Home / Romansa / MAS, KAWIN YUK?! / [6] Ketika Menantu Idaman Menangis

Share

[6] Ketika Menantu Idaman Menangis

Author: qeynov
last update Last Updated: 2024-08-28 20:55:27

“Mas Oppa, Mas..”

“Cinta, Mas dan Oppa kan artinya sama. Pakai saja salah satu.” Ujar Adnan, mencoba membenahi panggilan ganda yang diberikan Cinta untuk Nathan.

“Loh, enggak.. Menurut Cinta tuh harus disebut dua-duanya, Mas Adnan.”

Nathan tertawa kecil. Sejak Cinta membawakan sendiri minuman yang Adnan pesan untuk dirinya, ia sudah mengira jika Cinta pasti akan bergabung ke dalam obrolan mereka— dan benar saja.. Alih-alih kembali ke mejanya, gadis itu justru mendudukkan diri pada lengan single sofa yang Adnan tempati.

Anehnya, sebagai seorang atasan sekaligus anak pemilik perusahaan, Adnan sama sekali tidak terlihat memendam amarah kala mendapati kelancangan bawahannya. Pria itu bersikap biasa saja seolah hal tersebut bukanlah bentuk ketidak-sopanan pekerjanya.

“Ya sudah.. Suka-Suka kamu saja, Cin..” balas Adnan dengan helaan napas yang menjadi pembuka kalimatnya.

“Mas Adnan nggak nanya alasannya?”

“Saya harus tanya?”

Ung..” Angguk Cinta.

Nathan menyimak interaksi keduanya. Kalau saja boleh jujur, ditengah-tengah sahabat dan sekretarisnya ini, terkadang ada waktu dimana ia merasa dirinya berubah menjadi udara disekitar mereka.

Eksistensinya jelas ada, tapi seperti tidak ada..

Why kok kamu manggil teman saya double-double begitu?” tanya Adnan, memenuhi permintaan Cinta.

“Soalnya Oppa Kim Nathan kan orang Korea sama orang Semarang. Biar nggak ilang aja jati dirinya dia.”

Uhuk!!

Americano yang belum sepenuhnya lolos dari kerongkongan pun menyembur bersamaan dengan batuk kekagetan Nathan.

“Mas Oppa..” Cinta pun menyodorkan lembaran tisu yang dirinya ambil secara terburu-buru. Ia hendak menyerahkannya ke tangan Nathan, akan tetapi aksinya itu digagalkan oleh Adnan.

“Biar Mas aja yang kasih ke Nathan.”

“Oh, oke-oke.. Nih, Mas..”

Adnan menerimanya lalu menyerahkannya pada Nathan.

Interesting..” Celetuk Nathan hingga menyadarkan diri Adnan akan perilaku ganjilnya.

Malu akan reaksinya yang tampaknya terlihat berlebihan, Adnan pun berniat mengenyahkan Cinta dari ruangannya. “Cinta, help me ya.. Saya tadi kan nggak makan banyak waktu kita lunch.. Tolong kamu ke resto langganan saya. Pesankan apa saja, Cin, pasti saya makan.”

“Cinta sendiri yang berangkat?”

Heum.. Kamu minta anter supir kantor aja. Kalau pesan delivery saya nggak yakin pesanannya sesuai dengan selera saya.”

“Oki-Doki, Capt! Duitnya Cinta ambil di dompet ya..” Ucap Cinta lalu berjalan menuju meja kerja Adnan. Gadis itu tampak meraih dompet yang Adnan letakkan di sana dan mengeluarkan beberapa lembar uang.

“Mas, Cinta pergi dulu ya.. Kalau ada tamu, tolong handle ya, Mas..”

“Iya, Cinta. Kamu hati-hati ya.. Jangan buat supir kantor kecelakaan kayak kita tadi..”

Mulut Cinta kontan maju beberapa centimeter. Gadis itu berdumel dengan kakinya yang melangkah keluar dari ruang kerja Adnan.

Prok-Prok-Prok..

Bro.. What the hell it this?! You two.. Honestly, interaksi kalian jauh dari kata atasan and his secretary..” tembak Nathan, menyuarakan isi pikirannya.

“Dia punya orang dalam yang bikin gue nggak boleh bersikap kaku.”

Your Mom, eh?”

Adnan menarik sudut-sudut bibirnya.

Yeah, but that’s not a reason to be intimate with her, sih, Nan.. Shock gue liatnya.. Gue jadi bertanya-tanya gimana tanggapan Ara ketika ngeliat interaksi kalian berdua..”

Of course she was angry.. tapi sekali lagi, Cinta punya bekingan orang paling berpengaruh. Figth ke Cinta cuman bikin hubungan kita makin nggak direstuin.”

Nathan pun tergelak. “Sesayang itu ya nyokap lo ke Cinta..”

She is my Mom’s best friend’s by the way..” jelas Adnan, memberitahu siapa Cinta hingga sosoknya tidak dapat diperlakukan seenaknya meski tingkah gadis itu terbilang sangat semena-mena.

“Hahahaha, poor you Adnan.. Gue turut berduka cita.”

So.. Ada perlu apa lo nyari gue?”

“Ah.. Gue mau minta tolong buat deketin gue sama your sister.. Nyokap minta gue buat cepet-cepet married biar dia bisa punya cucu, but lo tau lah, Nan.. Gue belom minat ke jenjang yang lebih lanjut.”

“Then?!” tanya Adnan dengan tatap mengintimidasi Nathan.

Calm down.. Gue nggak bermaksud mau mainin your sister kok.. Gue tau banget kakak lo trauma sama pernikahannya dulu, so, gue mau bikin kesepakatan gitu sama dia. Dia kan udah punya anak, jadi yah, kalau dia say yes, nyokap gue udah dapet satu paket. Mantu and cucu.”

“Tapi kalau gue pikir-pikir lagi, your secretary oke juga buat dijadiin mantunya nyokap gue. She is cheerful and fun, nyokap pasti nggak mikir dua kali buat kasih lampu hijau. Gue juga kayaknya jadi pengen nikah kalau itu sekretaris lo.”

Jari-jari tangan Adnan mengepal mendengarnya. Ia tidak mengerti dengan reaksi tubuhnya. Disaat dirinya harus bahagia karena Cinta sepertinya juga menaruh minat pada Nathan, mengapa yang terjadi justru berkebalikan dengan keinginan otaknya. Hatinya meradang seolah sesuatu telah terbakar di dalam sana.

Just try.. Kalau Cintanya mau, why not..” Ujar Adnan, tak selaras dengan perasaannya yang memanas.

“Really? Don’t take back your words!” Peringat Nathan meminta Adnan untuk tidak menarik kembali kata-kata yang terlontar dari mulutnya. Pria itu menganggap bahwa Adnan telah memberikannya restu untuk mendekati Cinta.

“Yaps, go a head.. Gue ikut happy kalau Cinta bisa move on dari gue..”

Krak!

Terkutuklah mulut Adnan yang berkata dengan mudahnya. Dibalik pintu yang tak Cinta tutup dengan rapatnya, gadis itu mendengarkan setiap kata yang Adnan ucapkan. Ia belum meninggalkan lantai kantor mereka karena rasa penasarannya yang tinggi akan obrolan Adnan dengan temannya. Namun siapa yang akan menyangka, jika rasa penasarannya itu justru mengantarkannya pada patah hati terdalamnya.

Cinta kecewa..

Dengan langkah kaki terseok, gadis itu menyambar tas tangannya. Ia berjalan dengan menyeret kakinya, menekan tombol lift berulang kali seakan tak sabar untuk menunggu terbukanya pintu lift yang berada dihadapannya.

“Cinta.. What’s going on? Kenapa kamu nangis, Nak?”

Ketika pintu lift itu terbuka, sosok yang berada di dalamnya pun terkejut. Papi Adnan bahkan sampai berjengit kala menyaksikan bulir-bulir air mata berjauhan dari mata gadis yang disayangi istrinya.

Beliau pun keluar. Ia memegang bahu-bahu rapuh Cinta seraya bertanya, “Adnan marahin kamu?”

Pertanyaan itu lalu dibalas dengan kepala Cinta yang bergerak ke kanan dan kiri.

“Terus kenapa, Cin? Kamu sakit? Om anter ke rumah sakit ya?”

Bisa gawat jika istrinya mengetahui keadaan Cinta yang tidak baik-baik saja. Selain Adnan yang akan terkena amarah sang istri, ia sebagai orang yang juga mengetahui hal ini pun juga akan terkena dampaknya.

“Cinta nggak apa-apa kok, Om. Cinta mau beliin Mas Adnan makan dulu ya.. Mari Om Papi..” Cinta berjalan cepat memasuki lift.

“Cin..” Seru papi Adnan, yang sayangnya kalah dengan pintu lift, yang kemudian telah tertutup menelan tubuh calon menantu idaman istrinya.

“Sebenarnya ada apa sih? Baru kali ini saya liat Cinta nangis..”

Untuk membunuh tanda tanya dalam benaknya, papi Adnan pun bergegas menyambangi sang putra di dalam ruang kerjanya.

“Nan.. Ah, Halo Kim.. Long time no see.. Gimana kabarnya?”

“Hai, Om.. Kabar baik, Om.. Om sama Tante gimana? Still mesra kan ya?”

Papi Adnan terkekeh. “Iya dong, harus itu..”

“Dari Korea apa Semarang kamu?”

“Kalau ini saya dari Semarang, Om. Kebetulan minggu lalu sampai di Indo..”

“Mampir-mampirlah ke rumah.. Tante pasti happy liat Oppa-Oppa Korea dateng ke Indo..” Perkataan papi Adnan itu pun mengundang tawa renyah dari Nathan.

God! Hampir Papi lupa..” Pekik Papi Adnan, menepuk keningnya.

“Kenapa Pi? Masalah kerjaan?”

No, no, no!! Itu nanti aja, ada yang lebih penting dari kerjaan.” Seru papi Adnan. Wajahnya berubah menjadi panik ketika menanyakan mengapa Cinta turun dengan air mata membasahi wajahnya.

“Cinta nangis?” Kaget Adnan yang otomatis bangkit dari kursinya.

“Loh, kamu nggak tau? Papi kira dia nangis karena kamu marahin, Nan.. Tapi kalau dipikir-pikir, dia mana pernah nangis. Kamu marahin juga kamunya malah yang kena mental.”

“Papi ketemu Cintanya kapan? Di lantai bawah?”

“Lah, nggak dong, Nan.. Di lantai ini Papi ketemunya. Susulin, Nan.. Kalau meleng gara-gara nangis, terus ketabrak mobil, kamu loh nanti yang dimakamin Mamimu..”

Seketika Adnan berlari keluar tanpa sepatah kata. Ada kemungkinan Cinta mendengar perbincangannya dengan Nathan mengenai gadis itu dan itu membuat Adnan menjadi tak enak hati.

“Ada apa sih, Tan?”

Nathan mengedikkan bahunya. “Saya juga kurang tahu, Om. Tadi masih baik-baik saja kok.”

“Duh, ada-ada aja! Bisa habis dia dimaki-maki Maminya.. Calon mantu kesayangan Tante itu si Cinta..”

Wah, kalau begini, jalannya untuk menjadikan Cinta sebagai menantu mamanya akan terjal. Lawannya saja ibu-ibu yang rela mengubur anaknya sendiri.

Related chapters

  • MAS, KAWIN YUK?!   [7] Cinta Minta Resign

    Adnan merasa tak tenang. Dia dalam lift yang membawa-nya turun, kakinya terus saja bergerak mengelilingi kotak lift.Sampai pada lobby perusahaan keluarganya, Adnan pun bergegas untuk keluar. Pria itu lalu memacu kuda-kuda kakinya.“Selamat siang, Pak Adnan..” Sapa beberapa karyawan setiap kali mereka berpapasan dengan Adnan.“Ya, ya.. Sorry saya buru-buru..” Ucap Adnan, meminta pengertian jika saja tanggapannya terdengar dingin ditelinga para karyawannya.Ketika indera penglihatannya menangkap Cinta yang hendak menaiki sebuah mobil, Adnan pun berteriak disela-sela langkah kakinya. “Cintaaa... Ciiiin!!”“Cin.. Tunggu Mas, Cintaa!!”Nahas, Cinta mengabaikan panggilan Adnan. Meski gadis itu sempat ditahan oleh pihak keamanan yang berjaga di depan pintu lobby, nyatanya Cinta tetap menutup pintu mobilnya dan berlalu pergi seolah Adnan tak pernah memanggil namanya.“Pak, kenapa sekretaris saya dibiarkan pergi?”“Bu Cinta bilang ada emergency, Pak Adnan.”“Ya?”“Kata Bu Cinta, Ayahnya ketahu

    Last Updated : 2024-09-04
  • MAS, KAWIN YUK?!   [8] Efek Cinta Minum Soju

    ‘Maaf, pemilik nomor yang Anda hubungi sedang tidak mood berbicara dengan Anda. Silahkan hubungi lagi tahun depan..’Klik!Dibalik roda kemudinya, Adnan pun terperanjat. Ia bahkan belum sempat melayangkan salam sapaan, tapi pemilik nomor yang ia hubungi sudah lebih dulu memblokade akses komunikasi mereka.Tahu jika Cinta akan mengulangi hal yang sama, Adnan pun memilih mengirimkan pesan singkat melalui aplikasi perpesanan.Cinta, kamu dimana? Bisa kita bertemu? Ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan kamu.Satu detik setelah pesannya terbaca, kedua mata pria itu pun membola. Ia tak lagi menemukan foto Cinta pada profil kolom chat mereka. Singkatnya, kontaknya telah dimasukkan ke dalam daftar hitam atau ramai dikenal dengan block.“Lalu saya harus bagaimana?” gumam Adnan, bermonolog. Hubungan dengan maminya sedang dipertaruhkan, sedangkan Cinta yang memegang kunci dari hubungan mereka justru menghilang.Ponsel Adnan berdering. Tanpa melihat ID penelepon, Adnan yang mengira jik

    Last Updated : 2024-09-04
  • MAS, KAWIN YUK?!   [9] Janji Adnan untuk Bertanggung Jawab

    Susah payah Adnan mengejar dan menangkap tubuh Cinta. Setelah bermain kejar-kejaran mengelilingi tenda restoran, Adnan akhirnya dapat memboyong Cinta ke dalam mobilnya.Andai saja gadis itu tak kehilangan energi, mereka mungkin akan bermain sampai matahari menyinari kota Jakarta.“Kamu terlalu unik sampai-sampai saya nggak kuat ngadepinnya, Cinta.”“Babi, go away.. Gue naksirnya udahan aja.. Capek..” Racau Cinta, pelan, sembari memiringkan tubuhnya.Adnan mengulum bibirnya. Ia lalu membalas racauan yang Cinta udarakan dengan, “ya.. Lebih banget begitu, Cinta. Jangan sakit lagi gara-gara saya. Saya yakin di luar sana akan ada laki-laki yang jauh lebih pantas menerima cinta kamu.” Adnan membelai puncak kepala Cinta. Namun ia segera menarik tangannya cepat.Pekerjaan rumah Adnan tak selesai hanya pada ditemukannya Cinta. Tertangkapnya gadis yang kabur itu menjadi titik awal pekerjaan besar Adnan.Cinta yang tak sadarkan diri tidak memungkinkan untuk diantarkan pulang ke kediaman orang tua

    Last Updated : 2024-09-05
  • MAS, KAWIN YUK?!   [10] When Adnan Ditolak Cinta

    Hangat!Cinta merasakan kehangatan seolah guling yang ia dekap dalam tidurnya berbeda dengan malam-malam sebelumnya.Guling itu terasa seperti suhu tubuh manusia, terlebih telinganya juga menangkap adanya detak beraturan yang tampaknya berasal dari jantung seseorang.‘Wait, jantung?!’Sadar akan adanya keganjilan pada gulingnya, mata yang tertutup pun terbuka dengan lebarnya.Cinta termangu dalam keadaan shock berat.“Shit!” Cinta mengumpat tertahan kala menyadari jika dirinya kini tidak sedang berada di kamarnya.“What, What..” Pekik Cinta panik dengan tubuh terdorong ke belakang. Bersamaan dengan hal itu, Cinta pun mengetahui jika saat ini dirinya tengah tertidur di dalam pelukan seseorang.Kedua mata Cinta pun terbelalak hebat. Ia menyusupkan kedua tangannya pada sela-sela tubuh keduanya, lalu membekap mulutnya kuat-kuat.“Te-telanjang..” gagap Cinta usai mengetahui penampilan pria yang memeluknya.Jangan tanya mengapa Cinta bisa mengetahui jenis kelamin manusia jahanam yang melaku

    Last Updated : 2024-09-05
  • MAS, KAWIN YUK?!   [11] Drama Keluarga Adnan

    Berselang beberapa detik dari kepergian Cinta, Adnan pun mengekor keluar. Pria itu berjalan cukup santai meski tahu kehebohan seperti apa yang nantinya akan menimpanya.“Mbak, tolong sisir untuk rapiin rambut Mbak Cinta..” pinta Adnan pada pelayan yang baru saja menyuguhkan jamuan untuk kedua orang tua Cinta.Ia memposisikan diri dibelakang tubuh Cinta, melayangkan tangan kanannya pada puncak kepala sang adik. “Rambut kamu acak-acakan, Cin. Sini saya rapihin.” Ucapnya membuat orang-orang yang melihat keduanya terhenyak ditempat.Keadaan tersebut tak berlangsung lama. Setelah mampu menguasai dirinya, ibunda Cinta pun mengirimkan sinar laser dari sorot matanya yang tajam.“Cinta.. Bisa kamu jelasin kenapa kamu ngilang, terus tiba-tiba malemnya nginep di rumah Tante Diah?”“An-Anu..” Cinta membelitkan jari tangannya, tampak kentara jika dirinya sedang gugup.Setelah mendapatkan informasi terkait keberadaan sang putri, baik Nirmala atau pun Dimas, keduanya berniat membawa pulang Cinta. Nam

    Last Updated : 2024-09-05
  • MAS, KAWIN YUK?!   [12] Cinta Inginnya Balas Dendam

    Hari pun berganti usai Cinta berhasil diboyong pulang oleh kedua orang tuanya. Anehnya, pada hari itu Adnan merasakan perasaan takut yang datang secara tiba-tiba. Ia merasa jika pulangnya Cinta akan mempersulit langkahnya dalam mengembangkan hubungan mereka.Benar saja! Ketika pada keesokkan hari saat ia hendak menjemput Cinta untuk berangkat bekerja bersama, kabar tentang resign-nya Cinta kembali menyeruak masuk ke dalam gendang telinganya.“Tapi sebagai atasan Cinta, saya belum menyetujui permintaan resign tersebut, Om.”“Ya kamu kan tinggal bilang setuju aja, Nan.”Adnan dengan lembut mengembuskan napasnya.“Bukan maksud saya untuk mempersulit pengunduran diri sepihak Cinta..” Adnan menekan kata ‘sepihak,’ meski dengan raut wajah yang terlihat begitu tenang.Ia lalu menjelaskan jika pengunduran diri seorang pekerja normalnya melalui beberapa tahapan formal, termasuk adanya surat resmi yang ditujukan kepadanya selaku atasan Cinta atau melalui pihak HRD perusahaan.“.. dan yang terpe

    Last Updated : 2024-09-06
  • MAS, KAWIN YUK?!   [13] Saling Merindukan

    Huft!Rupanya menganggur ditengah belitan masalah itu rasanya sangat tidak nyaman. Ia jadi tidak mempunyai kesibukan disaat isi kepalanya sedang ramai-ramainya.Mungkin ini lah alasan mengapa beberapa perusahaan menerbitkan adanya larangan berpacaran untuk karyawannya, khususnya pada karyawan didalam satu divisi yang sama—jawabannya pasti agar tidak terjadi penurunan kualitas kerja karena adanya masalah pribadi karyawannya.Seperti dirinya..“Hee?! Gue sama Mas Adnan kan nggak pacaran tapinya! Goblok lo, Cin!!” Makinya mandiri lalu membenturkan keningnya pada permukaan ranjang.Ranjangnya yang empuk pun membuat kepalanya memantul. Alhasil, Cinta mengerang karena merasakan sakit pada batang lehernya.“Cuman mikirin dia aja leher gue kecengkak! Wah, bawa sial nih Mas Adnan!”Cinta kemudian merubah posisi tidurnya, yang semula tengkurap menjadi telentang. Ia mengangkat telapak tangannya. Merekahkan kelima jarinya sembari mengintip langit-langit kamar.“Tapi kalau boleh jujur, gue sebener

    Last Updated : 2024-09-06
  • MAS, KAWIN YUK?!   [14] Just Jedag-Jedug Ceunah

    [Kamu dimana?[Saya merindukan kamu, Cinta]“Allahuakbar!”Ponsel ditangan Cinta terjatuh.“Nggak, nggak!! Nggak mungkin chatnya kayak gitu! Mata gue pasti katarak!”Tak yakin dengan isi pesan yang Adnan kirimkan, Cinta pun meraih kembali ponselnya. Untuk kedua kalinya, Cinta membaca pesan itu, kali ini dengan kelopak mata yang ia buka lebar-lebar.“Allahuakbar-Allahuakbar!! Setan mana yang udah nyabotase HP-nya Mas Adnan, Lord?! Beraninya dia nge-PHP-in Hambamu ini!” pekik Cinta, marah-marah.Ting..Suara notifikasi yang menandakan adanya pesan masuk membuat Cinta menatap horor layar ponselnya.Cinta, please..Saya sedang membutuhkan kehadiran kamu sekarang..Duar!!“Kamera.. Kameranya ada disebelah mana sih? Gue mau lambai tangan aja deh!! Nggak like gue kalau prank-nya begini! Please lah! Hati udah potek, jangan dijahilin dong!”Tampaknya hantu yang menyabotase ponsel Adnan belum merasa puas. Layar ponsel yang semula menampakkan ruang obrolan, kini berubah menjadi panggilan masuk d

    Last Updated : 2024-09-06

Latest chapter

  • MAS, KAWIN YUK?!   [91]

    Andai saja tombol CTRL + Z dapat digunakan untuk membatalkan tindakannya, Simon akan menekannya dan mengembalikan situasi sampai pada titik dimana otaknya berpikir untuk meminta bantuan kepada Cinta.Ya! Dari sana!Ia akan langsung menekan tombol delete ketika ide sesat itu mulai terlintas. Kemudian membuka recycle bin, menghapus kembali data yang telah ia hapus agar hilang permanen dari otak kecilnya.Masalahnya, nasi sudah menjadi bubur sekarang. Ia pun bukan perangkat lunak yang dapat dioperasikan dengan menggunakan rumus-rumus di atas. Ia manusia biasa dan bukan Nabi, Boy!Eh, eh. Bercandya!Ck!Nahas memang. Kebodohannya dalam mengambil tindakan, tidak dapat dibatalkan apalagi dikembalikan seolah semuanya tidak pernah terjadi. Sekali lagi, ia manusia bukan mesin rakitan berteknologi mutakhir.Namun sebagai manusia, situasi seperti sekarang ini tidak akan menumbangkannya. Mengapa tidak? Ia bukanlah alat yang kemutakhirannya dikendalikan oleh makhluk bernyawa. Ia jauh lebih mutakhi

  • MAS, KAWIN YUK?!   [90.1]

    Menurut Cinta, Simon adalah satu-satunya manusia yang banyak tingkah. Dia layak mengantongi label sebagai manusia terbobrok sepanjang masa. Jika ada nominasi pun, pemuda itu akan menang dalam perebutan nominasi ‘Manusia dengan Rasa Syukur Terminim,’ sejagad raya.Ya, dialah pemenangnya untuk urusan persyukuran duniawi.Jangan salah kaprah. Simon menang bukan karena dia pandai bersyukur. Nominasinya kan sudah jelas. Terminim! It means, kadar syukurlah berada di tingkat terbawah dibandingkan dengan peserta lainnya.Kasarnya, Simon itu manusia yang patut untuk segera diambil nyawanya.“Fucek! Nggak pernah ya aku se-emosi ini sama human.”‘Mana adaaaaa!!’ jerit dewi batin Adnan. Hoaks itu. Istrinya every day, every time tidak pernah, tidak emosian.Tolong ampuni istrinya yang lupa diri. Di kamus wanitanya itu, hanya tertulis satu kalimat. Yaitu, Cinta tidak pernah salah. Kalau Cinta salah, maka kembali lagi ke kalimat pertama.“Mas, habis ini kamu harus mandi air kembang tujuh rupa ya. Ta

  • MAS, KAWIN YUK?!   [90]

    “Pi, Pi! Jangan lupa sama kesepakatan kita tadi ya.” Ucap Cinta setengah berteriak dengan kepala yang melongok melewati kaca mobil Adnan. “Bye-Bye, Papi. Ketemu lagi abis sarapan ya. Love you, muaaach!” Suaranya terdengar ceria, lengkap bersama lambaian tangan untuk berpamitan kepada papi mertuanya.“Ya Tuhan, Mami. Kamu tuh sebenernya ngedapetin mantu apa malaikat maut sih? Tiap hari loh Papi berasa mau tutup usianya.” celoteh Samuel setelah mobil putranya kembali melaju, meninggalkan dirinya yang enggan ikut sarapan bubur bersama keduanya.Menantu mereka memang selalu ada saja gebrakannya. Iya juga heran kenapa bisa begitu. Cinta seakan tak bisa hidup anteng, menikmati kehidupannya dengan duduk manis tanpa membuat huru-hara.“Ck! Gimana caranya ngusir Nathan?” monolog Samuel, kebingungan.Kalau saja Nathan bukan suami putrinya, pengusiran itu akan sangat mudah untuk dilakukan. Masalahnya, Nathan sekarang bukan lagi orang luar di keluarga mereka. Statusnya setara dengan Cinta— sama-sa

  • MAS, KAWIN YUK?!   [89]

    “Sayang..” Cinta memalingkan wajah, menatap Adnan yang kini menghampiri dirinya. “Sarapannya Mas bawa kesini ya?” tawar Adnan agar istrinya tak melewatkan sang istri tak melewatkan makan paginya. Setelah mengetahui jika perempuan yang tertawa bersama Adnan ternyata mempunyai seorang suami, Cinta yang kepalang malu pun memutuskan untuk kabur ke ruang keluarga. Ia kehilangan muka karena terhasut oleh sepotong video yang diberikan Nathan kepadanya. “Nggak laper. Mas aja yang sarapan.” Mendengar jawaban sang istri, Adnan yang berjarak beberapa centi dari Cinta, ikut mendudukkan dirinya pada kursi yang sama dengan istrinya. “Kok gitu, Mami? Dedek dari semalem nggak dikasih maem loh. Dia pasti laper.” Semalam setelah memarahi Adnan, Cinta memilih mengurung diri di dalam kamar. Ia tidak menampakkan batang hidungnya meski Adnan memohon agar sang istri menyudahi kemarahannya. Ada satu hal yang lebih mengejutkan untuk Adnan. Dibandingkan kemarahan tiba-tiba sang istri tadi malam, kabar m

  • MAS, KAWIN YUK?!   [88]

    Ya Tuhan, beginikah penampakan perempuan ketika hamil besar?!— Cinta merasa dirinya sangatlah seksi. Dari seluruh penampilannya, penampilan kali ini benar-benar spektakuler. Perutnya yang membesar dengan lubang pusar menonjol membuatnya merasakan perasaan bangga sebagai seorang wanita. “Seksoy bet gue. Aaaak! Kek gitar Spanyol. Menonjol dimana-mana.” Adnan hanya bisa menganga. Istrinya ini sedang kerasukan setan apa ya? Sejak keluar dari kamar mandi, wanita itu hanya mematut dirinya di cermin sembari berlenggok memamerkan kesintalan tubuh hamilnya.Adnan sih bukannya tidak suka. Suami mana yang tidak suka dengan tingkah seduktif istrinya. Hanya saja, pagi ini ia memiliki rapat yang keberadaannya tak bisa untuk dibatalkan dan istri cantiknya tahu akan hal itu.“Mas, Mas!” Seru Cinta, memutar tubuhnya menghadap Adnan. “Liat Mas, tete aku. Tumpeh-tumpeh.”“Sa-Sayang..” Ucap Adnan, terbata.“Anjrot muncrat!”Seketika saja kepala Adnan dilanda pening yang begitu hebat.Tak kuat melihat a

  • MAS, KAWIN YUK?!   [87]

    “Dasar pengkhianat!!” “Awh, ampun, Yang. Mas salah. Mas ngaku, Sayang.” Adnan mengaduh sembari menghindari pukulan yang Cinta layangkan secara membabi buta pada bagian atas tubuhnya. Cinta yang tak mudah luluh meski Adnan telah meminta maaf pun, menarik daun telinga pria itu.Alhasil, Adnan pun terbawa oleh jeweran sang istri. “Kamu kan yang ngasih tau barang-barang inceran aku ke Oppa?” Belum berakhir kekagetannya atas kunjungan tiba-tiba Nathan, Cinta pun kembali dikagetkan saat membuka satu per satu hadiah yang ditinggalkan pria itu untuknya. “Gimana bisa dia tau to do list-nya aku, Heh?!” sentak Cinta dengan tangan yang lagi-lagi menyerang dada Adnan. “Kan Mas udah ngaku, Yang. Mas yang kasih daftarnya.”“Bener-bener ya kamu, Mas. Apa coba! Kamu jatoh miskin apa gimana kok ngehibahin tanggung jawab belanjain aku ke dia?” “Enggak, Sayang. Mas bukannya miskin. Mas cuman kelewat pinter buat manfaatin momen.” balas Adnan lalu menyengir. Sangat disayangkan jika ia harus melewatk

  • MAS, KAWIN YUK?!   [86]

    “Mas, minggir! Aku harus nyelametin masa depannya Thania.” “Sayang, Nathan nggak seperti yang kamu bayangin. Kamu salah paham, Yang.” “Heh! Mana ada salah paham. Jelas-jelas dia bilang sendiri kalau.. Heump-eump-ump..” Kalimat Cinta menjadi tak jelas sebab Adnan yang membekap mulut wanita itu. “Aaah!” Desah Cinta keras usai menyingkirkan tangan Adnan. Cinta melebarkan kelopak mata, memelototi Adnan sebelum kemudian melayangkan tamparan pada dada suaminya. “Mau jadi duda kamu?!” sentaknya, mengomel karena Adnan seolah ingin membunuhnya. Adnan menggelengkan kepala. “Bumil, sabar. Nggak boleh emosian. Tarik napas, Sayang. Buang pelan-pelan.” Ujar Adnan seraya membelai punggung wanita kesayangannya.Dalam satu hari, entah sudah berapa kali istrinya menarik urat. Wanita hamil yang satu ini terlalu mudah meledak. Sumbu amarahnya sangat pendek. Disulut sedikit saja, langsung duar! Bumi pun bergoyang bersama seluruh penghuninya. “Coba dicerna lagi kalimatnya Nathan, Yang.”Belum sempat

  • MAS, KAWIN YUK?!   [85]

    “Hiyyaaaa!! Ya udah kawinnya sama aku aja, Oppaaaa!”“HEEEEEE!!”Tempelengan lembut tak ayal mendarat dikepala Cinta. Pelakunya adalah Adnan yang tak lagi bisa menahan kekesalannya kepada sang istri.Disaat tubuh istrinya oleng ke samping, pria itu dengan cepat menarik lengan sang istri lalu memerangkap tubuhnya ke dalam pelukkan.“Mas! Kamu noyor kepala aku?”“Mas nggak mau minta maaf, abis kamunya yang mulai duluan.” Tutur Adnan, kali ini tak akan merendahkan diri demi melindungi dirinya dari amukan istri cantiknya.Sekali-kali wanita bar-bar yang ia nikahi harus tahu kapan tepatnya wanita itu boleh bercanda dan dengan candaan seperti apa yang boleh dia lontarkan sehingga tidak mengusik batas kesabarannya.“Aku sampe..” Cinta menelengkan kepalanya. “Wiiiing!” lalu mendorong kepalanya untuk me-reka ulang adegan.Situasi yang semula tegang pun mencair dengan sangat cepat. Dua bintang utama yang belum lama ini masih berdebat tentang sebuah pernikahan, kini berusaha keras untuk tak mene

  • MAS, KAWIN YUK?!   [84]

    Gentleman— tak ada lagi kata yang dapat mendeskripsikan betapa memukaunya seorang Nathan didalam benak Cinta.Pria itu begitu cepat bergerak seolah dirinya tengah berlomba dengan waktu. Dia benar-benar menepati ucapannya. Memboyong ibu kandungnya datang melamar disaat hari bahkan belum berganti.“Sat-set banget ya, Mas. Nggak nyesel deh aku pernah ngefans.”“Nakal.” Pungkas Adnan, mencubit gemas pipi kiri sang istri.Jujur saja, jika mengikuti kata hati, ia cemburu. Ia tidak suka Cinta memuja pria lain meski pemujaan itu tak lagi dilakukan oleh istrinya. Namun untuk kali ini saja, ia akan memendam kecemburuannya. Menurutnya, sahabatnya memang layak dipuja.“Dia itu kayak Mas, Yang. Kalau udah serius ya nggak pake lama.”“Idih! Iyain aja deh.”“Eh, kok gitu? Kan Mas langsung ngelamar kamu juga, Yang.”“After many drama ya, Mas. Kamu nggak amnesia kan, kalau pernah mau ngasih aku ke Oppa?”Pertanyaan itu membuat Adnan meringis.“Kalau mantan kamu nggak ketahuan selengki, sekarang mungkin

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status