaligus anak pemilik perusahaan, Adnan sama sekali tidak terlihat memendam amarah kala mendapati kelancangan bawahannya. Pria itu bersikap biasa saja seolah hal tersebut bukanlah bentuk ketidak-sopanan pekerjanya.“Ya sudah.. Suka-Suka kamu saja, Cin..” balas Adnan dengan helaan napas yang menjadi pembuka kalimatnya.“Mas Adnan nggak nanya alasannya?”“Saya harus tanya?”“Ung..” Angguk Cinta.Nathan menyimak interaksi keduanya. Kalau sa

    Last Updated : 2024-08-28
  • MAS, KAWIN YUK?!   [7] Cinta Minta Resign

    Adnan merasa tak tenang. Dia dalam lift yang membawa-nya turun, kakinya terus saja bergerak mengelilingi kotak lift.Sampai pada lobby perusahaan keluarganya, Adnan pun bergegas untuk keluar. Pria itu lalu memacu kuda-kuda kakinya.“Selamat siang, Pak Adnan..” Sapa beberapa karyawan setiap kali mereka berpapasan dengan Adnan.“Ya, ya.. Sorry saya buru-buru..” Ucap Adnan, meminta pengertian jika saja tanggapannya terdengar dingin ditelinga para karyawannya.Ketika indera penglihatannya menangkap Cinta yang hendak menaiki sebuah mobil, Adnan pun berteriak disela-sela langkah kakinya. “Cintaaa... Ciiiin!!”“Cin.. Tunggu Mas, Cintaa!!”Nahas, Cinta mengabaikan panggilan Adnan. Meski gadis itu sempat ditahan oleh pihak keamanan yang berjaga di depan pintu lobby, nyatanya Cinta tetap menutup pintu mobilnya dan berlalu pergi seolah Adnan tak pernah memanggil namanya.“Pak, kenapa sekretaris saya dibiarkan pergi?”“Bu Cinta bilang ada emergency, Pak Adnan.”“Ya?”“Kata Bu Cinta, Ayahnya ketahu

    Last Updated : 2024-09-04
  • MAS, KAWIN YUK?!   [8] Efek Cinta Minum Soju

    ‘Maaf, pemilik nomor yang Anda hubungi sedang tidak mood berbicara dengan Anda. Silahkan hubungi lagi tahun depan..’Klik!Dibalik roda kemudinya, Adnan pun terperanjat. Ia bahkan belum sempat melayangkan salam sapaan, tapi pemilik nomor yang ia hubungi sudah lebih dulu memblokade akses komunikasi mereka.Tahu jika Cinta akan mengulangi hal yang sama, Adnan pun memilih mengirimkan pesan singkat melalui aplikasi perpesanan.Cinta, kamu dimana? Bisa kita bertemu? Ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan kamu.Satu detik setelah pesannya terbaca, kedua mata pria itu pun membola. Ia tak lagi menemukan foto Cinta pada profil kolom chat mereka. Singkatnya, kontaknya telah dimasukkan ke dalam daftar hitam atau ramai dikenal dengan block.“Lalu saya harus bagaimana?” gumam Adnan, bermonolog. Hubungan dengan maminya sedang dipertaruhkan, sedangkan Cinta yang memegang kunci dari hubungan mereka justru menghilang.Ponsel Adnan berdering. Tanpa melihat ID penelepon, Adnan yang mengira jik

    Last Updated : 2024-09-04
  • MAS, KAWIN YUK?!   [9] Janji Adnan untuk Bertanggung Jawab

    Susah payah Adnan mengejar dan menangkap tubuh Cinta. Setelah bermain kejar-kejaran mengelilingi tenda restoran, Adnan akhirnya dapat memboyong Cinta ke dalam mobilnya.Andai saja gadis itu tak kehilangan energi, mereka mungkin akan bermain sampai matahari menyinari kota Jakarta.“Kamu terlalu unik sampai-sampai saya nggak kuat ngadepinnya, Cinta.”“Babi, go away.. Gue naksirnya udahan aja.. Capek..” Racau Cinta, pelan, sembari memiringkan tubuhnya.Adnan mengulum bibirnya. Ia lalu membalas racauan yang Cinta udarakan dengan, “ya.. Lebih banget begitu, Cinta. Jangan sakit lagi gara-gara saya. Saya yakin di luar sana akan ada laki-laki yang jauh lebih pantas menerima cinta kamu.” Adnan membelai puncak kepala Cinta. Namun ia segera menarik tangannya cepat.Pekerjaan rumah Adnan tak selesai hanya pada ditemukannya Cinta. Tertangkapnya gadis yang kabur itu menjadi titik awal pekerjaan besar Adnan.Cinta yang tak sadarkan diri tidak memungkinkan untuk diantarkan pulang ke kediaman orang tua

    Last Updated : 2024-09-05

Latest chapter

  • MAS, KAWIN YUK?!   [100]

    Amora Anindya Wiyoko— nama itu Adnan ciptakan dengan mengingat sang istri dalam setiap pertimbangannya. Amora, suku pertama ini Adnan ambil dari kata amor yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia, akan merujuk pada nama wanita yang telah bertaruh nyawa untuk melahirkan putrinya. Sedangkan untuk Anindya, Adnan mengambilnya dari bahasa Sansekerta yang berartikan cantik. Paras ayu Cinta pasti akan menurun pada sang putri. Adnan berharap putrinya kelak dapat tumbuh rupawan seperti halnya istri yang ia kasihi. “Astaga.. Cinta banget mukanya. Padahal anak cewek loh.” Dan, yah! Harapan Adnan terkabul. Gen istrinya bekerja lebih banyak, membuat Adnan kini mempunyai miniatur wanita yang sangat dirinya cintai. “Bangun-bangun pingsan ini anaknya.” Mendengar celotehan ibu mertuanya, Adnan pun tak dapat menahan kekehannya. Semoga saja istrinya tidak berulah setelah sadar. “Aneh banget ya? Anak cewek loh. Kok malah lebih mirip mamanya daripada papanya.” Ucap Dimas, ikut heran sama se

  • MAS, KAWIN YUK?!   [99]

    “Simon gimana, Mas? Ada bales?” Adnan menggenggam erat telapak tangan Cinta. “Sayang.. Nggak usah mikirin Simon dulu ya.” Ia lalu meminta agar sang istri fokus pada persalinannya saja. Bagaimanapun juga, ketidakhadiran istrinya dalam pernikahan pria itu berada diluar kendali manusia. Absennya Cinta disebabkan oleh perihal yang tidak dapat diganggu gugat oleh seorang makhluk. Sungguh, ini benar-benar diluar kuasa mereka. “Iya, Cin. Bunda juga udah minta maaf ke maminya Simon. Kamu tenang aja. Simon pasti ngerti.” Ucap Nirmala, membelai kepala putrinya. Dini hari menjelang subuh, sahabatnya menelepon, mengabarkan jika Cinta mengalami kontraksi hebat. Setelah dilarikan ke rumah sakit ibu dan anak di daerah Kemang, dalam perjalanannya menyusul sang putri, ia mendapatkan kabar bila Cinta sudah mengalami pecah ketuban. Saat itulah, ditengah kepanikannya, ia menghubungi mami Simon. “Sakit, Mas.” “Sabar ya, Sayang. Kamu.. Kamu mau operasi aja?” tanya Adnan, semakin tak tega melihat sang i

  • MAS, KAWIN YUK?!   [98]

    “Bun, shopping yuk.” Ajak Cinta, tiba-tiba.Mendengar itu, Nirmala pun menghentikan aktivitas menyulam yang sedang ia kerjakan. Ia menatap sang putri, lalu bertanya, “mau belanja apa?” Saat putri dan menantunya berkunjung bersama suaminya, ibunda Cinta itu tengah mengisi waktu luangnya dengan menciptakan sebuah karya yang nantinya akan ia jadikan sebagai hadiah kelahiran cucu pertamanya.“Emang kalau shopping harus udah ada yang mau dibeli dulu ya?”“Ya, iya dong. Kocak ini anak. Kalau nggak ada yang mau dibeli, ngapain kamu ngajakin Bunda belanja?”“Astaga, Bun. Konsep dari mana itu? Nggak mesti ya! yang penting pergi aja dulu. Ntar juga pasti ada yang pengen dibeli.”Nirmala pun berdecak dan decakkannya itu membuat Cinta kembali berkata-kata.“Please, Bun. Jangan pelit-pelit banget sama diri sendiri. Suami Bunda loh banyak duit. Matanya dimanjain. Kalau nemu barang bagus, bungkus. Shopping diluar kebutuhan nggak akan bikin Bunda miskin kok.”Nirmala menggelengkan kepala, tak habis p

  • MAS, KAWIN YUK?!   [97]

    Keributan yang disebabkan oleh Cinta di dalam showroom milik sang ayah dapat teratasi dengan cepat setelah Dimas mendatangkan relasinya bersama datangnya satu unit motor bebek keluaran terbaru ke hadapan si ibu hamil. “Kalau ini dijamin Ibunya bisa naikin.” Seloroh Dimas, menepuk bagian kepala motor yang didatangkannya.Tahu bahwa ayahnya kesal, Cinta pun meringis. “Hehe..” Ia menunjukkan deretan gigi putihnya. Memasang ekspresi bersalah yang dibalut dengan cengiran manisnya. Ia kan hanya ingin berbuat baik. Berhubung ayahnya mempunyai bisnis jual-beli kendaraan, situasi itu hendak ia manfaatkan agar dirinya tak perlu keluar uang.“Moge yang tadi keren loh padahal. Ibu beneran nggak mau?” tanya Cinta untuk memastikan apakah si ibu benar-benar tidak berminat dengan motor yang ia pilihkan.Sedikit ngeyel nggak ngaruh kan? Toh keluarga ayahnya tidak akan jatuh miskin hanya karena menghibahkan sebuah motor.“Nggak, Non. Bahaya. Selain saya nggak bisa naikinnya, di lingkungan saya pasti r

  • MAS, KAWIN YUK?!   [96]

    Kata siapa menjadi istri pria kaya akan menghindarkan kita dari berbagai masalah? Siapa yang bilang, hah?!Sebagai istri pria keyong-reyong yang nantinya akan mewarisi kerajaan bisnis papi mertuanya, Cinta dengan sungguh menolak keras statement menyesatkan kaum materialistis itu.Para wanita yang memiliki pemikiran sesempit itu, Cinta yakin mereka hanya hidup di dalam angan-angan indah belaka. Mereka jelas merupakan kaum-kaum pengkhayal yang tak melibatkan unsur kelogisan ke dalam cara berpikirnya.Mana ada kaya sama dengan bebas masalah. Tidak seperti itu, Suketi! Karena yang namanya masalah pasti tidak memandang kasta. Akan tiba masanya dia datang tanpa membawa surat undangan. Seperti sekarang contohnya.“Hiks, itu orangnya mati nggak, Pak?” Cinta bertanya dengan tangis sesenggukannya.Secara tidak sengaja ia terlibat dengan kecelakaan ketika hendak menyusul Adnan. Sejak meninggalkan kediaman orang tua suaminya, ia tidak pernah menyusun planning untuk menabrak pengendara lain di jal

  • MAS, KAWIN YUK?!   [95]

    “Engh.” Cinta mengerang. Wanita itu menengadahkan kepala, menarik napas dalam-dalam untuk ia hembuskan lagi keluar. “Mau kemana, Sayang?!” Dibelakang meja kerjanya, Adnan memperhatikan pergerakan sang istri. Sedari tadi ia melihat Cinta yang bergerak gelisah seolah tak mau duduk tenang di atas ranjang mereka. Selama masa kehamilan akhir Cinta, Adnan telah memindahkan meja dari ruang kerjanya ke dalam kamar. Maminya yang sangat khawatir dengan menantu perempuannya, meminta Adnan untuk tak berada jauh dari sisi sang istri. Sebentar lagi, meja yang ia gunakan ini juga akan diturunkan ke kamar baru mereka di lantai satu. “Ke bawah.” “Loh, ngapain?” “Feelingku bilang, bentar lagi orang Korea itu balik.” Plak! Adnan memukul kening— ini toh yang membuat istrinya tak tenang sedari tadi. “Mereka nggak akan pulang, Sayang. Kan tadi Mbak Grace telepon, bilang kalau bakalan nginep sana.” “Pulang, Mas. Mas nggak percaya sama feelingnya aku?” Adnan mau tak mau bangkit dari kursinya.

  • MAS, KAWIN YUK?!   [94]

    Samuel— ayah mertua Cinta, pria paruh baya itu hanya bisa menunduk lesu sembari mendengarkan omelan istrinya. Ia juga tidak tahu kalau putri dan menantunya yang lain tidak akan pulang ke rumah malam ini. “Lagian Papi ngapain pake janji-janji ke Cinta? Ngambek kan anaknya.” Sungguh terlalu! Jika sebelumnya ia dihadapkan pada kebingungan untuk mengusir Nathan, sekarang perasaan itu kembali ia rasakan setelah sempat merasakan kelegaan. Sebelumnya ia sangat gembira mendengar kabar bahwa Nathan tak akan pulang. Pria berdarah campuran Korea-Indonesia itu memboyong anak dan cucunya pulang ke rumah maminya. Memang setelah anak-anak mereka menikah, besannya itu memutuskan untuk pindah meninggalkan kota kelahirannya. Semarang dirasa cukup jauh meski dapat ditempuh secara singkat menggunakan pesawat. Setidaknya dengan begitu, besannya berharap jika Nathan dan keluarga kecilnya dapat lebih sering berkunjung menjenguknya. “Kayaknya Nathan tuh punya kekuatan deh, Mi. Masa iya dia tiba-tiba

  • MAS, KAWIN YUK?!   [93]

    “Kok bisa?! Kamu tau dari mana?” “Anaknya, Mbak. Dia di rumah sekarang.” “Jadi Simon pulang bawa kabar kalau dia sakit parah?!” tanya Nirmala yang anehnya justru dibalas dengan gelengan oleh mami Simon. “Loh, ah! Terus kamu tau kalau dia sakit dari mana?” “Itu— Dia bilang, dia setuju buat nikahin Louise. Gila kan?! Anakku pasti sakit parah. Kalau enggak, nggak mungkin dia tiba-tiba mau tanggung jawab.” “...” Fix! Gelar ibu durhaka abad ini pastilah dimenangkan oleh mami Simon. Wanita itu memiliki kriteria unik yang tidak dimiliki oleh para nominator lain, yaitu pemikiran yang secara tidak langsung menjadikan kata-katanya sebagai doa untuk memendekkan umur putranya. “Kok kamu diem aja sih, Mbak? Aku lagi panik loh ini.” Sama seperti bundanya yang langsung terdiam, Cinta yang diam-diam menguping pun ikut kehilangan kata-kata. Ia jadi kasihan pada Simon. Kalau saja Simon melihat kedurhakaan maminya, Cinta jamin sahabatnya itu pasti akan tantrum dua hari dua malam. “Ekstrim ju

  • MAS, KAWIN YUK?!   [92]

    Tidak! Dari sekian banyak ide sesat sang istri, mengapa harus kawin kontrak yang terlintas dikepala cantik wanita itu? Anehnya lagi, Simon justru menganggap ide sesat sahabatnya sebagai langkah jitu untuk menyelesaikan masalah. Tampaknya, Simon mengira jika Cinta benar-benar memikirkan dirinya. Padahal mana mungkin Cinta berbuat sebaik apa yang dipikirkan otak dungunya. Simon seharusnya belajar dari pengalaman. Istrinya kan suka sekali menyengsarakan orang. Berbaik sangka pada Cinta hanya akan mendatangkan malapetaka. Setidaknya itu berlaku untuk orang lain, selain keluarga mereka. Khususnya orang-orang yang mengganggu kedamaian hidupnya. Seperti Simon contohnya. “Sayang, masalah Simon. Mas pikir kamu udah kelewatan deh ngasih sarannya.” Adnan hanya takut jika di kemudian hari akan datang masanya sang istri harus mempertanggung jawabkan usulannya. Dilihat dari segi manapun, Simon sepertinya memang enggan menikahi korbannya. Jika pernikahan kontrak itu diakhiri oleh Simon, nama

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status