Share

Firasat

Farida tak bisa menahan buncahan rasa bahagia di dada. Perjalanan bersama Iman menuju kampung halamannya sangat menyenangkan. Lelaki itu tak berhenti membuat wajahnya bersemu merah. Bukan gombalan receh, tetapi tatapan si lelaki yang membuat jantungnya berdegup kencang. Sorot dari mata setajam elang itu, sangat hangat. Padu dengan tutur kata lemah lembut. Belum lagi candaan-candaan ringan yang dilontarkan, rasa-rasanya bila keliling dunia menggunakan mobil, Farida tak berkeberatan.

"Hayoo, lagi ngelamunin apa?" Iman menggoda Farida yang dia perhatikan senyum-senyum sendiri sejak tadi.

Farida tergagap, dia melirik Iman sekilas, lalu kemudian membuang pandangan ke jalanan melalui jendela mobil.

"Bukan melamun, Uda dokter. Tapi ...." Farida menggigit bibirnya. Salah satu kebiasaan si perempuan bila ragu pada sesuatu.

"Tapi ...?" Iman menunggu perkataan Farida yang menggantung.

"Sampai detik ini, aku tak percaya kalau kita bersama. Maksudku ... apa Uda tak akan menyesal nanti. Banyak gadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Indah Wirdianingsih
apa farida dan iman saudara kandung beda ibu
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
emang farida satu bapak beda ibu begitu kah....sama imam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status