Share

Tabur Tuai

Farida menunduk menekuni makanannya. Duduk satu meja dengan ayah dan bunda, sudah dilakoni sejak dua minggu kepulangannya. Sikap Datuk Sinai tak sedingin hari-hari sebelumnya. Lelaki tersebut mulai bicara dengan sang putri meski satu atau dua patah kata. Itu sudah cukup membesarkan hati Farida. Dia yakin, cepat atau lambat, dinding es yang dibangun ayahnya akan segera runtuh.

"Tambuahlah makannya Farida. Kurus benar badannya sekarang." Fatma menambahkan satu sendok nasi ke dalam piring putrinya.

Farida hanya mengangguk mendengar ujaran sang bunda. Matanya melirik sekilas ke arah Datuk Sinai. Ayahnya itu sedang menatapnya sekilas, lalu beralih pandangan kepada sang istri.

"Jangan terlalu dipaksa. Nanti kekenyangan dia."

Singkat, tetapi mampu membuat dada Farida mengembang bahagia. Rasa-rasanya ingin menghambur memeluk sang ayah. Namun, sekuat mungkin dia tahan. Farida menunduk untuk menyembunyikan matanya yang mulai memerah. Kata-kata itu adalah perhatian pertama sang ayah sejak dia ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nani Sunarni
tak sanggup aku lanjut bacanya ... pasti mereka kakak beradik...
goodnovel comment avatar
Indah Wirdianingsih
ada kejadian apa dimasa lalu dengan ayah dan ibu farida
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status