Share

Kabut Hitam

"Bu ... sakit. Aku ndak kuat."

Laila terus bergerak li4r di atas tempat tidvr. Dia menangis menahan gelombang sakit yang terus menghant4m tanpa jeda. Laila memekik kala kontraksi itu datang. Dia merem4s apa saja yang terjangkau tangan.

"Sabar, Nak. Istigfar, tahan." Buk Ratih menggosok punggung sang putri untuk memberikan rasa nyaman sehingga bisa meredam rasa sakit meski sedikit.

"Bu, operasi saja. Aku tak tahan sakitnya. Tolong ...." Laila terus meng3rang dengan suara lirih. Pandangan perempuan muda itu tak fokus lagi. Berkali-kali dia menendang-nendang hingga suster putus asa mengingatkan. Laila terus mengejan meski jalan lahir belum terbuka sempurna.

Tak tahan melihat raut kesakitan sang putri, Buk Ratih memutuskan menemui dokter yang menangani Laila di ruangannya.

"Dokter, apa tak bisa operasi saja? Putri saya sudah sangat kesakitan." Buk Ratih terlihat sangat panik. Sejak dulu dia paling tak bisa melihat putri semata wayangnya kesakitan hingga apapun akan dilakukan untuk kesenan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status